Terlihat wanita itu sedang tertawa bahagia bersama beberapa pria disampingnya, para fansnya yang juga ikut tertawa.
Hari ini hari rabu, An Angel Caffe and Resto pasti ramai pembeli, bahkan juga ada pengunjung yang ingin menonton dia bernyanyi.
Dia adalah Angela Lovita
Pemilik Caffe and Resto An Angel, pemilik EO An Angel, sekaligus seorang Content Creator di salah satu platform menonton video secara online dengan nama channel Anglov Channel.
Jika para fans sampai rela datang jauh-jauh dari luar kota untuk melihat Gea perfome, atau menunggu Gea upload video baru di channelnya, lain halnya dengan seorang Javir Erlangga.
Javir malah sedang duduk santai, sedang menatap semua apa yang sedang Gea lakukan dari layar ponsel yang dia pegang.
Seperti biasa jika sedang gabut, Javir akan membuka layar ponselnya dan memperhatikan apa yang Gea lakukan melalui beberapa cctv yang sudah dia retes.
Kebiasaan itu sudah terjadi sejak tiga tahun yang lalu, sejak Javir berhasil meretes ponsel Gea, berlajut hingga sekarang sampai Gea memiliki Caffe and Resto.
Flash back
Saat Javir dipersilahkan duduk oleh Yesi dan didepannya ada leptop dan ponsel Zia, otak javir langsung berputar.
Dengan cepat dia mengeluarkan ponselnya dari dalam saku dan sesuatu terjadi pada ponsel dan leptop Gea didepannya.
"Untung gue tahu passwor ibternet rumah ini" guma Jabir lirih.
Sesekali Javir menoleh kearah dapur maupun kearah anak tangga memasyikan jika Gea ataupun Yesi belum datang.
"Kak ... gue lupa" itu suara Yesi.
Cepat cepat Javir menutup layar ponsel dan leptop Gea dengan kertas yang berserakan disana agar Yesi tidak melihat proses peretesan hang dilakukannya.
"Mau minum apa?" Tanya Yesi dnegan malu.
"Terserah" jawab Javir asal.
"Hem ... yang dingin apa yg hanget?"
"Dingin" kata itu yang pertama kali muncul diotak Javir, tetapi beberapa detik itu juga otaknya berfikir dan berteriak, "jik ada bawakan aku jus jeruk, biasanya Bunda pasti nyetok" ucap Javir sedikit teriak agar Yesi yang sudah berjalan kedapur mendengarnya.
Peretesan membutuhkan beberapa menit lagi, jika hanya sirup maka Yesi akan kembali dengan cepat.
Sembilan puluh persen
Sembilan iuluh satu persen
Sembilan pukul dua persen
Javir menghitung persenan peretesan hingga seratus persen.
Mata Javir berbinar dan dengan cepat mengembalikan semua kertas dan ponsel Gea secara semula.
"Kamu ngapain?" Tanya Gea.
Javir terdiam menatap Gea dengan dalam.
"Ngapain pegang-pegang kertas-kertas aku?"
Diam-diam Javir menghela nafas lega, ternyata Gea tidak melihat perbuatannya.
Akhirnya Javir tersenyum lebar dan menggeser duduknya agar Gea duduk disampingnya dan didepan leptop miliknya.
Bukannya duduk disampingnya, Gea malah duduk di single sova dan menyeret leptopnya mendekat.
Dan kejadian peretesan itu juga terjadi berulang-ulang setiap Gea berganti ponsel.
Bahkan saat peretesan cctv Caffe dan Restonya Abra yang merekomendasikan Javir untuk memasangnya, sehingga pekerjaan javir menjadi lebih muda.
Flash end
Gea benyanyi dengan merdu diiringi band dan partner nayanyinya.
Javir tersenyum semakin lebar melihatnya.
Jangan ditanya kenapa Javir melakukan hal itu, karena itu semua hanya memiliki satu alasan, ada rasa disana ... dipojok hati terdalam Javir.
Melihat Gea dari kejahuan menenangkannya, mengetahui Gea ada dimana juga demikian.
Bahkan melihat Gea tersenyum dan bahagia dalam diam, sebenarnya juga untuk menghilangkan sesak di dada Javir.
Karena kebodohannya dia kehilangan sosok wanita yang mencintainya dan saat itu dia tidak sadar juga mencintai seorang Angela Lovita.
^-^
"Dia lulus di ujian spesialisnya" ucap Aslan.
Anak angkat keluarga Ganendra yang menemani Regan kuliah di luar negeri, Aslan Bumi Putra. Baru tiga tahun lalu dia pulang ke Indonesi untuk bekerja di perusahaan Ganendra.
"Bunda sama Ayah sepertinya gak bisa dateng sekarang" celetuk Alaric.
Alaric Lorenzo Romanov, seorang model internasional sekaligus aktor. Memutuskan untul melanjutkan karisnya di Indonesia, sekaligus karena mau membangun Hotel bersama Javir, Regan dan Aslan.
Dan hotel mereka sekarang sudah berdiri Empat tahun lamanya.
"Terus gimana kita mau dateng gitu?" Tanya Javir.
"Kalau gue sih iya-iya aja" sahut Alaric, "tapi loe siap gak menyamarkan kedatangan kita?."
"Ok, kapan berangkat?" Ucap Javir dengan penuh keyakinan.
"Sekarang gimana?" Jawab Aslan, "gue tinggal kilik, kita berangkat tiga jam lagi."
Tak ...
Tangan Javir yang sejak tadi memegang ponselnya langsung menjatuhka ponselnya keatas meja.
Jika mereka berangkat hari ini juga secara mendadak begini, Gea pasti tidak akan ikut bersama mereka.
Padahal Javir sudah membayangkan Gea akan ikut terbang dengan mereka bertiga.
"Gea gak ikut bareng kita?" Tanya Javir tidak bisa menahan diri agar tidak bertanya.
Mata Aslan langsung melirik kearah ponsel ponsel Javir yang tergeletak diatas mekam.
Beda halnya dengan Alaric yang terkekeh sambil memainkan ponselnya mendengar pertanyaan Javir barusan.
"Sekarang Rabu, dia masih perfom" ucap Javir.
"Darimana loe tahu dia masih perfome?" Tanya Aslan menatapnya dengan tatapan penuh mebyelidik.
Javir menyengir mengangkatbponselnya, "gue liatin dia di insta."
"Loe tahukan salah satu alasan Geakeluar dari Rumah karena apa?, karena loe waktu itu sering kerumah Ganendra. Jadi Gea gak mungkin mau brrangkat bareng kita kalau ada loe, jangan mengharap deh Je" ucap Aslan secara terang-terangan. "Mendingan loe liatin terus tuh intasnya Gea, kalau loe sayang dia ya majulah."
Javir hanya mengangkat bahu cuek, dia bukan hanya melihat Gia, tetapi lebih tepatnya Javir malah lebih condong mengawasi Gea.
"Done, kita berangkat sekarang."
"Ok"
Sebelum berdiri dari duduknya Javir menghela nafas, masih menatap layar ponselnya sejenak. "I Watching You" bisiknya selirih mungkin.
^-^
Gea baru saja mengunci pintu Caffe and Restonya, karena dilantai dua ada karyawan EO yang menginap, Gea memutuskan untuk pilang kerumah kali ini.
"Hai ..."
"Oh My Go!" Seru Gea terkejut.
Dibelakangnya sudah ada Aslan yang terkekeh kecil melihatnya yang terkejut.
"Ih ... As ngagetin aja" omel Gea.
Aslan terkekeh, merangkul lengan Gea. "Mau pulang kerunah kan?" Tanya Aslan.
Gea lengsung menjauhkan kepalanya menatap Aslan dengan kening mengerut. "Loe tahu dari mana gue mau pulang kerumah?" Tanya Gea curiga, "Ayah gak merintah loe sama karyawan gue untuk ngawasin gue kan?."
"Insting seorang kakak" ucap Alsan dengan tegar.
Sambil tertawa kecil Aslan menarik Gea untuk masuk kedalam mobilnya.
Sebelum pulang dari restaurant tempat Javir, Alaric dan dirinya berkumpum tadi, Javir tiba-tiba mendekatinya dan bertanya dnegan nada ragu.
"Kalau loe mau pulang ke rumah Ganendra, sekalian aja mampir ke An Angle, jam segini biasanya dia baru selesai perfome."
Setelah mengatakan itu Javir langsung terburu-buru melangkah masuk mobil dan pergi begitu saja.
^-^
Sampai di Negara tempat Regan menuntut ilmu dan negara Alaric berasal, mereka langsung disambut dua orang yang membawa dua mobil.
Satu untuk mereka langsung menmui Regan di rumah sakit tempat rekan bekerja, dan satu lagi mobil untuk membawa barang-barang mereka bertiga.
"Hei Dokter Adam" seru Alaric mengeluarkan kepalanya sambil melambaikan tangan keluar.
Sontal saja Aslan yang duduk disamping Javir yang mengemudi menarik Alaric untuk duduk kembali di jok belakang.
"Loe gak sadar diri loe sia?" Omel Aslan.
Alaric malah menyengir kuda seakan merasa tidak bersalah, bahkan setelah Javir memarkirkan mobil mereka, Alaric langsung membuka pintu mobil dan keluar mengjampiri Regan.
Brak ...
Aslan yang kesal melempar pasker ke dashbord mobil, "kurang ajar, berani-beraninya dia keluar gak pakek masker."
Javir hanya tertawa kecil, dia ikut keluar membuntuti Aslan yang baru saja keluar terburu-buru untuk memukul lengan Alaric.
"Wah ... kita gak bawa bunga nih" ucap Javir memukul pelan lengan Regan.
"Ngapain kalian disini?" Tanya Regan menatap mereka dengan kening mengerut.
"Ya kali saudara kita lulus ujian kita gak dateng" sahut Aslan.
"Halah ... gue tahu kalian kesini emang sengaja dateng di pasin gue ngadain pesta kecil-kecilan sama yang lain."
Sontak saja Javir, Alaric dan Aslan tertawa ngakak karena tebakan Regan ada benarnya.
"Itu Alaric"
"Oh My God!"
Mulai lah sudah para fans Alaric akan mengerubuni mereka.
Seperti biasa, tampa pikir panjang Javir dan yang lainnya langsung melangkah mindur dari kerumunan.
"Gue bilang apa, pakek masker Al ..." teriak Aslan kesal.
Hemz ... menunggu Alaric yang dikerubuni fans seperti itu akan membutihkan waktu.
Javir melangkah menjauh, membuka ponselnya melakukan kebiasaannya.
Kening Jair mengerut tidak menemukan keberadaan Gea di rumah Ganendra maupun di Caffe An Angel.
Jemari Javir mulai meraksi, mengoyak atik ponselnya dan matanya terbelalak melihat titik lokasi Gea yang juga berada di negara ini.
"Loe lagi mengawasi Gea?"
Dor ...
Javir langsung menoleh kesamping.
Regan berdiri di sampinnya dengan senyum saekasmenya.
Javir hang terkejut sampai tidak menghiraukan layar ponselnya hang masih menyala memperlihatkan titik lokasi Gea.
"You watching her, like an eagle"
^-^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments