"Aaah…," suara lenguhaan seorang wanita memenuhi ruangan tersebut.
Tubuhnya menggelinjang mengeluarkan rembesan cairan hangat yang dihasilkan oleh sentuhan-sentuhan dari tangan Kenan.
"Sayang, sekarang giliran aku memuaskan kamu. Bersiap-siaplah," ucap si wanita tersebut sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda Kenan.
Dilepasnya satu persatu kancing baju milik Kenan dengan memberikan sentuhan-sentuhan dan permainan mulutnya.
Sayangnya milik Kenan tidak bereaksi. Sempat Kenan frustasi karena usahanya selalu gagal. Apa yang dilakukan oleh beberapa wanita padanya selalu tidak membuahkan hasil. Bahkan Kenan menyerah dan tidak mau lagi berhubungan bersama mereka.
"Sudah Ver, aku akan pulang sekarang," ucap Kenan menghentikan tindakan Vera yang mencoba membuat Kenan terbuai dengan sentuhan-sentuhannya.
Semua usaha yang dilakukan oleh Vera sama sekali tidak bisa membangunkan milik Kenan. Bahkan miliknya itu bagai belalai gajah yang sedang merunduk.
"Kenapa? Bahkan kita belum melakukannya," ucap Vera dengan memegang erat tangan Kenan.
Kenan menghempaskan tangan Vera dan segera mengancingkan kembali semua kancing bajunya sert berkata,
"Percuma. Punyaku tidak bereaksi. Dan kamu gagal membuatnya bangun."
Vera terperangah mendengar apa yang dikatakan oleh Kenan. Dia wanita yang bertarif mahal dan tidak pernah gagal dalam memuaskan pria manapun, kini merasa seperti terhina karena tidak mampu membangkitkan senjata laras panjang milik Kenan.
Vera mendekati Kenan dan tangannya bergerilya pada punggung dan dada Kenan.
"Ayolah Sayang, aku akan lebih berusaha lagi. Aku akan melakukan yang terbaik untukmu," ucap Vera dengan sangat manja.
Kenan kembali menghempaskan tangan Vera dan merogoh saku celananya untuk mengambil dompetnya. Kemudian dia mengambil sesuatu dalam dompetnya.
"Ini, cek untuk hari ini. Aku akan pulang sekarang," ucap Kenan sambil melemparkan cek pada tubuh Vera.
Vera segera melihat cek tersebut dan matanya terbelalak lebar melihat angka fantastis yang tertulis pada cek tersebut.
"Sayang, ini…," ucapan Vera mengambang, dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Itu untuk yang terakhir. Kita sudahi saja pertemuan kita," tutur Kenan sambil berjalan ke arah pintu.
"Tapi kenapa?" tanya Vera seolah tidak rela jika pertemuan mereka kali ini untuk yang terakhir kalinya.
"Percuma saja kita bertemu. Sepertinya kamu tidak akan bisa membangunkan milikku," jawab Kenan yang kemudian keluar dari pintu kamar tersebut.
Kamar hotel tersebut menjadi saksi pertemuan terakhir mereka. Vera menatap tidak rela pada punggung Kenan yang keluar dari kamar hotel tersebut.
Namun, dia tersenyum senang melihat nominal yang tertera pada cek pemberian Kenan.
"Seandainya kamu benar-benar bisa aku miliki Kenan, pasti aku akan mempertahankan kamu sampai kapanpun," ucap Vera sambil mencium cek tersebut.
Kenan berjalan dengan gontai menuju parkiran hotel di mana mobilnya berada. Keinginannya untuk menormalkan kembali miliknya sepertinya tidak bisa lagi.
Setelah masuk ke dalam mobilnya, dia merenung sejenak meratapi apa yang telah terjadi. Dalam hatinya dia berkata,
Apa aku benar-benar sudah tidak bisa menggunakannya lagi? Atau memang Vera yang tidak bisa membangunkannya? Sepertinya aku harus mencari wanita lain untuk bisa membangunkan milikku.
Segera diambilnya ponsel miliknya dari saku celananya. Kemudian dia menghubungi seseorang dari ponselnya itu.
"Tolong carikan aku segera sugar baby yang sesuai dengan kriteriaku," ucap Kenan pada orang yang sedang dihubunginya melalui ponselnya.
Setelah itu dia mematikan teleponnya dan segera melajukan mobilnya menuju rumah miliknya.
Rumah itu sangat sepi. Dia hanya tinggal seorang diri dan hanya ada satpam yang bertugas untuk menjaga keamanan rumahnya saja.
Asisten rumah tangganya hanya datang ketika pagi hari saja dan pulang sore hari setelah semua pekerjaannya selesai.
Kenan memasuki rumahnya yang sangat sepi, kosong seperti tidak berpenghuni. Kini dia merasa sangat kesepian.
