Bab 2 Sial atau beruntung?

Kesepian. Silly merasa sangat kesepian sekarang ini. Berharap bisa bersenang-senang bersama dengan Aurel dan Vania, sayangnya mereka lebih memilih untuk bersama sugar daddy mereka.

"Huffftttt… akhirnya aku sendirian lagi," ucap Silly sambil menghela nafasnya berat.

"Mau ke mana lagi? Aku malas pulang ke rumah," ucap Silly sambil mengemudikan mobilnya dengan malas.

Brak!

Seketika mata Silly terbuka lebar karena mendengar suara yang kencang dan dia merasakan guncangan dari dalam mobilnya.

Tok… tok… tok…

"Keluar!"

Terdengar suara seorang laki-laki yang memanggil Silly dan mengetuk kaca mobilnya dari luar.

Silly segera membuka kaca mobilnya dan tersenyum lebar pada orang tersebut. Dalam hati dia berkata,

Gila… keren banget nih cowok. Sumpah, ganteng banget. Boleh bawa pulang gak sih? Kan lumayan bisa buat teman di rumah biar gak kesepian.

"Cepat keluar. Kita bicara sekarang," ucap laki-laki tersebut dengan tegas dan berwajah datar.

Dengan rasa takut, Silly keluar dari mobilnya. Matanya terbelalak dan mulutnya terbuka lebar ketika melihat mobil di depannya sedikit penyok.

Apa ini perbuatanku? Masa' iya sih mobil aku yang unyu ini bisa nabrak mobil ini sampai penyok? Palingan disenggol dikit, kenapa bisa jadi penyok gitu ya? Harusnya kan cuma kegores aja dikit, Silly kembali berkata dalam hatinya.

Laki-laki tersebut melihat Silly dari atas hingga bawah, kemudian dia berkata dalam hatinya,

Boleh juga nih cewek. Cantik, imut, body nya juga aduhai. Sayangnya, masih sekolah.

"Maaf Om, saya tidak sengaja," ucap Silly dengan wajah menyesalnya.

"Om? Sejak kapan saya jadi Om kamu? Jangan panggil saya Om. Saya bukan Om kamu," sahut laki-laki tersebut dengan tegas dan masih berwajah datar.

"Eh iya Kak. Maaf, saya tidak sengaja," ucap Silly dengan ketakutan.

Buset dah, galak bener nih cowok. Ganteng sih ganteng, tapi galak pisan euy, Silly mengomel dalam hatinya.

"Bagaimana dengan mobil saya?" tanya laki-laki tersebut meminta pertanggung jawaban pada Silly.

"Emmm… kita bawa ke bengkel saja ya Kak. Gak mungkin dong saya cewek yang imut ini membetulkan mobil Kakak sendirian," jawab Silly sambil tersenyum lebar.

"Memangnya saya Kakak kamu?" sahut laki-laki tersebut dengan menatap Silly sehingga membuat Silly salah tingkah.

"Lalu… dipanggil apa dong?" tanya Silly dengan menampakkan wajah bingungnya.

"Panggil saya Abang," jawab laki-laki tersebut dengan tegas seolah tidak mau terbantah.

Sontak saja Silly tertawa tanpa menghiraukan tatapan laki-laki tersebut padanya. Kemudian dia berkata,

"Abang? Abang tukang bakso!" 

Mata laki-laki tersebut membelalak mendengar perkataan dari Silly. Tapi dalam hatinya dia tertawa. Sayangnya dia tidak ingin memperlihatkannya pada siapapun. Biarlah orang-orang menilainya sebagai seorang laki-laki yang berwajah datar dan cuek.

"Enak saja. Nama saya Kenan," tukas laki-laki tersebut memprotes Silly.

"Oh… oke Bang Kenan. Kenalkan, nama aku Silly," ucap Silly sambil tersenyum manis dan mengulurkan tangannya pada Kenan.

Kenan melihat tangan kanan Silly yang terulur di depannya. Kemudian dia melihat tangan kiri Silly yang memegang ponselnya.

Dengan cepatnya tangan Kenan menyambar ponsel yang ada di tangan kiri Silly.

Mata Silly mengikuti arah tangan Kenan. Dan dia terperangah ketika tangan Kenan meraih ponsel yang ada di tangan kirinya.

"HP ku…," celetuk Silly sambil menatap sedih pada ponselnya.

Kenan mengeluarkan smirk nya sambil memperlihatkan ponsel Silly yang ada di tangannya.

Sontak saja Silly berusaha meraihnya. Sayangnya Kenan sudah bisa membaca gerakan Silly, sehingga dengan segera Kenan mengangkat tinggi-tinggi ponsel tersebut.

Silly berusaha menggapai ponselnya dengan cara berjinjit dan sedikit melompat-lompat untuk menggapainya. 

