Bab 3 Kesepian yang melanda

"Aaah…," suara lenguhaan seorang wanita memenuhi ruangan tersebut.

Tubuhnya menggelinjang mengeluarkan rembesan cairan hangat yang dihasilkan oleh sentuhan-sentuhan dari tangan Kenan.

"Sayang, sekarang giliran aku memuaskan kamu. Bersiap-siaplah," ucap si wanita tersebut sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda Kenan.

Dilepasnya satu persatu kancing baju milik Kenan dengan memberikan sentuhan-sentuhan dan permainan mulutnya.

Sayangnya milik Kenan tidak bereaksi. Sempat Kenan frustasi karena usahanya selalu gagal. Apa yang dilakukan oleh beberapa wanita padanya selalu tidak membuahkan hasil. Bahkan Kenan menyerah dan tidak mau lagi berhubungan bersama mereka.

"Sudah Ver, aku akan pulang sekarang," ucap Kenan menghentikan tindakan Vera yang mencoba membuat Kenan terbuai dengan sentuhan-sentuhannya.

Semua usaha yang dilakukan oleh Vera sama sekali tidak bisa membangunkan milik Kenan. Bahkan miliknya itu bagai belalai gajah yang sedang merunduk.

"Kenapa? Bahkan kita belum melakukannya," ucap Vera dengan memegang erat tangan Kenan.

Kenan menghempaskan tangan Vera dan segera mengancingkan kembali semua kancing bajunya sert berkata,

"Percuma. Punyaku tidak bereaksi. Dan kamu gagal membuatnya bangun."

Vera terperangah mendengar apa yang dikatakan oleh Kenan. Dia wanita yang bertarif mahal dan tidak pernah gagal dalam memuaskan pria manapun, kini merasa seperti terhina karena tidak mampu membangkitkan senjata laras panjang milik Kenan.

Vera mendekati Kenan dan tangannya bergerilya pada punggung dan dada Kenan.

"Ayolah Sayang, aku akan lebih berusaha lagi. Aku akan melakukan yang terbaik untukmu," ucap Vera dengan sangat manja.

Kenan kembali menghempaskan tangan Vera dan merogoh saku celananya untuk mengambil dompetnya. Kemudian dia mengambil sesuatu dalam dompetnya.

"Ini, cek untuk hari ini. Aku akan pulang sekarang," ucap Kenan sambil melemparkan cek pada tubuh Vera.

Vera segera melihat cek tersebut dan matanya terbelalak lebar melihat angka fantastis yang tertulis pada cek tersebut.

"Sayang, ini…," ucapan Vera mengambang, dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Itu untuk yang terakhir. Kita sudahi saja pertemuan kita," tutur Kenan sambil berjalan ke arah pintu.

"Tapi kenapa?" tanya Vera seolah tidak rela jika pertemuan mereka kali ini untuk yang terakhir kalinya.

"Percuma saja kita bertemu. Sepertinya kamu tidak akan bisa membangunkan milikku," jawab Kenan yang kemudian keluar dari pintu kamar tersebut.

Kamar hotel tersebut menjadi saksi pertemuan terakhir mereka. Vera menatap tidak rela pada punggung Kenan yang keluar dari kamar hotel tersebut.

Namun, dia tersenyum senang melihat nominal yang tertera pada cek pemberian Kenan.

"Seandainya kamu benar-benar bisa aku miliki Kenan, pasti aku akan mempertahankan kamu sampai kapanpun," ucap Vera sambil mencium cek tersebut.

Kenan berjalan dengan gontai menuju parkiran hotel di mana mobilnya berada. Keinginannya untuk menormalkan kembali miliknya sepertinya tidak bisa lagi.

Setelah masuk ke dalam mobilnya, dia merenung sejenak meratapi apa yang telah terjadi. Dalam hatinya dia berkata,

Apa aku benar-benar sudah tidak bisa menggunakannya lagi? Atau memang Vera yang tidak bisa membangunkannya? Sepertinya aku harus mencari wanita lain untuk bisa membangunkan milikku.

Segera diambilnya ponsel miliknya dari saku celananya. Kemudian dia menghubungi seseorang dari ponselnya itu.

"Tolong carikan aku segera sugar baby yang sesuai dengan kriteriaku," ucap Kenan pada orang yang sedang dihubunginya melalui ponselnya.

Setelah itu dia mematikan teleponnya dan segera melajukan mobilnya menuju rumah miliknya.

Rumah itu sangat sepi. Dia hanya tinggal seorang diri dan hanya ada satpam yang bertugas untuk menjaga keamanan rumahnya saja.

Asisten rumah tangganya hanya datang ketika pagi hari saja dan pulang sore hari setelah semua pekerjaannya selesai.

Kenan memasuki rumahnya yang sangat sepi, kosong seperti tidak berpenghuni. Kini dia merasa sangat kesepian.

Dia menghela nafas panjang ketika sudah masuk ke dalam rumahnya. Dilihatnya meja makan yang terdapat beberapa macam makanan yang telah disiapkan oleh Bik Darmi, asisten rumah tangganya.

Selera makannya hilang karena tidak ada yang menemaninya makan. Sayangnya perutnya kini meronta menginginkan diisi makanan dengan segera.

Dengan terpaksa Kenan duduk pada salah satu kursi yang ada di sekitar meja makan tersebut dan mulai memaksa mulutnya untuk mengunyah makanan yang telah dimasukkan ke dalam mulutnya.

Setelah menghabiskan makanannya, dia segera masuk ke dalam kamarnya. Lagi-lagi dia merasa kesepian. Dan rasa kesepian itu seolah perlahan-lahan membunuhnya.

Setiap hari yang dirasakannya sama. Rasa kesepian tiada yang hadir dalam hati dan yang menemani di sampingnya.

Ada rasa iri ketika melihat teman-temannya menggandeng mesra istri mereka. Dan kini dia iri pada sekretarisnya yang mempunyai sugar baby sehingga setiap saat bisa menemaninya serta memuaskannya.

Kenan merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya setelah dia memejamkan matanya berharap esok pada saat dia bangun harinya akan berubah menjadi lebih indah dan menyenangkan.

Sebenarnya banyak sekali perempuan yang mendekati Kenan dan ingin dijadikan istri baginya. Hanya saja Kenan tidak merasakan ketulusan dari mereka. Dan satu lagi, dia tidak merasakan ada getaran dalam hatinya untuk menginginkan perempuan tersebut.

Rasa trauma yang ada membuatnya tidak ingin mempunyai istri ataupun hubungan pernikahan. Selama ini dia lebih memilih bersenang-senang dengan banyak wanita daripada mempunyai komitmen dengan hanya pada satu wanita. Dan itu semua dikarenakan oleh trauma yang dimilikinya.

Drrrtttt… drrtttt… drrrttt…

Tiba-tiba ada sesuatu yang bergetar dalam saku celana Kenan. Hal itu membuat Kenan yang sudah terpejam menjadi terbangun kembali.

Dirabanya saku yang membuat getaran dalam celananya. Dia baru ingat jika mengantongi ponsel milik gadis SMA yang telah menabrak mobilnya tadi sore.

Segera diambilnya ponsel tersebut dan dilihatnya. Layar ponsel itu menunjukkan nama seseorang. Dan nama pada layar tersebut membuat Kenan menghentikan niatnya untuk mengangkat telepon itu.

Mama, nama yang diberikan oleh Silly pada nomor yang kini sedang meneleponnya.

Kenan tidak ingin berurusan terlalu jauh dengan perempuan manapun sehingga dia membiarkan telepon itu hingga panggilan itu berakhir dengan sendirinya.

Diletakkannya ponsel itu di atas meja yang ada di sebelah ranjangnya. Dia kembali merebahkan tubuhnya yang terasa sangat lelah dan memejamkan matanya yang terasa sangat mengantuk.

Pagi menjelang dengan cerahnya. Membawa harapan untuk semua orang yang mengawali paginya dengan cerah.

"Bik, tolong bilang Pak Tukin untuk mengantarkan saya ke sekolah," ucap Silly yang sedang meminum segelas susu UHT.

"Baik Mbak. Mau berangkat sekarang apa sarapan dulu?" tanya Bik Ida untuk bersiap melayani Silly.

"Males ah Bik makan gak ada temannya," jawab Silly setelah meneguk susu UHT yang sedang diminumnya.

"Ya sudah, Bibik panggilkan Pak Tukin untuk segera bersiap-siap mangantar Mbak Silly," tutur Bik Ida sebelum meninggalkan Silly yang duduk di ruang makan sendirian.

Silly menghembuskan nafasnya kasar sambil matanya melihat sekeliling rumahnya yang sangat luas. Kemudian dia berkata,

"Hufffttt… punya rumah segede ini tapi gak ada penghuninya."

Setelah itu dia beranjak dari kursinya untuk segera berangkat ke sekolah dengan harapan bertemu dengan kedua sahabatnya yang selalu bisa mengenyahkan kesepian dirinya.

"Morning guys…," sapa Silly pada Aurel dan Vania ketika sudah berada di mejanya.

"Morning baby Silly…," sahut Aurel dan Vania secara bersamaan.

"Sil, nanti ada yang mau ketemuan sama kamu," ucap Aurel lirih dengan mendekatkan wajahnya pada wajah Silly.

Aurel mengernyitkan dahinya, dia merasa heran dan penasaran dengan orang yang ingin bertemu dengan dirinya.

"Siapa?" tanya Silly penasaran.

