Chapter 4 - Pelarian

'Syuuutt! Jlebb!'

Sebuah anak panah melesat dengan sangat cepat dan menancap tepat di leher seekor rusa.

"Tembakan yang bagus, Brian. Kau mulai ahli dalam hal ini." puji Cecilia sambil segera berlari ke arah rusa itu.

"Semua berkat pelatihan yang kau berikan."

Sudah sekitar 2 Minggu lebih Brian hidup di dunia ini. Dan selama itu pula, tak pernah satu kali pun Brian mengeluh atas kehidupan barunya.

Kehidupan di dunia ini jauh lebih menyenangkan dibandingkan dengan kehidupannya di bumi.

Sekalipun tak ada fasilitas yang bisa menyamai dengan apa yang ada di bumi, tapi juga tak ada tuntutan dan kekangan waktu padanya.

Bangun siang? Siapa yang peduli. Takkan ada bos yang memarahimu karena berangkat terlambat.

Makan 5x sehari? Tak masalah. Kau hanya perlu lebih banyak bergerak besok hari karena tak ada yang memaksamu duduk menghadapi layar monitor 8 jam sehari.

Malas bekerja? Tak masalah. Selama sisa buruan kemarin masih cukup untuk hari ini, takkan ada yang peduli.

Terlebih dari semua itu....

"Brian! Kemari lah dan bantu aku untuk mengulitinya." ucap Cecilia yang membawa rusa itu di pundaknya sambil berjalan ke arah rumah mereka.

'Yah, mungkin alasan terbesar aku sangat menyukai dunia ini.... Adalah Cecilia itu sendiri.'

Melihat kecantikannya saja sudah cukup untuk menghapuskan seluruh penderitaan yang dialaminya di bumi dulu.

Tapi Brian sama sekali tak pernah berharap lebih. Lagipula, Ia tak pernah beruntung dengan wanita sebelumnya.

Tapi....

'Bruukk!'

Secara tiba-tiba, Cecilia menjatuhkan rusa yang ada di punggungnya ke tanah. Memperlihatkan banyak darah rusa itu yang mengotori pakaiannya.

Wanita Elf itu tiba-tiba terdiam di tempat sambil memandang ke arah kejauhan. Jauh di bawah lereng pegunungan ini.

"Cecilia? Ada apa?" tanya Brian penasaran.

Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, Brian pun segera berlari dan mendekat ke arah dimana Cecilia berdiri.

Dan apa yang dilihatnya jauh di lereng pegunungan itu....

Adalah sebuah barisan pasukan dengan persenjataan dan zirah yang lengkap. Sekalipun jaraknya sangat jauh, berkat darah Raja Iblis itu Brian dapat melihatnya dengan jelas.

Pada barisan paling depan pasukan itu, terdapat 4 ksatria yang membawa bendera dengan lambang naga bersisik putih dan angka Romawi VI atau 6.

Tepat di bagian terdepan, terlihat sosok seorang Ksatria dengan jubah putih yang memiliki lambang naga yang serupa.

"Brian, ini sangat buruk." ucap Cecilia secara tiba-tiba.

"Apa maksudmu? Kau tahu mereka?"

"Perintah Suci ke-6. Membasmi, dan memusnahkan ras iblis untuk keselamatan umat manusia.... Brian. Kita akan segera pergi dari sini." balas Cecilia dengan sangat panik.

"Tunggu dulu! Aku tak paham. Lagipula bukankah mereka mengarah ke tempat yang lain?"

"Jangan bodoh! Mereka.... Mereka takkan pernah berhenti. Wilayah manapun yang dilewati oleh perintah suci ke-6 pasti akan benar-benar bersih dari ras Iblis. Terlebih lagi...."

Saat Cecilia kembali melirik ke arah Ksatria berjubah putih yang tak lain adalah Aeryn itu, tiba-tiba Aeryn menoleh dan menatap tepat ke arah Cecilia.

'Srruuuggg!!!'