Dia menghela nafas panjang ketika sudah masuk ke dalam rumahnya. Dilihatnya meja makan yang terdapat beberapa macam makanan yang telah disiapkan oleh Bik Darmi, asisten rumah tangganya.
Selera makannya hilang karena tidak ada yang menemaninya makan. Sayangnya perutnya kini meronta menginginkan diisi makanan dengan segera.
Dengan terpaksa Kenan duduk pada salah satu kursi yang ada di sekitar meja makan tersebut dan mulai memaksa mulutnya untuk mengunyah makanan yang telah dimasukkan ke dalam mulutnya.
Setelah menghabiskan makanannya, dia segera masuk ke dalam kamarnya. Lagi-lagi dia merasa kesepian. Dan rasa kesepian itu seolah perlahan-lahan membunuhnya.
Setiap hari yang dirasakannya sama. Rasa kesepian tiada yang hadir dalam hati dan yang menemani di sampingnya.
Ada rasa iri ketika melihat teman-temannya menggandeng mesra istri mereka. Dan kini dia iri pada sekretarisnya yang mempunyai sugar baby sehingga setiap saat bisa menemaninya serta memuaskannya.
Kenan merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya setelah dia memejamkan matanya berharap esok pada saat dia bangun harinya akan berubah menjadi lebih indah dan menyenangkan.
Sebenarnya banyak sekali perempuan yang mendekati Kenan dan ingin dijadikan istri baginya. Hanya saja Kenan tidak merasakan ketulusan dari mereka. Dan satu lagi, dia tidak merasakan ada getaran dalam hatinya untuk menginginkan perempuan tersebut.
Rasa trauma yang ada membuatnya tidak ingin mempunyai istri ataupun hubungan pernikahan. Selama ini dia lebih memilih bersenang-senang dengan banyak wanita daripada mempunyai komitmen dengan hanya pada satu wanita. Dan itu semua dikarenakan oleh trauma yang dimilikinya.
Drrrtttt… drrtttt… drrrttt…
Tiba-tiba ada sesuatu yang bergetar dalam saku celana Kenan. Hal itu membuat Kenan yang sudah terpejam menjadi terbangun kembali.
Dirabanya saku yang membuat getaran dalam celananya. Dia baru ingat jika mengantongi ponsel milik gadis SMA yang telah menabrak mobilnya tadi sore.
Segera diambilnya ponsel tersebut dan dilihatnya. Layar ponsel itu menunjukkan nama seseorang. Dan nama pada layar tersebut membuat Kenan menghentikan niatnya untuk mengangkat telepon itu.
Mama, nama yang diberikan oleh Silly pada nomor yang kini sedang meneleponnya.
Kenan tidak ingin berurusan terlalu jauh dengan perempuan manapun sehingga dia membiarkan telepon itu hingga panggilan itu berakhir dengan sendirinya.
Diletakkannya ponsel itu di atas meja yang ada di sebelah ranjangnya. Dia kembali merebahkan tubuhnya yang terasa sangat lelah dan memejamkan matanya yang terasa sangat mengantuk.
Pagi menjelang dengan cerahnya. Membawa harapan untuk semua orang yang mengawali paginya dengan cerah.
"Bik, tolong bilang Pak Tukin untuk mengantarkan saya ke sekolah," ucap Silly yang sedang meminum segelas susu UHT.
"Baik Mbak. Mau berangkat sekarang apa sarapan dulu?" tanya Bik Ida untuk bersiap melayani Silly.
"Males ah Bik makan gak ada temannya," jawab Silly setelah meneguk susu UHT yang sedang diminumnya.
"Ya sudah, Bibik panggilkan Pak Tukin untuk segera bersiap-siap mangantar Mbak Silly," tutur Bik Ida sebelum meninggalkan Silly yang duduk di ruang makan sendirian.
Silly menghembuskan nafasnya kasar sambil matanya melihat sekeliling rumahnya yang sangat luas. Kemudian dia berkata,
"Hufffttt… punya rumah segede ini tapi gak ada penghuninya."
Setelah itu dia beranjak dari kursinya untuk segera berangkat ke sekolah dengan harapan bertemu dengan kedua sahabatnya yang selalu bisa mengenyahkan kesepian dirinya.
"Morning guys…," sapa Silly pada Aurel dan Vania ketika sudah berada di mejanya.
"Morning baby Silly…," sahut Aurel dan Vania secara bersamaan.
"Sil, nanti ada yang mau ketemuan sama kamu," ucap Aurel lirih dengan mendekatkan wajahnya pada wajah Silly.
Aurel mengernyitkan dahinya, dia merasa heran dan penasaran dengan orang yang ingin bertemu dengan dirinya.
"Siapa?" tanya Silly penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Widya Sari Widya Widya
pasti kenan yang mau ketemu sama silly
2022-11-02
1