KEGALAUAN HATI

Sedangkan Asna masih berada di rumah sakit berbincang bersama Dira yang saat itu, mengungkapkan kekesalannya.

“Maafkan saya, Mba, pikiran saya terlalu kalut sehingga lupa untuk berbicara sama Mba Asna,” ujar Dira lemah.

Asna memerhatikan gadis di hadapannya yang sepertinya memang tak berbohong. Dia mengungkapkan apa adanya sesuai isi hatinya yang bimbang.

“Sebenarnya saat kemarin Mba Asna mengajak saya berbicara. Saya ingin bercerita sekaligus meminjam uang butik untuk membiayai operasi Ibu. Namun, sayangnya setelah saya pulang keadaan Ibu drop dan dokter meminta untuk operasi secepatnya. Tanpa pikir panjang saya menyetujui dan pria yang melamar saya yang membiayai operasi Ibu saya, Mba.”

Dira menjelaskan semuanya. Ia merasa tidak ada pilihan lain, sebab keselamatan Ibu yang utama dan menjadi penyemangat nya menjalani hidup. Selama ini bekerja keras untuk melihat ibunya sembuh.

“Apa?” Asna terkejut mendengar penjelasan Dira.

“Beri tahu saya tentang pria yang melamar kamu dan di mana alamatnya, Ra?”

“Untuk apa, Mba?” Dira tak kalah tegas dengan pertanyaan wanita di hadapannya.

“Saya ingin menggantikan uang yang sudah dikeluarkan, agar kamu tidak merasa hutang budi, sekaligus memberi jawaban atas lamarannya kepadamu."

Asna sedang tidak bermain-main. Ia serius dan sangat serius untuk sesuatu yang sakral.

“Mba nggak bisa berbuat seenaknya begitu saja." Dira tak ingin Mba Asna terlalu memaksa.

"Saya nggak mau kamu menikah dengan pria itu, Ra!"

Dira terdiam saling berhadapan. Isak tangisnya belum berhenti mendengar penuturan wanita yang begitu keras kepala terhadapnya.

"Mba, tetapi saya belum menemukan jawaban yang tepat. Please, Mba jangan membuat keadaan semakin runyam."

Wajah Dira masih tertunduk. Ia pun sebenarnya khawatir akan apa yang Mba Asna ucapkan beberapa hari lalu, ia takut jika pria itu menuntut balas budi. Namun, pikirannya saat ini hanya ingin melihat ibunya sembuh.

Menjadi kepala keluarga di rumah bukan hal yang mudah bagi Dira. Ia harus bisa terlihat bahagia, walau hatinya sedang terluka. Apalagi dihadapan sang ibu.

"Saya paham, Ra. Justru itu saya mau kamu fokus meminta jawaban tanpa ada orang lain yang masuk ke dalam hidupmu." Asna bersikeras meminta Dira, untuk bisa menutup diri dari orang asing.

Dira semakin terisak. Pikirannya benar kalut. Ia sama sekali tidak tahu, bahkan dirinya belum tentu mampu untuk menjadi apa yang Mba Asna minta.

"Menjadi istri kedua itu nggak mudah buat saya, Mba. Banyak resiko yang terjadi termasuk ibu saya nantinya." Dira masih memikirkan kondisi ibunya yang sangat lemah.

"Masalah ibumu dan keluarga, biar saya yang memberi keyakinan, Ra." Asna menggenggam tangan Dira erat.

Ia juga ikut merasakan sedih melihat ibunya Dira yang terbaring lemah, tetapi ia akan mencari momen yang tepat. Setulus hati ia begitu menginginkan Dira menjadi pendamping suaminya kelak.

Asna menghela napas pelan ikut merasakan apa yang Dira rasakan. "Saya nggak mungkin sedikit memaksa kamu jika belum mendapat petunjuk. Hati saya begitu yakin dengan kamu, Ra." jelas Asna.

Dira terhenyak, rasanya bagai ditusuk belati seolah memang dirinya ditakdirkan untuk menjadi istri kedua apalagi ia akan menjadi istri dari suami bosnya sendiri, terlebih Asna sudah dianggap seperti kakak. Bukan impiannya sama sekali.

"Lalu bagaimana keadaan ibumu sekarang? Boleh saya bertemu dengannya?" tanya Asna sopan. Ia ingin menyapa ibunya Dira yang katanya sudah baikan.

Namun, melihat kekhawatiran dalam raut wajah Dira membuat Asna dapat menebaknya dengan paham. Ia pun mengatakan jika tak mengatakan apa pun padanya sekarang, sebab masih ada waktu beberapa hari sampai menunggu ibunya lebih baik.

"Saya hanya ingin menjenguk ibumu, Ra, sebagai atasan di butik yang peduli terhadap karyawannya, kamu sudah mbak anggap seperti adik sendiri." Asna menatap lekat wajah Dira penuh yakin.

Beberapa detik bergelut dalam batin, Dira pun mengalah dan akhirnya menyetujui Asna untuk menemui ibunya dengan syarat yang sudah ditentukan. Ia belum siap ibu shock mendengar permintaan atasannya yang konyol.

"Bagaimana keadaan Ibu hari ini?" tanya Asna ramah pada ibu Dira yang sudah siuman, tampaknya sudah lebih segar.

"Alhamdulillah Ibu baik, Nak. Akhirnya Ibu bisa bertemu kamu, Nak. Dira sering bercerita tentang kamu yang sering menolongnya. Terima kasih, ya, Nak." Wanita paruh baya itu begitu tulus berbicara pada Asna.

Senyum Asna mengembang, tak menyangka jika Dira menceritakan tentangnya pada sang ibu, dan begitu antusiasnya beliau bertemu dirinya sekarang. Apa ini kekhawatiran Dira agar ibunya tidak kecewa?

Sebagai anak, Asna sangat paham. Bahkan, ibunya tampak baik dan tulus seperti ibunya sendiri. Ia merasa nyaman mendapat pelukan hangat seorang ibu.

"Dira sudah seperti keluarga sendiri, Bu. Semoga Ibu cepat sehat, ya, biar bisa berkumpul lagi bersama Dira."

Asna mengucapkan kalimat singkat yang dirinya pun tak bisa menahan. Sedikit kepikiran tentang ibunya juga yang di desa, yang mungkin nanti membencinya. Namun, ia terima resikonya diakhir nanti kala ia meminta Dira menjadi istri kedua suaminya.

Keduanya pun saling bercerita dan bertukar kisah bersama Dira sembari canda tawa yang diciptakan.

***

DI TEMPAT LAIN

Sementara hati Arkan merasa tak tenang dan selalu dihantui oleh bayangan. Ia pun memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat yang sering menjadi pelampiasan di saat hati gundah dan risau.

Kini, ia sudah berada di hamparan luas dan duduk menyendiri sembari mengadah tangan di atas sajadah. Iya, dirinya memilih pergi ke masjid untuk menenangkan hatinya.

Sudah satu jam lamanya, Arkan mengeluarkan segala kegundahannya dalam hati. Meringis dalam hati agar mendapat jawaban dengan segera

"Permisi, Nak, boleh saya temani?"

Arkan mendengar suara di sampingnya, ia menoleh dan terlihat pria paruh baya jika diperhatikan seumuran dengan usia ayahnya sekarang. Namun, Arkan sudah lama tak bertemu ayahnya lantaran pekerjaan di luar kota dan membuatnya berpisah bertahun-tahun.

"Boleh, Ustad." Tanpa ragu, Arkan mengiyakan sepertinya pria itu begitu baik dan seringkali melihat ustad tersebut berada di masjid.

"Bapak lihat kamu sedang sedih. Apa ada masalah?" Pria itu menebak apa yang terjadi pada anak muda tersebut.

Pasalnya, ia perhatikan sejak tadi masih berdiam di tempat sembari terisak membuatnya iba untuk menghampiri.

Arkan menghela napas. Ia memang sedang dilanda masalah yang cukup pelik dan tidak tahu akan jalan keluarnya. Sungguh, terlalu berat untuknya hadapi saat ini.

"Tidak apa jika tidak ingin bercerita. Ingat, Nak, setiap masalah akan ada jalan keluarnya. Jangan berhenti untuk terus meminta dan berdoa, insyaa Allah, Allah mendengar semua keluh kesah mu."

Arkan hanya bisa terdiam, tetapi rasa gundah semakin menyeruak sehingga menatap lekat wajah pria tersebut dan akhirnya berani membuka suara.

"Maaf, Ustad, boleh saya bertanya?"

Dengan senang hati, pria tersebut mengangguk dan mempersilakan anak muda itu untuk bercerita. Ia siap mendengarkan dan tampaknya sedang ada beban dalam benaknya.

"Menurut Ustad bagaimana seorang pria yang berpoligami?" Arkan tampak serius dan membutuhkan jawaban yang meyakinkan.

"Poligami itu diperbolehkan asal dapat berlaku adil. Apa kamu berniat untuk berpoligami, Nak?" Ustad itu kembali bertanya.

Arkan menghela napas, ia sama sekali tidak ingin. "Istri saya meminta saya untuk menikah lagi, Ustad karena sudah Tujuh tahun kami menikah belum juga Allah berikan keturunan. Dia mengkhawatirkan saya jika kematian lebih dulu datang padanya, dan saat ini saya sedang bimbang, berusaha menolak tapi ..." berat nafas Arkan.

TBC.

Yuks Jejak, biar Author semangat.

🌼 Happy Reading All 🌼

Terpopuler

Comments

cinta ariani

cinta ariani

kerem deh modelnya ngena pas baca aku bayangin

2022-11-20

0

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

bunga untuk karyamu. semangat ya

2022-11-06

0

Maria Ozawa

Maria Ozawa

tor galaumu buat yang sedih mulu

2022-11-03

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!