Setelah sarapan pagi, Novia kemudian mengantarkan suaminya sampai ke depan, sambil membawakan tas kerjanya.
Wajah Novia sedikit pucat, karena semalam dia tidak dapat tidur, setelah ada tamu tetangga sebelah yang datang, dan ternyata Novia sangat mengenal tamunya itu.
"Sayang, nanti aku agak sedikit terlambat pulang, karena ada kolega aku dari luar negeri yang baru tiba di Indonesia, dan kami akan membicarakan kerjasama penting menyangkut bisnis ku!" kata Reno sambil mengusap rambut istrinya itu.
"Iya Mas, jadi nanti aku menyiapkan makan malam kalau Mas Reno sudah mau pulang saja!" jawab Novia.
"Kalau kamu capek, hari ini kamu tidak usah memasak, beli saja makanan dari luar, nanti malam aku juga akan membawakan mu makanan!" ucap Reno.
"Terima kasih Mas!" sahut Novia.
"Baiklah kalau begitu, Mas berangkat dulu ya, kamu jangan capek-capek banget, jangan terlalu menguras tenaga untuk membuat rajutan, kamu bisa membeli apapun yang kamu perlukan!" ucap Reno.
"Iya Mas!"
"Oh ya, kapan jadwal kontrol si Dede? Tolong ingatkan aku ya, supaya aku bisa tepat waktu pulang dan mengantarkanmu kontrol ke dokter!" tanya Reno.
"Masih 3 hari lagi Mas, nanti aku akan beritahu dan Ingatkan!" jawab Novia.
"Oke, kalau kamu butuh apa-apa, jangan sungkan hubungi aku, sering-seringlah menelepon, karena aku senang kalau istriku sering-sering menelepon!" ucap Reno sambil mengecup kening istrinya.
Setelah Novia mencium tangan suaminya, dan menyerahkan tas kerjanya, Reno kemudian naik ke dalam mobilnya.
Pak Supri sopirnya, sudah menunggu di depan kemudi, siap mengantar ke kantor Reno.
Kemudian mobil Reno pun melaju meninggalkan rumah besar itu, Novia melambaikan tangannya sampai mobil itu menghilang di tikungan jalan.
Kemudian Novia kembali menutup gerbang rumahnya, lalu berjalan masuk ke dalam rumah, dia langsung menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu rumahnya itu.
"Bu, saya pamit ke pasar ya, stok bahan makanan sudah hampir habis!" kata Mbak Darmi yang muncul dari arah belakang.
"Mbak Darmi mau berangkat sekarang?" tanya Novia.
"Iya Bu, mumpung masih pagi belum panas!" sahut Mbak Darmi.
"Ya sudah, kalau begitu hati-hati ya Bi, nanti aku nitip ketupat sayur Padang yang ada di pasar ya Mbak, kok tiba-tiba pingin makan itu!" kata Novia.
"Baik Bu, nanti saya belikan ketupat sayurnya!" jawab Mbak Darmi yang kemudian melangkah ke arah gerbang untuk menunggu bajaj lewat.
Kini di rumah itu, hanya tinggal Novia sendirian, seperti biasanya di pagi hari, Novia akan berjalan-jalan mengelilingi rumahnya yang cukup luas itu, berjalan kaki di pagi hari membuat tubuhnya bugar dan kehamilannya pun sehat.
"Mbak Novia!" Panggil seorang wanita tiba-tiba dari arah depan gerbang rumahnya.
Novia pun kemudian langsung berjalan cepat menuju ke pintu gerbang.
"Eh, Mbak Silvi! Ayo masuk deh Mbak!" sahut Novia yang kemudian langsung membukakan pintu gerbang rumahnya itu.
"Jangan panggil Mbak juga dong, sepertinya aku lebih muda dari Mbak Novia!" kata Silvi.
"Ehm, oke deh, kalau begitu aku panggil Silvi saja ya, biar lebih akrab!" jawab Novia.
"Nah, itu baru oke Mbak!" ujar Silvi sambil tersenyum manis.
Silvi, tetangga Sebelah yang baru pindah itu datang dengan membawakan sebuah rantang di tangannya.
