haruskah ku pergi

Tepat pada malam anniversary mereka yang ke 6 bulan, Dara sengaja menyiapkan kejutan untuk Reiner, berharap dia akan menyukai hadiah yang akan di berikannya.

Dara menghias setiap sudut rumah dengan aksesoris bernuansa mawar merah, agar terasa romantis.

Dia juga menghias tempat tidurnya dengan taburan bunga agar lebih indah berharap hati Reiner akan tersentuh.

Semua kejutan pun sudah selesai Dara pasang, dia tinggal menunggu Reiner pulang dari kantornya.

Dara menghias dirinya dengan sangat cantik, tak lupa dia juga memakai dress favorit Reiner dengan wangi parfum yang pernah Reiner hadiahkan untuknya.

Di depan cermin, Dara tersenyum manis sendiri, sambil menyisir rambutnya dia membayangkan jika Reiner pasti akan menyukai kejutannya.

"Aku yakin, kamu pasti tidak akan menolak hadiahku mas"

Ujar Dara sambil menyisir rambut panjangnya.

Setelah dirasa sudah siap, Dara langsung memesan makanan dari luar dan kue untuk tiup lilin bersama suaminya itu.

Sebuah cake coklat susu kesukaan mereka terlihat sangat indah dan menggoda lidah.

"Wah bagus sekali, pasti Reiner sangat menyukainya"

Dara pun menambahkan tulisan di kue itu dengan kalimat hatinya

(Happy anniversary 6 bulan sayang)

Tanda love pun tak terlupakan.

...

Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, Dara sudah biasa menghadapi Reiner yang sering pulang malam, dia pun berpikir mungkin Reiner terjebak macet atau masih lembur, Dara pun menunggu di kursi ruang tengah.

Pukul 10 Reiner masih belum pulang, Dara pun mulai sedikit mengantuk, akhirnya dia berdiri dan berjalan kesana kemari untuk menghilangkan rasa kantuknya,

"Jangan sampai aku tertidur saat Reiner pulang, aku harus tetap terlihat segar dan cantik agar dia suka"

Waktu terus bergulir, Reiner masih tak kunjung pulang, Dara pun mulai putus asa, karena Reiner tidak bisa dia hubungi, dan akhirnya tepat pukul setengah 11 malam, pintu rumah pun terbuka.

"Kau sangat cantik sekali sayang"

Puji Reiner pada wanita yang mengantarnya pulang dengan membelai rambutnya mesra, bahkan di depan Dara Reiner mencumbu pipi wanita itu dengan sangat manja.

"Jangan pergi, tetaplah disini bersamaku cantik"

Air mata dara pun mulai menetes kala melihat semua pemandangan di depan matanya, Dara yang melihat Reiner pulang dengan membawa wanita lain sangat kecewa, semua yang Reiner lakukan padanya begitu menyakiti hatinya.

Dara pun bergegas pergi ke kamar dan mengunci dirinya di dalam.

Dara menangis sejadinya mengingat semua yang telah Reiner lakukan bersama wanita lain di ruang tamu, terdengar suara Reiner yang terus menggoda dan merayu wanita itu, sungguh semua itu sangat menyesakkan hatinya, air mata Dara pun tak henti mengalir.

"Kamu tega mas, kamu jahat"

Kata hati Dara yang mulai putus asa menghadapi sikap Reiner yang terus menyakiti jiwa dan raganya.

Untuk ke sekian kali Reiner membawa wanita lain ke rumahnya, namun Dara masih bisa mengerti karena Reiner masih berada dalam kemarahan padanya saat itu.

Tapi untuk kali ini, rasanya Dara sudah sangat menyerah menghadapi sikap Reiner yang terus saja menyakitinya.

Dalam kemarahan yang sangat besar untuk setiap perlakuan Reiner padanya, akhirnya Dara bangkit dan membereskan semua pakaian di lemarinya.

Dara menghapus semua riasan di wajahnya dan menghancurkan semua hiasan di kamarnya.

Karena sudah tidak tahan lagi mempertahankan hati untuk Reiner, Dara pun memutuskan untuk pergi meninggalkan Reiner malam itu juga.

"Selama ini aku yang terus sabar menghadapi sikap kamu yang begitu jahat padaku mas, aku terima semua perlakuanku karena aku memang bersalah telah membohongi dan menipumu, semua cinta yang pernah kamu berikan dulu membuat aku melupakan dendamku padamu, tapi mengapa kamu tidak pernah menyadari jika cintaku tulus?"

Rintihan hati Dara yang sangat kecewa pada Reiner.

Tanpa meninggalkan pesan apapun untuk Reiner, Dara akhirnya keluar dari kamar mereka, kamar yang penuh dengan kenangan indah bersama Reiner.

Dengan mengusap perut yang sedang tumbuh buah cinta Reiner di rahimnya, Dara meminta maaf pada calon anaknya karena dia tidak bisa mempertahankan hubungan mereka.

"Maafkan ibu nak, selama ini ibu berusaha kuat bertahan dengan papamu hanya untuk kamu, tapi untuk kali ini, ibu sudah menyerah, ibu tidak kuat lagi menghadapi papamu yang sangat membenci ibu"

Ucap hati Dara pada sang buah hati.

Di ruang tamu, Reiner yang masih bersama wanita lain masih bersikap mesra, Reiner pun melihat kedatangan Dara yang membawa koper hendak pergi.

"Hei mau kemana kau?"

Tanya Reiner pada Dara dengan jiwanya yang di pengaruhi alkohol.

Dara tidak menjawab pertanyaan Reiner yang tidak sadar, karena semua hanya akan percuma saja, sedangkan wanita nakal yang Reiner bawa ke rumahnya hanya tersenyum licik ke arah Dara.

Entah siapa dan darimana wanita itu Reiner bawa, sebab setiap malam Reiner sering Gonta ganti wanita setiap dia pulang dalam keadaan mabuk.

Dara yang tak kuasa menahan kesedihan dan air matanya pun berlalu dan pergi dengan penuh kekecewaan pada Reiner.

Dalam lubuk hatinya, Dara bersumpah jika dia tidak akan pernah mencintai Reiner dan kembali padanya lagi.

"Jika dari awal aku tahu cintamu hanya sebatas sampai disini, mungkin aku tidak akan semakin mencintaimu dengan perasaan yang dalam, benih dendam yang berhasil kau kubur di hati ini mungkin akan tumbuh kembali setelah cintaku selalu kau abaikan Rei"

Ucap hati Dara akan cintanya yang tak terbalas.

Meski berat, Dara pun melangkahkan kakinya keluar dari rumah kesayangannya itu, rumah sederhana yang penuh dengan kenangan bersama Reiner.

"Maafkan aku Rei, semoga kau baik-baik saja tanpa aku? Namun setelah kau menyadari semua cintaku untukmu, mungkin semua sudah terlambat, aku sudah tidak akan pernah ada lagi di hidupmu"

Kata hati Dara saat melihat Reiner untuk yang terakhir kalinya.

Air mata cinta Dara pada Reiner terus mengalir deras membasahi pipinya yang lembut dan merona,

Sedangkan Reiner yang masih tidak sadarkan diri terus menghabiskan waktunya bermanja dengan wanita lain di ruang tamu rumahnya.

Rumah Dara dan Reiner tepatnya.

Pintu rumah Dara buka secara perlahan. Langkahnya terasa berat dia ayunkan.

Pandangan matanya terus menatap Reiner yang sedang asik dengan wanita lain.

"Selamat tinggal Rei "

Pintu pun Dara tutup berharap Reiner tidak menyadari akan kepergiannya.

Di tengah malam sendirian Dara berjalan menyusuri tepian, sungguh sangat sunyi dan sepi,

Tak ada satupun orang yang lalu lalang, bahkan satu kucing pun tak nampak.

Hanya semut hitam yang terlihat di kegelapan malam yang sedang merayap menuju tiang pohon atas.

Dara masih belum menyeka air matanya akan Reiner, dia terus menangis sedih karena sikap suaminya yang sudah keterlaluan itu.

Angin malam pun berhembus menusuk tulang Dara yang masih mengenakan dress kesukaan Reiner.

Terpopuler

Comments

khazanah

khazanah

kasihan sekali dara

2023-02-19

2

lihat semua
Episodes
1 Air mata Dara
2 haruskah ku pergi
3 kehilangan
4 Sadarnya Reiner
5 Reiner putra dirgantara
6 meninggalnya ibu Sukma
7 ayah Rio meninggal
8 kembali histeris
9 pertemuan dengan nek Nilam
10 mimpi buruk Reiner
11 pencarian bukti
12 titik terang
13 bukti kejahatan Reiner
14 tawaran pak Dirga
15 bukti yang di curi
16 mencari bukti baru
17 bergegas ke kantor polisi
18 firasat buruk Amira
19 tembakan Rio
20 terlemparnya Sukma
21 kemana ka Sukma
22 dokter Rafi penyelamat nyawa Sukma
23 siapakah aku?
24 hampir ketahuan
25 Sunita
26 Cucu kandung pak Dirga
27 wajah baru Sukma
28 Amira kontraksi
29 tidak tega
30 kematian palsu
31 kematian Amira
32 segera bertemu dengan Amira
33 Segera pulang
34 Baby Sukma dirgantara
35 Kecelakaan pak Dirga
36 Mengambil darah A
37 Tatapan Reiner
38 Sindiran dr Rafi
39 Langkah awal
40 Pak Dirga sadar
41 Menjenguk Amira
42 Awan menghitam
43 Janji Dara
44 Tangis dr Dara
45 Foto Sukma dan Amira
46 Masuk dalam perangkap
47 Pak Dirga bisa pulang
48 Suster Mery
49 Kecurigaan Reiner
50 Siapa Vidia
51 Teror part 1
52 Paket boneka mati
53 Rencana berhasil
54 Kembalinya Amira
55 Terungkap
56 Jebakan untuk Rio
57 Harus merasakan apa yang Amira rasakan
58 Sosok itu kembali
59 Sedikit titik terang
60 Menyerahkan diri
61 Kabar duka
62 Sukma masih hidup
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Air mata Dara
2
haruskah ku pergi
3
kehilangan
4
Sadarnya Reiner
5
Reiner putra dirgantara
6
meninggalnya ibu Sukma
7
ayah Rio meninggal
8
kembali histeris
9
pertemuan dengan nek Nilam
10
mimpi buruk Reiner
11
pencarian bukti
12
titik terang
13
bukti kejahatan Reiner
14
tawaran pak Dirga
15
bukti yang di curi
16
mencari bukti baru
17
bergegas ke kantor polisi
18
firasat buruk Amira
19
tembakan Rio
20
terlemparnya Sukma
21
kemana ka Sukma
22
dokter Rafi penyelamat nyawa Sukma
23
siapakah aku?
24
hampir ketahuan
25
Sunita
26
Cucu kandung pak Dirga
27
wajah baru Sukma
28
Amira kontraksi
29
tidak tega
30
kematian palsu
31
kematian Amira
32
segera bertemu dengan Amira
33
Segera pulang
34
Baby Sukma dirgantara
35
Kecelakaan pak Dirga
36
Mengambil darah A
37
Tatapan Reiner
38
Sindiran dr Rafi
39
Langkah awal
40
Pak Dirga sadar
41
Menjenguk Amira
42
Awan menghitam
43
Janji Dara
44
Tangis dr Dara
45
Foto Sukma dan Amira
46
Masuk dalam perangkap
47
Pak Dirga bisa pulang
48
Suster Mery
49
Kecurigaan Reiner
50
Siapa Vidia
51
Teror part 1
52
Paket boneka mati
53
Rencana berhasil
54
Kembalinya Amira
55
Terungkap
56
Jebakan untuk Rio
57
Harus merasakan apa yang Amira rasakan
58
Sosok itu kembali
59
Sedikit titik terang
60
Menyerahkan diri
61
Kabar duka
62
Sukma masih hidup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!