GERTAKAN

Moura menundukkan pandangan dan menertawakan dirinya sendiri yang terlihat seolah sudah menyukai seseorang pada pandangan pertamanya. Moura mendongak dan tersentak, tatapan matanya tepat saat Noegha juga sedang menatap ke arahnya sekarang.

Deg!

Noegha mengembangkan senyuman tipis dan berlalu cepat seolah mengabaikan Moura. Pria itu bergegas masuk ke dalam restoran. Seluruh pelayan menunduk menyambut kedatangan Noegha dan rombongan staf perusahaannya. Dengan cepat Noegha menginstruksikan untuk membawa mereka ke area yang cukup luas untuk menampung semua.

Moura yang mengekor di paling belakang, masih sibuk memindai tempatnya saat ini. Dia begitu norak dan sangat menyukai restoran yang berada diantara kepungan air laut. Gadis itu terus berjalan sampai suara berat Noegha menghentikan langkah kakinya.

“Sini, Moura!” seru Noegha menatap Moura tajam.

Semua serentak terdiam, mereka jelas tidak berani berkomentar. Noegha menarik kursi mempersilahkan Moura untuk duduk persis di sebelah kursinya.

Sebelum berjalan ke tempat dimana Noegha mempersilahkannya. Moura sempat berdebar, dia tidak sengaja mengatupkan bibir dan menggigitnya cepat membuat Noegha semakin berani terus menatapnya tanpa takut akan gunjingan dari bawahan yang sedang memperhatikan mereka.

‘Pupus sudah niat makan barbarly ku, bye-bye perbaikan gizi, huhu…’ pilu Moura dalam benaknya. Dengan gugup dia menunduk duduk dan tak lupa mengucap rasa terima kasihnya walau dia sebenarnya tidak menerima pengaturan itu.

Semua membaur mengeluarkan aura kecanggungan yang hinggap di diri masing-masing staf. Mereka sangat mengenal sifat arogan Noegha jika tidak sesuai dengan moodnya. Suara bising kembali menggema, tidak hanya dari beberapa staf yang saling berkomunikasi satu dengan yang lain. Melainkan, bos mereka sendiri tengah berbincang dengan pak Khairul. Moura mengerucut masam, dia jelas seperti berada di dimensi yang salah. Keysha yang berada di seberang terlihat mengoloknya dengan menutup mulut menahan tawa akan tingkah Moura yang terlihat seperti ABG Labil.

Beruntungnya, pramusaji segera datang menghampiri dan menghidangkan seluruh menu makan siang yang sudah dipesan. Raut wajah Moura berbinar seketika, rasa canggungnya mendadak hilang dikalahkan oleh rasa laparnya. Noegha yang memang terus memperhatikan gadis incarannya itu tersenyum tipis.

“Ih apa ni?” Moura bertanya pada Keysha dengan menunjuk salah satu piring saji berisi olahan seafood yang baru dilihat Moura.

“Oh, itu enak loh kamu wajib coba!” seru Keysha menjawab rasa penasaran Moura. “Kamu pasti belum pernah makan di Bandung, karena cuma ada di wilayah Kepri sini aja!”

“Owh, siput ya?” tanya Moura dengan wajah sangsi.

“Bukan, lah... Ini tu gonggong!”

“Iya, siput!”

“Bukan, lah. Gonggong!”

“Iya, sejenis siput kan itu?”

“Kalau di Sunda, namanya Tutut!”

Pecah tawa satu meja makan besar atas tingkah kedua admin mereka. Noegha sendiri menundukkan pandangan sekuat tenaga menahan tawa demi image dinginnya tidak luntur saat ini juga.

“Ish, lah! Kamu tuh bebal sekali…” protes Keysha merasa terbawa kesal. “Ini namanya Gonggong!”

“Ya, siput lah tuh!” Moura keukeuh pada pendiriannya.

“Siput itu tawar, Gonggong ini kan dari laut!”

“Owh, siput laut!”

“Bukan, lah!”

Rasanya Keysha ingin menguliti Moura saat ini juga, gadis pembuat masalah itu justru tengah cekikikan senang.