Di lihat dari penampilan dan cara berbicaranya, Silvi itu terlihat lembut dan polos, rambutnya terurai dan pakaiannya panjang seperti khas wanita daerah yang masih lugu.
"Tidak usah masuk deh Mbak, di sini saja, nih cobain, aku baru saja membuat lontong sayur, icip-icip deh, maaf kalau rasa kurang berkenan, maklum masih amatir!" kata Silvi sambil menyodorkan rantangnya itu pada Novia.
"Wah, Padahal aku baru saja nitip ketupat sayur sama Mbak Darmi, eh malah sudah ada kiriman lontong sayur!" ujar Novia.
"Ya tidak apa-apa dong Mbak, kan malah bagus tidak usah masak, lagi pula ini kuat sampai malam juga kok, barangkali nanti suaminya juga bisa icip-icip!" sahut Silvi.
"Kamu rajin sekali pagi-pagi sudah membuat lontong sayur!" Puji Novia.
"Ya maklum Mbak, suamiku Bang David kan masih usaha di rumah, jadi aku harus rajin-rajin membuat masakan! Kecuali kalau kayak suami Mbak yang pergi ke kantor setiap hari!" Kata Silvi.
"Eh, Memangnya suaminya Usaha apa di rumah?" tanya Novia sedikit kepo.
"Itu lho Mbak, kerja online, jadi dia memasarkan semua produk-produk nya melalui online, jadi dia itu cuma mantau saja, ada beberapa anak buah yang mengerjakan semuanya tapi ya tetap saja, hampir setiap hari memang dia di rumah saja!"Jawab Silvi.
"Oooh!"
"Ya sudah deh Mbak, aku balik dulu ya, semoga suka lontong sayurnya! kalau di rumah merasa sepi, sering-seringlah main ke sebelah ya mbak!" ujar Silvi yang kemudian langsung melangkah menuju ke rumahnya, yang berada tepat di samping rumah Novia.
Novia masih termangu di depan gerbang sambil memegangi rantang yang diberikan oleh Silvi.
Setelah itu, dia cepat-cepat masuk ke dalam rumahnya dan menutup gerbangnya.
Entah kenapa dadanya begitu bergemuruh, ada rasa yang dia tahan selama ini, rasa yang sulit sekali untuk diungkapkan.
Tiba-tiba Novia mengambil ponselnya kemudian dia mulai menekan nomor seseorang.
"Halo!"
"Halo Tina, Kamu sibuk tidak?" tanya Novia.
"Novia? Tumben kamu telepon aku? Ya biasa aja sih pekerjaan kantor!" jawab Tina yang adalah sahabat dari Novia semasa kuliah.
"Tin, datang ke rumahku yuk, ada yang mau aku curhatin nih!" ajak Novia.
"Curhat? Sejak kamu nikah, baru kali ini kamu mau curhat sama aku, tumben!" sahut Tina.
"Tapi ini penting Tin, sepertinya aku sedang butuh teman untuk mencurahkan isi hatiku!" ungkap Novia.
"Oke deh Nov, tapi aku tidak bisa keluar kantor, istirahat siang cuma 1 jam, kalau mau mungkin aku bisa datang sore sepulang kerja nanti!" kata Tina.
"Yah kelamaan Tin, atau begini saja deh, kita janjian di cafe pelangi yang ada di depan kantormu! Nanti di jam makan siang aku datang ke sana oke?" usul Novia.
"Baiklah, lagian rumahmu kan tidak terlalu jauh dari kantorku, tapi kandunganmu baik-baik saja kan, nggak ada masalah?" tanya Tina.
"Ya, baik-baik saja! Ya sudah sampai ketemu nanti siang ya di jam makan siang, di cafe Pelangi!" jawab Novia sebelum menutup panggilan teleponnya.
Novia menarik nafas lega, mungkin melalui dia bertemu dengan Tina sahabatnya, dia bisa sedikit terlepas dari beban yang kini mulai menghimpit dadanya.
Tina adalah sahabat satu kampus dengan Novia dan juga David, mereka dulu pernah kuliah di Universitas yang sama.
Bersambung ....
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments