Aku suka membantu bantu anak mahasiswa disini, mereka juga tidak pelit denganku, kadang mereka mengajakku makan di kontrakannya, kadang juga mereka memberiku uang meskipun sedikit nilainya.
Tapi tujuanku bukan mendapatkan balasan berupa materi yang kuharapkan adalah kepercayaan orang-orang disini sehingga aku bisa tinggal disini dengan tenang
Sudah tiga minggu aku ada disini, penduduk disini pun sudah banyak yang mulai memakai jasaku untuk membersihkan rumah atau pekarangan.
Dan tentu saja ada beberapa orang yang memberiku uang atas jasaku, dan tidak banyak juga yang hanya memberi aku semacam beras, gula, singkong dan lainnya.
Tiga minggu disini pun sudah saatnya para mahasiswa menyudahi program KKN mereka.
Besok lusa mereka kan meninggalkan desa ini.
Dan secara kebetulan pemilik rumah kontrakan anak-anak KKN itu menyuruhku untuk tinggal di rumahnya sementara waktu selama rumah itu masih dalam keadaan kosong.
Aku sudah tidak memikirkan lagi tentang tempat tinggal dan pekerjaan, karena hampir tiap hari penduduk sini selalu membutuhkan jasaku.
Saat ini aku ada di warung mbok Nah bersama dengan mas Ilham yang ganteng, Bakar, Ucok, dan Donny.
“Tok.. besok kami akan selesai KKN, kamu disini baik baik saja lho ya, jangan berbuat yang aneh aneh” kata mas Ilham memberi nasehat kepadaku
“Ingat orang disini taunya kamu ini saudaraku, jadi jangan rusak namaku disini”
“Iya mas Ilham…”
Entah kenapa kalau mas Ilham bicara itu rasanya deg deg an dan gimana gitu, ada perasaan sayang, cinta atau apalah, tapi aku jelas tidak mungkin memiliki mas Ilham.
Siapa diriku kok nekat sekali ingin memiliki mas Ilham yang bertubuh atletis, sedangkan aku pendek dan kecil.
Gak bisa kubayangkan bagaimana rasanya ada dalam pelukan mas Ilham yang pastinya digilai oleh cewek-cewek di sekitarnya hehehe.
“Iya mas.. saya tidak akan berbuat aneh-aneh kok, penduduk disini kan sudah percaya kepada saya, bahkan saya dipercaya untuk tinggal di rumah kontrakan mahasiswi oleh pemiliknya”
“Makanya itu Tok… saya cuma mengingatkan kamu… mendapat kepercayaan itu sulit, tetapi kehilangan kepercayaan itu sangat mudah” kata mas Ilham dengan sorot mata yang tajam
“Tok.. baik baik ya dengan ibu-ibu muda yang ada disini, jangan kau makan mereka hihihi” kata Ucok
“Ibu-ibu muda bisa saja doyan sama Totok Cok! Hehehe.. Bisa saja mereka yang akan menggoda Totok” kata Bakar
“Nggak lah mas Bakar.. Saya tidak mudah tergoda oleh perempuan”
Sengaja aku berkata begitu untuk melihat reaksi mereka berempat…khususnya mas Ilham yang menjadi idolaku selama beberapa minggu ini
“Wah… kau doyan sama laki-laki dong tok hihihih, sama kayak Ilham tuh.. dideketin cewek manapun dia gak akan mau hahaha” kata Ucok
“Hussh ngawur ae kamu Cok, aku masih doyan sama perempuan yo… itu si Donny itu yang kayaknya punya kelainan doyan sama laki-laki aja hahahah” jawab mas Ilham sambil melihat ke arahku
“Dulu kamu ngakunya Totok ini saudaramu Ham hehehe, ternyata saudara ketemu gede ya heheheh” kata Ucok
“Lha dia kutemukan dengan luka yang lumayan parah, kalau aku tolong kan ya bahaya, nah agar kalian mau percaya denganku… ya aku bilang ke kalian saja bahwa dia saudara jauhku hehehe” jawab mas Ilham
Entah kenapa siang ini aku GR sekali ketika mas Ilham beberapa kali melirik ke arahku, rasanya salah tingkah kalau ada disebelah mas Ilham..
Rasanya ingin memeluk dari belakang kalau ada di samping dia hahaha.
Siang ini setelah semua selesai makan siang di warung mbok Nah, mereka kemudian kembali ke kontrakan laki-laki untuk packing pakaian mereka dan alat-alat yang mereka bawa selama disini.
“Oh iya Tok.. pakaian yang ada di dalam karung itu kan masih banyak, kamu pilih saja mana yang sekiranya cocok sama kamu, nanti sisanya kamu bisa kasihkan ke orang yang memerlukan” kata Bakar
“Pakaian itu masih bagus-bagus, pakaian itu hasil sumbangan dari teman-teman kampus kami yang dengan rela menyumbangkan pakaian bekasnya”
“Tapi sayangnya penduduk disini kurang minat dengan pakaian ini hehehe” kata Bakar lagi
“Oh iya…Sekarang kamu ke kontrakan anak perempuan, bantu mereka packing barang dan alat peraga mereka disana” Suruh mas Ilham yang sedang packing barang-barang yang berserakan disini.
Sebenarnya aku lebih suka membantu di kontrakan laki-laki, karena aku bebas memandang wajah mas Ilham yang begitu mempesona.
Lagipula sebentar lagi mereka akan pergi dari sini, dan aku tidak akan bertemu dengan dia lagi untuk selamanya.
Tapi tadi dia memerintahkan aku untuk membantu dikontrakan perempuan, jadi aku ya tetap akan kesana
“Tok…akhirnya kamu kesini juga.. Ayo bantuin kami packing dan bersih bersih rumah, bukanya nanti rumah ini akan kamu pakai juga kan” kata Winna
“Iya mbak Winna, tadi mas Ilham yang suruh saya ke sini…yang mana aja yang harus saya packing mbak”
“Itu yang sudah siap di lantai Tok… dusnya yang kosong-kosong itu saja” jawah Chandra yang tiba-tiba datang dengan membawa aneka kertas dan karton bekas alat peraga
“Eh tok.. Kalau kamu kami tinggal gimana Tok?” tanya Chintya yang masih beres beres karung yang berisi pakaian bekas yang sisa sedikit
“Ya nggak gimana gimana mbak chin. Pokoknya tujuan saya disini supaya bisa hidup saja kok hehehhe”
“Tok..ini ada tiga karung berisi pakaian bekas… penduduk disini tidak suka dengan pakaian ala kota hahahah”
“Kamu kasihkan ke siapa gitu Tok, atau kalau kamu mau jual ya jual di rombeng saja, lumayan kan bisa untuk beli makan kamu hehehe” kata Chandra
“Iya mbak, terima kasih.. Nanti akan saya coba untuk tawarkan pakaian ini”
“Tok… saya kehilangan flashdisk…. Tolong bantu carikan Tok” kata mbak Iroh
“Flashdisk isi apa Roh? Tanya Winna
“Isi sebagian kegiatan kita disini, selama disini foto dan file kegiatan saya simpan di laptop, tapi juga saya backup di flashdisk”
“Nah ini kok gak ada di kamar ya… apa mungkin jatuh di mana gitu?” kata Iroh
“Kamu ini mesti kok Roh.. selalu ada aja barang kamu yang hilang, gini aja...rumah ini kan masih berantakan, kita bersihkan dulu, setelah itu baru kita cari yang hilang itu” usul Chintya
Aku cukup senang bisa membantu mbak mbak ini, bukan karena mereka cantik-cantik, tapi aku senang karena jaman masa itu aku dan anak-anak Sutopo pernah bersama mereka.
Bahkan mbak-mbak ini juga pernah ke desa ghaib, dan akhirnya menuju ke masa lalu.
Pokoknya mereka bertiga tanpa mbak Iroh ini benar-benar membuatku bersemangat… tentu saja hanya semangat saja tanpa hasrat, kecuali dengan mas Ilham.. Dia benar-benar membuatku berdebar debar.
Hari ini adalah hari terakhir mereka, karena besok pagi sudah ada kendaraan yang akan menjemput mereka, nanti setelah selesai berbenah, mereka akan menuju ke rumah tetua disini yang bernama Rifai.
Disini yang tau siapa aku dan berasal dari mana aku hanya mas Ilham saja, memang awalnya dia heran dengan ceritaku, tetapi lama-lama dia percaya juga dengan apa yang aku ceritakan.
“Tok… keadaan rumah k0ntrakan ini sudah bersih, besok malam sudah bisa kamu tinggalin, di dapur masih ada beberapa mie instan dan beras yang bisa kamu pakai juga”
“Ada juga beberapa butir telur dan minyak goreng yang akan kami tinggal disini untuk kamu gunakan masak”
“Iya mbak Winna… terima kasih”
Setelah keadaan kontrakan bersih, aku dan empat orang perempuan ini mencari benda yang mereka sebut flasdis.
Aku tidak tahu bagaimana bentuk dari benda yang bernama flasdis itu, dan setelah pencarian yang rumit, ternyata benda itu tidak ketemu juga.
“Sudahlah Iroh… kamu kasih nomor telepon kamu saja ke Totok saja, seandainya Flashdisknya ketemu, biar Totok yang kirim ke alamatmu” kata Chandra
“Iya..iya Ndraaaa… “ sought Iroh
Setelah menjelaskan bagaimana bentuk flashdisk itu kepadaku, mbak iroh memberiku angka-angka yang berderet, dan angka itu adalah nomor telepon.
Aku tidak tau bagaimana caranya telepon, tapi biarlah kusimpan saja nomor ini, siapa tau nanti akan ketemu barang Iroh yang bernama flasdis itu.
*****
Pagi hari kedelapan anak KKN itu berkumpul di depan bekas posko mereka.
Mereka sedang menunggu mobil yang akan menjemput mereka disini… barang bawaan mereka banyak sekali hingga ada sekita lima dos penuh.
Tas yang sangat besar juga ada di punggung mereka berdelapan.
Aku menatap mas Ilham yang sedang berbicara dengan pak Rifai, tidak tau apa yang mereka bicarakan, tapi dari kedekatan mas Ilham dan pak Rifai sempat membuat aku cemburu juga!
Perasaan ini rasanya kosong dengan kepergian mas Ilham ke kota asalnya. Tapi aku yakin suatu saat aku akan bertemu dengan dia lagi.
Dari kejauhan mobil penjemput mereka datang, sebuah mobil dengan kaca banyak yang lumayan besar. Dan pasti bisa muat semua barang yang mereka bawa ini.
Setelah semua barang mereka masukan, kini tibalah saat perpisahan dengan kedelapan mahasiswa yang selama tiga minggu ini menjadi teman baikku.
Aku tidak bisa menahan rasa yang meliuap luap… rasa sedih campur dengan rasa takut akan kehilangan seseorang.
Akhirnya setelah bersalaman… merekapun pergi dari desa ini meninggalkan kenangan di dalam hatiku tentang mas Ilham yang begitu mempesona.
*****
Hari pertama sendirian di kontrakan dengan lima karung besar yang berisi pakaian bekas laki laki dan perempuan, setelah dengan susah payah aku pindahkan tiga karung pakaian dari kontrakan laki laki ke sini.
Apa yang harus aku lakukan dengan lima karung pakaian bekas ini?
Pertama yang harus aku lakukan adalah memilah milah mana yang bagus, mana yang layak, dan mana yang tidak kayak.
“Setelah itu akan akan ke kota, aku akan coba jual pakaian bekas ini di kota Gebang saja”
Aku harus mulai menata hidupku, aku tidak bisa hidup hanya berasal dari jasa membersihkan rumah dan pekarangan penduduk sini.
Ada lima karung besar yang bisa aku gunakan untuk mendapatkan uang. Aku harus bisa berdagang dengan sebaik baiknya!
Aku yakin aku akan sukses dengan modal lima karung besar pakaian bekas yang harusnya disumbangkan ke penduduk yang kurang mampu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments