Kecupan Perdana

“Kenapa kamu bisa masuk?!” Tanya Kiran dengan berteriak.

“Karena ini rumah ku?”

“Tapi tadi malam, ya tadi malam aku sudah menguncinya-.”

Agra menunjukkan sebuah kunci dengan melambungkan nya di udara, mata Kiran mengikuti kunci yang di mainkan oleh Agra, kepalanya ia gelengkan dengan cepat. “Astaga... Ya benar kau kan pemilik rumah ini, pastinya juga memiliki semua kunci,” kata Kiran dengan lemah, menundukkan kepalanya karena merasa malu.

“Tapi ini juga rumah mu,” balas Agra yang membuat Kiran langsung mengangkat kepalanya.

“Hah?”

“Ah sudahlah... Cepat turun, aku lapar. Hanya kau satu-satunya yang berani membuat aku menunggu ,” ucap Agra sembari berlalu keluar dari sana.

Mendengar penuturan Agra, Kiran menelan ludah nya dengan susah payah, siapa sebenarnya dia? Pertanyaan itu kembali muncul di benaknya. “Apa katanya tadi, hanya aku yang berani membuat dia menunggu? Apa dia orang yang penting?” gumam Kiran lagi sebelum ia berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum turun menemui Agra.

Di Halaman belakang, terdapat sebuah meja makan yang sudah tersedia berbagai jenis makanan yang terlihat sangat lezat, dan di sana pula Agra yang sibuk dengan ponselnya tidak menyadari kehadiran Kiran yang masih berdiri di ambang pintu. Ketika menoleh Agra pun segera memutuskan sambungan telepon itu dan berjalan ke arah meja makan.

“Duduklah, jangan sungkan. Ini juga rumah mu, dan mereka pelayan yang siap membantu mu.” Agra tidak menunggu Kiran mengambilkan makanan, seperti kebanyakan pasangan suami istri.

“Apa maksudmu, ini juga rumah ku?” tanya Kiran tanpa menatap langsung wajah Agra.

“Kamu adalah istriku yang sah, apa yang menjadi milikku, itu juga termaksud milikmu. Dan kelak untuk satu tahun kedepan aku akan merepotkan mu, untuk mengurus rumah ini dan para pelayan,” ucap Agra yang semakin membuat Kiran tidak mengerti.

“Lusa aku akan pergi ke Amrik selama setahun, dan selama aku pergi, kau jaga rumah ini. Bukan menjaga seperti penjaga, tetapi bantu aku mengurus semuanya, kau bisa?”

“Setahun?”

“Ya, setahun. Tapi kau tenang saja, aku akan bertanggung jawab penuh atas dirimu. Karena memang kau adalah istriku, walaupun sebenarnya kau tidak menginginkan diriku sebagai suami mu.” Suara Agra semakin menekan pada mengatakan kalimat terakhirnya.

Agra telah menghabiskan sarapannya, dia meletakkan sendok dan garpu di atas piring yang kosong, meminum air yang sudah tersedia di sana. Terdiam sebentar kemudian bicara kembali. “Kiran, mungkin kamu masih bingung kenapa aku tiba-tiba datang dan mengambil keputusan untuk menikahi mu kan?” Kiran mendengar intonasi suara Agra seketika menelan makanan nya dengan susah payah. Ia tahu kalau saat ini Agra tengah bicara serius kepadanya.

“Ayahku sakit, Kiran. Kakek ku melimpahkan semua tanggung jawab pada orang tua ku. Saudara-saudara ayah tidak ada yang bisa di percaya, maka dari itu akulah yang mengambil alih semuanya untuk sementara. Semua bisa kudapatkan dan akan menjadi milikku seutuhnya dengan beliau memberikan ku syarat, yaitu menikah.”

Agra menjeda ucapannya, menatap Kiran yang juga sedang menatap dirinya mendengarkan apa yang akan di ucapkan selanjutnya.

“Aku akan pergi selama satu tahun, dan ketika aku kembali nanti. Aku akan memberikan hak mu untuk memilih. Melanjutkan Pernikahan kita, atau berhenti. Jika kau setuju aku akan membuatkan sebuah surat perjanjian, bagaimana?”

Kiran terdiam, mencoba menelaah apa yang di katakan Agra panjang lebar tadi, dapat di pahami kenapa Agra tiba-tiba bersedia menikahinya. Tapi ada satu hal yang sangat ingin ia tanyakan.

Kiran menggigit bibir bawahnya, ingin bersuara tapi ada rasa takut dalam dirinya dan itu di sadari oleh Agra. “Apa ada yang ingin kau tanyakan?”

Kiran mengangguk pelan, Agra hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Kiran sedikit terpukau melihat Agra yang tersenyum dengan manisnya. ‘apa dia seorang malaikat yang di turunkan untukku’ Kiran segera menggelengkan kepalanya mengusir jauh-jauh pikiran seperti itu. ‘ingat Kiran, kekasih mu baru saja meninggal, kau malah bermain mata dengan pria lain’

“Katakan.”

“Hah?”

“Katakan apa yang ingin kau tanyakan,” ucap Agra lagi.

“Emmm... Dalam pernikahan ini sudah pasti nya Anda yang di untungkan, lalu aku?”

Agra tertawa kecil mendengar nya, tidak menyangka kalau gadis polos itu justru memikirkan untung ruginya dalam pernikahan mereka, walaupun seharusnya Kiran cukup berterima kasih karena telah menyelamatkannya dari jerat rumor kesialan itu, tapi Agra dapat memakluminya.

“Apa yang kau inginkan? sebutkan saja, keinginan apa yang belum kau capai selama ini,” ucap Agra dengan menawarkan sebuah permintaan.

“Aku sangat ingin berkuliah.”

“Baik.”

“Aku tidak ingin di batasi dalam melangkah.”

“Di kabulkan.”

“Aku tidak ingin tinggal disini.”

“Siap, aku akan memberikan mu rumah lengkap dengan kendaraan juga pelayan.”

“Bukan! Bukan seperti itu yang kumau, aku hanya ingin tinggal jauh dari sini, kamu hanya perlu memberikan ku tempat, tidak perlu dengan kendaraan dan pelayan.” Agra membuang semua dugaannya yang menerka kalau Kiran adalah gadis materialistis tapi tidak, justru Kiran terlihat naif di mata Agra setelah mendengar penolakan Kiran tadi.

“Baik kalau begitu, aku akan membuat surat perjanjian untuk kita tanda-tangani. Kau lanjutkan makan, aku pergi ke ruang kerja ku dulu.” Agra pun berlalu pergi dari ruang makan meninggalkan Kiran yang harus menghabiskan sarapannya. Menangis semalaman membuat tenaganya terkuras habis.

Selesainya dengan sarapan, Kiran pun berniat akan mencuci piring bekasnya dan juga Agra, tapi secepat mungkin pelayan di sana mengambil alih dari tangan Kiran, “maaf nona, biar kami yang melakukan nya,” ucap salasatu pelayan Agra.

“Terima kasih kak, eummm ruangan dia dimana ya?”

“Dia? Oh maksud nona, mungkin tuan Agra ya, mari saya antar.”

Sesampainya di depan ruangan yang terdapat Agra di dalamnya. Kiran pun masuk setelah pelayan yang mengantar nya berpamitan pergi. Mengetuknya terlebih dahulu kemudian masuk setelah mendapatkan sahutan dari dalam. “Kiran, kemarilah,” pinta Agra yang duduk di kursi kerjanya.

“Ini, kamu tanda tangan di sana.” Agra menyerahkan sebuah lembaran kertas yang bertuliskan sebuah perjanjian yang sudah ia tanda tangani.

Kiran pun meraih kertas itu lalu mentanda-tangani nya tanpa membacanya terlebih dahulu.

“Kenapa kau tidak membaca isi perjanjian nya terlebih dahulu?”

“Saya percaya pada Anda,” jawab Kiran dan Agra tersenyum senang mendengarnya.

..

Hari dimana kepergian Agra pun tiba, koper sudah di siapkan oleh ajudan Agra yang bernama Anas, pria yang usianya tak jauh dari usia Agra, tapi dia sangat berbeda dengan Tuannya, Anas pria yang kaku, bahkan tersenyum pun tidak pernah. “Kiran yang baru saja keluar dari kamarnya melihat Agra yang juga baru keluar dari kamar sebelah, mereka saling melemparkan senyuman dan Agra melangkah menghampiri Kiran.

“Apa kau tidur dengan nyenyak?” tanya Agra dengan menepuk puncak kepalanya, dan harus Agra tahu, jantung Kiran berdegup kencang setiap menerima perlakuan lembut seperti itu.

“Apa Anda akan pergi?”

“Iya, aku kan sudah mengatakannya kemarin padamu. Oh ya sebentar.” Agra menjeda ucapannya lalu menoleh ke arah Anas yang berdiri di belakangnya. “Nas, kamu bawa koperku saja kemobil, nanti aku menyusul,” ucap Agra dan di angguki oleh Anas.

“Kemarilah.” Agra menarik lembut tangan Kiran dan membawamu ke kamar milik Agra, dan itu membuat Kiran panik. “M-mau apa?”

Agra memegang kedua pundak Kiran dan memintanya untuk duduk, duduk di ranjang? Hah! Kiran pun semakin di buat gugup. Agra duduk di depan Kiran, mereka saling berhadapan, bertatap wajah dengan canggung. “Aku pergi selama setahun, tapi ingat ya. Walaupun ini pernikahan kontrak, kau tetap istriku, jaga diri dan jaga nama baik ku, aku percaya padamu. Dan... Ini, Anas sudah mengurus tempat masuk kuliah kamu.” Agra menyerahkan amplop coklat surat penerimaan mahasiswa milik Kiran.

“Hah? Tidak ada tes kah?” gumam Kiran dalam hatinya.

“Dan satu lagi, Cup’,” Kiran terbelalak karena Agra yang menciumnya dengan tiba-tiba, ya walaupun hanya di kening tetapi tetap saja membuat dia terkejut sehingga pipinya pun memerah.

“Jangan nakal, dan jangan merindukan ku.” Kiran masih diam, dia masih tidak menyangka dengan apa yang Agra lakukan dan katakan.

Terpopuler

Comments

Ila Lee

Ila Lee

beruntung kamu Kiran di selamat kn org yg baik

2024-06-19

0

Artiana S

Artiana S

beruntung kamu kiran

2024-06-11

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

terjawab sudah apa niat Agra yg tiba² menikahi Kiran.. sama² di urungkan si kalau aku pikir.. toh dr pada Kiran gak punya tempat tinggal krn udah di usir dr kampung nya kan.. dan ada yg terbalik disini.. biasanya yg dingin dan kaku itu si bos, lah ini malah asistennya, Anas yg kaku.. 🤭🤭

2023-12-26

0

lihat semua
Episodes
1 Gadis Pembawa Sial
2 Agra Madava Nadindra
3 Kecupan Perdana
4 Rindu?
5 Orang Asing di Ranjang
6 Kecupan Ke-dua
7 Jangan Mengganggunya!
8 Sebuah Pilihan
9 Membatasi Diri
10 Pamit
11 Wanita Simpanan
12 Kita Selesai!
13 Salah Paham
14 Mencari ku?
15 Memastikan Semua!
16 Keadaan Yang Membaik
17 Pertama Untukku
18 Apa masih Berfungsi?
19 Kalian Sangat Mirip
20 Mr. X
21 Mental Yang Tidak Sehat
22 Kepribadian Ganda
23 Budak Cinta
24 Akhirnya...
25 Kamu Malu?
26 Aku Cemburu!
27 Adik Sepupu yg Kurang Ajar
28 Cara Menghadapi Olivia
29 Ingkar Janji
30 Mengelabui yang Menggemaskan
31 Pembalasan
32 Kepekaan Agra
33 Memperkenalkan Pada semua Orang
34 Makan Malam Keluarga
35 Emosi yang Dipermainkan
36 Tolong Percaya padaku
37 Olivia bertingkah
38 Lisa yang Bawel
39 Jatah Malam Yang Hilang
40 Sudah Waktunya
41 Mas Stop!
42 Kiran Hamil?
43 Kesialan Lisa
44 Tanggung jawab?
45 Sisi lain Anas
46 Antara Anas dan Lisa
47 Anak Kecil tidak Pandai Berkuda
48 Kiran Sakit
49 Rumor Apalagi!
50 Ayo! Kita Jaga Jarak!
51 Saling Percaya
52 Sisi Lain Kiran
53 Siapakah dia?
54 Insting Lisa Bisa Saja Meleset!
55 Dilema Kiran
56 Logika Agra
57 Jangan Banyak Cemburu
58 Suami Yang Kaya Raya!
59 Hujan yang Menjadi Saksi
60 Jurus Baru AGRA
61 Liburan / Honeymoon
62 Syok!
63 Tragedi
64 PETAKA
65 Syukurlah...
66 Rekaman CCTV
67 Tidak dapat Berpura-pura
68 Telat dua Langkah
69 I Want U So Bad, Kiran!
70 Tom, Jerry ?
71 Sejauh apa Hubungan kita?
72 Gagal Kelonan
73 Anak?
74 Kau Harus Ikut!
75 Fobia Ketinggian
76 Bisa DiCoba
77 Maafkan Kiran ya Mas...
78 Lancang Memang, tapi…
79 Debaran tiada Henti
80 Kita Harus Pergi
81 Botol Kaca mematikan.
82 Bukan Saatnya
83 Amarah Menguasai
84 Sangat Membenci Penghianat
85 PIKTOR
86 Tidak Rela Berbagi
87 Harus Kembali
88 PERINGATAN yang di ABAIKAN
89 Menemukan Kebahagiaan yang Sesungguhnya
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Gadis Pembawa Sial
2
Agra Madava Nadindra
3
Kecupan Perdana
4
Rindu?
5
Orang Asing di Ranjang
6
Kecupan Ke-dua
7
Jangan Mengganggunya!
8
Sebuah Pilihan
9
Membatasi Diri
10
Pamit
11
Wanita Simpanan
12
Kita Selesai!
13
Salah Paham
14
Mencari ku?
15
Memastikan Semua!
16
Keadaan Yang Membaik
17
Pertama Untukku
18
Apa masih Berfungsi?
19
Kalian Sangat Mirip
20
Mr. X
21
Mental Yang Tidak Sehat
22
Kepribadian Ganda
23
Budak Cinta
24
Akhirnya...
25
Kamu Malu?
26
Aku Cemburu!
27
Adik Sepupu yg Kurang Ajar
28
Cara Menghadapi Olivia
29
Ingkar Janji
30
Mengelabui yang Menggemaskan
31
Pembalasan
32
Kepekaan Agra
33
Memperkenalkan Pada semua Orang
34
Makan Malam Keluarga
35
Emosi yang Dipermainkan
36
Tolong Percaya padaku
37
Olivia bertingkah
38
Lisa yang Bawel
39
Jatah Malam Yang Hilang
40
Sudah Waktunya
41
Mas Stop!
42
Kiran Hamil?
43
Kesialan Lisa
44
Tanggung jawab?
45
Sisi lain Anas
46
Antara Anas dan Lisa
47
Anak Kecil tidak Pandai Berkuda
48
Kiran Sakit
49
Rumor Apalagi!
50
Ayo! Kita Jaga Jarak!
51
Saling Percaya
52
Sisi Lain Kiran
53
Siapakah dia?
54
Insting Lisa Bisa Saja Meleset!
55
Dilema Kiran
56
Logika Agra
57
Jangan Banyak Cemburu
58
Suami Yang Kaya Raya!
59
Hujan yang Menjadi Saksi
60
Jurus Baru AGRA
61
Liburan / Honeymoon
62
Syok!
63
Tragedi
64
PETAKA
65
Syukurlah...
66
Rekaman CCTV
67
Tidak dapat Berpura-pura
68
Telat dua Langkah
69
I Want U So Bad, Kiran!
70
Tom, Jerry ?
71
Sejauh apa Hubungan kita?
72
Gagal Kelonan
73
Anak?
74
Kau Harus Ikut!
75
Fobia Ketinggian
76
Bisa DiCoba
77
Maafkan Kiran ya Mas...
78
Lancang Memang, tapi…
79
Debaran tiada Henti
80
Kita Harus Pergi
81
Botol Kaca mematikan.
82
Bukan Saatnya
83
Amarah Menguasai
84
Sangat Membenci Penghianat
85
PIKTOR
86
Tidak Rela Berbagi
87
Harus Kembali
88
PERINGATAN yang di ABAIKAN
89
Menemukan Kebahagiaan yang Sesungguhnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!