Perawatan

"Apa, Mas? Bertemu orang tuamu?"

"Ya, Mamaku ingin mengenalmu lebih dekat."

"Tapi, bagaimana jika aku hanya mempermalukan diriku saja? Mas tahu sendiri, kan kalau aku ini bukan orang kaya."

"Tidak masalah, orang tuaku tidak jahat seperti di sinetron yang pernah kau tonton."

"Baiklah, Mas. Tapi berjanjilah kau akan membelaku jika,,,,"

"Aku berjanji. Sudah dulu, ya. Aku harus kembali bekerja. Aku akan menelepon mu nanti."

"Baik, Mas."

Panggilan pun terputus. Cahaya menjadi sangat gugup. Ia pun pergi ke kamarnya dan mengecek baju-baju yang akan dipakainya besok. Namun, karena ia hanya membeli pakaian baru setahun sekali, ia tidak punya stok baju yang pantas untuk dipakai.

"Astaga, Cahaya! Sedang apa? Kenapa bisa berantakan?" Ririn yang baru saja tiba terkejut melihat kamar yang berantakan akibat ulah Cahaya.

"Maaf, Tante, aku sedang mencari baju yang bagus untuk besok." Cahaya menunduk takut.

"Baju? Besok? Ada apa dengan besok?"

"Tadi Mas Davin menelepon, katanya besok dia akan mengenalkan aku pada kedua orangtuanya."

Mendengar jawaban Cahaya, seketika mata Ririn berbinar-binar. "Cahaya! Kau akan bertemu dengan keluarga Armadja! Keluarga agung itu akan bertemu denganmu!"

Cahaya hanya diam sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Ayo, Sayang, kita ke butik. Kita beli baju yang sangat bagus untukmu. Kau tidak boleh terlihat burik di depan mereka. Kita juga akan melakukan perawatan di spa. Ayo!" Ririn menarik begitu saja Cahaya ke luar tanpa mendengarkan jawaban gadis itu.

Cahaya hanya diam dan menurut saja saat mereka melaju melintasi jalan raya.

Cahaya, rambutmu sangat panjang, harus dipotong," ucap Ririn sembari memperhatikan rambut Cahaya yang panjangnya sudah mencapai pinggang.

"Tapi aku sudah payah memanjangkannya, Tante," ucap Cahaya dengan wajah sedih.

"Ya sudah, kalau begitu dibentuk bergelombang saja, agar tidak terlihat lepek dan pipimu jadi sangat tembam."

Cahaya memegangi pipinya yang memang agak tembam. "Iya, Tante."

"Oh ya, Tante masih penasaran, sebenarnya bagaimana kau dan Davin bisa bertemu?" tanya Ririn.

Cahaya menatap dengan ragu, lalu menjawab. "Malam itu Mas Davin menyelamatkan aku ketika akan melompat dari jembatan penyeberangan orang."

Ciiiiiit. Seketika Ririn langsung mengerem mendadak. Beruntung tidak ada mobil lain di belakangnya. Ia sangat terkejut dengan apa yang diucapkan Cahaya. Ia tahu bahwa gadis itu sangat polos, tapi, apakah hal se-ngeri itu juga harus ia ceritakan?

Ririn kembali melajukan mobilnya lagi. "Katakan pada Tante, kenapa kau ingin bunuh diri?"

"Aku tidak mau menikah dengan kakek tua itu."

Ririn menghela napas panjang. "Iya, Tante akui Om dan Tante memang salah, tapi, kau tidak boleh mengambil jalan pintas seperti itu."

"Maafkan aku, Tante." Cahaya kembali menundukkan kepalanya.

"Kau ini sangat beruntung. Diselamatkan dan akan dinikahi oleh konglomerat yang tampan seperti dia. Sangat jarang ada pria seperti itu. Tante berharap, pernikahan kalian nanti langgeng sampai tua nanti."

"Terima kasih, Tante."

"Dan satu lagi, kau jangan terlalu jujur dan blakblakan. Tidak semua orang menanggapinya dengan baik. Jika kau ditanya, sebutkan hal-hal yang baik saja, sembunyikan yang buruk."

"Baik, Tante."

Tak berselang lama, mereka pun sampai di sebuah butik yang lumayan terkenal. Ririn memilihkan beberapa dress terbaik di butik itu, tetapi dengan model tertutup sesuai keinginan Cahaya.

Setelah puas memilih pakaian, mereka pun pergi ke spa untuk melakukan perawatan. Ririn juga ikut melakukan perawatan daripada jenuh menunggu. Rambut Cahaya juga diubah modelnya hingga membuatnya semakin cantik. Bahkan terkesan jauh berbeda dari ia yang dulu. Entah bagaimana tanggapan Davin besok ketika melihat calon istrinya ternyata aslinya berwajah sangat cantik.

Keesokan siangnya, Cahaya sudah siap dengan riasan make up yang cantik. Tantenya mendadaninya secantik mungkin. Memilihkan dress yang bagus dan juga sopan.

Tak berselang lama, datanglah mobil mewah milik Davin. Setelah berpamitan dengan Ririn, mereka pun segera pergi ke rumah Davin.

Sepanjang perjalanan, Davin hanya fokus pada jalanan. Suasana menjadi hening, membuat Cahaya merasa semakin gugup saja. Entah mengapa Davin berbeda dari yang ia lihat malam itu. Wajah masih sama, tapi sifatnya yang berbeda. Jika malam itu Davin banyak tersenyum, maka hari ini ia dapat melihat wajah Davin yang datar.

'Mas Davin kenapa diam saja? Apa aku jelek?' batin Cahaya sembari mengangkat sedikit ponselnya dan melihat bayangan wajahnya.

"Kau sangat cantik hari ini."

Akhirnya, Davin pun berbicara meski tanpa menoleh. Membuat pipi Cahaya bersemu merah.

"Terima kasih, Mas," ucap Cahaya dengan senyum malu-malu.

Setelah itu, Davin tidak berbicara lagi. Ia kembali fokus menyetir. Cahaya hanya diam saja. Setidaknya, Davin memujinya beberapa detik yang lalu. Dipuji pria tampan, siapa yang tidak senang? Menikah dengan Davin juga bukan keterpaksaan baginya, itu adalah suatu anugerah yang indah, sangat indah malah.

Lama kemudian, mereka pun sampai di sebuah rumah mewah yang hanya pernah dilihat Cahaya di televisi saja.

Sisi kanan dan kiri gambar rumah mewah ini dihias dengan tangga putih untuk menuju halaman belakang rumah.Selain itu, di area masuk pada rumah mewah ini juga terdapat sebuah taman mini yang tanamannya disusun secara simetris.

Sementara itu, teras utamanya berada di lantai dua yang terdapat sebuah kursi teras. Warna cat dinding eksterior pada rumah mewah ini didominasi oleh warna putih dengan tambahan aksen biru pada bingkai jendela dan pintu sehingga membuat gambar rumah mewah ini tampak sangat menawan.

Benar-benar selera yang bagus. Sangat mewah dan berkelas.

'Apakah ini istana?' batin Cahaya yang merasa semakin minder.

Dirinya ibarat sebuah daun kering yang berada di taman bunga yang luas, tak terlihat dan tak lantas berada di sana.

"Ayo, masuk," ajak Davin.

Cahaya tampak sangat ragu. "Mas, lain kali saja, ya. Aku rasa aku belum siap."

"Cepat atau lambat kau akan bertemu dengan mereka, tidak apa-apa, ada aku, ayo masuk." Davin menarik tangan Cahaya yang saat ini sudah dingin dan gemetaran. Ia hanya geleng-geleng kepala melihat kegugupan Cahaya saat ini.

Dengan berat langkah, Cahaya pun mengikuti langkah Davin menuju dalam rumahnya. Ia hampir saja membuka alas kakinya saat akan menginjak teras rumah mewah itu jika Davin tak menghentikannya.

Apa yang salah? Ia hanya melakukan apa yang dilakukannya di rumah om dan tantenya.

Setelah memasuki rumah itu, Cahaya kembali dibuat takjub dengan isi yang sangat mewah dan indah. Matanya hampir tak berkedip saat melihat tatanan dan barang-barang yang mengisi rumah itu.

"Selamat datang, Cahaya." Suara seorang wanita terdengar tak jauh dari mereka.

Cahaya dan Davin menoleh ke sumber suara. Ada seorang wanita cantik dan pria paruh baya yang juga masih terlihat tampan dan mirip sekali dengan Davin sedang berjalan menghampiri mereka dengan senyuman ramah.

'Apa mereka orang tua Mas Davin? Mamanya masih sangat muda dan cantik,' batin Cahaya.

Davin menyikut lengan Cahaya agar ia membalas sapaan orang tuanya.

"Se-selamat datang Om, Tante."

Wajah orang tua Davin agak bingung dengan balasan Cahaya.

Davin kembali menyikut lengan Cahaya agar ia memperbaiki kalimatnya.

"Ma-maksud saya, terima kasi, Tante. Senang bertemu dengan Om dan Tante." Cahaya menyalim tangan kedua orang tua Davin. Untung saja, sebelum turun tadi, Davin memberikan briefing pada Cahaya tentang apa yang harus ia katakan dan lakukan.

Terpopuler

Comments

yatun divia

yatun divia

Cahaya..Cahaya kamu bener" polos dan lugu banget..berharap kedua oranf tua Davin sangat menyukaimu

2023-07-13

2

yatun divia

yatun divia

Aamiin..semoga ucapan tante bener" tulus tanpa ada pamrih sedikit pun

2023-07-12

1

renita gunawan

renita gunawan

astaga 🤦‍♀🤦‍♀. cahaya.. cahaya.. 🤣🤣

2023-01-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!