“Mas Tok..kamu duduk saja disini, saya akan pikirkan dulu apa yang bisa dilakukan mas Totok dengan kaki sakit itu”
“Mungkin mas Tok bisa bantu-bantu teman saya yang sedang melakukan penyuluhan di rumah sana itu”
“Iya mas Ilham… saya akan ada disini dan siap untuk membantu”
Nah Kan… sebentar lagi Winna, Chandra Dewi dan Chintya akan ke sini… tapi pastinya mereka tidak akan ingat denganku sama sekali lah.
Tapi paling tidak aku harus bersyukur karena hingga saat ini ada orang baik yang membantuku, sampai-sampai dia akan mencarikan aku pekerjaan hehehe.
Paling tidak aku harus balas jasa kepada mas Ilham.. ‘
Mas Ilham itu orangnya cool dan kalem.. dia tidak gegabah dalam melakukan sesuatu, tadi waktu menolongku saja dia terlihat tenang tapi tegas.
Dia seharusnya cocok dijadikan sebagai pemimpin.
Hanya saja aku agak aneh lihat mata Ilham itu…. apalagi waktu tadi aku buka bajuku untuk memilih pakaian yang ada di dalam karung yang pas buatku.
Rasanya pandangan dia ke tubuhku yang tidak memakai pakaian ini berbeda sekali…
Ah jangan berandai-andai ah hehehe….tapi dia itu ganteng banget!
Tidak lama kemudian dia datang dari rumah depan yang keliatannya dijadikan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan KKN bagi ibu-ibu disini.
“Winna, Chandra, Chintya… ini Totok saudara saya… dia akan membantu kalian dalam bidang apapun”
“Dia kesini karena ingin bekerja sosial, jadi kalian bertiga jangan sungkan-sungkan memberikan kegiatan bagi dia ya” kata mas ILham kepada tiga orang mahasiswi yang pernah kutemui sebelumnya.
“Iya Ham.. tapi kita saat ini belum perlu bantuan siapapun, mungkin setelah ini kami butuh bantuan untuk membereskan kursi dan meja yang ada di rumah itu, karena untuk digunakan sesi berikutnya”
Winna… Chandra… dan Chintya. Mereka sama sekali tidak mengenalku, tapi mereka tetap cantik seperti ketika aku bertemu dengan mereka sebelumnya.
Anehnya mas Ilham sepertinya memaksa mereka untuk mempekerjakan aku, dengan berkata bahwa aku ini adalah saudara dari mas Ilhan yang ingin bekerja sosial.
Tidak masalah mereka tidak mengenalku, yang penting aku bisa bersama membantu mereka dan aku bisa lebih dekat dengan mas Ilham juga.
“Mas Tok… nanti tolong bantu mereka bertiga beres-beres kursi dan perlengkapan lainya ya.. karena saya masih ada urusan dengan yang lainnya”
*****
Sudah sekitar seminggu aku bersama mereka para anak KKN..
Mereka semua sudah bisa menerimaku sebagai teman mereka, dan mereka juga mulai melibatkan aku di segala aspek kegiatan mereka disini.
Luka di kakiku pun berangsur angsur mulai sembuh, sehingga aku bisa bebas melakukan kegiatan lagi.
Aku tinggal bersama dengan mahasiswa laki-laki yang berjumlah empat orang termasuk mas Ilham.
Kontrakan antara mahasiswa perempuan dan laki laki ini agak berjauhan...mungkin mereka tidak mendapat tempat yang bersebelahan.
Di kontrakan mahasiswi ada empat orang juga, selain Winna, Chandra, Chntiya, ada juga yang bernama Musfiroh yang dipanggil dengan Iroh saja.
Tiga hari ini karena masalah dengan kakiku sehingga aku hanya membantu mahasiswi saja di rumah penyuluhan saja.
Hanya kadang-kadang aku juga ikut membawa alat peraga dari kontrakan mahasiswi menuju ke rumah penyuluhan.
Untuk sementara ini aku tidak melakukan apa-apa selain membantu mereka semua yang ada disini.
Saat ini aku dan mahasiswa sedang sarapan di warung kesayangan…. warung mbok Nah
“Gak ada yang pesan kopi nih?” tanya mas Ilham kepada teman temannya
“Ntar aja Ham.. sarapan juga belum abis dah kamu suruh minum kopi” jawab mahasiswa kurus yang bernama Donny
“Aku kan cuman nawarin kalian doang.. mau ngopi apa gak kek terserah kalian lah heheheh”
“Dana kita cuman cukup untuk makan doang brooo.. kalau ngopi bayar sendiri sendiri aja hahahah” jawab yang gendut yang biasa dipanggil Ucok
Aku tidak pernah mau terlibat dalam percakapan mereka, kecuali mereka mengajak aku bicara terlebih dahulu.
Tapi memang aku sengaja seperti itu, karena aku tidak mau dianggap banyak bicara dan sedikit bekerja.
Pokoknya aku usahakan untuk selalu menolong mahasiswa yang ada disini tanpa pamrih dan tanpa banyak bacot sama sekali.
Karena memang tujuanku mencari simpati mereka sehingga aku akan mendapat pekerjaan dari mereka.
Tidak hanya para mahasiswa yang meminta bantuan kepadaku, kadang aku menawarkan bantuan kepada penduduk sini juga.
Sebagai contoh apabila ada ibu-ibu tua yang menyapu halaman yang penuh dengan daun kering, aku tidak sungkan untuk menawarkan jasaku kepada mereka.
Dan syukur hingga lima hari aku ada disini, sebagian penduduk disini sudah mulai aku bantu apabila mereka membutuhkan pertolonganku.
“Tok… ente disini udah lumayan terkenal diantara ibu-ibu sini ya hehehehe” kata Ucok sambil makan
“Mereka kan butuh bantuan mas Ucok…ya saya bantu merekalah hehehe”
“Tapi sayangnya yang dibantu Totok cuman ibu-ibu tua mbok mbok aja…. Ibu-ibu mudanya gak ada yang minta bantuan Totok nih” kata mahasiswa yang biasa dipanggil Bakar
“Ya jelas mas Bakar… kalau yang muda-muda kan mereka bisa kerja sendiri, mereka masih punya tenaga untuk bersih bersih, sedangkan yang tua-tua kan kasihan mas”
“Nah ..kalian harus contoh saudara saya ini hehehe, bantu mereka yang tua-tua.. siapa tau ibu-ibu itu sedang cari mantu hehehe” jawab mas Ilham
Ketika sedang asik ngobrol, mbok Nah kemudian keluar dari dalam warung dan menghampiri kami yang sedang bergurau.
Kelihatannya dia sedang memerlukan bantuanku saat ini.
“Mas Totok….” panggilnya dengan suara yang cempreng dan nyaring
“Iya mbok Nah.. ada apa mbok”
“Ayo bantu mbok Nah isah-isah ( cuci piring) dulu”
Aku memang kalau makan disini itu selalu gratis, karena aku juga ikut kerja mencuci piring dan bersih bersih warung dan halaman rumah mbok Nah.
Untuk diketahui tubuh mbok nah itu gemuk, sehingga dia kesulitan untuk cuci piring dan bersih bersih warung dan halaman.
Tapi untungnya mbok Nah itu orang nya baik, sehingga aku diberi makan gratis disini heheheh.
*****
“Mas Tok… nanti sore ikut kami untuk membagikan selebaran senam sehat kepada warga sini ya” kata Winna ketika aku sedang bersih bersih ruangan penyuluhan
“Iya mbak Winn… memangnya kita jalan ke tiap rumah yang ada di desa ini?”
“Iya lah mas… penduduk disini itu kalau tidak didatangi satu persatu selalu ada saja alasan untuk tidak mengikuti kegiatan kita”
“Mungkin ibu-ibu disini sedang sibuk mbak Winn, ini kan desa, beda dengan di kotanya mbak Winna kan”
“Iya sih mas Tok… tapi kan kita punya program KKN yang harus diselesaikan, dan itu berpengaruh pada nilai kita mas”
“Nanti akan saya bantu untuk bicara dengan orang sini mbak...pokoknya saya akan bantu hingga program KKN kalian berhasil”
“Ya sudah mas… terima kasih banyak dan sampai nanti sore ya mas”
Wina pergi dari rumah penyuluhan yang sekarang sedang aku bersihkan ini, aku tau mereka ini adalah mahasiswi yang sedang mengejar nilai KKN…
Tetapi mungkin cara mereka mendekati penduduk sini kurang luwes, sehingga banyak penduduk desa ini yang kurang respon ada kegiatan mereka.
Tapi tidak papa, nanti malam akan kucoba untuk melakukan pendekatan dengan penduduk disini, semoga mereka yang sudah sering aku bantu ini bisa membantu kegiatan para mahasiswa ini.
Targetku disini tidak muluk-muluk.. aku hanya ingin tinggal di desa dan hidup disini dengan sederhana.
Tapi kadang untuk tinggal di desa dengan tanpa modal sama sekali seperti aku ini tidaklah mudah, karena aku tidak mempunyai rumah tinggal.
Maka dari itu aku berusaha menarik simpati penduduk disini, agar setelah anak-anak KKN ini pulang, aku bisa tetap ada disini dan diijinkan penduduk disini untuk menetap disini.
*****
Sore hari sesuai dengan janjiku kepada mahasiswi yang bernama Winna.
Aku sekarang ada di depan kontrakan mereka, aku sedang menunggu mahasiswi itu menyiapkan segala sesuatunya yang akan dibagikan kepada tiap rumah yang ada disini.
Tidak lama kemudian Winna, Chanra, Chintyia dan Iroh keluar dari rumah kontarkan.
Mereka membawa sebuah dus yang keliatanya berisi pamflet yang akan dibagikan ke tiap rumah yang ada disini
“Ayo mas Tok.. kita berlima yang jalan.. oh iya tolong bawakan dus ini dong hehehe” kata Chandra Dewi yang perawakanya lebih kecil dibanding yang lainya.
“Kita mulai dengan rumah yang bersebelahan dengan kontrakan kita saja Winn” kata Iroh
Rumah pertama yang mereka datangi… tapi sayangnya pemilik rumah yang bisa dibilang tidak ramah itu hanya mengambil pamflet saja.
Padahal Winna ingin menjelaskan sesuatu kepada pemilik rumah itu, tapi sayangnya pemilik rumah itu tidak ramah sama sekali.
“Hehehe kalau semua rumah seperti itu… kita akan gagal dalam program senam sehat yang akan diadakan dua hari lagi” kata Chintya
“Eh mbak.. Untuk rumah berikutnya, biar saya saja yang coba bicara, siapa tau dengan cara bicara saya ini mereka akan mau menghadiri acaranya kalian”
“Boleh mas Tok.. dicoba saja mas.. siapa tau mas Totok berhasil membujuk mereka semua” kata Chandra
Rumah kedua yang kami datangi… dengan aku yang akan maju untuk bicara dengan pemilik rumah.
Ternyata mengejutkan… pemilik rumah dengan senang hati menerima undangna berupa pamflet yang kuberikan.
Bahkan tadi aku dan WInna berhasil menjelaskan beberapa penjelasan singkat tentang acara yang akan dilaksanakan dua hari nanti.
Rumah ketiga… keempat … kelima dan seterusnya dalam satu gang ini benar-benar bersahabat semua.
Mereka semua mau dan berjanji akan datang pada acara yang akan diselenggarakan dua hari lagi.
“Wuiiih.. Mas Totok ini hebat, bisa mempengaruhi penduduk sini untuk ikut acara kita” kata Iroh
“Ya tidak gitu mbak Iroh.. saya soalnya kan sering juga bantu mereka apabila mereka ada sedikit kesulitan, makanya mereka baik kepada saya mbak”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments