Happy Reading🤗🤗🤗
"Mommy."
Gadis muda tersebut mengeryitkan dahinya saat mendengar seruan gadis kecil yang begitu menggemaskan namun tak urung lututnya menekuk agar bisa mensejajarkan tinggi mereka.
Gadis itu pun memberikan senyuman lembut nan tulus dan tangannya terulur untuk mengusap pipi chuby yang begitu menggemaskan bagi siapa saja yang melihatnya termasuk dirinya sendiri.
"Apakah adik cantik sedang mencari mommy?" Suara lembut nan merdu menguar lewat bibir mungil berwarna pink alami itu.
"Mommy." Lirihnya dengan mata yang berkaca-kaca bahkan tak segan Chika menabrakkan tubuh mungil nan gembul kepada gadis cantik yang dipanggil mommy olehnya.
Gadis itu seketika terkesiap saat mendapat pelukan tiba-tiba bahkan dirinya bisa merasakan pelukan erat dari tangan mungil itu dan tak lama terdengar suara isakan kecil serta tubuh yang sedikit bergetar membuat gadis muda itu mengangkat kedua tangannya dan membalas pelukan seorang gadis kecil yang baru dijumpainya.
"Mommy, cici lindu." Lirihnya sambil mengeratkan rengkuhannya.
Helaan nafas keluar dari gadis pemilik bibir mungil bermata bulat dengan rambut yang tergerai indah itu.
"Apa Cici tau dimana mommy Cici berada?" Tanyanya dengan menyebut nama panggilan gadis kecil yang masih memeluknya setelah tahu dari bibir mungil bocah menggemaskan itu.
"Cici lindu mommy tapi Cici tebelet pipic mom." Adunya dengan bergerak gelisah namun tangannya masih memeluk tubuh gadis cantik tersebut.
Gadis tersebut seketika menahan tawa saat mendengar aduan gadis cilik yang masih memeluknya dan tak butuh waktu lama atau berfikir yang tidak-tidak akhirnya dia mengangkat tubuh mungil nan menggemaskan itu menuju salah satu bilik yang memang sedang kosong kecuali dirinya.
"Bisa sendiri? Atau kakak bantu." Tawarnya ketika menurunkan tubuh gadis kecil didalam bilik kamar mandi.
"No Mommy, Cici cudah bica cendili." Ujarnya polos.
Gadis tersebut menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan tersenyum tipis lalu mengangguk kepalanya pelan dan menutup pintu bilik tersebut dari luar.
"Belum punya anak aja udah dipanggil mommy." Kekehnya pelan sambil menggelengkan kepalanya.
"Ngomong-ngomong orang tuanya kemana sih? Masa anak sekecil itu dibiarkan sendiri." Gerutunya merasa kesal saat mengingat bocah menggemaskan itu masuk kedalam toilet sendiri, dirinya lantas bersandar dicelah antara bilik satu dan lainnya sambil menunggu sigadis kecil yang begitu menggemaskan baginya.
"Kamu ngapain disitu bel?"
Gadis cantik bermata sipit itu seketika terjengkit kaget saat sebuah suara tiba-tiba terdengar hingga dirinya mengelus dada.
"Ihhh mama bikin kaget aja." Ucapnya dengan cemberut.
Wanita yang sudah tak lagi muda namun kecantikannya masih terjaga itu mengerutkan dahinya.
"Kamu ini aneh, mama kan cuma bertanya dimana yang bikin kagetnya coba." Dengusnya sambil melewati sang putri yang dipanggil bel atau lebih tepatnya Bella zifana setyawan putri pertama dari pasangan Dony setyawan dan Cessy setyawan.
"Ngapain kamu jadi patung disitu?" Sambungnya saat melihat dari pantulan cermin ketika dirinya membasuh tangan diwastapel.
Ceklek.
Bella baru akan membuka mulut seketika menutup kembali saat mendengar suara pintu terbuka dan.
"Mommy Cici cudah celecai." Ucapnya sambil keluar dari dalam bilik kamar mandi dan menatap polos kearah Bella dengan kedua tangan terulur seakan ingin diangkat.
Gleuk.
Bella meneguk saliva dengan susah payah apalagi saat ini sang mama sedang menatap kearahnya dengan penuh tanda tanya.
"Ya...Uncle udah sampai, sekarang lagi di dekat toilet nungguin Cici.
.......
"Oke, Uncle tunggu disini."
Tut.
Nino memasukkan kembali ponselnya setelah panggilan itu berakhir lalu menoleh ke arah toilet dimana sang putri belum juga keluar.
