"Abelano melirik jarum jam yang ada di pergelangan tangannya. Sudah satu jam lamanya Emin berada di kamar mandi. Tetapi tak kunjung keluar."Apa yang dilakukannya di kamar mandi hingga sampai satu jam begini dia tidak keluar juga? gumam Abelano dalam hati.
Ada kekhawatiran di hati Abelano kalau Emin melakukan hal nekat di kamar mandi. Sehingga ia pun langsung berdiri mengetuk pintu kamar mandi
"Hei......,apa kamu masih di dalam?
"Kalau kamu masih di dalam Kenapa lama sekali? Apa itu kamu pikir kamar kamu?
Emin sama sekali tidak menjawab. Emin khawatir Abelano akan marah besar kepadanya.
Ingin membuka pintu, tetapi ia malu hanya menggunakan handuk yang dililitkan di tubuhnya. "Cepat keluar apa kamu tidak mendengarku? teriak Abelano dari luar kamar mandi. Emin tetap diam dan memilih duduk di sana.
Karena penasaran sekaligus khawatir kalau Emin melakukan sesuatu hal yang nekat di kamar mandi, akhirnya Abelano mendobrak pintu kamar mandi.
"Apa yang kamu lakukan di sini? ucap Abelano karena terhenyak melihat Emin Hanya duduk di sudut kamar mandi. Tetapi sepertinya Emin sudah selesai melakukan ritual mandinya. Emin menggelengkan kepalanya. "Ayo keluar! Ngapain kamu di kamar mandi ini terus. Kamu mau mati kedinginan? Aku tidak ingin dituduh sebagai pembunuh. Jika kamu ingin mati jangan di kamarku.
Emin terhenyak ketika mendengar kata-kata pedas dari Abelano. "Maaf Tuan Abelano saya tidak ada niatan untuk mengakhiri hidup. Terlalu bodoh saya jika saya mengakhiri hidup. Sedangkan masa depan saya masih panjang. Saya masih muda, bercerai dengan Tuan 30 hari kemudian itu bukan masalah bagiku.
Pasti kekasihku akan dapat menerima alasanku mengapa aku menikah dengan Tuan. Sebelumnya juga saya sudah memberikan informasi kepada kekasihku mengenai pernikahan pura pura ini, kekasih yang sangat aku cintai." ucap Emin percaya diri tentunya ingin membohongi Abelano.
Padahal selama ini Emin sama sekali belum pernah memiliki kekasih. Jatuh cinta ya pernah Jatuh Cinta. Tetapi untuk memiliki seorang kekasih, Emin sama sekali belum pernah di usianya sudah 18 tahun.
Abelano terdiam. "Terus mengapa kamu tetap berada di kamar mandi ini?
"Bagaimana mungkin saya bisa keluar Tuan Abelano yang terhormat. Jika saya keluar dengan hanya menggunakan handuk ini, apa kata orang yang ada di rumah ini kepadaku?" aku menantu yang tidak punya akhlak. Karena seluruh pakaian ganti ku masih ada di kamar pembantu tepatnya di kamarku. " sahut Emin tanpa ada rasa takut sedikitpun.
Abelano langsung tertawa ngakak ketika mendengar jawaban Emin. Tuan mengapa tertawa? Apa ada yang lucu? sepertinya tidak ada yang lucu di sini. Karena Emin tidak melawak. Emin berbicara seolah dirinya tidak memiliki rasa takut kepada Abelano sang majikan yang ia tahu saat ini Abelano masih sah suaminya. Di mata agama dan juga hukum.
Abelano beranjak dari kamar mandi, lalu memberikan baju miliknya untuk digunakan Emin sebelum Emin mengambil baju gantinya ke kamar miliknya. "Nih pakai ini! baru ambil baju gantimu di kamarmu.
" Apakah aku bisa istirahat di sana saja? "Maksud kamu apa? maksud saya saya tidur di kamar saya saja dan Anda di sini.
"Omong kosong apa ini? Apa kamu ingin membuat mami marah kepadaku? jika Mami dan Papi mengetahui kita tidur di kamar terpisah, itu artinya kamu membuat mami marah besar kepadaku." sahut Abelano menatap tajam kepada Emin.
Emin hanya terdiam lalu menutup pintu kamar mandi, Ia menggunakan pakaian yang diberikan Abelano kepadanya. "Aduh kebesaran. Bagaimana mungkin tidak besar, tubuhnya tinggi atletis seperti itu sementara aku? Emin tidak melanjutkan kata-katanya.
Emin terpaksa menggunakan baju milik Abelano. Dengan langkah gontai, Emin keluar dan berlari menuju kamarnya. "Nona Kenapa Nona masuk ke kamar nona sebelumnya?" tanya salah satu asisten rumah tangga yang bekerja di sana.
"Eh.... Bibi, tidak apa-apa. Jangan memanggilku dengan panggilan nona Ding Bi. kita sama di sini, panggil saja seperti biasa Emin." sahut Emin sambil mengembangkan senyumnya. "Tapi nona, kamu sudah menjadi menantu di rumah ini.
"Emin hanya tersenyum, tidak!" kita sama di sini. Sama-sama pembantu." sahut Emin sambil mengelus pundak sang asisten rumah tangga yang selama ini, begitu dekat dengan Emin. Wanita paruh baya itu, menggelengkan kepalanya. Ia bingung maksud Emin mengatakan seperti itu kepadanya. Tetapi ibu paruh baya itu tidak ambil pusing.
Tampak Emin masuk ke dalam kamarnya, lalu memakai baju ganti miliknya yang biasa ia gunakan di rumah. Karena tubuh merasa lelah, Emin membaringkan tubuhnya di atas kasur yang berukuran hanya untuk satu orang saja. "Tubuhku terasa lelah, lebih baik Aku istirahat dulu untuk sementara waktu di sini." gumam Emin sambil membaringkan tubuhnya di sana.
Entah karena faktor kelelahan, Emin pun Langsung tertidur pulas mengarungi alam mimpinya. Padahal Emin sama sekali belum makan malam. dua jam sudah berlalu Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 malam. tetapi Emin tak kunjung kembali ke kamar yang ditempati oleh Abelano
"Kemana wanita sampah itu? Kenapa dia tidak kembali ke sini. Ah biarin saja lah memang kodratnya tidur di kamar pembantu. tidak di kamarku ini." gumamnya dalam hati sembari langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur yang berukuran King size itu.
Kini pasangan suami istri yang baru menikah beberapa jam yang lalu, tidur di kamar masing-masing. Tanpa diketahui Nyonya Agatha dan Tuan Basten.
****
Pagi hari yang indah matahari Sudah terbit di ufuk timur. Kebiasaan Emin bangun lebih awal, itu tidak bisa ia lupakan begitu saja. Setelah selesai sholat subuh ia lakukan, Emin menghampiri asisten rumah tangga yang bekerja di rumah utama keluarga Basten.
"Hello Bi, adakah sesuatu yang bisa Emin bantu?" tanya Emin menghampiri asisten rumah tangga yang bekerja di sana. "loh Emin kamu kok sudah bangun? dan mengapa kamu keluar dari kamar kamu sendiri? apa Kamu tidur di sana satu malam ini? Emin menjawab dengan senyum manis.
Membuat asisten rumah tangga itu menjadi bingung. "Ayolah BI, kita tidak perlu membahas itu. lebih baik kita masak sarapan pagi untuk Nyonya di rumah ini. Bibi pasti tidak mau kena omel bukan? tanya Emin sambil mengembangkan senyumnya.
Senyum manis yang membuat sang asisten rumah tangga yang bekerja di sana,selalu merindukan senyuman itu dari Emin.
Kamu selalu bisa saja membuat bibi merasa semangat lagi. Setiap pagi melihat senyum manis Mu membuat Bibi semakin semangat." sahut asisten rumah tangga itu sambil memotong-motong bahan menu makanan yang akan mereka masak.
"Bi, bolehkah aku yang memasak sarapan pagi hari ini?" Tanya Emin penuh selidik.
"Tentu boleh, Bibi yakin akan masakan kamu. karena Bibi sudah pernah memakan masakan yang sudah kamu masak." sahut Bi Aminah salah satu asisten rumah tangga yang paling lama bekerja di keluarga Basten.
Dengan penuh semangat, Emin memasak menu sarapan pagi untuk keluarga Basten pagi itu. "Apa kamu memasak nasi goreng spesial? Emin menganggukkan kepalanya lalu ia menatap Bi Aminah dengan Tatapan yang sulit diartikan.
Bi Aminah sangat mengetahui kalau Emin terpaksa menerima pernikahan itu. Ia tahu persis apa yang terjadi dikeluarkan Basten. Tetapi Bi Aminah memilih untuk tidak ikut campur. Dan ia sadar Siapa dirinya di rumah utama keluarga Basten.
Tanpa mereka sadari, Nyonya Agatha memperhatikan Emin dengan lincah mempersiapkan menu sarapan pagi untuk keluarga Basten. "Aku tidak salah menikahkah Emin dengan Putraku Abelano." gumam Nyonya Agatha sambil mengembangkan senyumnya.
"Aku tidak ingin memiliki menantu hanya berparas cantik, anggun. Tetapi tahunya hanya shopping ke salon tidak dapat membahagiakan keluarga ini. Lebih baik aku memiliki menantu sederhana seperti Emin tetapi memiliki akhlak dan taat agama." gunanya dalam hati. Sembari terus memperhatikan interaksi antara Aminah dan Emin yang tampak begitu dekat dan bekerja sama melakukan pekerjaan di dapur.
Bersambung......
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏🙏🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓💓
JANGAN LUPA FOLLOW OUTHOR MORATA KARNA AKAN ADA GIVEAWAY DI SANA AKHIR BULAN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kasar banget bahasanya,Walaupun dia pembantu,Dia juga manusia biasa, dia lenih mulia dr kekasih mu Clarissa yg sudah menyelingkuhi mu dgn pria lain,Dia Emin juga yg tlah menyelamatkan nama baik baik kluarga mu asal kamu tau,😡😡😡
2023-04-01
0
ZidniNeve IG : @irmayanti_816
bagus... semangat kak❤️
2022-11-02
1