Bab 2
Adelia kini sedang duduk berhadapan dengan papanya. Putri dari pasangan suami istri, Adam dan Alia itu menatap wajah laki-laki paruh baya yang sedang bicara serius.
"Karena hutang janji itu adalah menikahkan cucu mereka. Lalu, kamu sebagai cucu perempuan dari seorang Adi Darma harus memenuhi utang janji kakekmu dengan cucu laki-laki dari Kakek Andi," jawab Papa Adam.
"Apa? Jadi, utangnya adalah perjodohan?" Adelia memekik terkejut dengan mata membulat.
"Iya. Ternyata kamu sudah dijodohkan oleh Kakek Adi sebelum kamu lahir ke dunia ini," balas Papa Adam.
Mulut Adelia menganga, tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Dalam otak Adelia yang pas-pasan itu juga jika dipaksakan kini harus memikirkan, bagaimana caranya Kakek Adi bisa tahu kalau akan punya cucunya perempuan. Sejarah keluarga Darma sangat langka punya keturunan seorang perempuan. Semenjak generasi kakek buyut, baru Adelia satu-satunya keturunan yang berjenis kelamin perempuan.
"Tapi, Pa. Adel baru saja putus dengan Bram dan masih cinta sama dia," ucap Adelia jujur.
"Ya, bagus kalau begitu. Sehingga kamu tidak punya beban pikiran lagi. Kalau cinta nanti lama-lama juga akan muncul di antara kalian," kata Papa Adam.
'Sejak kapan Adel punya beban pikiran?' Sepertinya dia satu-satunya manusia yang tidak pernah punya beban pikiran.' (Mama Alia)
"Apa Kakek Andi itu tidak punya cucu perempuan?" tanya Adelia dengan tatapan penasaran.
"Tidak. Dia hanya punya satu cucu laki-laki. Kenapa memangnya?" tanya laki-laki yang kini sedang mengambil cangkir kopi di depannya.
"Ya, siapa tahu punya cucu perempuan yang bisa dijodohkan dengan Kak Abas," jawab gadis bersurai panjang itu.
Papa Adam dan Mama Alia hanya menghela napas mereka. Mereka sadar kalau cara berpikir putrinya itu sangat jauh berbeda dengan putra sulung mereka.
"Besok Minggu, datanglah ke Restoran Asmara yang ada di dekat taman kota," ucap Papa Adam.
"Besok hari Kamis, Pa. Bukan hari Minggu," bantah Adelia mengingatkan laki-laki yang sudah menjadi ayahnya selama 24 tahun ini.
"Hari Minggu nanti, kamu pergi ke Restoran Asmara dan temui cucunya Kakek Andi," jelas Mama Alia agar putrinya paham.
"Oh, hari Minggu nanti. Papa, sih, kalau bicara yang benar. Biar orang lain tidak salah paham," ujar Adelia dengan tampang polos tidak merasa bersalah.
Papa Adam menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskan napas dengan perlahan. Semua orang harus ekstra sabar jika berhadapan dengan Adelia.
"Sabar, Pa. Jangan sampai tensi darah kembali tinggi," kata Mama Alia sambil mengusap punggung suaminya.
Melihat senyum dan tatapan mata istrinya sudah bisa membuat hati dan pikiran Papa Adam kembali normal. Tensi darah yang seakan mulai naik pun terasa turun kembali.
"Apa sudah bicaranya, Pa? Adel ngantuk ingin tidur," kata Adelia dan diikuti mulut yang menguap lebar.
Terlihat kakak laki-laki Adel yang menuruni anak tangga. Laki-laki yang memiliki postur tubuh yang tinggi dan tampan.
"Abas, sini!" panggil Adelia pada kembarannya dengan wajah yang ceria.
"Apa?" tanya Abas sambil datang menghampiri saudara perempuannya itu. Dia merasakan ada aura putih abu-abu dari pancaran mata Adelia.
'Pasti ada maunya, nih!' (Abas)
"Ngantuk. Gendong, ke kamar!" pinta Adelia dengan manja sambil mengangkat kedua tangannya..
"Isssh, kebiasaan." Abas memasang wajah kesal. Meski begitu, dia tetap saja menggendong adik kembarnya itu.
Perbedaan fisik yang mencolok. Baik dari segi wajah maupun postur tubuh. Tidak akan ada yang menyangka kalau mereka berdua adalah saudara kembar. Belum lagi IQ otak mereka yang yang sangat jauh perbedaannya.
