Bab 3 Bundanya Lili

Velicia menggerutu dalam hatinya. Tiap hari dia harus merawat Lili yang dianggap oleh Ferdi seperti anak adopsi mereka.

"Kenapa harus aku yang melakukan ini? Kenapa bukan dia sendiri yang melakukannya sebelum berangkat kerja dan sepulang kerja? Bukankah dia Ayahnya Lili?" Velicia terus saja menggerutu sambil mengganti pasir milik Lili.

"Bau sekali pasirmu Lili… Apa kamu gak bisa buang air besar dan pipis di kamar mandi biar gak merepotkan aku? Apa aku ajari dia pipis dan buang air besar di kamar mandi ya, biar bisa meringankan tugasku? Oke, aku harus mencobanya," ucap Velicia sambil mengganti pasir yang baru pada wadah pasir milik Lili.

Setelah membersihkan seluruh rumah, Velicia sekedar beristirahat duduk di sofa depan televisi.

"Huffttt… lelah sekali aku hari ini, mana panas banget lagi," gerutu Velicia sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahnya.

"Meow… Meow…," Lili mengeong sambil mencakar-cakar sofa yang sedang diduduki oleh Velicia.

"Lili, jangan! Jika kamu terus seperti ini, Bundamu ini yang akan dimarahi sama Ayahmu," tutur Velicia sambil mengangkat tubuh Lili untuk diletakkan di atas pangkuannya.

Dibelainya dengan lembut bulu Lili yang sehalus kapas itu. Ada perasaan tenang dalam hati Velicia mengusap bulu halus milik Lili. Bukan hanya Velicia saja yang merasa tenang, bahkan Lili pun tertidur di pangkuan Velicia dengan nyaman dan tenangnya.

Kebetulan hari ini hari sabtu. Velicia libur dari kegiatan mengajarnya. Seperti biasa, jadwal liburnya bukan untuk beristirahat, melainkan bebenah rumah dan memandikan Lili.

Jika rumah tidak dalam keadaan yang sangat bersih, bisa dipastikan jika Bu Anisa, ibu mertuanya itu akan mengomel sepanjang hari ketika berkunjung ke rumah tersebut.

Sedangkan Ferdi, hari ini dia ada kegiatan sehingga dia harus tetap bekerja meskipun hari ini adalah hari liburnya.

Angin yang bersemilir dari jendela membuat tirai jendela tersebut melambai-lambai. Lama-kelamaan Velicia tertidur di atas sofa tersebut bersama dengan Lili dengan ditemani oleh semilir angin yang berhembus menerpa di wajahnya.

Setelah beberapa lama, mata Velicia terbuka. Dia melihat ke arah jam yang tergantung indah pada dinding yang ada di ruangan tersebut.

"Sudah sore ternyata. Gawat, aku ketiduran. Aku belum masak, tapi udah jam segini. Apa kita makan di luar aja ya? Iya deh mending gitu aja. Sekali-sekali makan di luar dong, biar kayak pasangan lain yang makan berdua di luar," ucap Velicia sambil terkekeh.

Setelah itu dia membersihkan badannya dan meninggalkan Lili yang masih tertidur dengan nyenyak di atas sofa.

"Pakai baju ini ah… dress ini kan yang dibelikan Mas Ferdi pertama kali kita jadian. Siapa tau Mas Ferdi lebih sayang sama aku jika melihat baju pemberiannya masih aku simpan dengan baik sampai sekarang," Velicia bermonolog di depan cermin sambil mengganti pakaiannya.

Ceklek!

Tampak Ferdi masuk dengan wajah lelahnya. Dia melepas sepatunya secara sembarangan dan tidak meletakkannya kembali pada tempatnya.

"Mas… Mas Ferdi sudah pulang?" tanya Velicia berbasa-basi untuk menyambut kedatangan suaminya.

"Hmmm…," jawab Ferdi sambil mengangguk.

Velicia melihat sepatu Ferdi yang terlempar ke arah yang berlawanan satu sama lain. Dia menghela nafasnya. Rasanya lelah sekali selalu membenarkan letak sepatu suaminya itu yang seperti bocah TK, muridnya di sekolah.

Sepertinya dia melepas sepatunya dengan berdiri, Velicia berkata dalam hatinya sambil merapikan sepatu Ferdi yang terlempar ke lain arah.

Emmm… bau sekali, Velicia kembali berkata dalam hatinya pada saat mengambil kaos kaki yang terlempar di lantai dengan arah yang berbeda satu sama lainnya.

Setelah merapikan sepatu Ferdi dan meletakkan kaos kaki Ferdi yang bau itu pada keranjang cucian kotor, dia segera mendekati Ferdi.

Ferdi duduk di sofa dan mengusap bulu halus Lili dengan lembut. Velicia mendekatinya, dia melepaskan dasi yang masih melingkar rapi pada kerah baju Ferdi.

"Mau ke mana kamu?" tanya Ferdi dengan menelisik penampilan istrinya dari atas hingga bawah.

Velicia tersenyum senang karena suaminya jeli dengan penampilannya. Kemudian dia bersandar pada lengan Ferdi dan berkata,

"Mas… kita makan di luar yuk… Sepertinya kita udah sangat lama sekali gak makan malam di luar berdua."

Ferdi menatap Velicia yang tersenyum manis padanya. Kemudian dia kembali memperhatikan Lili dan mengambil tubuh Lili untuk diletakkan di atas pangkuannya.

"Aku udah makan tadi. Kamu saja yang beli makan di luar, aku udah kenyang," tutur Ferdi tanpa memandang ke arah Velicia, tangannya masih sibuk mengusap bulu Lili.

"Loh kok Mas Ferdi udah makan sih?" tanya Velicia dengan gaya ngambeknya, dia mengerucutkan bibirnya serta melipat kedua tangannya di depan dadanya.

Ferdi melihat sekilas istrinya itu, setelah itu dia kembali sibuk memanjakan Lili. Hal itu membuat Velicia merasa diacuhkan oleh suaminya. Dan memang benar, setelah kehadiran Lili dalam rumah mereka, suaminya itu lebih sering memanjakan Lili dibandingkan dirinya yang jelas-jelas adalah istrinya.

"Tadi aku makan bersama yang lainnya. Aku gak bisa menolaknya. Sudahlah, lebih baik kamu segera membeli makanan di luar dan cepatlah kembali," ucap Ferdi yang sama sekali tidak melihat ke arah Velicia.

Tentu saja Velicia merasa kesal. Dia merelakan makan siangnya hanya karena ingin makan bersama dengan suaminya, tapi kenyataannya berbeda, kini dia hanya makan seorang diri saja.

"Mas Ferdi anterin Ve ya beli makannya… sambil kita jalan-jalan. Ini kan hari sabtu Mas, biar kita sama seperti pasangan yang lain, malam mingguan," Velicia merengek sambil menarik-narik lengan Ferdi.

"Aku capek. Aku ingin istirahat. Lebih baik kamu segera berangkat agar tidak kemalaman pulangnya," ucap Ferdi sambil melepas satu kancing bajunya.

"Apa Mas Ferdi gak ingin seperti orang lain yang jalan bersama pasangannya?" tanya Velicia kembali untuk memastikannya kembali.

Kini Ferdi menatap Velicia, dia melihat raut wajah kekecewaan pada wajah istrinya itu.

"Aku benar-benar capek, jika kamu gak mau keluar sendirian, masaklah apa adanya bahan yang ada di rumah," jawab Ferdi sambil beranjak dari duduknya.

Kaki Ferdi membawanya masuk ke dalam kamarnya, Melihat hal itu, Velicia yang benar-benar merasa kesal pada Ferdi memutuskan untuk membeli makanan di luar meskipun hanya seorang diri.

Dengan berbekal kekesalan hatinya, Velicia keluar dari rumahnya dan dia hendak membanting pintu rumahnya ketika akan menutup pintunya.

Namun, dia kembali teringat jika kehidupan mereka saat ini belum berlimpah dengan banyak uang, sehingga keinginan untuk membanting pintu tersebut diurungkannya.

