Orang Asing di Ranjang

Kiran meletakkan surat itu di atas meja, Tapi ada yang aneh, ia justru melihat sebuah tanggal pengiriman surat itu yang tertulis sebuah tanggal pada tiga hari yang lalu, “sekarang tanggal 25, kenapa surat ini bertanggal 22? Apa salah tulis, ah masa bodo, aku pusing.”

Ia menghela nafasnya dengan panjang. Merasa lelah karena seharian harus bergelut dengan tugas-tugas kuliahnya belum lagi harus mengurus ruangan yang besar ini seorang diri.

Dia membanting bok*ngnya ke sofa import yang Agra siapkan untuk nya, meregangkan otot-otot kakunya memijat ringan lengan nya. Kegiatan rutin yang membosankan tapi dengan rasa aman dan nyaman karena tinggal jauh dari tempatnya tinggal dulu. Tempat letaknya orang-orang yang jahat padanya, tempat dimana semua orang di sana sangat suka menghina dan menyudutkan seseorang yang menjadi korban dan malah di anggap sebagai penyebab.

Kiran membenci semua orang yang ada di desa itu termaksud sang Ayah yang juga dengan tega mengusir nya padahal anak gadisnya sangat membutuhkan nya saat itu juga. Tapi ada seseorang yang dia rindukan di desa itu, yaitu sang ibunda.

“Astaga...”

Kiran mengurut tengkuknya yang terasa berat, ia lelah hari ini, lelah karena tugas kuliah dan mengurus ruangan sebesar ini sendirian. Ya memang dia yang menolak adannya pelayan tapi tidak dapat di pungkiri Kiran hanya gadis biasa yang pasti merasakan lelah dan bosan.

Ia memejamkan matanya tanpa sadar, nyaman... Kiran pun terlelap dalam sejekap.

Namun setelah beberapa saat berlalu, ia baru saja menyadari kalau udara terasa dingin dan membuat nya menggigil, la tarik selimut dan berseru ‘ahhh... Hangat.’

Tapi tunggu! Seperti ada yang salah, tapi apa?

Matanya masih terpejam sembari bergumam dalam sadarnya. “Bukankah tadi aku di sofa, lalu dari Mana aku mendapatkan selimut?”

Kiran membuka matanya dengan cepat, dan betapa terkejutnya ia saat ini, ternyata dia sudah menjumpai dirinya di atas ranjang dengan berselimut tebalnya. Ia meraba jantungnya yang berdegup kencang dan tak beraturan. “B-bagiamana bisa aku ada di kasur? A-apa apartemen ini berhantu?” ucap Kiran dengan bergumam.

“Kuntilanak, pocong. Tapi tidak mungkin, aku bukan anaknya dan pocong? Tangannya kan terikat bagaimana bisa menggendong ku.” Kiran bergidik merinding memikirkan hal semacam itu, ia mengedarkan pandangannya memperhatikan sekeliling ruangan itu yang tamaram karena cahaya hanya berasal dari dimer yang ada di atas meja.

Degh’

Kiran baru menyadari kalau dirinya tidak sendirian di atas ranjang, ada sosok lain yang juga merebahkan tubuh di sana, bersamanya. Bulu romanya berdiri, tubuhnya meremang. Dengan perlahan ia melirik ke samping kirinya, dan melihat seonggok manusia yang berbaring di ranjangnya, satu selimut dengan nya yang tadi ia tarik untuk menyelimuti tubuhnya yang menggigil kedinginan.

“Hei! Siapa kamu?!!”

Kiran melompat kaget, menjauh dari seseorang itu, entah manusia atau makhluk apa yang tidur dengan nya di satu ranjang.

Kiran tidak mendapatkan jawaban dari orang itu, dia mengambil bantal dan memukuli seseorang itu tanpa henti, “ku tanya! Kamu Siapa!?, kenapa kamu tidur di ranjang ku?!”

Kiran melihatnya bangun dari posisinya, butuh waktu beberapa saat untuk Kiran menyadari bahwa seseorang itu adalah seorang Pria. Matanya mendelik seperti ingin keluar dari tempatnya. Bahkan ia melihat jelas bahwa pria itu tidak memakai pakaian lengkap, tidak mengenakan atasan dan menunjukkan perutnya yang terdapat roti sobek bermerk sapiroti.

Wah!

Semula Kiran yang terpanah langsung menyadarkan dirinya, dan melihat pada dirinya sendiri yang masih berpakaian lengkap dan dapat di pastikan dia masih di posisi aman.

“Kamu sudah bangun?”

‘Suara siapa itu? Berbarinton, **** dan hangat?’

Kiran segera turun dari ranjang dan berlari ke arah saklar lampu lalu menyalakannya, memutar tubuhnya dengan cepat dan benar saja orang yang duduk di tepi ranjang itu adalah seorang Pria.

Tapi Kiran belum dapat melihat jelas siapa pria itu karena posisinya sedang menunduk yang mungkin saja sedang mengumpulkan nyawa-nyawanya yang terpental jauh karena pukulannya.

Kiran melirik ke arah belakang pintu, tangannya meraih batang sapu ijuk. Berpikir kalau pria itu macam-macam, dia akan gunakan sapu itu untuk menyerangnya tanpa ampun.

“Kamu kenapa berdiri di sana, Kiran?”

‘Hah Kiran!? Dia tahu nama ku?’

Kiran melihat pria itu sedang mengusap wajahnya dan menyapu rambutnya ke belakang. Lalu melihat Kiran yang berdiri kaku di belakang pintu dengan wajah yang pias.

Sapu yang tadi ada di tangannya kini sudah berganti posisi, ya! Sapu itu sudah ia jatuhkan ke bawah lantai begitu saja. Kiran menutup mulutnya dengan rasa tidak percaya karena apa yang dilihatnya.

Bahwa pria yang bertel*njang dada itu, yang duduk di tepi ranjangnya adalah...

“Tuan Agra!?”

Pria itu tersenyum dengan menunjukan gigi putih dan rapihnya menandakan bahwa benar! Pria itu adalah, Agra Madava Nadindra.

...

Suasan yang canggung dapat Kiran rasakan, saat ini mereka masih berada di kamar yang sama, masih membungkam mulutnya rapat-rapat.

“Kamu kenapa, Kiran? Sakit?” tanya Agra yang merasa aneh dengan rona wajah Kiran yang memerah.

“Enggak! Euumm... Tapi bisa tidak, Anda pakai kembali bajunya?”

“Oh. Bajuku basah karena tadi kehujanan saat aku turun dari taxi dan berjalan masuk.”

“Apa tidak ada baju lainnya?” Kiran mendesak Agra agar memakai pakaian nya yang lain.

“Ada, tapi masih di dalam koper, aku malas membongkarnya,” jawab Agra santai, entah sadar atau tidak dengan sikap Kiran yang sebenarnya malu karena melihat dirinya tidak berpakaian, tapi yang pasti Agra diam-diam menyembunyikan senyuman licik nya.

Dengan berjalan menyamping seperti kepiting si tuan krab, Kiran menuju koper Agra yang tersimpan di samping lemari pakaian, membuka koper itu tanpa ingin melihat ke arah Agra.

Membongkar terus, mencari pakaian santai tapi belum juga ia temukan. Semua kemeja dan beberapa jass kantor.

Dan matanya kembali terbelalak saat melihat tangannya tengah memegang sebuah benda segitiga, ya benda itu adalah benda yang sangat keramat baginya.

Wajahnya kembali memerah, segera ia singkirkan ke dalam tumpukan baju Agra, dan tangannya mengambil asal sebuah kemeja berwarna hitam lalu mengarahkan nya pada Agra tanpa menolehkan kepalanya.

“Ini, pakai ini saja. Aku tidak menemukan baju yang lain selain kemeja dan jass.” Ucap Kiran yang memejamkan matanya.

Agra tertawa dalam hatinya, melihat sikap kira seperti itu, sudah di pastikan kalau Kiran memanglah gadis baik-baik dan belum terjamah oleh lelaki lain.

Membayangkan dirinya yang pertama kali untuk Kiran, membuat Agra bersorak ria dalam hatinya.

Agra pun melangkah menuju Kiran yang masih duduk di lantai, mengambil kemeja miliknya yang langsung di pilih oleh Kiran, aahhh seperti pasangan sungguhan, walaupun memang mereka adalah pasangan suami dan istri yang sah menurut hukum dan agama.

Tapi dengan jahilnya Agra justru meremat tangan Kiran sekalian, yang membuat Kiran terjingkat kaget dan langsung menarik tangannya agar menjauh dari tangan Agra.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

tuan Agra bisa jail juga...