***
Sementara itu, di sebuah rumah yang sangat sederhana. Seorang pemuda sedang duduk dengan laki-laki tua yang penampilannya bertolak belakang.
"Akan kakek berikan semua harta kekayaan milik keluarga Adiwangsa kepadamu. Jika, kamu menikahi cucu perempuan dari keluarga Adi Darma," katanya sambil menatap sang cucu.
Andra memikirkan baik-baik tawaran dari kakeknya ini. Dia sakit hati setelah baru saja dicampakkan oleh kekasihnya, hanya karena dia miskin. Namun, jika dia ingin punya banyak harta harus mau dijodohkan dengan cucu dari teman kakeknya.
"Baiklah, aku terima perjodohan ini," balas Andra dengan ragu-ragu.
'Aku ingin lihat bagaimana reaksi Citra saat tahu aku menjadi orang kaya raya.' (Andra)
"Bagus. Hari Minggu besok, kamu datanglah ke Restoran Asmara. Temui cucu Adi Darma yang bernama Adelia Putri Darma Ali," ujar Kakek Andi.
***
Waktu pun berlalu dengan cepat dan saat ini adalah hari Minggu, di mana kedua anak muda itu janjian di Restoran Asmara untuk melakukan pertemuan pertama. Adelia dan kedua orang tuanya sudah siap untuk mengunjungi lokasi yang sering dijadikan tempat mendapatkan jodoh itu.
"Adel, ayo!" ajak Mama Alia.
"Iya, Ma. Nggak sabaran banget, sih!" Adelia memeriksa kembali riasan wajah yang memakai make up natural dan tipis.
Adelia memakai gaun cantik pemberian mamanya, khusus untuk datang ke acara pertemuan hari ini. Dia juga diminta untuk berdandan secantik mungkin, meski ini tidak dituruti olehnya.
Mobil Papa Adam sudah terparkir dengan cantik di dekat pintu masuk restoran. Saat hendak turun dari mobil, Adelia merasa ingin buang air kecil. Mungkin karena merasa gugup membuat dirinya sejak tadi menahan panggilan alam itu. Adelia pun berlari ke arah toilet, karena sudah tidak tahan lagi.
Kecerobohan Adelia yang seperti sudah mendarah daging dengannya, membuat dia menabrak tubuh seorang laki-laki sampai jatuh dengan pantat menyentuh lantai duluan.
Andra yang sedang berjalan di lorong restoran, sehabis kembali dari toilet. Dia yang berjalan sambil menunduk, tanpa sengaja bertabrakan dengan seorang perempuan.
"Hei!" teriak Andra yang kini sedang meringis kesakitan.
"Maafkan aku. Aku sekarang sedang terburu-buru," kata Adelia dengan penuh penyesalan.
"Mau ke mana kamu!" Laki-laki itu memegang betis kaki kiri Adelia, ketika gadis itu hendak berlari kembali.
"Ke toilet. Sudah kebelet, nih!" balas Adelia sambil mengibaskan kakinya dengan keras. Lalu, dia bergegas pergi dan masuk ke dalam toilet perempuan.
Perbuatan Adelia itu membuat Andra kembali terjengkang ke belakang. Bahkan kini dia sampai jatuh terlentang di lantai.
"Awas kamu, wanita barbar! Akan aku balas semua ini," teriak Andra yang masih terbaring di lantai.
"Mas, kalau mau tidur jangan di sini," kata seorang laki-laki berseragam seperti office boy.
Andra pun langsung bangun dan membersihkan bajunya dari debu yang menempel. Lalu, dengan cepat dia pergi karena malu sudah menjadi tontonan orang-orang yang lewat sana.
"Khem, khem!" Andra berdeham dan pergi dari sana.
'Awas saja kalau kita bertemu kembali, akan aku balas perbuatan kamu tadi!' (Andra)
***
Bagaimana reaksi Andra dan Adelia saat bertemu kembali di ruang dan meja perjodohan? Tunggu kelanjutannya, ya.
Teman-teman baca sampai selesai, ya. Jangan di skip biar terbaca oleh sistem. Lalu, jangan lupa untuk selalu memberikan dukungan kepada aku dengan kasih like, komentar, bunga, kopi, vote, dan ⭐⭐⭐⭐⭐. Semoga hari ini kalian bahagia dan dimudahkan dalam segala urusan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Mas Bos
kayaknya seru banget nih
akan banyak versi ngakaknya
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
2024-04-16
1
Idku Nursaman
menarik..
2023-04-16
1
Isna mansur
awal baca saja sdh ngakak trs Thor...aku suka...
2023-01-04
1