Tahan Ve, jangan dibanting. bisa-bisa nanti keluar uang lebih untuk mengganti pintunya, Velicia berkata dalam hatinya sambil menutup pelan pintu tersebut.

Velicia berjalan kaki menyusuri trotoar jalanan menuju tempat para penjual makanan berada. Dengan langkah pelannya seolah dia menikmati suasana malam seorang diri, tanpa bersama pasangan.

"Makan apa ya? Apa aku makan itu saja? Eh tapi penuh sekali, sepertinya gak ada meja kosong deh. Apa dibungkus aja ya? Mas Ferdi bilang kan aku harus cepat pulang. Ah bodoh amat, biar dia tau rasa tinggal di rumah sendirian. Sekali-sekali aku akan menikmati hidupku," Velicia bermonolog sambil matanya melihat ke arah warung tenda dan penjual makanan kaki lima yang ada di tempat itu.

"Ve! Velicia kan?"  

 

Episodes
1 Bab 1 Velicia dan Ferdiansyah
2 Bab 2 Pertemuan
3 Bab 3 Bundanya Lili
4 Bab 4 Pertemuan tak terduga
5 Bab 5 Omelan Ferdi
6 Bab 6 Tragedi makan siang
7 Bab 7 Teman?
8 Bab 8 Taman pertemuan
9 Bab 9 Tragedi hujan
10 Bab 10 Sakit hati Velicia
11 Bab 11 Apa kamu selingkuh?
12 Bab 12 Lelah
13 Bab 13 Sebuah perhatian
14 Bab 14 Mandul?
15 Bab 15 Kuasa Tuhan
16 Bab 16 Luluh
17 Bab 17 Antara harapan dan kenyataan
18 Bab 18 Takdir Raymond
19 Bab 19 Wanita agresif
20 Bab 20 Tania dan Velicia
21 Bab 21 Pertemanan
22 Bab 22 Makan siang bersama teman baru
23 Bab 23 Perubahan Ferdi
24 Bab 24 Kedatangan tamu yang membuat was-was
25 Bab 25 Menikah?
26 Bab 26 Khasiat obat herbal
27 Bab 27 Tenang sebelum badai
28 Bab 28 Kebetulan yang tidak direncanakan
29 Bab 29 Sudah menikah?
30 Bab 30 Andai saja
31 Bab 31 Di antara dua pilihan
32 Bab 32 Cemas
33 Bab 33 Pahitnya arti menunggu
34 Bab 34 Penyebab sakitnya Velicia
35 Bab 35 Kemarahan Velicia
36 Bab 36 Teman baik
37 Bab 37 Kekhawatiran Raymond
38 Bab 38 Fakta yang menyakitkan hati
39 Bab 39 Runtuhnya sebuah kepercayaan
40 Bab 40 Kepercayaan dalam berumah tangga
41 Bab 41 Meratapi nasib
42 Bab 42 Penjelasan
43 Bab 43 Kenapa selalu perempuan yang disalahkan?
44 Bab 44 Mandul?
45 Bab 45 Kesendirian
46 Bab 46 Beruntung memilikimu
47 Bab 47 Kejutan untuk Velicia
48 Bab 48 Tangisan yang menyayat hati
49 Bab 49 Menghibur diri
50 Bab 50 Pembelaan diri
51 Bab 51 Pembuktian
52 Bab 52 Perasaan bersalah
53 Bab 53 Ketenangan hati Ferdi
54 Bab 54 Hari yang buruk
55 Bab 55 Rasa kehilangan
56 Bab 56 Apakah ini takdir?
57 Bab 57 Cincin pernikahan yang menjadi saksi
58 Bab 58 Bersamamu
59 Bab 59 Cinta
60 Bab 60 Mencari kebahagiaan
61 Bab 61 Tentang rasa
62 Bab 62 Sebuah kebahagiaan
63 Bab 63 Tentang Ferdi
64 Bab 64 Bundanya Cinta?
65 Bab 65 Penolakan
66 Bab 66 Kebimbangan Velicia