Terpopuler

Comments

Widya Sari Widya Widya

Widya Sari Widya Widya

pasti kenan yang mau ketemu sama silly

2022-11-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Keinginan Silly
2 Bab 2 Sial atau beruntung?
3 Bab 3 Kesepian yang melanda
4 Bab 4 Tanggung jawab
5 Bab 5 Kekonyolan Silly
6 Bab 6 Mainan baru
7 Bab 7 Benda apa ini?
8 Bab 8 Rasa penasaran Silly
9 Bab 9 Bekas?
10 Bab 10 Password
11 Bab 11 Serangan pagi hari
12 Bab 12 Boleh pegang?
13 Bab 13 Kepolosan Silly
14 Bab 14 Saling balas dendam
15 Bab 15 Nikah yuk!
16 Bab 16 Keinginan Silly
17 Bab 17 Gara-gara film
18 Bab 18 Candu
19 Bab 19 Permintaan Silly
20 Bab 20 Kehadiran Silly dalam hidup Kenan
21 Bab 21 Gak kuat!
22 Bab 22 Siapa kamu?
23 Bab 23 Kelakuan Vera
24 Bab 24 Pengintaian
25 Bab 25 Silli-nder, Bin-nder dan Bun-nder
26 Bab 26 Kebingungan Silly
27 Bab 27 Salah paham
28 Bab 28 Rasa yang aneh
29 Bab 29 Cemburu?
30 Bab 30 Sebuah pilihan
31 Bab 31 Pilihan Silly
32 Bab 32 Rencana Kenan
33 Bab 33 Kegundahan hati Silly
34 Bab 34 Kegigihan Silly
35 Bab 35 Pertemuan
36 Bab 36 Jodoh pilihan Mama Papa
37 Bab 37 Kebohongan
38 Bab 38 Alasan
39 Bab 39 Peresmian hubungan?
40 Bab 40 Apa itu cinta?
41 Bab 41 Cara menaklukan Kenan
42 Bab 42 Lagi
43 Bab 43 Cobaan besar bagi Kenan
44 Bab 44 Janji Silly
45 Bab 45 Kembali mengalami serangan di pagi hari
46 Bab 46 Rencana kejutan
47 Bab 47 Kejutan!
48 Bab 48 Frustasi ditinggal sugar baby
49 Bab 49 Kegelisahan Kenan
50 Bab 50 Kemarahan Silly
51 Bab 51 Trauma
52 Bab 52 Tentang Kenan
53 Bab 53 Kamar Silly
54 Bab 54 Kapan nikah?
55 Bab 55 Senjata makan tuan
56 Bab 56 Tentang Kenan
57 Bab 57 Surprise!
58 Bab 58 Memilikimu seutuhnya
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1 Keinginan Silly
2
Bab 2 Sial atau beruntung?
3
Bab 3 Kesepian yang melanda
4
Bab 4 Tanggung jawab
5
Bab 5 Kekonyolan Silly
6
Bab 6 Mainan baru
7
Bab 7 Benda apa ini?
8
Bab 8 Rasa penasaran Silly
9
Bab 9 Bekas?
10
Bab 10 Password
11
Bab 11 Serangan pagi hari
12
Bab 12 Boleh pegang?
13
Bab 13 Kepolosan Silly
14
Bab 14 Saling balas dendam
15
Bab 15 Nikah yuk!
16
Bab 16 Keinginan Silly
17
Bab 17 Gara-gara film
18
Bab 18 Candu
19
Bab 19 Permintaan Silly
20
Bab 20 Kehadiran Silly dalam hidup Kenan
21
Bab 21 Gak kuat!
22
Bab 22 Siapa kamu?
23
Bab 23 Kelakuan Vera
24
Bab 24 Pengintaian
25
Bab 25 Silli-nder, Bin-nder dan Bun-nder
26
Bab 26 Kebingungan Silly
27
Bab 27 Salah paham
28
Bab 28 Rasa yang aneh
29
Bab 29 Cemburu?
30
Bab 30 Sebuah pilihan
31
Bab 31 Pilihan Silly
32
Bab 32 Rencana Kenan
33
Bab 33 Kegundahan hati Silly
34
Bab 34 Kegigihan Silly
35
Bab 35 Pertemuan
36
Bab 36 Jodoh pilihan Mama Papa
37
Bab 37 Kebohongan
38
Bab 38 Alasan
39
Bab 39 Peresmian hubungan?
40
Bab 40 Apa itu cinta?
41
Bab 41 Cara menaklukan Kenan
42
Bab 42 Lagi
43
Bab 43 Cobaan besar bagi Kenan
44
Bab 44 Janji Silly
45
Bab 45 Kembali mengalami serangan di pagi hari
46
Bab 46 Rencana kejutan
47
Bab 47 Kejutan!
48
Bab 48 Frustasi ditinggal sugar baby
49
Bab 49 Kegelisahan Kenan
50
Bab 50 Kemarahan Silly
51
Bab 51 Trauma
52
Bab 52 Tentang Kenan
53
Bab 53 Kamar Silly
54
Bab 54 Kapan nikah?
55
Bab 55 Senjata makan tuan
56
Bab 56 Tentang Kenan
57
Bab 57 Surprise!
58
Bab 58 Memilikimu seutuhnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!