MOMMY BUKAN ISTRINYA

"Uncle, apa Uncle tidak ingin berkeliling Pulau Bali?" tanya Wesley.

Wesley berusaha menghibur Tuan George Orlando yang terlihat murung. Sejak bertemu dengan Alex, Tuan Orlando kembali teringat pada istrinya yang telah pergi meninggalkannya.

"Kalau saja putriku masih hidup, tentu aku tak akan sendirian seperti ini, Wes," ucap Tuan Orlando.

"Ingat nasihat dokter, Uncle. Uncle tidak boleh stres," ucap Wesley mengingatkan.

"Bagaimana kalau kita berjalan jalan di pantai, Uncle?" tanya Wesley.

Setelah mempertimbangkan, Tuan Orlando akhirnya menerima ajakan Wesley. Wesley sudah bagaikan seorang putra untuknya. Pria itu sudah menemaninya sejak ia lulus kuliah. Bahkan Tuan Orlando kembali memintahnya kuliah S2, sembari menjadi asisten pribadinya.

Usia Wesley yang persis sama dengan putrinya, membuat Tuan Orlando tak merasa kesepian dan terlalu bersedih. Namun, saat tadi melihat Alex, ia kembali teringat akan istrinya, yang tentu saja akan mengingatkannya pada putri mereka.

Keduanya turun menggunakan lift menuju lobby. Axton telah menyiapkan sebuah mobil yang dikhususkam untuk mengantar Tuan Orlando ke mana pun.

Saat sampai di lobby, Tuan Orlando sedikit menyipitkan matanya ketika melihat Axton dan juga Alex. Namun, saat itu Alex sedang dituntun oleh seorang wanita.

"Wes," panggil Tuan Orlando.

"Iya, Uncle," Saat sedang berdua, Wesley memang memanggil Tuan Orlando dengan sebutan Uncle, sementara ketika bekerja, ia akan memanggil eengan sebutan Tuan.

"Aku ingin bertemu lagi dengan anak itu," ucap Tuan Orlando. Ketika matanya melihat wanita yang menggenggam tangan Alex secara lebih jelas, hatinya seakan ingin menangis. Ia merasa melihat istrinya, Elizabeth, saat muda dulu.

Tuan Orlando berjalan bersama Wesley dan mendekati mereka, "Elizabeth."

Tuan Orlando yang seakan melihat keberadaan Elizabeth dan saat ini begitu merindukannya, langsung berjalan mendekat. Wesley pun dengan sigap berada di sampingnya karena ia tak ingin terjadi hal yang buruk pada atasannya itu.

"Elizabeth."

Panggilan itu membuat Axton, Alex, dan juga Jeanette menoleh. Alex yang memang sudah mengenal Tuan Orlando pun melepas genggaman tangan Jeanette dan menghampiri Tuan Orlando.

"Glenpa," Alex menyapa Tuan Orlando sambil tersenyum.

Tuan Orlando menengadahkan wajahnya ke arah Jeanette. Matanya tak salah, wanita itu begitu mirip dengan Elizabeth, hanya saja warna rambutnya yang sedikit kecoklatan, sama seperti dirinya.

"Selamat siang, Tuan," sapa Jeanette, "Ayo kita pulang, sayang."

Jeanette berusaha meraih tangan Alex dan berpamitan kepada Tuan Orlando. Tuan Orlando seakan tak ingin melepaskan tangan Alex, agar wanita di hadapannya ini tetap berdiri di sana dan mengobati kerinduannya pada istri yang sangat ia cintai.

"Maaf, Tuan. Taksi kami sudah datang," ucap Jeanette.

"Tuan," bisik Wesley di telinga Tuan Orlando. Akhirnya Tuan Orlando melepaskan genggamannya pada Alex dan merelakan kepergian keduanya.

"Wes, selidiki mereka," bisik Tuan Orlando. Ada sesuatu di hatinya yang mengatakan bahwa wanita itu memiliki hubungan dengan istrinya. Apakah mungkin wanita itu adalah putrinya? Tapi, ia sendiri yang menggendong bayi perempuan itu ketika telah dinyatakan meninggal. Wajah Tuan Orlando seketika berubah.

"Anda baik baik saja, Tuan?" tanya Axton yang melihat wajah Tuan Orlando yang sedikit pucat.

"Aku akan membawanya kembali ke kamar," ucap Wesley.

"Aku akan membantumu," Axton membantu Tuan Orlando setelah sebelumnya ia melihat Jeanette dan Alex telah pergi.

*****

Jesslyn berteriak dengan kencang karena ia tak bisa menemukan Hansen. Rasa takut mulai merasuki dirinya. Sudah susah payah ia merebut Hansen dari tangan kakaknya, ia tak mau pernikahannya hancur dan membuat ia ditertawakan oleh kakaknya.

