Chapter 3 - Situasi

"A-apa yang barusan kau katakan? Darah Raja Iblis?! Apakah aku salah mengartikan sesuatu?!" tanya Brian dengan penuh rasa terkejut.

Brian berusaha untuk berpikiran positif karena baru beberapa hari saja Ia mempelajari bahasa baru ini. Mungkin.... Mungkin Ia memang salah dengar atau salah mengartikannya?

Tapi sayangnya, Cecilia menggelengkan kepalanya seakan-akan apa yang didengar oleh Brian adalah benar adanya.

"Kau tidak salah mengartikan, Brian. Dalam tubuhmu, saat ini terdapat tiga tetes darah Raja Iblis. Tenang saja, aku sendiri juga meneguk 3 tetes sebelumnya." balas Cecilia dengan senyuman yang ramah.

Seketika, tubuh Brian terasa lemas.

Ia memang telah curiga dengan sosok Elf yang mencurigakan itu. Tapi tak disangka olehnya bahwa Elf yang ada di hadapannya adalah bagian dari Iblis?

'Ini tidak mungkin benar-benar terjadi.... Apakah ini sama seperti di kebanyakan novel dan anime yang kulihat? Dimana sang protagonis dipanggil ke dunia lain sebagai raja Iblis lalu ditugaskan untuk menghancurkan dunia?!'

Brian tak ingin jika hal yang ada dalam pikirannya itu benar adanya.

Bukan hanya karena tak ingin membunuh siapapun atau menghancurkan dunia yang baginya sangat indah ini.

Tapi juga karena Ia tak ingin pekerjaan yang merepotkan seperti menjadi Raja Iblis lalu harus memimpin para bawahannya. Itu terlalu merepotkan.

Hanya saja....

"Tenang lah. Aku mendapatkan 6 tetes darah itu secara diam-diam. Dan juga, aku bukan bagian dari pemuja Raja Iblis." lanjut Cecilia.

"Maaf tapi aku sama sekali tak paham dengan situasi ini." balas Brian dengan kerutan di keningnya.

Setelah membereskan buruannya, Cecilia pun menatap Brian tepat di matanya sambil berkata.

"Ku rasa perburuan hari ini cukup. Bagaimana kalau kita pulang dan akan ku jelaskan semuanya?"

Tentu saja, tanpa bertanya-tanya Brian langsung segera menyetujuinya.

......***......

Kediaman Cecilia

Keduanya duduk di samping meja makan. Sambil ditemani segelas teh hangat, Cecilia pun memulai penjelasannya. Atau lebih tepatnya.... Ceritanya.

"Jauh di masa lalu, lahir lah sosok iblis misterius. Ia memiliki penampilan yang jauh dari kata Iblis. Bahkan bisa dibilang menyerupai sosok manusia.

Satu-satunya yang menjadi pembeda adalah warna merah darah pada matanya. Tak memiliki kekuatan maupun pengikut, Iblis 'cacat' itu dibuang dan ditelantarkan.

Dikisahkan iblis itu sangat lemah, bahkan tak mampu untuk melawan seekor serigala yang sekarat. Akan tetapi...."

Brian mendengarkan kisah itu dengan seksama. Tanpa melewatkan sedikit pun detail dalamnya. Seakan-akan semua ini adalah setting dalam sebuah dunia permainan.

Dengan hanya beberapa cahaya lilin yang menerangi, Cecilia pun melanjutkan kisahnya.

"Ada satu kekuatan. Kekuatan yang membuatnya dapat menjadi sosok, yang kini dikenal sebagai Raja dari para Iblis. Keabadian."

"Jadi.... Dia tak bisa mati?"

Cecilia menggelengkan kepalanya secara perlahan lalu menjawab.

"Lebih tepatnya tak bisa menua. Dan dengan kekuatan itu, sedikit demi sedikit Ia memperkuat dirinya hingga menjadi apa yang dikenal saat ini."

Brian hanya bisa terdiam. Ia tak pernah menyangka bahwa apa yang dialaminya saat ini benar-benar nyata. Tapi....

"Yah, meskipun itu hanyalah legendanya. Kenyataannya Raja Iblis telah terbunuh puluhan tahun yang lalu, menyisakan hanya darah dan bagian tubuhnya yang tersebar di seluruh penjuru dunia.

Mereka yang bisa memperoleh bagian tubuh dari Raja Iblis akan menjadi jauh lebih kuat. Sama seperti diriku dan dirimu. Meskipun, ada sekelompok pemuja Raja Iblis yang berusaha untuk membangkitkan nya kembali." lanjut Cecilia sambil meneguk minumannya.

Setelah memahami situasi dimana saat ini dirinya berada, Brian pun akhirnya menanyakan satu hal terakhir. Yang benar-benar mengganggunya selama ini.

"Lalu.... Apa yang kau inginkan dariku? Dan kenapa aku ada di sini?"

"Hmm?" balas Cecilia dengan wajah kebingungan.

"Aku hanya ingin mencoba salah satu ritual yang digunakan umat manusia untuk memanggil pahlawan dari dunia lain.

Dengan darah Raja Iblis sebagai katalis, jujur saja aku berharap bisa memanggil Iblis yang kuat dari dunia lain. Tapi aku sama sekali tak kecewa dengan hasilnya." lanjut Cecilia sambil memberikan senyuman yang lembut.

"Kau.... Tak kecewa dengan diriku? Sekalipun aku selemah ini?" tanya Brian kembali.

"Lemah dan kuat hanyalah masalah perspektif. Tapi setidaknya, aku berhasil mendapatkan sosok kawan yang bisa ku percaya."

Dengan kalimat balasan itu, Cecilia segera berjalan pergi menuju ke kamarnya.

Meninggalkan Brian sendirian di ruang tengah ini. Memikirkan semua yang baru saja diketahuinya.

'Raja Iblis.... Darah.... Pemanggilan pahlawan dari dunia lain.... Kawan....'

Brian masih terus terdiam di kursinya. Mencoba untuk meresapi semua kenyataan ini.

'Jadi semua ini benar-benar kenyataan? Dan aku tak sengaja tertarik ke dunia lain oleh ritualnya?'

Sambil meneguk beberapa tetes terakhir minuman di gelas kayunya, Brian pun beranjak dari kursinya. Ia berjalan ke arah sebuah meja dengan beberapa tumpukan kertas di atasnya.

Sebuah kertas, yang tak lain adalah sisa berkas dari kantor tempatnya bekerja. Sebuah berkas yang seharusnya diperbaiki sebelumnya, kini justru ikut tertarik bersamanya ke dunia ini.

Menjadi saksi bisu atas kehidupan barunya di sini.

Bersama dengan itu....

'Bruk!'

Brian meletakkan sebuah benda berbentuk kotak berwarna hitam. Benda itu tak lain adalah ponselnya.

"Apakah terlalu berlebihan jika aku berharap bisa melakukan charging pada ponselku di dunia lain ini? Hahaha.... Ku rasa terlalu berlebihan."

Setelah kembali merapikan meja itu, Brian segera berjalan kembali ke arah ruang tengah dan tidur di atas sebuah kursi.

......***......

...Kekaisaran Suci Luvelia...

Di tengah ruang tahta yang sangat megah ini, 12 patung berdiri dengan kokoh di sepanjang koridornya. Tak tanggung-tanggung, patung itu memiliki tinggi setidaknya 10 meter lebih.

Berbagai hiasan dan juga lukisan terpampang dengan begitu mewah di dalam ruang tahta ini.

Di ujung dari semuanya, adalah sebuah singgasana berwarna putih cerah dengan beberapa permata indah yang menghiasinya.

Seorang Pria dengan rambut hitam pekat nampak duduk di atas singgasana itu. Ia menopang dagunya dengan tangan kanannya.

"Yang Mulia, salah seorang dari ksatria Holy Order hendak melapor." ucap seorang pria tua sambil berlutut di hadapan Pria berambut hitam itu.

"Persilakan untuk masuk."

'Kreeeekk!!!'

4 orang Prajurit dengan zirah besi yang tebal terlihat membukakan pintu besar di ruang tahta ini. Memperlihatkan sosok seorang Ksatria dengan jubah putih bersih di baliknya.

Ksatria itu memiliki rambut putih yang panjang dan diikat ekor kuda. Dengan perawakan yang begitu menawan, Ksatria itu pun segera berjalan ke arah sang Kaisar.

"Lapor, Yang Mulia." ucap Ksatria wanita itu.

"Misi perburuan iblis di wilayah pegunungan Valrune telah berhasil ku selesaikan. Total sebanyak 827 iblis tingkat rendah, dan tiga iblis pewaris Hecate telah ku eksekusi." lanjut Ksatria wanita itu.

Mendengar berita itu, sang Kaisar hanya mengangguk ringan.

"Kerja bagus, Aeryn. Dari 12 pembawa perintah suci, kau adalah salah satu yang terbaik." puji sang Kaisar, tapi dengan wajahnya yang datar.

"Pujian yang terlalu berlebihan, Yang Mulia." balas Ksatria wanita yang bernama Aeryn itu.

"Bagaimana dengan sisa Hecate yang ada?" tanya Kaisar itu sekali lagi.

"Telah berhasil ku musnahkan sepenuhnya." balas Aeryn.

Kali ini, senyuman yang tipis terlihat di wajah sang Kaisar. Ia nampak bahagia mendengar kabar itu.

"Kerja yang sangat bagus. Kita tak boleh membiarkan darah, atau bagian tubuh Hecate yang lainnya tersisa di dunia ini. Atau Raja Iblis yang baru akan kembali terlahir.

Sekarang, misi baru untukmu. Di wilayah hutan Frostbite, beberapa prajurit melaporkan adanya aktivitas mencurigakan dari ras iblis. Selidiki dan musnahkan seluruhnya."

Sambil mengangkat wajahnya dan memberikan tatapan yang tajam pada sang Kaisar, Aeryn pun membalas.

"Dengan senang hati, Yang Mulia."

Terpopuler

Comments

Abed Nugi

Abed Nugi

well, lagi-lagi musuhnya adalah holy order wkwkwkwkw

2022-12-18

1

Abed Nugi

Abed Nugi

well, lagi-lagi musuhnya adalah holy order wkwkwkwkw

2022-12-18

1

Abed Nugi

Abed Nugi

penasaran dengan organisasi villain kali ini apa lagi

2022-12-18

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kehidupan yang Membosankan
2 Chapter 2 - Awal Kehidupan yang Baru
3 Chapter 3 - Situasi
4 Chapter 4 - Pelarian
5 Chapter 5 - Awal dari Segalanya
6 Chapter 6 - Keputusan
7 Chapter 7 - Ekspedisi
8 Kekaisaran Luvelia
9 Chapter 8 - Temuan Pertama
10 Chapter 9 - Mata Hecate?
11 Chapter 10 - Perjalanan
12 Chapter 11 - Pecahan Informasi
13 Chapter 12 - Guild
14 Chapter 13 - Quest
15 Chapter 14 - Perburuan Pertama
16 Chapter 15 - Pesta
17 Chapter 16 - Tetes Darah
18 Chapter 17 - Tawaran dari Kegelapan
19 Chapter 18 - Jiwa tak Dikenal
20 Chapter 19 - Orkestra Kematian
21 Chapter 20 - Langit yang Cerah
22 Chapter 21 - Penyelamat
23 Chapter 22 - Panggilan
24 Chapter 23 - Ketidakberdayaan
25 Chapter 24 - Pertumpahan Darah
26 Chapter 25 - Tamu tak Menyenangkan
27 Chapter 26 - Rumor
28 Chapter 27 - Grenary
29 Chapter 28 - Acolyte
30 Chapter 29 - Persembahan
31 Chapter 30 - Pecahan
32 Chapter 31 - Kejanggalan
33 Chapter 32 - Pahlawan?
34 Chapter 33 - Kedamaian
35 Chapter 34 - Kembali ke Toko
36 Chapter 35 - Guild
37 Chapter 36 - Kegelapan di balik Cahaya
38 Chapter 37 - Pekerjaan Baru
39 Chapter 38 - Persiapan
40 Chapter 39 - Ekspedisi
41 Chapter 40 - Perburuan
42 Chapter 41 - Peluang
43 Chapter 42 - Akhir Perburuan
44 Chapter 43 - Pulang
45 Chapter 44 - Kejadian tak Terduga
46 Chapter 45 - Amarah
47 Chapter 46 - Konfrontasi
48 Chapter 47 - Dragon Slayer
49 Chapter 48 - Harga
50 Chapter 49 - Langkah Berikutnya
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Chapter 1 - Kehidupan yang Membosankan
2
Chapter 2 - Awal Kehidupan yang Baru
3
Chapter 3 - Situasi
4
Chapter 4 - Pelarian
5
Chapter 5 - Awal dari Segalanya
6
Chapter 6 - Keputusan
7
Chapter 7 - Ekspedisi
8
Kekaisaran Luvelia
9
Chapter 8 - Temuan Pertama
10
Chapter 9 - Mata Hecate?
11
Chapter 10 - Perjalanan
12
Chapter 11 - Pecahan Informasi
13
Chapter 12 - Guild
14
Chapter 13 - Quest
15
Chapter 14 - Perburuan Pertama
16
Chapter 15 - Pesta
17
Chapter 16 - Tetes Darah
18
Chapter 17 - Tawaran dari Kegelapan
19
Chapter 18 - Jiwa tak Dikenal
20
Chapter 19 - Orkestra Kematian
21
Chapter 20 - Langit yang Cerah
22
Chapter 21 - Penyelamat
23
Chapter 22 - Panggilan
24
Chapter 23 - Ketidakberdayaan
25
Chapter 24 - Pertumpahan Darah
26
Chapter 25 - Tamu tak Menyenangkan
27
Chapter 26 - Rumor
28
Chapter 27 - Grenary
29
Chapter 28 - Acolyte
30
Chapter 29 - Persembahan
31
Chapter 30 - Pecahan
32
Chapter 31 - Kejanggalan
33
Chapter 32 - Pahlawan?
34
Chapter 33 - Kedamaian
35
Chapter 34 - Kembali ke Toko
36
Chapter 35 - Guild
37
Chapter 36 - Kegelapan di balik Cahaya
38
Chapter 37 - Pekerjaan Baru
39
Chapter 38 - Persiapan
40
Chapter 39 - Ekspedisi
41
Chapter 40 - Perburuan
42
Chapter 41 - Peluang
43
Chapter 42 - Akhir Perburuan
44
Chapter 43 - Pulang
45
Chapter 44 - Kejadian tak Terduga
46
Chapter 45 - Amarah
47
Chapter 46 - Konfrontasi
48
Chapter 47 - Dragon Slayer
49
Chapter 48 - Harga
50
Chapter 49 - Langkah Berikutnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!