Rasa cinta dan benci yang kini sedang beradu dalam benak Dara kembali bergelut memperebutkan apa yang terbaik untuk Dara.
Haruskan Dara menyimpan dan mengubur semua cintanya yang besar pada Reiner, an memulai kembali pembalasan dendam akan kematian adiknya yang telah dilecehkan oleh Reiner dan kawannya.
Dara masih ingat betapa dia sangat membela cintanya pada Reiner, hingga demi cintanya Dara berani melawan dokter Rafi yang telah menyelamatkan hidupnya dan meninggalkan nek Nilam yang selama ini selalu ada untuknya.
Dara melawan dokter Rafi karena dia dibutakan oleh cinta Reiner padanya, Dara yang dimabuk asmara tidak bisa membedakan antara cinta dan dendam yang sedang dia lakukan dulu.
Bahkan karena cintanya pada Reiner, nek Nilam yang selalu baik dan mendukung setiap langkahnya terpaksa dia tinggalkan karena Reiner meminta Dara untuk hidup bersamanya.
Sungguh ironi yang sangat sulit masuk diakal, Dara yang dari awal datang ke rumah Reiner dan keluarga untuk membalaskan dendam dan mencari bukti yang baru untuk setiap kejahatan mereka, justru dia sendiri yang terjebak oleh cinta Reiner.
***
Dara coba memesan taksi online namun tidak ada satupun yang menerima pesanannya.
Dara berniat mencari hotel untuk sementara dia bermalam sebelum dia benar-benar pergi meninggalkan Reiner.
Dara pun duduk di sebuah halte pemberhentian bus, dan disaat yang bersamaan, Dara yang sedang duduk termenung sedih di hampiri seorang preman yang sedang mabuk berat dan hendak melukainya.
"Halo cantik, sendirian aja nih"
Melihat Dara yang masih mengenakan dress mini kesukaan Reiner, membuat preman yang melihat Dara tergoda dan berniat menyentuhnya.
Dara pun mulai cemas dan berteriak minta tolong.
"Jangan kamu dekati aku, pergi kamu?"
Dara coba mengusir preman itu dari hadapannya,
",Tolong, tolong"
Teriak Dara meminta tolong berharap seseorang akan datang menyelamatkannya.
"Berteriak lah, karena tidak akan ada orang yang menyelamatkanmu sayang, ayo kemari? Kita nikmati malam ini bersamaku, kau sangat cantik dan seksi"
Ujar preman yang terus mendekati Dara.
Dara terus mundur menghindari preman tersebut, dan terus berteriak minta tolong, hingga pada akhirnya disaat Dara mulai lemah akan serangan preman yang terus manarik tangannya, Dara pun hampir putus asa dan tak sadarkan diri.
Dan tiba-tiba saja, seseorang datang menyelamatkan Dara yang hampir pingsan.
Pria itu berhasil melawan preman tersebut dengan semua serangannya yang bertubi-tubi.
"Sadam, kau, terima kasih sudah datang menolongku"
Tak sempat berkata banyak, Dara pun langsung pingsan tak sadarkan diri.
Sadam pun segera membawa Dara ke klinik terdekat, dia khawatir akan keadaannya yang sedang mengandung, dalam benak Sadam, dia bertanya mengapa Tengah malam begini Dara ada diluar? Sedang apa dia dan hendak kemana dia pergi dengan membawa koper besar.
Sebagai sahabat yang baik, Sadam pun coba menghubungi Reiner untuk memberitahu keadaan istrinya itu.
Dara terkulai lemas karena sedari siang tadi dia belum sempat makan apapun.
Dara terlalu sibuk mendekorasi rumah dan kamarnya demi memberi kejutan untuk Reiner.
Sadam terus coba menghubungi Reiner, namun masih tetap tidak tersambung. Dan akhirnya Dara pun tersadar sudah berada di klinik.
"Aku dimana? Mengapa aku ada disini?
Tanya Dara pada Sadam.
Sadam pun mengatakan jika dirinya jatuh pingsan setelah tadi di serang preman,
Dara pun mengingat semua yang telah terjadi.
"Jadi kamu yang sudah menolongku?"
Tanya Dara pada Sadam.
Sadam pun mengatakan jika memang dirinya yang telah menolongnya dari preman yang hendak menodainya, Sadam juga bertanya mengapa Tengah malam Dara berada di luar, apa yang sedang dia lakukan tengah malam diluar rumah, dan kenapa Reiner tidak bisa dia hubungi.
"Reiner harus tahu jika kamu hampir saja diserang oleh preman."
Mendengar Sadam hendak menghubungi Reiner, Dara langsung menghentikannya, Dara meminta Sadam untuk tidak menghubungi Reiner.
"Jangan, jangan hubungi dia, jika kamu tidak keberatan, bisakah kamu carikan aku hotel untukku malam ini? Aku sedang tidak ingin pulang"
Sadam pun terdiam, dia sudah mengira pasti Dara dan Reiner sedang bertengkar, itu sebabnya Dara tidak mau pulang ke rumah.
Karena kasihan, akhirnya Sadam pun menuruti permintaan Dara mencarikan kamar hotel untuknya.
Waktu menunjukan pukul 12 malam, Sadam dan Dara tidak menemukan kamar hotel yang kosong.
Sadam pun merasa kasihan pada Dara, dan akhirnya diapun menawarkan diri untuk membantunya.
"Kalau kamu tidak keberatan, untuk sementara waktu kamu bisa tinggal di rumahku saja dulu, biar aku tinggal di rumah ibuku, kamu jangan khawatir, ada bi anah di rumah yang akan menemani kamu, nanti aku akan bicara padanya"
Sadam menawarkan bantuannya.
Dara terdiam sejenak, sebenarnya dia tidak ingin merepotkan orang lain, namun apalah dayanya, untuk saat ini Dara memang harus menerima bantuan dari Sadam.
"Tapi aku tidak ingin merepotkan kamu Sadam, selama ini kamu selalu baik padaku"
Selama ini memang Sadam lah yang selalu baik pada Dara di tengah kebencian Reiner dan keluarganya.
Dan untuk malam ini Dara pun akhirnya bermalam di rumah Sadam.
"Sekali lagi terima kasih ya, maafkan aku karena aku harus merepotkan mu lagi, oh ya jika kamu tidak keberatan aku minta jangan bilang Reiner jika aku ada disini?"
Pinta Dara pada Sadam.
***
Di kamar tamu rumah Sadam, air mata Dara kembali menetes teringat akan sikap Reiner padanya, setiap kata kasar yang selalu menusuk hati dan perlakuan buruk yang selalu dia terima,
Dara melihat bekas luka cengkraman kasar Reiner di tangannya yang sampai ini masih belum hilang.
"Kamu jahat Rei, mengapa kamu begitu tega padaku"
Dara kembali merintih akan sikap Reiner.
"Andai dulu aku tidak tergoda oleh perhatian dan kasih sayangmu, mungkin saat ini aku tidak akan pernah menderita dan menangisi setiap yang kamu lakukan"
Dara pun mulai menyesali akan cintanya yang tak pernah terbalaskan lagi oleh Reiner,
Sepanjang malam Dara hanya bisa menangis menyesalinya.
Sementara di tempat lain, Reiner yang sudah terlelap bersama wanita lain di sofa ruang tengahnya terbangun karena kehausan,
Dia berteriak memanggil Dara untuk membawakannya air minum.
"Dara ambilkan air untukku"
Tak ada jawaban terdengar oleh Reiner.
"Dara ayo cepatlah aku sangat haus"
Reiner kembali berteriak memanggil Dara namun masih tidak ada jawaban, hingga akhirnya dia bangun dan bangkit sendiri berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum.
Di atas meja makan tertata makanan lezat yang sudah Dara siapkan untuknya, Reiner pun bergeming mengapa makanan yang di sediakan Dara masih utuh?
Karena lapar melanda, akhirnya Reiner pun menyantap makanan yang tersaji di meja makan dengan lahap tanpa menyadari jika Dara sudah tidak ada lagi di rumahnya.
Reiner yang sudah setengah sadar akhirnya pergi ke kamar meninggalkan wanita liarnya yang terlelap di ruang tamu.
Namun saat dia tiba dan masuk kedalam kamar, dia sangat terkejut melihat isi kamar yang sangat berantakan dengan semua hiasan yang sudah Dara hancurkan.
"Apa ini? Dara... Dara"
Reiner memanggil dan mencari keberadaannya,
Reiner pun melihat sebuah kue ulangtahun yang tersimpan di meja kamarnya lengkap dengan lilin yang belum dinyalakan.
Betapa terkejut Reiner saat melihat tulisan diatas kue tersebut, sebuah ungkapan Dada untuknya di hari jadi mereka yang ke 6 bulan.
Sebuah sweater bayi rajut buatannya pun tersimpan sebagai kado untuknya.
"Dara...kau?"
Reiner langsung membuka lemari pakaian milik Dara, dan disana dia tidak menemukan satu helai pun pakaian milik Dara.
"Dara..tidak mungkin, ini pasti tidak mungkin, kau tidak boleh pergi meninggalkan aku"
Reiner tidak terima Dara meninggalkannya.
" Dara... Dara ..."
Teriak Reiner memanggil istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Vtree Only
sokor
2025-01-12
0
khazanah
next
2023-02-23
0