"Tidak! Hansen tak boleh menceraikanku. Aku harus melakukan sesuatu. Tapi ... Di mana aku bisa menemukannya? Ahhh, rumah Mom Lena."

Jesslyn segera membersihkan diri dan berganti pakaian. Dengan mengendarai mobil miliknya yang dibawa pulang oleh supir dari klub semalam, ia pun pergi.

Sementara itu di rumah sakit,

"Bagaimana keadaan Joanna, El?" tanya Hansen pada pengasuh putrinya.

"Belum ada perubahan, Tuan. Tapi tadi dokter bilang demamnya sudah sedikit turun."

"Baiklah. Kamu boleh pulang. Ini ongkos untukmu," ucap Hansen membuka dompet dan menyerahkan beberapa lembar uang.

"Baik, Tuan. Terima kasih," Eliza pun kembali ke rumah yang ditempati oleh Hansen dan Jesslyn.

Setelah pengasuh putrinya itu pergi, Hansen masuk ke dalam ruangan perawatan Joanna. Melihat putrinya tertidur dengan wajah yang sedikit merah karena demam, membuat rasa bersalahnya kembali datang. Ia bahkan sudah tak peduli dengan perusahaannya saat ini, karena baginya Joanna lebih penting.

*****

"Mom! Mom!"

Mom Lena yang sedang berada di taman belakang sambil berkebun dan merapikan taman bunganya, mengernyitkan dahinya karena mendengar suara teriakan menantunya yang memanggilnya.

"Bisakah kamu memelankan suaramu? Mommy tidak tuli," ucap Mom Lena ketika Jesslyn sudah berada di hadapannya.

"Mom, apa Hansen ada di sini?" tanya Jesslyn.

"Hansen? Memangnya kamu tidak tahu ke mana suamimu pergi?"

"Aku perlu bicara dengannya, Mom. Tapi aku tak menemukannya di mana pun," ujar Jesslyn.

"Istri macam apa kami, suami pergi tidak tahu. Apa kamu berpesta lagi bersama teman temanmu?!" Mom Lena tiba tiba saja meninggikan suaranya.

"Mom, aku bicara baik baik."

"Tapi sikapmu itu tidak baik. Apa kamu tahu kalau perusahaan sedang dalam masalah? Tidak kan?! Yang kamu tahu hanya berpesta saja."

"Perusahaan bermasalah?" tanya Jesslyn.

"Ya! Dan itu semua karena kebiasaanmu yang menghambur hamburkan uang. Tak bisakan kamu bersikap sebagai seorang istri yang baik?"

"Apa maksud Mom? Apa aku harus jadi seperti Mom? Yang hanya di rumah dan merawat tanaman seperti ini? Jari jariku bisa terluka dan kasar."

Mom Lena menghela nafasnya dan berusaha menahan amarahnya. Ia mulai menyesal menjadikan Jesslyn menantunya, tapi saat itu ia sangat mendambakan seorang cucu dan Jesslyn lah yang memberikannya. Jujur, ia merindukan Jeanette, wanita lembut dan baik.

"Cari sendiri di mana Hansen. Mommy bukan istrinya," ucap Mom Lena dengan ketus.

Jesslyn berdecak kesal kemudian menghentakkan kakinya dan pergi dari kediaman Keluarga Daniel. Jika perusahaan sedang bermasalah, maka ada kemungkinan Hansen sedang berada di perusahaan. Jesslyn pun melajukan mobilnya ke Perusahaan Daniel.

Mobil yang dikendarai Jesslyn berhenti persis di depan Perusahaan Daniel. Tanpa memarkirkan mobilnya, ia langsung turun dan masuk ke dalam perusahaan. Mobil milik Jesslyn diparkirkan begitu saja di area drop off, membuat petugas keamanan kesulitan karena mobil Jesslyn mengganggu lalu lalang mobil yang lain.

Ia masuk ke dalam lift khusus petinggi perusahaan. Para pegawai yang berada di sana hanya melihat saja, tapi tak sedikit yang mencibir karena penampilan Jesslyn yang tak sesuai dengan tempat, bahkan bisa dibilang ia berpakaian layaknya wanita malam.

Brakkk!!

🧡 🧡 🧡

Terpopuler

Comments

ira

ira

semoga Jean Alex axton serta tn Orlando bisa segera bersama🤗🤗🤗rasakan itu lah karma atas apa yg telah kalian lakukan dlu KPD jean

2024-04-30

0

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

karma buat Hansen, Jeselyn dan orang tua Hansen .

2024-04-18

0

Sri Astuti

Sri Astuti

semoga mrk semua bs bersatu. Jrannet pantas bahagia bgt jg Alex dan pa. George..

2024-04-08

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!