HUA : Pertemuan Pertama

"Hei, mengapa kamu masih ada disitu? Kemari!" Hardik Adam memanggil Hawa dengan lambaian tangannya yang malas.

Deg!

Jantung Hawa kembali berdetak kencang. Apa sudah tiba waktunya? Dengan canggung dan takut, Hawa menyeret langkahnya mendekat ke arah Adam yang duduk dengan santai.

Salah satu alis matanya naik ke atas, menatap penuh heran pada Hawa yang lebih cocok berperan sebagai gadis bodoh ketimbang wanita penghibur.

Bukankah seharusnya wanita malam itu lebih agresif? Harusnya dia sudah mendekati Adam dan mulai mencumbu pria itu, alih-alih justru berdiri di depannya.

"Kau tidak dibayar hanya untuk diam saja." Kembali suara Adam membentak Hawa hingga nyalinya menciut. Dia harus apa?

"Kenapa harus bohong sih, Mit?" Tanya Hawa kala Mitha menjelaskan cara kerja di 'LeRoi'.

"Memang begitu, tidak semua pelacur bisa bekerja di sini. Mami Cinta milih-milih juga mau menerima orang. Beruntung dia mau terima kamu. Udah, pokoknya kalau ada yang tanya bilang kamu udah gak perawan lagi, dan sudah biasa melakukan hal itu, dan tahu betul cara memuaskan pria!"

Hufffh, dan kini tiba lah Hawa melakukan pembuktiannya. Dia harus biasa melayani tamu pertamanya ini hingga pria itu puas. "Ingat, tuan yang ada di dalam ini adalah pria yang menjadi pelanggan tetap mami, kamu jangan sampai buat malu," ucapnya memperingatkan Hawa. Mami Cinta yang tidak tahu kalau yang akan memakai jasa Hawa bukan lagi si tua Fred melainkan Adam Mahesa, membawa gadis itu ke dalam kamar. "Tunggu di sini. Tuan Fred lagi ada pertemuan!"

"Hei!" Suara tegas Adam menyadarkan Hawa dari lamunan panjangnya. Dia mendongak menatap wajah pria yang terlihat samar karena pencahayaan kamar yang temaram.

"Maaf tuan, Anda ingin aku melakukan apa dulu?" Tanyanya benar-benar bingung.

"Apa?" Adam memekik keras. Dia sedang tidak ingin bercanda, apa yang sudah ditawarkan tuan Fred padanya. Apa pria itu ingin menghina dirinya dengan mengirim seorang wanita dungu!

"A-aku tanya, tuan mau aku melakukan apa dulu ini," tanya Hawa semakin gugup, dia meremas tangannya. Lihat saja kakinya bahkan sudah gemetar, tubuhnya lemas melihat tatapan setajam elang itu.

Ini sudah di luar kendalinya. Tidak masuk akal! Dia akan menemui penanggungjawab tempat ini, lalu bila perlu dia akan memutus kerja samanya dengan tuan Fred!

Adam bangkit, berjalan ke arah pintu, melewati Hawa yang sejak tadi hanya diam memperhatikan. Tiba-tiba dia sadar kalau pria itu mau pergi, tepat saat tangan Adam memegang handel pintu.

Panik akan dilaporkan pada mamih Cinta, Hawa tanpa pikir panjang, berlari mengejar Adam, dan menarik wajah pria itu hingga Adam sedikit menunduk karena memang sangat tinggi. Hawa menyatukan bibir mereka, dengan segala pengetahuannya yang minim.

Sontak Adam kaget dan mulai menjauhkan Hawa dari dirinya, tapi lengan wanita itu sudah melingkar di leher pria itu, memaksa untuk tetap menunggu agar dia bisa tetap mencium bibir Adam.

Hawa sama sekali belum pernah melakukan hal itu sebelumnya, yang dia tahu kalau berciuman ya bibir sama bibir disatukan.

Oh iya, dia juga ingat kata Mitha tadi, "Jangan lupa kalau ciuman sedot yang kuat."

Jadi bukan salah dia kalau saat ini dia sedang menyedot bibir Adam hingga pria itu kesulitan bernapas.

Tidak terima akan kegilaan gadis itu, Adam mengangkat tubuh Hawa dan menghempasnya ke atas ranjang hingga telentang.

Adam yang sudah dikuasai amarah, akhirnya melangkah dan kembali mencoba untuk membuka pintu, tapi Hawa segera berlari kembali.

Kali ini dia segera memegang kaki Adam, memeluk dengan posisi bersimbah. "Aku mohon tuan, jangan keluar. Kata Mamih Cinta kalau pelanggannya cepat keluar dari kamar, maka uang ku akan dipotong 50 persen. Aku butuh sekali unang itu tuan, aku mohon."

"Lepaskan!" Bentak Adam mendorong tubuh Hawa yang masih duduk menempel di kakinya.

"Gak mau. Aku gak mau tuan. Aku harus membuat tuan puas kalau mau dapat uang."

Adam diambang kesabarannya. Dia bisa gila kalau lebih lama bersama gadis itu. "Berdiri," hardik Adam menarik bathrobe begitu kuat hingga Hawa berdiri, lalu mendorong kembali ke ranjang dengan posisi terlentang dan pengikat jubahnya terjuntai.

Tubuh mulus molek dan dada sintal Hawa terpampang jelas di hadapan Adam. Pria itu menatap dari atas sana semua yang ditawarkan Hawa.

Glek! Susah payah Adam menelan salivanya. Setelah satu tahun, dan kini dihadapkan pada keindahan seperti itu, tentu saja birahinya mencuat.

Hatinya sudah menginstruksikan agar mengalihkan pandangannya, tapi entah mengapa justru matanya sama sekali menolak. Hawa yang ditatap seperti itu, segera membenarkan jubahnya.

Amarah Adam menurun, entah mengapa tatapan tulus dari Hawa menentramkan hatinya.

"Kesini!" Perintah Adam melangkah ke sofa tempatnya semula duduk. Hawa mengikuti pria itu, lalu berdiri tepat di hadapan Adam.

"Kalau kau memang mau aku tidak keluar dari sini, maka puaskan aku sekarang juga!"

Kini Hawa yang bingung. Kalau tadi dia berharap Adam jangan pergi, kini dia malah bingung harus apa saat ditantang pria itu.

"Cepat! Waktuku tidak banyak. Tapi kalau kau memang tidak tahu cara melakukannya, maka aku akan pergi dari sini!"

"Jangan pergi. Aku akan melakukan apapun yang tuan mau."

"Tunggu apa lagi?" Kali ini amarah Adam kembali naik lagi."

Hawa menarik sudut bibirnya, tersenyum kaku dan menggaruk rambutnya yang sama sekali tidak gatal. "Aku gak tahu harus mulai dari mana."

Entah ini lelucon atau memang gadis yang ada dihadapannya dini bloon, Adam sudah tidak sanggup lagi bertahan.

"Sudah, lupakan saja. Aku tidak punya waktu meladenimu!"

Hawa memutar otak, dia ingat adegan sinetron di televisi, dimana ada seorang wanita yang coba menggoda bosnya.

Hawa pun meniru adegan itu, dia duduk di pangkuan Adam yang tadi hendak berdiri. Meraba dada Adam yang bidang. Rasa panas yang terasa dari lapisan kemeja Adam mampu menembus hingga ke kulitnya.

Itu hanya sentuhan amatiran, tapi anehnya bisa membuat seluruh syaraf di tubuh Adam bekerja. Tangan mungil itu terus naik dan berhenti di pipi pria itu. Tatapan keduanya terkunci di satu titik lurus.

Adam yang mulai terbakar, menyentak tangan Hawa dan penarik leher Hawa hingga wajah gadis itu mendekat.

Hembusan napas gadis itu kini mulai terasa di kulit Adam. Dengan kasar, pria itu menyatukan bibir mereka. Menikmati rasa yang ditawarkan oleh Hawa padanya. Rasa yang sulit dia gambarkan, rasa dari seorang gadis yang polos dan juga sepenuh hati melakukannya.

Ciuman itu berubah menjadi ******* dan kini menjadi semakin menuntut. Dia ingin lebih, dan rasa gadis itu mampu membiusnya hingga hanya fokus pada pesona seorang Hawa saja, hingga Adam yang sudah tidak tahan lagi, menggendong tubuh Hawa ke ranjang. "Aku menginginkanmu sekarang!"

Terpopuler

Comments

hìķàwäþî

hìķàwäþî

setau gw dr novel2 lain.. laki2 kl jajan di luar males ciuman.. dy mlh minta diservice aj.. bgonoh.. ga tau yg bnr yg mn

2023-02-15

0

Chayra

Chayra

asik banget dam dpt virgin 🤣

2023-02-06

0

Miss Typo

Miss Typo

Gimana ya reaksi Adam kalau tau Hawa msh virgin 😁

2023-01-20

2

lihat semua
Episodes
1 HUA : Terperangkap
2 HUA : Pertemuan Pertama
3 HUA : Menjadi milik mu
4 HUA : Diculik
5 HUA : Bertemu lagi
6 HUA : Kau Manis
7 HUA : Istri tiga hari
8 HUA : Malam Terakhir
9 HUA : Selamat Tinggal Tuan
10 HUA : Terselamatkan
11 HUA : Dibebaskan
12 HUA : Utusan
13 HUA : Kembali padamu
14 HUA : Perjanjian
15 HUA : Jangan Main Hati
16 HUA : Hari Pertama Kerja
17 HUA : Sudah berusaha menghindar
18 HUA : Bukan Cemburu, Hanya tidak suka
19 HUA : Belum Puas
20 HUA : Jadi Sahabat Baik
21 HUA : Tahu Batasan
22 HUA: Curiga
23 HUA : Kebohongan Lain
24 HUA : Dia Sempurna!
25 HUA : Cemburu
26 HUA : Mulai Berani
27 HUA : Persiapan Kondangan
28 HUA : Remuk Jantungku
29 HUA : Kangen
30 HUA : Perayaan Ulang tahun Perusahaan
31 HUA : Kontrak seumur hidup
32 HUA : Nasihat Ayah
33 HUA : Malam Perpisahan
34 HUA : Hari Pernikahan
35 HUA : Hinaan
36 HUA : Dilabrak
37 HUA: Selamat Tinggal
38 HUA : Aku Pulang
39 HUA: Strategi
40 HUA : Kehamilan simpatik
41 HUA : Jujur
42 HUA : Positif!
43 HUA : Permintaan Maaf
44 HUA: Tegar
45 HUA : RajaWise
46 HUA : Bertumbuh tanpa Ayah
47 HUA : Permintaan Ayah
48 HUA: Ikut Suami
49 HUA : Ipar
50 HUA : Bertemu Kembali
51 HUA : Dua Cerita
52 HUA : Balas Dendam
53 HUA : Masuk Rumah sakit
54 HUA : Berkata Jujur
55 HUA : Heart to Heart
56 HUA : Love of my life
57 Babak Baru
58 Kalah Bertanding
59 Hukuman
60 Namanya Renata
61 Ternoda
62 Layu Sebelum Berkembang
63 Siapa Pria itu?
64 Terpikat Gadis Baru
65 Kita Bertemu Kembali
66 Kau Harus Bertanggung jawab!
67 Itu Bukan Anakku!
68 Bertemu Dengan Hawa
69 Menikah Saja
70 Tidak Bisa Menolak
71 Menikah atau Masuk Penjara?
72 Melamar
73 Hanya Nikah Siri
74 Suami Dan Istri
75 Satu Kamar
76 Ancaman Donita
77 Perhatian Andi
78 Perut yang Membesar
79 Duel
80 Serangan Ida
81 Ada Wanita Lain
82 Angkat Kaki Dari Rumah
83 Menyatakan Perang
84 Kontrakan Baru
85 Halo Bayi Kecil
86 Suami Siaga
87 Istriku Tercinta
88 Bertemu Mantan
89 Apakah Ada Cinta di Hatimu?
90 Hanya Demi Kebaikan mu
91 Keputusan Berat
92 Women Support Women
93 Gelar Sarjana
94 Harus Mengalah
95 Mahesa Junior
96 Hadiah Untuk Bayi
97 Berdamai
98 Menerima Tawaran Papa
99 Eksekutif Muda
100 Tuntutan Dela
101 Perasaan Yang Hancur
102 Keputusan Yang Terbaik
103 Memutuskan Pergi
104 Pulang
105 Sang Mantan
106 Cinta Lama Belum Usai
107 Mencari Jejak
108 Akhirnya Ketemu
109 Terluka Dalam
110 Kapan Muncul?
111 Chapter
112 Chapter 2
Episodes

