Simpanan Boss Lajang

Simpanan Boss Lajang

MOURA PUTRI SARASVATI

Halooo reader terSayang Aku Gak?

Ini sebenarnya sapaan kedua ya… Mohon maaf untuk yang baru datang membaca novel ini, karena— novel dalam perbaikan atau revisi dari segi kerapian, kosakata juga menghilangkan alur yang tidak penting ataupun yang terlalu vul-gar. Terima kasih karena sudah mau mampir di karya othor yang receh dan tak seberapa ini, semoga terhibur dan juga jangan lupa untuk berikan apresiasi setelah membacanya. 🙂

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

BAB 1 : MOURA PUTRI SARASVATI

“Perkenalkan nama saya Moura Putri Sarasvati, atau bisa dipanggil Moura, Ara juga boleh!” ujar wanita cantik yang sedang memperkenalkan diri di depan beberapa rekan kerja barunya. “Mohon bimbingannya,” Dengan menundukan tubuhnya wanita cantik itu mengakhiri perkenalan.

“Selamat datang, Ara!”

Salah satu rekan kerja yang merupakan satu-satunya wanita disana menyambut kedatangan Moura. Moura tersenyum malu dan canggung, dia masih berdiri dengan sedikit gugup di tengah ruangan yang cukup luas. Riuh ruangan project dengan beberapa candaan yang keluar dan berasal dari 90% populasi para pria paruh baya yang mulai menggoda Moura. Mereka mulai dengan menggoda akan status Moura yang mereka kira adalah seorang gadis biasa. Keributan akhirnya terhenti saat sang manager mempersilahkan Moura untuk bergabung di tempatnya. Semua akhirnya kembali pada kesibukan masing-masing.

“Kenalin, aku Keysha. Tapi— panggil aja aku Key, kita sepertinya seumuran!” uluran tangan rekan baru Moura semakin membuat Moura bersemangat menyambut harinya. “Oh, iya— kamu melamar jadi Admin kan?”

Keysha yang merupakan rekan kerja sesama administrator, menunjukkan meja tempat dimana Moura bekerja nantinya. “Disini jarang sih dibilang admin, biasanya orang lebih suka dipanggil Clerk, biar keren katanya! Haha…”

Moura merasa Keysha adalah rekan kerja yang menyenangkan, sepanjang gadis itu menerangkan Moura bisa memahami garis besar pekerjaannya. Hari ini adalah hari pertama Moura kembali bekerja di salah satu perusahaan yang terbilang cukup besar di kawasan industrial di kota Batam. Adhiaksa Utama Group adalah tempat dimana Moura bekerja saat ini. Perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor kontruksi bangunan dan jalan, menjadi pilihan Moura untuk mengadu nasib kedepannya. Moura Putri Sarasvati sendiri adalah seorang single parent yang sudah memiliki buah hati yang masih bayi. Moura mencoba peruntungannya dengan bekerja setelah melahirkan putri semata wayangnya Shaqilla Shanum yang bulan ini tepat menginjak enam bulan.

Moura terbilang ibu muda yang terpaksa harus menerima takdirnya. Setelah lulus kuliah, dia terpaksa harus menikah dengan pacar yang dicintainya. Semua karena pacarnya menghamili dirinya sebelum ada ikatan pernikahan. Semua hal itu tentu mencoreng nama baik dari kedua keluarga besar mereka. Demi menutupi aib besar itu, kedua keluarga sepakat menikahkan mereka tanpa ada persiapan apapun.

Mantan suami atau mantan pacar yang menghamilinya itu bernama Raffa Abima, setelah menjalani biduk rumah tangga selama hampir satu tahun lamanya. Moura kembali menelan pil pahit. Dirinya memutuskan untuk bercerai dengan suaminya setelah putri mereka berusia enam bulan. Alasan itulah Moura harus bisa menghidupi putri semata wayangnya. Dia juga mencari pekerjaan di tempat yang jauh dari orang-orang yang mengenalnya.

Braaaak!

Suara pintu terbuka kasar sontak membuat semua mata mendelik menatap asal suara, tak terkecuali Moura.

“Pak Khairul, mana data tender dengan perusahaan Trinity?!” Suara bariton yang meresahkan langsung mencerca ruangan project. “Sudah sejauh mana progresnya?!”

Pria yang memiliki suara sedikit menggelegar dan tanpa permisi datang ke ruangan adalah presdir Adhiaksa Group, Noegha Adniakha Bagaskhara.

Setelah kalimat spontan dan mencercanya, pria itu menangkap sosok yang tidak dikenalinya. Dia bahkan hampir tidak berkedip saat menatap keberadaan Moura. ‘Siapa gadis ini? Sebelumnya dia tidak ada disini?’

“Pak Noegha, maaf saya terlambat… Anda sudah kembali?” Dengan tergesa manager project mendekati keberadaan bosnya.

Noegha duduk tanpa dipersilahkan di kursi yang khusus digunakan oleh para staff project dan planner dalam melakukan rapat koordinasi pekerjaan mereka yang berada di tengah ruangan.

