Nico yang sangat panik itu segera berlari ke loby untuk meminta kunci cadangan. Untungnya setiap apartemen mempunyai kunci cadangan untuk berjaga-jaga jika ada keadaan darurat, salah satunya jika terjadi seperti ini.
Setelah mengambil kunci, Nico segera mengambil langkah seribu kembali ke apartemen Alexa. Saat Nico hendak membuka pintu, tiba-tiba saja Alexa terlebih dahulu membuka pintu dan langsung saja ambruk di pelukan Nico.
"Alexa.... Lex...." Nico mengguncang tubuh Alexa yang sudah pingsan.
Tanpa berlama-lama Nico langsung menutup pintu apartemen Alexa lalu menggendong dan membawa Alexa ke apartemennya. Meskipun Nico adalah Dokter spesialis jantung, bukan berarti ia tidak mengerti soal penyakit lainnya.
Nico membaringkan Alexa di kamarnya, segera ia mengambil stetoskopnya lalu meriksa Alexa, tidak lupa juga memeriksa tekanan darahnya. Ternyata Alexa mengalami penyakit lambung, untungnya itu tidak terlalu parah. Akan tetapi untuk pemeriksaan lebih lanjut, Nico segera membawa Alexa ke rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit...
Alexa langsung di tangani oleh Dokter di bidangnya. Entah kenapa rasanya ia sangat khawatir dan takut terjadi apa-apa pada Alexa, terlebih lagi ia merasa bersalah teringat kejadian tadi siang, Alexa hanya menyentuh sedikit makanan karena keegoisannya.
"Dok saya di rumah sakit...?" Tanya Alexa kepada Dokter Tama.
"Iya Dokter Alexa, tadi kamu pingsan dan Dokter Nico yang sudah membawa kamu ke sini," jawab Tama.
"Hah Dokter Nico?" Tanya Alexa tidak percaya
"Iya benar, dia sangat khawatir, bahkan sekarang dia ada di luar menunggu kamu," jawab Tama.
"Saya kenapa Dok..?" Tanya Alexa lagi.
"Asam lambung kamu kumat, sehingga membuat sesak dan pingsan. Tapi saya udah suntikan kamu cairan dan kamu harus makan serta minum obat yang saya kasih sampai habis," kata Tama.
"Iya Dok, terima kasih banyak ya," Ucap Alexa. Setelah semua selesai, ia pun keluar dari ruang pemeriksaan. Di lihatnya Nico sedang duduk dan tampak gelisah.
"Terima kasih Dokter Nico," ucap Alexa.
Nico sangat terkejut dan senang mendengar suara Alexa, akan tetapi ia tidak mau Alexa tahu akan hal itu.
"Ia sama-sama, sekarang kamu udah baik-baik aja kan? Kamu jangan ke GR-an ya, saya menolong kamu hanya karena kebetulan aja, dan udah tugas saya juga sebagai seorang Dokter," kata Nico ketus.
"Tadinya aku udah seneng karena Nico khawatir dan perhatian, tapi ternyata hanya karena itu," gumam Alexa dalam hati dan merasa kecewa.
"Iya Dok saya tau kok, sekarang saya mau pulang," kata Alexa.
"Kita pulang sama-sama," kata Nico.
"Gak perlu, tugas kamu sebagai Dokter udah selesai, saya udah baik-baik aja dan saya bisa pulang sendiri," kata Alexa dengan kesalnya lalu pergi meninggalkan Nico.
Nico hanya menatap punggung Alexa yang pergi menjauh dan tidak terlihat lagi dari pandangannya.
*****
"Kak, kamu memangnya sesibuk itu ya? Aku cuma ajak kamu makan malam aja kamu gak bisa," protes Thalita saat masih berada di rumah sakit.
"Ta, aku kan udah bilang sama kamu kalau aku masih harus urus pasien. Kamu pulang duluan aja ya, istirahat," kata Dion dengan sabarnya. Memang Dion itu selalu jarang ada waktu untuk Thalita karena sibuk dengan pekerjaannya di rumah sakit.
"Tapi ini masih jam 3 Kak, masak iya kamu udah langsung bilang gak bisa," kata Thalita.
"Gini ya Sayang, aku memang belum bisa memprediksikan jam berapa aku bisa pulang, tapi aku janji kalau aku bisa pulang cepat, aku akan segera hubungin kamu dan kita dinner seperti yang kamu mau," kata Dion.