2023-12-26

0

hanum hakim

hanum hakim

tingkah kamu kok lucu sih Kiran😄 kaget ya tiba² si tuan Agra datang😂

2022-12-12

0

Harry 2610

Harry 2610

kok jd malu yaaa

2022-11-01

1

lihat semua
Episodes
1 Gadis Pembawa Sial
2 Agra Madava Nadindra
3 Kecupan Perdana
4 Rindu?
5 Orang Asing di Ranjang
6 Kecupan Ke-dua
7 Jangan Mengganggunya!
8 Sebuah Pilihan
9 Membatasi Diri
10 Pamit
11 Wanita Simpanan
12 Kita Selesai!
13 Salah Paham
14 Mencari ku?
15 Memastikan Semua!
16 Keadaan Yang Membaik
17 Pertama Untukku
18 Apa masih Berfungsi?
19 Kalian Sangat Mirip
20 Mr. X
21 Mental Yang Tidak Sehat
22 Kepribadian Ganda
23 Budak Cinta
24 Akhirnya...
25 Kamu Malu?
26 Aku Cemburu!
27 Adik Sepupu yg Kurang Ajar
28 Cara Menghadapi Olivia
29 Ingkar Janji
30 Mengelabui yang Menggemaskan
31 Pembalasan
32 Kepekaan Agra
33 Memperkenalkan Pada semua Orang
34 Makan Malam Keluarga
35 Emosi yang Dipermainkan
36 Tolong Percaya padaku
37 Olivia bertingkah
38 Lisa yang Bawel
39 Jatah Malam Yang Hilang
40 Sudah Waktunya
41 Mas Stop!
42 Kiran Hamil?
43 Kesialan Lisa
44 Tanggung jawab?
45 Sisi lain Anas
46 Antara Anas dan Lisa
47 Anak Kecil tidak Pandai Berkuda
48 Kiran Sakit
49 Rumor Apalagi!
50 Ayo! Kita Jaga Jarak!
51 Saling Percaya
52 Sisi Lain Kiran
53 Siapakah dia?
54 Insting Lisa Bisa Saja Meleset!
55 Dilema Kiran
56 Logika Agra
57 Jangan Banyak Cemburu
58 Suami Yang Kaya Raya!
59 Hujan yang Menjadi Saksi
60 Jurus Baru AGRA
61 Liburan / Honeymoon
62 Syok!
63 Tragedi
64 PETAKA
65 Syukurlah...
66 Rekaman CCTV
67 Tidak dapat Berpura-pura
68 Telat dua Langkah
69 I Want U So Bad, Kiran!
70 Tom, Jerry ?
71 Sejauh apa Hubungan kita?
72 Gagal Kelonan
73 Anak?
74 Kau Harus Ikut!
75 Fobia Ketinggian
76 Bisa DiCoba
77 Maafkan Kiran ya Mas...
78 Lancang Memang, tapi…
79 Debaran tiada Henti
80 Kita Harus Pergi
81 Botol Kaca mematikan.
82 Bukan Saatnya
83 Amarah Menguasai
84 Sangat Membenci Penghianat
85 PIKTOR
86 Tidak Rela Berbagi
87 Harus Kembali
88 PERINGATAN yang di ABAIKAN
89 Menemukan Kebahagiaan yang Sesungguhnya
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Gadis Pembawa Sial
2
Agra Madava Nadindra
3
Kecupan Perdana
4
Rindu?
5
Orang Asing di Ranjang
6
Kecupan Ke-dua
7
Jangan Mengganggunya!
8
Sebuah Pilihan
9
Membatasi Diri
10
Pamit
11
Wanita Simpanan
12
Kita Selesai!
13
Salah Paham
14
Mencari ku?
15
Memastikan Semua!
16
Keadaan Yang Membaik
17
Pertama Untukku
18
Apa masih Berfungsi?
19
Kalian Sangat Mirip
20
Mr. X
21
Mental Yang Tidak Sehat
22
Kepribadian Ganda
23
Budak Cinta
24
Akhirnya...
25
Kamu Malu?
26
Aku Cemburu!
27
Adik Sepupu yg Kurang Ajar
28
Cara Menghadapi Olivia
29
Ingkar Janji
30
Mengelabui yang Menggemaskan
31
Pembalasan
32
Kepekaan Agra
33
Memperkenalkan Pada semua Orang
34
Makan Malam Keluarga
35
Emosi yang Dipermainkan
36
Tolong Percaya padaku
37
Olivia bertingkah
38
Lisa yang Bawel
39
Jatah Malam Yang Hilang
40
Sudah Waktunya
41
Mas Stop!
42
Kiran Hamil?
43
Kesialan Lisa
44
Tanggung jawab?
45
Sisi lain Anas
46
Antara Anas dan Lisa
47
Anak Kecil tidak Pandai Berkuda
48
Kiran Sakit
49
Rumor Apalagi!
50
Ayo! Kita Jaga Jarak!
51
Saling Percaya
52
Sisi Lain Kiran
53
Siapakah dia?
54
Insting Lisa Bisa Saja Meleset!
55
Dilema Kiran
56
Logika Agra
57
Jangan Banyak Cemburu
58
Suami Yang Kaya Raya!
59
Hujan yang Menjadi Saksi
60
Jurus Baru AGRA
61
Liburan / Honeymoon
62
Syok!
63
Tragedi
64
PETAKA
65
Syukurlah...
66
Rekaman CCTV
67
Tidak dapat Berpura-pura
68
Telat dua Langkah
69
I Want U So Bad, Kiran!
70
Tom, Jerry ?
71
Sejauh apa Hubungan kita?
72
Gagal Kelonan
73
Anak?
74
Kau Harus Ikut!
75
Fobia Ketinggian
76
Bisa DiCoba
77
Maafkan Kiran ya Mas...
78
Lancang Memang, tapi…
79
Debaran tiada Henti
80
Kita Harus Pergi
81
Botol Kaca mematikan.
82
Bukan Saatnya
83
Amarah Menguasai
84
Sangat Membenci Penghianat
85
PIKTOR
86
Tidak Rela Berbagi
87
Harus Kembali
88
PERINGATAN yang di ABAIKAN
89
Menemukan Kebahagiaan yang Sesungguhnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!