“Key, kamu bisa ambil berkas Trinity?” titah tuan Khairul pada stafnya. “Oh iya, Moura! Kesini…”

Kedua gadis yang ada di ruangan sigap bangkit dan mengerjakan apa titah tuan mereka.

Noegha, sapaan akrab Presdir Adhiaksa itu menaikan sudut bibirnya seolah tengah memikirkan sesuatu. Sekilas mengenai orang nomor satu di kantor mereka, bernama lengkap Noegha Adniakha Bagaskhara. Pria itu membangun sendiri perusahaannya semenjak ia lulus dari sekolah menengah. Begitu cemerlangnya pria itu sampai di usia yang sangat muda dia justru memanfaatkan privilege yang di dapat dari keluarga besarnya dengan membangun bisnisnya sedari muda. Noegha terus mengembangkan perusahaannya hingga sebesar saat ini selama tujuh tahun lamanya. Hal inilah membuat Noegha yang penuh ambisi terlihat dingin, arogan dan otoriter dalam menjalankan bisnisnya. Wataknya yang keras di dukung dengan fisiknya yang sempurna membuat siapapun yang melihatnya jelas tergoda bahkan pada pandangan pertama sekalipun. Tidak terkecuali Moura tentu saja, dia sempat tertegun mengagumi pria dengan suara husky menggoda menggetarkan keseluruhan syaraf tubuh untuk segera menatapnya.

Moura sendiri walaupun sudah memiliki putri, sejatinya dia masih berusia sangat muda. Wajahnya jelas tidak terlihat seperti seorang wanita yang sudah memiliki seorang anak. Moura sangat pandai merawat dirinya luar dan dalam. Semua dia lakukan tentu dengan tujuan menuju good rekening. Tanpa privilege yang diwariskan keluarga berupa harta, Moura sedikit beruntung menggunakan penampilannya untuk bisa bekerja seperti sekarang. Siapa yang tidak tahu bahwa penampilan seseorang bisa mempengaruhi keberuntungannya.

Hatinya yang terluka, tapi Moura mati-matian mengubah takdirnya dengan merubah fisiknya, dan pola pikirnya. Dia tidak segan menipu statusnya yang single parent dan kembali menuliskan single dalam aplikasi resume saat melamar pekerjaan. Di jaman yang serba sulit ini, kita harus pandai mencari celah. Selebihnya, dia hanya bisa pasrah pada Tuhannya.

“Ini, Pak!” Keysha menyerahkan berkas yang diinginkan tuan mereka.

Moura sendiri sudah berdiri di samping managernya. Dia tengah mencuri pandang ke arah pria yang tidak dikenal yang sudah mencuri atensinya.

“Makasih Key, kamu bisa duduk lagi. Selanjutnya biar Moura yang belajar.”

Keysha mengerti dan beringsut mundur kembali ke meja kerjanya. Di sisi lain, debar jantung Moura sudah tak beraturan, antara gugup juga takut dia belum terbiasa bekerja.

“Maaf, Pak… Kenalkan, ini Moura… Kedepannya dia akan jadi asisten saya dalam beberapa pengerjaan proyek besar kita untuk fiskal tahun depan.”

Noegha tersenyum begitu tampan membuat Moura menelan ludahnya sendiri dengan susah payah. ‘Ya Tuhaaan, kenapa disini ada Oppa Korea yang nyasar kemariiii!’

“Moura…” Dengan gugup Moura memperkenalkan dirinya. Noegha sempat terdiam sesaat sebelum dia merespon dan melepaskan jabat tangan Moura.

“Hm… Kamu tahu kan aku siapa?”

Moura terbelalak, tentu saja dia tidak tahu siapa pria arogan itu.

Setelah dipersilahkan ketiganya berbincang serius pasal pekerjaan mereka. Selama mereka berbincang, sudut mata Noegha terus memperhatikan penampilan staf baru yang mulai membuatnya merasa tertarik. Moura sendiri merasa canggung dan terus menunjukan sikap seriusnya. Ini adalah pekerjaan pertamanya, dia tidak boleh mengacaukannya.

Waktu bergulir dengan cepat, bos mereka begitu lihai mengulur waktu membuat diskusi mereka terasa alot. Hanya karena proyek yang sedang mereka bahas adalah mega proyek bagi Adhiaksa Group. Tentu saja, hal ini menjadi perhatian khusus bagi beberapa orang penting disana.

“Baiklah, karena sudah jam makan siang. Saya pribadi mengundang seluruh departemen proyek untuk makan siang bersama. Gimana Pak Khairul?” Sebelum benar-benar keluar, dengan wajah rupawannya Noegha mengundang mereka makan bersama.

Semua staff saling pandang, ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Tidak ada dalam kamus Noegha menjamu staff jika bukan para Manajer. Mereka langsung menemukan jawaban yang sudah pasti menjadi satu-satunya alasan bos lajang mereka mengadakan perjamuan.

“Sumpah, baru kali ini Si Bos ajakin kita maksi!” seru Keysha membuat Moura hanya meringis tanpa tahu apapun.

Gadis itu sempat menggoda rekan kerja barunya, mereka kompak mengusili Moura pasal perubahan sikap bos mereka yang selalu terlihat dingin dan arogan mendadak jadi menghangat.

Di sisi lain, Noegha mengembangkan senyuman penuh arti menuju mobil kesayangannya. Dia menatap enggan pada layar ponselnya. “Hm?”

“Dimana lu? Kuy maksi…” ajak seseorang di seberang sambungan.

“Ni otw ke Barelang…” sahut Noegha santai sontak membuat rekannya atau asisten pribadinya memekik tidak percaya.

“Ngapain lu maksi jauh banget, coeg!”

“Ngasih apresiasi buat team project!”

“Hah?”

“Dah, bye!”

Noegha menutup panggilan sepihak dengan kembali menaikan sudut bibirnya. “Moura… Menarik!”

***

Seluruh anggota divisi project sudah berada di sebuah resto pinggir laut yang cukup terkenal di kota Batam. Lokasinya berada di salah satu ikon wisata terkenal di sana. Mata Moura menatap takjub keindahan sang pencipta yang menampilkan hamparan laut lepas di depan matanya. Dia juga bisa melihat jelas dari tempatnya berdiri salah satu ikon kota Batam yaitu Jembatan I Barelang yang begitu indahnya.

Sedikit informasi yang diketahui oleh Moura dari pulau Batam yang menarik hatinya selain akan menjadi tempat ia mengais rezeki kedepannya. Batam merupakan salah satu pulau dalam gugusan Kepulauan Riau (Kepri). Kota Batam merupakan kota terbesar di provinsi Kepri yang mencakup pulau Batam, Rempang, Galang dan beberapa pulau kecil lainnya. Ketiga pulau besar itu terhubung oleh jembatan yang semuanya terdiri enam jembatan.

Hal yang paling istimewa dari Batam adalah kekhususan kawasan perdagangan bebas dikarenakan memiliki basis industri yang beragam dan bernilai ekonomi tinggi. Konon Moura pernah mendengar salah satu peserta recruitment bersama dengannya mengatakan bahwa pulau Batam ini bentuknya menyerupai kepiting, mitosnya tempat yang seperti itu sangat cocok bagi orang yang ingin mengais rezeki di kota yang mendapat julukan Singapura-nya Indonesia.

Semua menjadi motivasi Moura yang tidak sabar mendapatkan pundi-pundi keuangannya. Dia juga bermimpi bisa dibayar dengan mata uang asing, ya minimal dollar Singapore pikirnya. Dia harus memiliki batu loncatan, sebelum dia berpijak di batu yang kokoh nantinya.

Disinilah Moura akan kembali memulai kehidupannya, membuktikan pada semua orang dia bisa berdiri sendiri tanpa perlu bantuan seorang pria hanya karena dirinya seorang single parent dengan membawa seorang bayi. Orang-orang berfikir karier seorang wanita akan berhenti saat mereka telah menjadi seorang istri dan ibu. Bahkan Moura di cemooh hanya karena dia sudah berstatus janda dengan anak satu. Mereka selalu berpikir hidup Moura tidak akan berkembang tanpa bantuan seorang pria yang akan menyokong kehidupannya. Moura akan buktikan mereka salah besar!!

“Kamu kenapa, Ra?” Tepukan bahu rekan kerjanya membuyarkan lamunannya.

“Eh, enggak…” Moura tersadar dari lamunan akan hidupnya yang bak roller coaster itu. “Seneng aja bisa langsung di ajak liat laut!”

Keysha terkekeh dengan respon Moura, beberapa bapak-bapak inspektor pun ikut serta mengeluarkan candaan ringan mereka. Menurut seorang inspektor, Batam berisikan orang pendatang dari berbagai wilayah di Indonesia. Moura hanya mangut-mangut saja menimpali candaan mereka.

Tak berapa lama, sebuah mobil mewah memasuki pelataran parkir dimana Moura dan yang lainnya masih berada disana. “Ck, gue baru tahu… Kirain, Raffi Ahmad doang yang punya mobil mewah begitu!” celetuk Moura tak sengaja terdengar oleh rekannya.

“Haha, norak ih Moura… Ini mah belum seberapa dibanding McLaren yang kadang beliau bawa ke kantor buat Flexing…” Keysha berbisik dengan sedikit terkekeh, entah mengejek bosnya atau menyanjungnya. Moura tidak memperhatikan betul, pasalnya— pandangannya tertuju memperhatikan Noegha yang sudah turun dengan aura mahalnya. ‘Ya Tuhaaan, apakah ini cobaan atau justru keberuntungan…’

Moura menundukkan pandangan dan menertawakan dirinya sendiri yang terlihat seolah sudah menyukai seseorang pada pandangan pertamanya.

Bersambung…

Terpopuler

Comments

Milla

Milla

Sungguh ini cerita kedua karya mu thor yang aku baca satu KATA untuk mu AMAZINGGGGGG aku suka pake bangeettt cerita muuuu ❤️🥰💪

2023-05-01

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!