Teman-teman baca sampai selesai, ya. Jangan di skip biar terbaca oleh sistem. Lalu, jangan lupa untuk selalu memberikan dukungan kepada aku dengan kasih like, komentar, bunga, kopi, vote, dan ⭐⭐⭐⭐⭐. Semoga kita semua bisa diberikan kesehatan dan kelancaran dalam segala urusan.
***
Bab 4
Hari pesta pertunangan antara Andra dan Adelia pun di adakan di salah satu hotel. Kakek Andi ternyata adalah pemilik perusahaan PT.Wangsa. Dia mengundang beberapa rekan bisnis dan kerabatnya. Sementara itu dari pihak Papa Adam banyak mengundang para tetangga dan kaum kerabat.
Semua orang bertepuk tangan saat Andra sudah menyematkan cincin permata biru pada jari manis Adelia. Tidak ada pelukan apalagi ciuman di antara keduanya. Mereka meski sama-sama terpaksa menerima hubungan ini, tetap menampakan senyum manis mereka. Tidak ada percekcokan seperti saat kemarin membeli cincin pertunangan.
"Untuk hari ini kita gencatan senjata dulu," bisik Andra di telinga mempelai perempuan.
"Oke, lagian aku tidak mau mempermalukan Mama dan Papa," balas Adelia sambil menjinjitkan kakinya dan berbisik di telinga Andra, meski tidak sampai.
Para tamu undangan melihat mereka yang seperti itu, mengira pasangan itu sedang saling bercumbu. Sontak saja sorak sorai suara dan tepuk tangan mereka langsung menghiasi ruangan itu.
"Suiiiiit! Suiiiiit!" Siulan kencang dari kerabat Adelia saling bersahutan.
"Woi, tahan dulu sampai hari Minggu nanti!"
"Nikah dulu! Baru boleh main sosor-sosoran!"
Tamu undangan sangat senang melihat kedua pasangan yang terlihat seperti putri dan pangeran itu. Adelia planga-plongo dengan wajah polos melihat ke sekeliling orang-orang yang hadir di sana.
"Ada apa? Kenapa mereka semua pada heboh?" tanya Adelia pada Andra.
"Mana aku tahu. Sepertinya mereka menang melihat kita berdekatan seperti ini," jawab Andra sambil berbisik kembali di telinga Adelia sambil agak membungkuk karena perbedaan tinggi mereka.
"Andra, kamu suka sekali mencium Adel. Bersabarlah, minggu depan kalian sudah sah menjadi pasangan suami istri. Setelah itu cepat berikan kakek seorang cicit, ya!" Kakek Andi yang duduk di dekat panggung itu pun berbicara.
Muka Adelia langsung merona dan Andra bisa melihat dengan jelas. Entah kenapa dia dia gemas melihatnya yang malu-malu begitu. Terlintas ingin menjahili dirinya. Saat hendak mencium pipinya, Adelia memalingkan wajahnya.
"Awwww, sakit." Andra meringis kesakitan saat hiasan rambut Adelia mengenai hidungnya.
"Apa-apaan, sih!" Wajah Adelia kini terlihat kesal karena hiasan rambutnya jadi miring dan rambutnya terasa tidak nyaman.
"Hiasan rambut kamu melukai hidung aku," ucap Andra sambil menunjukan luka gores.
Adelia meringis melihat ada garis merah menghiasi hidung mancung tunangannya.
"Sini aku obati," ucap Adelia sambil menarik tengkuk laki-laki yang bertubuh tinggi.
Jantung Andra terasa jatuh dari tempatnya saat ujung lidah Adelia menjilat luka itu. Aliran darah di tubuhnya menjadi cepat terasa tersengat aliran listrik.
"Semoga cepat sembuh. Luka aku juga sepat sembuh jika pakai air liur," ucap Adelia tanpa beban.
"Jorok, ih!" balas Andra dengan nada sindiran, tetapi dalam hatinya membenarkan karena dia juga kadang mengobati luka lecet seperti ini pakai air liur.
"Ini mujarab! Cara pengobatan tradisional yang diturunkan secara turun temurun. Kalau aku jatuh dan lutut aku terluka, nenek atau kakek sering di obati dengan cara seperti itu," jelas Adelia.
"Tapi itu, 'kan jorok!"
"Air liur aku nggak bau, kok."
Kedua orang yang katanya akan melakukan gencatan, kini memulai lagi adu mulut. Andra sering dibuat kesal oleh tingkah Adelia. Sementara itu, Adelia sering dibuat kesal oleh ucapan tunangannya.
***
Adelia diam-diam menyelinap ke luar dari ruang itu. Dia jalan-jalan ke luar gedung hotel dan mendatangi taman yang ada di bagian samping bangunan tinggi itu. Tanpa sengaja dia melihat ada seorang perempuan yang menangis dengan pilu di taman.
"Kenapa kamu menangis di sini?" tanya Adelia pada wanita yang duduk sambil memeluk lututnya.
Wanita itu mengangkat wajahnya. Tenyata dia adalah Bella. Namun, Adelia tidak mengenalnya. Apalagi keadaan di sana sangat remang-remang.