Cecilia segera tiarap sambil menarik tubuh Brian ke tanah.

"Tidak mungkin.... Apakah dia sudah menyadari ku? Brian. Apapun yang terjadi, perintah suci ke-6 adalah tanda bahaya terbesar bagi iblis. Sekarang kita akan berkemas dan kabur sejauh mungkin ke arah yang berlawanan. Mengerti?"

Dengan mulut yang ditutupi oleh tangan Cecilia, Brian hanya bisa menganggukkan kepalanya.

Brian sama sekali tak sudi, jika kehidupan sempurna yang selama ini selalu diharapkannya akan berakhir secepat ini.

......***......

"Nona Aeryn. Apakah ada yang salah?" tanya salah seorang Ksatria di belakangnya. Ia kebingungan melihat sosok Aeryn yang tiba-tiba menoleh ke suatu arah.

Segera setelah Aeryn mengangkat tangan kanannya, langkah seluruh pasukannya segera berhenti.

"Kirimkan 20 orang ke arah pegunungan itu. Sisir hutan itu dengan rapi. Aku sangat yakin barusan merasakan keberadaan iblis di sana." balas Aeryn dengan wajah yang datar.

"Iblis?! Bukankah wilayah pegunungan itu sudah pernah dibersihkan sebelumnya?"

"Berapa banyak Iblis yang ada di sana, Nona Aeryn?" tanya Ksatria yang lainnya.

"Hanya satu. Jadi ku rasa 20 prajurit sudah cukup untuk membereskannya. Sisanya akan kembali melanjutkan perjalanan ke arah Frosbite."

"Dimengerti!" balas Ksatria di belakangnya yang segera memerintahkan 20 prajurit untuk mengikutinya.

Total 21 prajurit pun meninggalkan barisan utama pasukan yang berjumlah 1.200 orang itu. Dimana mereka akan melanjutkan perjalanan ke arah hutan yang selalu tertutupi oleh salju di Utara, Frostbite.

Sebuah wilayah yang dikabarkan menjadi markas aman para Iblis selama ini karena rendahnya keberadaan manusia di wilayah dingin itu.

......***......

"Hah.... Hah.... Hah...."

"Cepat!" teriak Cecilia yang telah membawa sebagian besar barang-barangnya.

Brian tak menjawab, Ia hanya segera mengantungi ponselnya sebagai kenang-kenangan terakhirnya pada bumi lalu kembali berlari. Meninggalkan rumah kayu kecil ini, mungkin untuk selamanya.

"Tunggu, bawa ini!" ucap Cecilia sambil melemparkan sesuatu.

'Tap!'

Dengan refleks, Brian pun menangkapnya. Benda itu tak lain adalah sebuah pedang satu tangan dengan panjang sekitar 1 meter.

Pedang itu tersimpan dengan rapi di dalam sarungnya, dan terlihat sedikit kotor. Mungkin karena jarang atau tak pernah dipakai.

"Ini...."

"Untuk jaga-jaga. Kau bisa menggunakannya kan?" tanya Cecilia yang terlihat sedang memeriksa kondisi busur dan panahnya.

"Tentu saja."

Dengan cepat, keduanya pun segera kembali berlari meninggalkan tempat itu. Sejauh yang mereka bisa.

Tapi baru saja bergerak selama beberapa menit....

"Disana! Itu mereka!"

Suara teriakan yang lantang dapat terdengar dari kejauhan.

"Yang benar saja?! Mereka sudah sampai?!" keluh Cecilia.

'Srruugg! Srruugg!'

Suara langkah kaki pasukan itu terdengar keras berkat perlengkapan besi mereka. Dan dari suara itu, terdengar dengan jelas bahwa mereka mulai berpencar.

Berusaha untuk memojokkan Brian dan juga Cecilia di satu tempat.

'Syuuuttt!!!'

Sebuah tembakan anak panah kecil terlihat melesat tepat di samping kanan telinga Brian.

'Hampir saja!'

Jantung Brian mulai berdegup dengan kencang. Ia tahu bahwa dirinya memperoleh sedikit kekuatan tambahan dari 3 tetes darah Raja Iblis.

Tapi di hadapan Ksatria yang terlatih, perbedaannya menjadi cukup tipis. Terlebih lagi ketika Brian hanyalah seorang mantan pekerja kantoran yang jarang bergerak.

Nafasnya pun mulai habis setelah terus berlari sedari tadi.

"Hah.... Hah.... Hah...."

Cecilia yang melihat sosok Brian yang mulai kelelahan segera bertindak.

'Sreeettt!'

Dengan tiba-tiba, Cecilia menghentikan langkah kakinya dan membalikkan badannya. Secara bersamaan, Ia menarik busur dan panahnya.

Mengincar tepat di kepala salah seorang Ksatria yang mengejar mereka.

'Syuuuuttt!!! Jleebb!!!'

Anak panah itu menancap tepat ke mata kanan ksatria itu. Membunuhnya seketika.

"Ikut denganku." ucap Cecilia yang segera menarik lengan Brian.

Cecilia menarik dan membawa Brian ke arah hutan yang lebih dalam lagi. Pepohonan yang ada jauh lebih lebat dan tak terurus, dengan banyak semak belukar dan perakaran tanaman yang menghalangi jalanan.

Kondisi seperti itu tentunya sangat merugikan para ksatria yang mengejar keduanya. Dimana pergerakan mereka sedikit terhambat oleh beratnya zirah yang mereka kenakan.

Tapi kenyataannya....

"Jangan biarkan mereka lolos!"

Bersamaan dengan teriakan itu, seluruh Ksatria yang kini mulai sedikit demi sedikit mengepung Brian dan Juga Cecilia segera mengambil Crossbow mereka.

'Sreett!'

Setelah mengisi crossbow itu dengan anak panah kecil, 19 ksatria yang tersisa segera menembakkan semuanya ke arah Brian dan juga Cecilia.

'Syuuuuttt! Syuuuutt!!'

'Jleeebbb!'

Meskipun telah bersembunyi di balik batang pepohonan yang tebal, salah satu anak panah itu berhasil mengenai pundak kiri Cecilia.

"Cecilia!"

"Tak masalah, ayo cepat pergi dari sini."

Sambil menggenggam erat pedang yang diikat pada pinggangnya, Brian terus berpikir dalam hatinya.

'Tak ada kah yang bisa ku lakukan di situasi ini? Tapi.... Jika aku mati di sini.... Apakah semuanya akan berakhir? Tidak.... Bagaimanapun....'

Brian terus berlari sambil menatap sosok Cecilia di depannya yang nampak kesakitan, dengan panah kecil yang menancap di pundak kirinya.

Terpopuler

Comments

☬Wil-kun

☬Wil-kun

gw punya firasat buruk kalo Cecilia bakalan mati🗿 kuharap cuma perasaanku saja

2022-12-26

1

John Singgih

John Singgih

berusaha lari dari kejaran pasukan kekaisaran suci luvelia

2022-12-15

2

SILVER

SILVER

seperti novel author yang lain,, pasti rifal dari sang MC adalah wanita . kira-kira siapakah dia

2022-11-03

4

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kehidupan yang Membosankan
2 Chapter 2 - Awal Kehidupan yang Baru
3 Chapter 3 - Situasi
4 Chapter 4 - Pelarian
5 Chapter 5 - Awal dari Segalanya
6 Chapter 6 - Keputusan
7 Chapter 7 - Ekspedisi
8 Kekaisaran Luvelia
9 Chapter 8 - Temuan Pertama
10 Chapter 9 - Mata Hecate?
11 Chapter 10 - Perjalanan
12 Chapter 11 - Pecahan Informasi
13 Chapter 12 - Guild
14 Chapter 13 - Quest
15 Chapter 14 - Perburuan Pertama
16 Chapter 15 - Pesta
17 Chapter 16 - Tetes Darah
18 Chapter 17 - Tawaran dari Kegelapan
19 Chapter 18 - Jiwa tak Dikenal
20 Chapter 19 - Orkestra Kematian
21 Chapter 20 - Langit yang Cerah
22 Chapter 21 - Penyelamat
23 Chapter 22 - Panggilan
24 Chapter 23 - Ketidakberdayaan
25 Chapter 24 - Pertumpahan Darah
26 Chapter 25 - Tamu tak Menyenangkan
27 Chapter 26 - Rumor
28 Chapter 27 - Grenary
29 Chapter 28 - Acolyte
30 Chapter 29 - Persembahan
31 Chapter 30 - Pecahan
32 Chapter 31 - Kejanggalan
33 Chapter 32 - Pahlawan?
34 Chapter 33 - Kedamaian
35 Chapter 34 - Kembali ke Toko
36 Chapter 35 - Guild
37 Chapter 36 - Kegelapan di balik Cahaya
38 Chapter 37 - Pekerjaan Baru
39 Chapter 38 - Persiapan
40 Chapter 39 - Ekspedisi
41 Chapter 40 - Perburuan
42 Chapter 41 - Peluang
43 Chapter 42 - Akhir Perburuan
44 Chapter 43 - Pulang
45 Chapter 44 - Kejadian tak Terduga
46 Chapter 45 - Amarah
47 Chapter 46 - Konfrontasi
48 Chapter 47 - Dragon Slayer
49 Chapter 48 - Harga
50 Chapter 49 - Langkah Berikutnya
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Chapter 1 - Kehidupan yang Membosankan
2
Chapter 2 - Awal Kehidupan yang Baru
3
Chapter 3 - Situasi
4
Chapter 4 - Pelarian
5
Chapter 5 - Awal dari Segalanya
6
Chapter 6 - Keputusan
7
Chapter 7 - Ekspedisi
8
Kekaisaran Luvelia
9
Chapter 8 - Temuan Pertama
10
Chapter 9 - Mata Hecate?
11
Chapter 10 - Perjalanan
12
Chapter 11 - Pecahan Informasi
13
Chapter 12 - Guild
14
Chapter 13 - Quest
15
Chapter 14 - Perburuan Pertama
16
Chapter 15 - Pesta
17
Chapter 16 - Tetes Darah
18
Chapter 17 - Tawaran dari Kegelapan
19
Chapter 18 - Jiwa tak Dikenal
20
Chapter 19 - Orkestra Kematian
21
Chapter 20 - Langit yang Cerah
22
Chapter 21 - Penyelamat
23
Chapter 22 - Panggilan
24
Chapter 23 - Ketidakberdayaan
25
Chapter 24 - Pertumpahan Darah
26
Chapter 25 - Tamu tak Menyenangkan
27
Chapter 26 - Rumor
28
Chapter 27 - Grenary
29
Chapter 28 - Acolyte
30
Chapter 29 - Persembahan
31
Chapter 30 - Pecahan
32
Chapter 31 - Kejanggalan
33
Chapter 32 - Pahlawan?
34
Chapter 33 - Kedamaian
35
Chapter 34 - Kembali ke Toko
36
Chapter 35 - Guild
37
Chapter 36 - Kegelapan di balik Cahaya
38
Chapter 37 - Pekerjaan Baru
39
Chapter 38 - Persiapan
40
Chapter 39 - Ekspedisi
41
Chapter 40 - Perburuan
42
Chapter 41 - Peluang
43
Chapter 42 - Akhir Perburuan
44
Chapter 43 - Pulang
45
Chapter 44 - Kejadian tak Terduga
46
Chapter 45 - Amarah
47
Chapter 46 - Konfrontasi
48
Chapter 47 - Dragon Slayer
49
Chapter 48 - Harga
50
Chapter 49 - Langkah Berikutnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!