67 Bsb 67 Perdebatan ibu dan anak
68 Bab 68 Marahnya Velicia
69 Bab 69 Menjadi seorang penjahat
70 Bab 70 Menenangkan hati
71 Bab 71 Kekecewaan Raymond
72 Bab 72 Sebuah syarat dari Tania
73 Bab 73 Tidak ingin kehilangan
74 Bab 74 Kenyataan pahit
75 Bab 75 Hujan yang menjadi saksi
76 Bab 76 Menjadi wanita jahat
77 Bab 77 Wanita yang bersuami
78 Bab 78 Kopi pembawa masalah
79 Bab 79 Penjelasan
80 Bab 80 Rasa cinta yang menyiksa
81 Bab 81 Pagi yang menegangkan
82 Bab 82 Menderita karena perpisahan
83 Bab 83 Sebuah rencana
84 Bab 84 Cafe bersejarah
85 Bab 85 Salah jatuh cinta
86 Bab 86 Pernyataan Raymond
87 Bab 87 Rindu yang menyiksa
88 Bab 88 Arti cinta
89 Bab 89 Operasi
90 Bab 90 Berlari padamu
91 Bab 91 Merasakan jatuh cinta yang sebenarnya
92 Bab 92 Memulai kembali perjalanan
93 Bab 93 Kenyataan yang menyakitkan
94 Bab 94 Kemarahan Tania
95 Bab 95 Resiko yang harus diterima
96 Bab 96 Penyesalan
97 Bab 97 Kotak pandora yang terbuka
98 Bab 98 Ceraikan aku!
99 Bab 99 Fakta yang harus diterima
100 Bab 100 Jalan yang tak dapat dihindari
101 Bab 101 Jika aku kehilangannya
102 Bab 102 Sisi liar yang memalukan
103 Bab 103 Harga yang harus dibayar
104 Bab 104 Cinta yang menyedihkan
105 Bab 105 Pengakuan Velicia
106 Bab 106 Pernikahan tanpa cinta
107 Bab 107 Proses yang harus dilalui
108 Bab 108 Tempat pelarian untuk beristirahat
109 Bab 109 Malam yang dipenuhi dengan bintang
110 Bab 110 Setelah kepergiannya
111 Bab 111 Sebelum badai
112 Bab 112 Perasaan bersalah
113 Bab 113 Tentang perasaan
114 Bab 114 Malam sebelum aku terjatuh
115 BAB 115 Kesedihan yang kelam
116 Bab 116 Cinta yang sangat menyakitkan
117 Bab 117 Takdir
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 Velicia dan Ferdiansyah
2
Bab 2 Pertemuan
3
Bab 3 Bundanya Lili
4
Bab 4 Pertemuan tak terduga
5
Bab 5 Omelan Ferdi
6
Bab 6 Tragedi makan siang
7
Bab 7 Teman?
8
Bab 8 Taman pertemuan
9
Bab 9 Tragedi hujan
10
Bab 10 Sakit hati Velicia
11
Bab 11 Apa kamu selingkuh?
12
Bab 12 Lelah
13
Bab 13 Sebuah perhatian
14
Bab 14 Mandul?
15
Bab 15 Kuasa Tuhan
16
Bab 16 Luluh
17
Bab 17 Antara harapan dan kenyataan
18
Bab 18 Takdir Raymond
19
Bab 19 Wanita agresif
20
Bab 20 Tania dan Velicia
21
Bab 21 Pertemanan
22
Bab 22 Makan siang bersama teman baru
23
Bab 23 Perubahan Ferdi
24
Bab 24 Kedatangan tamu yang membuat was-was
25
Bab 25 Menikah?
26
Bab 26 Khasiat obat herbal
27
Bab 27 Tenang sebelum badai
28
Bab 28 Kebetulan yang tidak direncanakan
29
Bab 29 Sudah menikah?
30
Bab 30 Andai saja
31
Bab 31 Di antara dua pilihan
32
Bab 32 Cemas
33
Bab 33 Pahitnya arti menunggu
34
Bab 34 Penyebab sakitnya Velicia
35
Bab 35 Kemarahan Velicia
36
Bab 36 Teman baik
37
Bab 37 Kekhawatiran Raymond
38
Bab 38 Fakta yang menyakitkan hati
39
Bab 39 Runtuhnya sebuah kepercayaan
40
Bab 40 Kepercayaan dalam berumah tangga
41
Bab 41 Meratapi nasib
42
Bab 42 Penjelasan
43
Bab 43 Kenapa selalu perempuan yang disalahkan?
44
Bab 44 Mandul?
45
Bab 45 Kesendirian
46
Bab 46 Beruntung memilikimu
47
Bab 47 Kejutan untuk Velicia
48
Bab 48 Tangisan yang menyayat hati
49
Bab 49 Menghibur diri
50
Bab 50 Pembelaan diri
51
Bab 51 Pembuktian
52
Bab 52 Perasaan bersalah
53
Bab 53 Ketenangan hati Ferdi
54
Bab 54 Hari yang buruk
55
Bab 55 Rasa kehilangan
56
Bab 56 Apakah ini takdir?
57
Bab 57 Cincin pernikahan yang menjadi saksi
58
Bab 58 Bersamamu
59
Bab 59 Cinta
60
Bab 60 Mencari kebahagiaan
61
Bab 61 Tentang rasa
62
Bab 62 Sebuah kebahagiaan
63
Bab 63 Tentang Ferdi
64
Bab 64 Bundanya Cinta?
65
Bab 65 Penolakan
66
Bab 66 Kebimbangan Velicia
67
Bsb 67 Perdebatan ibu dan anak
68
Bab 68 Marahnya Velicia
69
Bab 69 Menjadi seorang penjahat
70
Bab 70 Menenangkan hati
71
Bab 71 Kekecewaan Raymond
72
Bab 72 Sebuah syarat dari Tania
73
Bab 73 Tidak ingin kehilangan
74
Bab 74 Kenyataan pahit
75
Bab 75 Hujan yang menjadi saksi
76
Bab 76 Menjadi wanita jahat
77
Bab 77 Wanita yang bersuami
78
Bab 78 Kopi pembawa masalah
79
Bab 79 Penjelasan
80
Bab 80 Rasa cinta yang menyiksa
81
Bab 81 Pagi yang menegangkan
82
Bab 82 Menderita karena perpisahan
83
Bab 83 Sebuah rencana
84
Bab 84 Cafe bersejarah
85
Bab 85 Salah jatuh cinta
86
Bab 86 Pernyataan Raymond
87
Bab 87 Rindu yang menyiksa
88
Bab 88 Arti cinta
89
Bab 89 Operasi
90
Bab 90 Berlari padamu
91
Bab 91 Merasakan jatuh cinta yang sebenarnya
92
Bab 92 Memulai kembali perjalanan
93
Bab 93 Kenyataan yang menyakitkan
94
Bab 94 Kemarahan Tania
95
Bab 95 Resiko yang harus diterima
96
Bab 96 Penyesalan
97
Bab 97 Kotak pandora yang terbuka
98
Bab 98 Ceraikan aku!
99
Bab 99 Fakta yang harus diterima
100
Bab 100 Jalan yang tak dapat dihindari
101
Bab 101 Jika aku kehilangannya
102
Bab 102 Sisi liar yang memalukan
103
Bab 103 Harga yang harus dibayar
104
Bab 104 Cinta yang menyedihkan
105
Bab 105 Pengakuan Velicia
106
Bab 106 Pernikahan tanpa cinta
107
Bab 107 Proses yang harus dilalui
108
Bab 108 Tempat pelarian untuk beristirahat
109
Bab 109 Malam yang dipenuhi dengan bintang
110
Bab 110 Setelah kepergiannya
111
Bab 111 Sebelum badai
112
Bab 112 Perasaan bersalah
113
Bab 113 Tentang perasaan
114
Bab 114 Malam sebelum aku terjatuh
115
BAB 115 Kesedihan yang kelam
116
Bab 116 Cinta yang sangat menyakitkan
117
Bab 117 Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!