Kenan tidak begitu saja membiarkan Silly untuk mendapatkannya. Setiap gerakan tangan Silly bisa dibaca oleh Kenan dengan mudahnya. Sehingga Kenan bisa memindahkan ponsel tersebut dengan mudahnya agar Silly tidak bisa mengambilnya.

"Huuffffttt… Kembalikan dong Bang Hp ku…," Silly merengek sambil menghentak-hentakkan kakinya.

Kenan tersenyum tipis dan menahan sekuat tenaga tawanya. Kemudian dia berkata,

"Akan ku sita HP ini untuk jaminan pembetulan mobilku," tutur Kenan dengan gerakan cepatnya mengantongi ponsel Silly pada kantong celananya.

"Aahhh… itu HP ku…," celetuk Silly sambil menunjuk kantong celana Kenan yang terlihat sedikit menonjol karena terdapat ponsel Silly di dalamnya.

Tangan Silly terulur menuju kantong celana Kenan. Jarak beberapa sentimeter tangannya akan menyentuh kantong celana tersebut, ada suara yang membuat Silly gagal meraihnya.

Tin… tin… tin…

"Kalau pacaran jangan di jalan woi!" ucap pengendara mobil yang merasa terganggu dengan keberadaan mobil mereka berdua yang terparkir kurang menepi.

Mendengar hal itu, Kenan menjadi sadar jika dia telah terlalu lama meladeni Silly.

"Ingat untuk bertanggung jawab pada mobilku!" tutur Kenan sebelum berjalan dengan cepat menuju mobilnya.

"Hp ku… bagaimana?!" seru Silly sambil berjalan mengikuti Kenan.

"Telepon lah ke HP mu, akan ku beritahu bagaimana caranya kamu mempertanggungjawabkan keteledoran mu itu," ujar Kenan sebelum masuk ke dalam mobilnya.

Silly memandang dengan pandangan tidak rela pada mobil Kenan yang sudah melaju meninggalkannya.

Dia kembali masuk ke dalam mobilnya dan duduk dibalik kemudinya. Kemudian dia mengambil tasnya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Taraaaa…," Silly mengeluarkan sebuah ponsel dari dalam tasnya.

"Untung aja aku punya HP lebih dari satu. Jadi berguna banget kan disaat seperti ini," tutur Silly sambil terkekeh.

Kemudian Silly melajukan mobilnya menuju rumahnya dengan diiringi lagu yang berirama melow dia mengikuti irama lagu tersebut menyanyikannya.

Sesampainya di rumahnya, dia melangkahkan kakinya dengan gontai. Sepi, dia merasa sendirian di dalam rumah tersebut.

"Tumben Mbak Silly sudah pulang? Biasanya kan nanti sore," sapa Bik Ida yang sedang membersihkan ruang tamu.

"Gak ada teman Bik. Aurel sama Vania sedang sibuk," jawab Silly dengan menampakkan wajah kesalnya.

Bik Narmi menatap nanar anak majikannya itu. Dia merasa kasihan pada Silly yang sangat bergelimang harta tapi sangat kesepian.

"Apa mereka nanti akan menginap di sini Mbak?" tanya Bik Ida yang masih saja memandang iba pada Silly dari tempatnya berada.

Silly yang sedang duduk di sofa ruang tamu memandang Bik Narmi ketika ditanya olehnya.

"Belum tau sih Bik. Sepertinya mereka benar-benar sedang sibuk. Apa aku saja ya yang menginap di rumah mereka?" tanya Silly dengan mata yang berbinar.

"Maaf Mbak Silly, itu bumper depan mobil Mbak Silly kenapa kok bisa sampai seperti itu ? Apa perlu dibawa ke bengkel sebelum Tuan dan Nyonya pulang?"

Tiba-tiba suara Pak Tukin menyela pembicaraan antara Silly dan Bik Ida. Pak Tukin merupakan suami Bik Ida yang juga bekerja di rumah Silly sebagai tukang kebun dan sopir jika dibutuhkan oleh Silly.

"Oh iya, bener juga. Cepat bawa mobilnya ke bengkel Pak, sebelum Papa dan Mama pulang," ucap Silly pada Pak Tukin dengan raut wajah cemasnya.

"Apa Mbak Silly kecelakaan? Atau menabrak sesuatu?" tanya Bik Narmi menyelidik.

Silly hanya tersenyum lebar tanpa menjawab pertanyaan Bik Narmi.

Gawat nih kalau sampai mereka tau apa yang terjadi, Silly berkata dalam hatinya disertai senyum lebarnya pada Bik Narmi.

Episodes
1 Bab 1 Keinginan Silly
2 Bab 2 Sial atau beruntung?
3 Bab 3 Kesepian yang melanda
4 Bab 4 Tanggung jawab
5 Bab 5 Kekonyolan Silly
6 Bab 6 Mainan baru
7 Bab 7 Benda apa ini?
8 Bab 8 Rasa penasaran Silly
9 Bab 9 Bekas?
10 Bab 10 Password
11 Bab 11 Serangan pagi hari
12 Bab 12 Boleh pegang?
13 Bab 13 Kepolosan Silly
14 Bab 14 Saling balas dendam
15 Bab 15 Nikah yuk!
16 Bab 16 Keinginan Silly
17 Bab 17 Gara-gara film
18 Bab 18 Candu
19 Bab 19 Permintaan Silly
20 Bab 20 Kehadiran Silly dalam hidup Kenan
21 Bab 21 Gak kuat!
22 Bab 22 Siapa kamu?
23 Bab 23 Kelakuan Vera
24 Bab 24 Pengintaian
25 Bab 25 Silli-nder, Bin-nder dan Bun-nder
26 Bab 26 Kebingungan Silly
27 Bab 27 Salah paham
28 Bab 28 Rasa yang aneh
29 Bab 29 Cemburu?
30 Bab 30 Sebuah pilihan
31 Bab 31 Pilihan Silly
32 Bab 32 Rencana Kenan
33 Bab 33 Kegundahan hati Silly
34 Bab 34 Kegigihan Silly
35 Bab 35 Pertemuan
36 Bab 36 Jodoh pilihan Mama Papa
37 Bab 37 Kebohongan
38 Bab 38 Alasan
39 Bab 39 Peresmian hubungan?
40 Bab 40 Apa itu cinta?
41 Bab 41 Cara menaklukan Kenan
42 Bab 42 Lagi
43 Bab 43 Cobaan besar bagi Kenan
44 Bab 44 Janji Silly
45 Bab 45 Kembali mengalami serangan di pagi hari
46 Bab 46 Rencana kejutan
47 Bab 47 Kejutan!
48 Bab 48 Frustasi ditinggal sugar baby
49 Bab 49 Kegelisahan Kenan
50 Bab 50 Kemarahan Silly
51 Bab 51 Trauma
52 Bab 52 Tentang Kenan
53 Bab 53 Kamar Silly
54 Bab 54 Kapan nikah?
55 Bab 55 Senjata makan tuan
56 Bab 56 Tentang Kenan
57 Bab 57 Surprise!
58 Bab 58 Memilikimu seutuhnya
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1 Keinginan Silly
2
Bab 2 Sial atau beruntung?
3
Bab 3 Kesepian yang melanda
4
Bab 4 Tanggung jawab
5
Bab 5 Kekonyolan Silly
6
Bab 6 Mainan baru
7
Bab 7 Benda apa ini?
8
Bab 8 Rasa penasaran Silly
9
Bab 9 Bekas?
10
Bab 10 Password
11
Bab 11 Serangan pagi hari
12
Bab 12 Boleh pegang?
13
Bab 13 Kepolosan Silly
14
Bab 14 Saling balas dendam
15
Bab 15 Nikah yuk!
16
Bab 16 Keinginan Silly
17
Bab 17 Gara-gara film
18
Bab 18 Candu
19
Bab 19 Permintaan Silly
20
Bab 20 Kehadiran Silly dalam hidup Kenan
21
Bab 21 Gak kuat!
22
Bab 22 Siapa kamu?
23
Bab 23 Kelakuan Vera
24
Bab 24 Pengintaian
25
Bab 25 Silli-nder, Bin-nder dan Bun-nder
26
Bab 26 Kebingungan Silly
27
Bab 27 Salah paham
28
Bab 28 Rasa yang aneh
29
Bab 29 Cemburu?
30
Bab 30 Sebuah pilihan
31
Bab 31 Pilihan Silly
32
Bab 32 Rencana Kenan
33
Bab 33 Kegundahan hati Silly
34
Bab 34 Kegigihan Silly
35
Bab 35 Pertemuan
36
Bab 36 Jodoh pilihan Mama Papa
37
Bab 37 Kebohongan
38
Bab 38 Alasan
39
Bab 39 Peresmian hubungan?
40
Bab 40 Apa itu cinta?
41
Bab 41 Cara menaklukan Kenan
42
Bab 42 Lagi
43
Bab 43 Cobaan besar bagi Kenan
44
Bab 44 Janji Silly
45
Bab 45 Kembali mengalami serangan di pagi hari
46
Bab 46 Rencana kejutan
47
Bab 47 Kejutan!
48
Bab 48 Frustasi ditinggal sugar baby
49
Bab 49 Kegelisahan Kenan
50
Bab 50 Kemarahan Silly
51
Bab 51 Trauma
52
Bab 52 Tentang Kenan
53
Bab 53 Kamar Silly
54
Bab 54 Kapan nikah?
55
Bab 55 Senjata makan tuan
56
Bab 56 Tentang Kenan
57
Bab 57 Surprise!
58
Bab 58 Memilikimu seutuhnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!