"Usahain ya, lagian kenapa sih kamu harus lembur setiap hari. Kenapa belum ada juga Dokter buat gantian shift sama kamu?" Kata Thalita.
"Belum ada aja Ta, nanti kamu yang bakalan jadi Dokter buat gantian shift sama aku," kata Dion.
"Aku gak mau," tolak Thalita.
"Loh kenapa...?" Tanya Dion.
"Entar makin gak ada waktu dong buat kita ketemu," jawab Thalita sembari mengerucutkan bibirnya.
Dion tersenyum sambil mengusap lembut rambut kekasihnya itu, "Ya udah kamu pulang dulu sana!" Perintahnya.
"Iya, aku tunggu ya Kak kabar baiknya," kata Thalita.
"Iya Ta," jawab Dion.
"Aku pulang dulu Kak," pamit Thalita lirih seakan tidak rela berpisah dengan sang kekasih hati, tapi jika harus ikut lembur setiap hari, ia juga tidak sanggup. Akhirnya Thalita pun pulang ke rumahnya.
Setibanya di rumah...
"Huft.... Kasur ternyamanku," gumam Thalita sembari menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk di kamarnya.
Tubuhnya yang lelah seakan berkompromi dengan matanya untuk segera beristirahat. Tanpa Thalita sadari, ia pun mulai memejamkan matanya dan terlelap hingga ada suara ketukan pintu yang mengusik mimpi indahnya.
Tok.. Tok.. Tok.. Suara ketukan pintu terus terdengar bersamaan dengan suara teriakan.
"Thalita.. Sayang.." Panggil Siska ibunya Thalita.
"Duh... Ibu ada apaan sih? Lita ngantuk Bu," kata Thalita dengan matanya yang masih terasa sangat lengket dan susah untuk di buka.
"Ya ampun Sayang, kamu belum mandi ya..?" Tanya Siska.
"Besok aja Bu, Lita tidur lagi ya," jawab Thalita.
"Yakin kamu mau tidur lagi? gak mau dinner dulu nih?" Tanya Siska.
"Gak Bu, thalita ngantuk," jawab Thalita.
"Hm...Kasian banget ya Dion, udah datang jauh-jauh malah mau kamu tinggal tidur. Ya udah deh Ibu suruh pulang aja ya Dionnya.
"Apa..? Beneran Kak Dion?" Tanya Thalita yang terkejut dan membelalakkan matanya, kantuk yang tadi masih ia rasakan, kini telah hilang.
"Iya beneran, katanya mau ajak kamu dinner," kata Siska.
Thalita melihat jam di tangannya masih menunjukkan pukul 7 malam, lalu Thalita menitip pesan kepada ibunya, "Bu, tolong bilang sama Kak Dion setengah jam lagi aku turun."
"Gak jadi tidur lagi nih," ledek siska.
"Enggak Bu," jawab Thalita lalu bergegas mandi dan bersiap-siap.
Setengah jam kemudian, Thalita yang telah siap dengan dandanannya yang sok imut, segera menghampiri Dion yang menunggunya di ruang tamu.
"Kak Dion," panggil Thalita.
Dion pun menoleh dan menatap Thalita kagum, memang Thalita itu kelihatan lebih imut menggunakan dress atau gaun di bandingkan dengan seragam Dokter yang di kenakan Thalita selama di rumah sakit.
"Kak kok gak ngabarin sih, Kakak pulang jam berapa tadi..?" Tanya Thalita.
"Kata siapa aku gak ngabarin, coba cek hp kamu," kata Dion. "Aku udah pulang dari jam 6, makanya aku bisa mandi dulu,baru jemput kamu," jelas Dion.
"Oh iya, maaf ya gak dengar Sayang," ucap Thalita yang telah melihat ponselnya.
"Gak masalah kok, yuk jalan," ajak Dion sembari melemparkan senyumnya.
"Yuk," jawab Thalita yang juga membalas senyuman dari sang pujaan hati.
.
.
.
.
.
Bersambung.....
Bonus Visual 🥰
Thalita Adya Hermawan
Dion Affandi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
dementor
😭😭😭😭😭😭
2023-05-24
0
Nana Shin
sekuntum bunga meluncur
2023-01-29
2