Novia cepat-cepat berpakaian, waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 siang, dia ada janji dengan Tina sahabatnya, untuk bertemu di jam makan siang di cafe depan kantornya Tina.
Setelah rapi berpakaian dan sedikit memoles wajahnya, Novia kemudian mulai menyalakan mesin mobilnya.
Mobil ini adalah pemberian dari Reno suaminya, Reno tidak mengizinkan Novia naik motor ke manapun, makanya setelah mereka menikah, Reno membelikan mobil satu lagi untuk Novia, meskipun sebenarnya Reno juga melarang Novia menyetir mobilnya sendiri, karena khawatir akan kandungan Novia.
"Ibu mau ke mana?" tanya Mbak Darmi yang berjalan dari arah dalam rumah, menghampiri Novia yang sudah berada di dalam mobil, siap untuk berangkat.
"Aku ada janji sama Tina Mbak, teman kuliahku dulu! Cuma makan siang saja kok, Setelah itu aku langsung balik!" jawab Novia.
"Iya deh bu, tapi hati-hati ya menyetirnya, biar saya saja yang bukakan gerbang dan menutupnya kembali!" kata Mbak Darmi yang kemudian langsung berjalan dan membukakan gerbang lebar-lebar.
Setelah itu dengan perlahan, Novia melajukan mobilnya keluar dari gerbang rumahnya itu.
Kemudian Mbak Darmi langsung kembali menutup pintu gerbang rumah yang terbilang tinggi itu.
Setelah itu, Novia kembali hendak melajukan mobilnya menuju ke Cafe tempat dia janjian dengan Tina, tapi baru saja dia hendak melajukan mobilnya, tiba-tiba saja ada yang mengetuk kaca jendela mobilnya, sehingga Novia begitu terkejut.
Novia lebih terkejut lagi ketika dia membuka jendela kaca, seseorang sudah berdiri di sebelahnya, seseorang yang sudah sangat dia kenal.
"David! Ngapain kamu di sini? Cepat kembali ke rumahmu atau istrimu akan melihat kamu di sini!" seru Novia sambil kembali menutup jendela mobilnya, namun dengan cepat tangan David menahan kaca jendela itu.
"Novia dengar dulu! Sungguh aku tidak sengaja mengambil rumah di sini, dan aku tidak mengira kalau kau yang akan jadi tetanggaku!" kata David.
"Ya aku tahu David, aku mohon bersikaplah biasa saja! Lupakan kalau kita pernah saling mengenal, karena kita sudah memiliki jalan yang berbeda!" ucap Novia.
"Meskipun memiliki jalan yang berbeda, tapi aku tidak pernah lupa kejadian itu!" lanjut David.
"Stop! Jangan lanjutkan lagi kata-katamu, semuanya sudah berlalu David! Dan itu jangan diungkit lagi! Sekarang tolong minggir, aku mau jalan!" sergah Novia.
"Oke oke, aku hanya ingin menanyakan satu hal, apakah bayi yang ada di dalam kandunganmu itu anakku?" tanya David dengan tatapan yang dalam menatap ke arah Novia.
"Tidak! Ini anak suamiku! sekarang minggir, please!" sahut Novia, matanya terlihat mulai memerah.
"Aku tidak percaya! Sejak kemarin malam kita bertemu, dari pancaran wajahmu, aku bisa merasakan kalau...!"
"Cukup! Aku mohon kau jaga perkataanmu! Aku sudah bersuami, dan kau juga sudah memiliki istri! Kamu harus ingat itu!" potong Novia cepat.
Dan tanpa menunggu lagi, Novia langsung menutup kaca jendela mobilnya, kemudian dia melajukan mobilnya itu, David nampak dari kaca spion, masih Berdiri termangu menatap ke arah Novia yang semakin lama semakin menjauh.
Lalu tanpa di komando lagi, butiran-butiran bening mulai berjatuhan dari pelupuk mata Novia, dia kembali teringat masa lalu bersama dengan David.
Walaupun Novia berusaha untuk melupakan peristiwa demi peristiwa bersama dengan David, namun semakin hendak melupakan, bayangan-bayangan itu semakin nyata dan menari-nari di pikirannya.
****
Seorang wanita muda cantik, yang nampak modis terlihat duduk di sudut sebuah Cafe dengan sebuah handphone di tangannya.