“Hahaha… Kalian ini!” Pak Khairul akhirnya membuka suaranya. “Udah Key, wajar Moura gak tau… Dia kan baru liat juga…”

Moura menaikkan kedua alisnya cepat beserta senyuman mengejek ke arah rekan kerja belum genap satu harinya itu. Dia seolah mendapatkan supporter membela dirinya yang lemah.

“Gonggong ini memang sejenis siput laut karena bentuknya mirip dengan Keong,” terang pak Khairul berharap pertikaian keduanya selesai saat ini juga.

Noegha menggeleng kepala, dia juga tidak bisa menahan diri menertawakan tingkah Moura. “Namanya memang Gonggong, biota endemik yang hidup di perairan laut Kepri."

Moura menoleh pada suara seksi yang juga mencoba menjelaskan lebih detail. Pria itu menunjukkan kudapan enak itu di depan mata Moura.

"Gonggong adalah salah satu jenis seafood yang menjadi ciri khas dari Kepulauan Riau, khususnya Tanjung Pinang dan Batam. Biasanya, orang di sini mengolahnya hanya dengan direbus dan disajikan utuh dengan cangkangnya.”

“Cara makannya pun cukup mudah, dengan mencungkil bagian dalam menggunakan tusuk gigi yang disediakan lalu di cocol dengan sambal pedas, kamu patut mencobanya, Moura…” Noegha melahap kudapan itu di depan wajah Moura yang sedikit merona atas tindakan bosnya kali ini. Moura tersadar saat Noegha mengupas daging Gonggong untuk disantap staf barunya.

“Ehm… T-terima kasih, Pak!”

Semua mata terbelalak sempurna saat bos lajang nan tampan mereka terlihat seperti tengah menggoda rekan kerja baru mereka saat ini. Dalam benak Moura sudah membayangkan, dia akan dikeroyok habis-habisan di dalam ruangan.

***

Semenjak pertemuan pertamanya dengan Moura, pria yang jadi Presdir Adhiaksa Group itu selalu merasa gelisah terbayang-bayang akan kecantikan Moura. Pria itu sampai harus membuka profil Moura yang ia dapat dari bagian resource. Entah apa yang ada dipikiran Noegha saat ini. Dia memiliki rencana untuk membuat gadis itu terjebak dan bisa berhubungan dengannya. Setelah beberapa kali, dia selalu gagal mengajak Moura untuk sekedar pulang bersama.

“Moura!”

Semua pandangan sontak menoleh ke arah asal suara. Termasuk Moura yang tengah diteriaki oleh Presdir mereka. “I-iya, Pak?”

Bruuk!

“Apa-apaan ini!” maki Noegha tanpa aba-aba. “Masa melengkapi berkas pendukung aja ga bisa?!” sambung Noegha berang membuat jantung Moura terasa melompat dari tempatnya.

Noegha melempar berkas yang dibawanya di depan Moura juga di hadapan rekan project lainnya.

“M-maaf,” ucap Moura mendekat dan mencoba memeriksa berkas yang dilempar bosnya barusan itu.

“Saya tidak mau tahu, sekarang juga laporan kerja ini dilengkapi.” Noegha kembali berkoar menekan. “Oh, ya! Perhitungan RAB di beberapa pekerjaan ini juga kamu buat salah,” Noegha menatap tajam ke arah perempuan yang sudah membuat kepalanya mulai berisi gadis itu. “Perbaiki!”

Noegha kembali meneriaki Moura seolah tengah menguji mental staf barunya itu. “Ingat, kamu serahkan sendiri berkas ini keruanganku, aku tunggu sebelum jam pulang kerja!”

Tanpa ada kalimat tambahan, Noegha keluar ruangan begitu saja. Moura hampir saja menitikan air matanya. Semua orang merasa iba pada gadis baru itu, terlebih Keysha. “Sabar, Ra… Beliau memang terkenal arogan kalau ngomong.”

Moura tersenyum getir membawa berkas dan berjalan tegas menuju meja kerjanya. ‘Sungguh pria yang kasar! Aku sumpahin jomblo selamanya!!’

“Eh, tapi—” Keysha mengekor di belakang tubuh Moura. Gadis itu sontak menoleh memperhatikan rekannya yang terlihat mencurigakan. “Baru kali ini juga, Tokek datang kesini maki-maki kamu? Harusnya sih kalau gak Pak Khairul yang Mbak Shaveera!”

Moura mendengus sebal, dia pikir akan mendapatkan kata mutiara penyemangat hidupnya. Nyatanya, kembali lagi kalimat yang seolah memojokkan dirinya. Kedatangannya seperti membawa pengaruh besar disana. Alih-alih senang karena jadi pusat perhatian, Moura justru merasa ini akan jadi bumerang untuknya.

***

Bruuuk!

“Hey!” maki seorang wanita cukup nyaring menyulutkan masalah di depan Moura yang tidak sengaja menabraknya. “Jalan tuh pake mata!!”

“Sorry—” Moura menunduk meminta maaf, dia sungguh berpacu dengan waktu saat ini.

“Lu anak baru ya?” cerca wanita itu kembali mempermasalahkan. “Lu gak liat cewek cantik kayak gini jalan sebelah mana?” tutur si wanita terasa membuat Moura ingin muntah saat ini juga.

“Saya sudah minta maaf, maaf aku benar-benar lagi buru-buru!” Moura tidak lagi memperdulikan respon si wanita yang diperkirakannya merupakan senior. Namun, naas memang… Si wanita dengan cepat mencekal tangan Moura untuk tetap disana.

“Mau kemana lu jam pulang kerja gini?” tanyanya menekan seolah tahu kemana tujuan Moura saat ini.

Wanita yang dianggap senior itu adalah Margareth, salah satu staf keuangan yang gaya juga tingkahnya benar-benar bikin orang muak sebenarnya. Gadis itu memindai tampilan Moura sangat jelas, dari atas hingga bawah. “Lu pasti punya niatan buat godain Pak Noegha, kan?”

Moura membuka mulutnya sekilas kemudian menutupnya kembali sebelum lalat hinggap disana.

Moura menarik kembali tangannya, dia tak gentar dengan gertakan Margareth. “Bukan urusan anda, ini urusan pekerjaan saya!”

Margareth menunjukan wajah syoknya, dia tidak menyangka akan respon berani Moura. “Shiiit! Berani sekali dia! Lihat saja—” Margareth menyeringai jahat sebelum keluar dari sana.

Bruuk!

Moura menghela nafas kesal, sudah dua kali dia bertabrakan dengan orang. ‘Sungguh, sial!’

Kali ini Moura bahkan hampir terjatuh karena sepatu hak tingginya mempersulit keseimbangan tubuhnya.

Dengan cepat, pria yang Moura tabrak merengkuh tubuhnya. Kedua netra mereka saling tatap dengan debar jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya. Keduanya terdiam entah apa yang ada dipikiran mereka saat ini. Adegan itu sungguh terlihat bak kebanyakan film drama yang mempertontonkan keromantisan di dalam kantor. ‘Pak Noegha!’

Noegha tersenyum senang, akhirnya Moura mau juga mendekati dirinya sekarang. Pria itu terus memindai tampilan cantik Moura yang membuatnya menelan ludah berat. ‘Moura—’

Cup~

“Aaarkk!”

Moura tersadar saat bibir penuh bosnya mendadak menyentuh bibir tipisnya. Gadis itu mendorong tubuh Noegha dan kembali berdiri tegak mengatur debar jantung dan pernafasannya. Noegha teramat kesal dengan sikap Moura yang selalu menolak keberadaannya.

“Saya sudah memperbaiki semua berkas seperti yang anda inginkan.” Moura mendorong berkas di tangannya dan memaksa Noegha menerimanya. “Saya permisi!!”

Noegha membuka mulut dan bibirnya lebar-lebar dengan tingkah tidak terduga yang sedang Moura mainkan. “Gadis ini!”

Dengan perasaan jengkel, Noegha kembali membanting berkas diatas meja kerjanya. Dia tidak percaya tidak bisa menaklukan seorang gadis seperti Moura. “Heh, kamu pasti seperti gadis lainnya… Kamu pasti sedang berpura-pura agar aku semakin tertarik padamu, kan?”

Bersambung…

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!