"Tunangan aku, eh, mantan tunangan aku menikah dengan sekretarisnya. Aku sangat kesal dan marah padanya. Seharusnya sekarang adalah hari pernikahan aku dengannya. Tetapi, mempelai wanitanya di ganti sama wanita ular itu," jawab Bella sambil sesenggukan dan air mata yang tidak berhenti keluar dari netranya.
"Tunangan kamu selingkuh?" tanya Adelia mulai kepo dengan cerita perempuan ini.
"Aku rasa Candra sangat mencintaiku. Pastinya wanita ular itu yang menggodanya," jawab Bella.
Adelia merasa simpati akan kisah cinta gadis bergaun pink baby ini. Dia pun bisa memahaminya. Dikhianati oleh orang yang dicintai itu sangat menyakitkan. Kemarin saja dia menangis terus sampai matanya bengkak.
"Kejam sekali pasangan itu! Eh, pasti ada alasan kenapa mantan tunangan malah menikah dengan wanita ular itu?"
Adelia kini sama-sama duduk di pembatas taman. Tidak peduli kalau gaun indahnya kini jadi kotor.
"Aku bingung harus bicara apa. Karena aku juga tidak tahu kenapa hal itu bisa terjadi kepada aku. Aku sedang di butik lalu ada telepon dari konsumen meminta ketemuan di sebuah restoran. Bahkan aku tidak ingat apa-apa sampai Candra marah dan membangunkan aku yang sedang berada di kamar hotel," jelas Bella.
Adelia seperti mendengar alasan Bram kemarin yang tidak ingat apa-apa. Tahu-tahu sudah berada di hotel, katanya.
"Apa sekarang sedang tren cerita seperti ini? Tidak ingat apa-apa, pas bangun sudah berada di hotel. Padahal dia tidak dalam keadaan mabuk," tanya Adelia.
"Entahlah. Ini aku alami sendiri. Bahkan kini Papa sangat marah sekali kepadaku. Bahkan aku diusir dari rumah karena sudah di anggap mempermalukan keluarga," jawab perempuan itu tidak hentinya mengusap air mata dan ingus yang keluar dengan menggunakan bajunya.
"Aku bisa memahami perasaan kamu. Dan rasanya aku ingin membalas rasa sakit aku pada mantan kekasihku yang selingkuh," kata Adelia.
Ketika Adelia dan Bella saling berbagi cerita, Abas datang. Dia menyuruh Adelia agar masuk ke dalam karena dicari oleh orang tuanya.
"Cepat masuk!" Abas melotot ke arah kembarannya.
"Iya, cerewet." Adelia pun beranjak dari sana.
Sekilas Abas memperhatikan Bella, saat perempuan itu berdiri lalu berlari menjauh dari taman. Dia mencoba mengingat-ingat wajah yang sempat tersorot lampu taman.
"Dia siapa, ya? Kenapa wajahnya tidak asing?" tanya Abas pada dirinya sendiri.
***
Sebuah mobil berhenti di hadapan Bella. Lalu, ke luar seorang laki-laki berjas.
"Nona Bella, tuan Bara meminta untuk pulang ke rumah sekarang juga," ucap laki-laki itu.
"Bukannya Papa sudah mengusir aku," balas Bella.
"Nyonya sedang sakit," lanjut pria itu.
"Mama," lirih Bella. Lalu, dia pun ikut masuk ke dalam mobil.
Sementara itu, ada perta pernikahan di ballroom hotel yang dihias sangat cantik dan elegan. Hotel yang sama tempat Adelia dan Andra bertunangan saat ini. Terlihat pasangan pengantin baru. Pengantin pria terlihat berwajah datar sedangkan wajah pengantin wanita terlihat bahagia.
"Candra, sebenarnya ada apa? Kenapa mempelai wanitanya berubah jadi Citra?" bisik salah satu teman Candra.
"Bella selingkuh," balasnya.
"Apa? Mana mungkin. Gadis polos dan baik hati seperti itu melakuakan perbuatan rendahan begitu. Dia itu sangat mencintai dirimu. Dia juga begitu bersemangat menyiapkan semua pesta pernikahan ini," jelas laki-laki yang memakai jas silver.
"Mungkin sudah bosan dengan aku," balasnya dengan dingin.
"Aku tidak percaya. Lalu, kenapa kamu malah menikah dengan Citra? Kayak tidak ada wanita lain saja," tanyanya seakan merendahkan mempelai perempuan.
"Dan, aku tidur dengannya."
"Apa?" teman Candra yang bernama Dani sangat terkejut.
***
Apakah Acara pernikahan Adelia dan Andra berjalan lancar? Apa kehidupan rumah tangga Candra dan Citra akan bahagia? Tunggu kelanjutannya, ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
mintil
hoalah candra kok bodoh sih. nyari istri kok yang mau di ajak tidur dulu
2023-01-19
2
Dwi ratna
3 pasang tu spa aja, bela sm spa?
2022-12-27
1
Rina
kayaknya aku bacanya ga focus deh...😵
ku kira candra dan andra orang yang sama, cuma beda nama panggilan aja.🤔
jadi aku salah komen di bab sebelumnya dong😩😖
balik ke bab satu dulu deh...😌
2022-12-25
1