Wanita itu adalah Tina, sahabat Novia yang sudah menunggu sekitar 10 menit, namun Novia tak kunjung datang.
Tak lama kemudian Novia muncul dari pintu Cafe, dia langsung mendatangi meja di mana Tina sudah menunggunya, wajah Novia terlihat kacau.
Mereka kemudian saling berpelukan melepas rindu, Setelah sekian lama tidak bertemu.
"Duh lama tidak jumpa kamu, sudah gendut saja perutnya!" ucap Tina sambil mengelus perut Novia yang terlihat keras dan membuncit itu.
"Kamu tidak berubah Tin, masih cantik dan seksi seperti dulu saja!" puji Novia.
"Ah kamu bisa saja, tapi kan aku masih jomblo, Aku saat ini sedang menikmati karirku, ternyata memang ada seninya menjadi wanita Mandiri! Oh ya, kamu mau minum atau makan apa Nov, hari ini biar aku saja yang mentraktirmu!" tawar Tina.
"Aku mau minum jus jeruk dan steak saja! Tin kita masih sahabatan kan?" tanya Novia.
"Kamu ini ngomong apa sih Nov? Ya iyalah kita masih sahabatan, meskipun sekarang kita sudah sama-sama sibuk dengan dunia kita masing-masing, ngomong-ngomong sepertinya ada yang mau diceritakan nih!" tebak Tina sambil menyerahkan menu pesanannya pada salah seorang pelayan di cafe itu.
"Tin, aku kembali bertemu dengan David!" ucap Novia.
"Apa? kamu bertemu lagi dengan David?" tanya Tina dengan mata yang terlihat membola.
"Iya Tin, aku kira dia masih di Jepang, dan pertemuan kami sangat mengejutkan, ternyata dia adalah tetangga baru, yang kemarin baru pindah di sebelah rumahku!" jawab Novia.
"Apa? Alamak, ini seperti sinetron saja, Apakah David tahu kalau memang kamu tinggal di situ?" tanya Tina lagi.
"David tidak tahu, kami sama-sama tidak tahu, dia juga kaget saat melihatku, dan sialnya tadi sebelum ke sini di jalan dia menemuiku, Aku mulai tidak tenang Tin!" ungkap Novia matanya kembali memerah, dan mulai berkaca-kaca.
"Tenang Nov, anggap saja ini suatu kebetulan, sekarang kamu harus tenangkan pikiranmu dulu, kalau kamu seperti ini, nanti suamimu akan curiga, karena kamu mengalami perubahan, bersikaplah biasa saja!" tutur Tina.
"Kamu benar Tin, aku memang bersikap biasa saja, tapi pikiranku, mana bisa aku melupakan kenangan-kenangan itu, peristiwa-peristiwa itu, apalagi hubunganku dengan David itu kan bukan sebentar!" kata Novia.
"Iya aku tahu, kita kan sama-sama satu angkatan dulu, tapi kita jangan lihat yang di belakang, kita harus lihat masa kini dan masa yang akan datang, apalagi David sudah menikah kan, menurutku kalian punya dunia masing-masing, dan Kalian harus menjaga dunia itu!" ucap Tina bijak.
"Tapi ...."
"Apalagi??" tanya Tina gemas.
"Aku ... aku tidak tau bayi ini anak David atau Mas Reno suamiku!" jawab Novia menunduk.
"Apa?? Nov, memangnya kamu pernah berhubungan dengan David??" Tina mengguncang kedua bahu Novia karena shock.
Novia menganggukan kepalanya perlahan dan langsung menangis sambil memeluk Tina.
"Ceritakan padaku!" bisik Tina sambil mengelus lembut bahu sahabatnya itu.
"Satu minggu sebelum aku menikah dengan mas Reno, diam-diam aku janjian bertemu dengan David, dalam rangka perpisahan, Kami sudah sepakat memutuskan hubungan dan hidup di jalan masing-masing!" ungkap Novia sambil menangis.
"Terus??"
"David nampak frustasi, dia benar-benar kacau, dan pada waktu itu David dalam keadaan mabuk, karena kasihan aku menemaninya di kamar kosnya, hingga terjadilah peristiwa itu!" lanjut Novia sambil terus menangis sesenggukan menahan rasa yang bercampur aduk saat ini.
Bersambung....
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Hendry Jo
lanjut
2022-11-02
0