Updated 112 Episodes

1
HUA : Terperangkap
2
HUA : Pertemuan Pertama
3
HUA : Menjadi milik mu
4
HUA : Diculik
5
HUA : Bertemu lagi
6
HUA : Kau Manis
7
HUA : Istri tiga hari
8
HUA : Malam Terakhir
9
HUA : Selamat Tinggal Tuan
10
HUA : Terselamatkan
11
HUA : Dibebaskan
12
HUA : Utusan
13
HUA : Kembali padamu
14
HUA : Perjanjian
15
HUA : Jangan Main Hati
16
HUA : Hari Pertama Kerja
17
HUA : Sudah berusaha menghindar
18
HUA : Bukan Cemburu, Hanya tidak suka
19
HUA : Belum Puas
20
HUA : Jadi Sahabat Baik
21
HUA : Tahu Batasan
22
HUA: Curiga
23
HUA : Kebohongan Lain
24
HUA : Dia Sempurna!
25
HUA : Cemburu
26
HUA : Mulai Berani
27
HUA : Persiapan Kondangan
28
HUA : Remuk Jantungku
29
HUA : Kangen
30
HUA : Perayaan Ulang tahun Perusahaan
31
HUA : Kontrak seumur hidup
32
HUA : Nasihat Ayah
33
HUA : Malam Perpisahan
34
HUA : Hari Pernikahan
35
HUA : Hinaan
36
HUA : Dilabrak
37
HUA: Selamat Tinggal
38
HUA : Aku Pulang
39
HUA: Strategi
40
HUA : Kehamilan simpatik
41
HUA : Jujur
42
HUA : Positif!
43
HUA : Permintaan Maaf
44
HUA: Tegar
45
HUA : RajaWise
46
HUA : Bertumbuh tanpa Ayah
47
HUA : Permintaan Ayah
48
HUA: Ikut Suami
49
HUA : Ipar
50
HUA : Bertemu Kembali
51
HUA : Dua Cerita
52
HUA : Balas Dendam
53
HUA : Masuk Rumah sakit
54
HUA : Berkata Jujur
55
HUA : Heart to Heart
56
HUA : Love of my life
57
Babak Baru
58
Kalah Bertanding
59
Hukuman
60
Namanya Renata
61
Ternoda
62
Layu Sebelum Berkembang
63
Siapa Pria itu?
64
Terpikat Gadis Baru
65
Kita Bertemu Kembali
66
Kau Harus Bertanggung jawab!
67
Itu Bukan Anakku!
68
Bertemu Dengan Hawa
69
Menikah Saja
70
Tidak Bisa Menolak
71
Menikah atau Masuk Penjara?
72
Melamar
73
Hanya Nikah Siri
74
Suami Dan Istri
75
Satu Kamar
76
Ancaman Donita
77
Perhatian Andi
78
Perut yang Membesar
79
Duel
80
Serangan Ida
81
Ada Wanita Lain
82
Angkat Kaki Dari Rumah
83
Menyatakan Perang
84
Kontrakan Baru
85
Halo Bayi Kecil
86
Suami Siaga
87
Istriku Tercinta
88
Bertemu Mantan
89
Apakah Ada Cinta di Hatimu?
90
Hanya Demi Kebaikan mu
91
Keputusan Berat
92
Women Support Women
93
Gelar Sarjana
94
Harus Mengalah
95
Mahesa Junior
96
Hadiah Untuk Bayi
97
Berdamai
98
Menerima Tawaran Papa
99
Eksekutif Muda
100
Tuntutan Dela
101
Perasaan Yang Hancur
102
Keputusan Yang Terbaik
103
Memutuskan Pergi
104
Pulang
105
Sang Mantan
106
Cinta Lama Belum Usai
107
Mencari Jejak
108
Akhirnya Ketemu
109
Terluka Dalam
110
Kapan Muncul?
111
Chapter
112
Chapter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!