"Kenapa lama sekali?" Tanyanya pada diri sendiri dan berjalan perlahan namun masih dalam posisi aman karena tak mungkin dirinya mendekat kearah toilet wanita bisa-bisa dirinya akan diteriaki laki-laki me sum nantinya oleh para wanita yang ada didalamnya.
"Uncle."
Sebuah tepukan mendarat dipundaknya seketika Nino menoleh dan tersenyum lebar saat mendapati sang keponakan ada dibelakangnya tak butuh waktu lama dirinya segera memutar tubuh tegapnya dan langsung memeluk sang keponakan yang sudah lama tidak ia temui dan kini tingginya sudah hampir menyamainya padahal sang keponakan masih berusia 18 tahun.
"Apa kabar Tio?"
"Baik Uncle, emmm...Uncle bisakah lepas dulu pelukannya, Tio malu." Gerutunya sambil matanya menatap kesegala penjuru takut mereka menjadi pusat perhatian.
Nino terkekeh pelan sambil melepaskan pelukannya dan menepuk pelan bahu sang keponakan.
"Princess mana uncle?" Tanya Tio mengedarkan pandangannya karena tak melihat sang keponakan centilnya apalagi ini adalah pertemuan pertama mereka namun sebelumnya sudah sering komunikasi via VC.
"Belum keluar dari tadi." Nino mendadak cemas dan menatap kearah toilet wanita.
"Mungkin belum selesai uncle, kita tunggu aja." Hibur Tio berusaha menenangkan kekhawatiran uncle nya itu dan Nino mengangguk perlahan.
Tak berselang lama pintu toilet terbuka dan muncullah sosok yang dinantinya sejak tadi hingga bibirnya melengkung keatas namun dahinya mengeryit saat sang putri tidaklah sendirian melainkan berada didalam gendongan gadis muda bahkan mereka terlihat akrab seolah mereka sudah pernah berjumpa.
Deg.
Jantungnya seolah berhenti berdetak, waktu seakan berhenti didetik itu juga ketika pandangan matanya bersibobrok dengan mata sipit milik gadis muda yang saat ini sedang menggendong putrinya.
"DADDYYYY." Pekiknya saat sang putri menengok kearahnya dengan tersenyum lebar namun tak urung tangannya yang satu terulur.
Walau dikepalanya banyak tanda tanya tapi tak pelak kakinya melangkah dengan pasti menuju dimana sang putri berada bahkan pandangan tajamnya tak lepas dari gadis yang masih mematung ditempatnya itu.
Bell pov.
Seorang pria dewasa dengan memakai pakaian kasual berjalan kearahnya, tatapan matanya yang tajam seolah mampu menembuh hingga kejantungnya, ohhh sungguh tampan sekali makhluk ciptaan Tuhan kali ini bahkan pesonanya mampu memporak porandakan isi hatiku.
Aroma maskulin perlahan mulai tercium dan semakin mendekat aroma itu semakin menyengat hingga.
"Terima kasih."
"Omegat omegat...suara bass nya astaga bikin tubuh gue meremang." Lirihnya dalam hati.
Ctak.
Suara jentikkan jari jempol dan telunjuknya menyadarkannya dari khayalan yang tidak masuk akal.
"Bisa lepaskan putri saya." Ucapan tegas dan berat mampu membawa jiwanya kembali ke tempat asalnya, dengan senyuman malu-malu dan wajah tak enak hati akibat melamun membuatnya segera menyerahkan gadis kecil itu ke ayahnya.
"Maaf om." Lirihnya setelah gadis itu berpindah dari tangannya.
Pria tersebut menganggukkan kepalanya pelan.
"Ayo pulang princess."
"Aahhhh ya ampun idaman banget sih kamu om." Lirihnya dalam hati saat melihat interaksi antara keduanya.
"Cama mommy."
Jderr...
"Astaga sadar bel, lu mau jadi pelakor apa." Rutuknya dalam hati sambil menepuk dahinya pelan.
"Mommy catit tepala?"
Matanya seketika terbuka dan dia dapat melihat gadis kecil tadi ternyata bertanya padanya.
"Mommy siapa princess?"
"Itu mommy Cici Daddy." Ucap gadis itu sambil menunjuk kearahnya
"Mati aku."
Gleuk.
Dia meneguk saliva dengan susah payah saat tatapan tajam itu memandang ke arahnya.
Nah hayooo bel, awas yak di terkam bapaknya🤣🤣🤣🤣
Saweraannyaaa kuy....💃💃💃💃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Aliyah Rengat
lanjut thor
2023-07-04
0
Encuz Ajja
lnjut thor critanya.. 🤗
2023-06-15
0
Siti Ulfi
lanjut Thor
2022-11-07
0