Sudah dibuat kesal dengan ulah dosennya, kini Naya semakin kesal saat melihat sosok perempuan yang sedang duduk di samping kakaknya. Perempuan itu yang tak lain adalah Reva, kekasih Zaky.
“Hai juga, Kak!” Jawab Naya dengan memaksakan senyum.
Naya memang tahu kalau perempuan yang bernama Reva itu adalah kekasih kakaknya. Mereka berdua sudah lama menjalin hubungan kurang lebih selama satu tahun. Entah kenapa dalam hati Naya merasa kurang senang dengan sosok Reva yang menurutnya sangat manja. Bahkan perempuan itu sering merusak kebersamaannya jika sedang bersama sang kakak. Namun apalah daya, Naya tidak berhak melarang apapun yang dilakukan Reva, terlebih sang kakak terlihat sangat mencintainya.
Di saat seperti ini saja, saat Naya duduk di kursi belakang, Reva tanpa tahu malu malah bergelayut manja di lengan Zaky. Dan keberadaannya sekarang seperti makhluk tak kasat mata.
“Kak Zaky katanya jemput Naya setelah jam makan siang?” Tanya Naya sengaja merusak keromantisan pasangan bucin di depannya.
“Papa bilangnya suruh jemput sekarang. kalaupun tadi kamu belum selesai, Kakak akan tetap menunggu. Ternyata sudah selesai, dan kita bisa makan siang dulu.” Jawab Zaky.
“Sayang, bagaimana kalau makan siang di restaurant seafood, tempat biasa kita makan?” usul Reva ikut nimbrung.
Zaky masih belum menjawab. Ia melirik adiknya dari balik rear mirror. Bagi Zaky tidak masalah jika makan siang sesuai permintaan kekasihnya. Namun tidak bagi Naya. Karena Naya memiliki alergi seafood.
“Mau, ya? Kita sudah lama loh tidak makan di sana?” Rengek Reva dengan manja.
“Ehm, Kak Zaky antar aku ke kantor saja dulu, biar nanti Naya makan siang di kantin kantor saja.” Sahut Nayak arena tak kunjung mendengar jawaban kakaknya.
“Loh, kenapa Nay? Kita makan siang bareng.” Ucap Reva karena tidak paham tentang alergi Naya.
“Naya alergi makan seafood.” Jawab Zaky.
“Yah, padahal aku pingin banget makan di sana loh.” Ucap Reva dengan nada memelas.
Zaky hanya menghela nafasnya dengan pelan. Akhirnya dengan terpaksa ia mengantar Naya ke kantor dulu sesuai permintaannya. Setelah itu ia akan pergi ke resaturan seafood bersama Reva.
Naya keluar dari mobil Zaky tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Bahkan melirik kakaknya saja tidak. Mood gadis itu hari ini benar-benar berantakan.
Setelah memasuki gedung perkantoran milik Papanya, Naya langsung menuju kantin untuk mengisi perutnya. Sudah menjadi hal biasa bagi Naya yang seorang anak pemilik perusahaan makan siang di kantin khusus karyawan.
Beberapa karyawan yang mengenal Naya, mereka menyapa Naya dengan ramah. Begitu juga dengan Naya. Ia membalasa sapaan mereka dengan ramah juga.
Kalau tahu akhirnya ia makan siang di kantin seperti ini, lebih baik tadi makan siang bersama Milka di kantin kampus. Naya sungguh benar-benar kesal dengan kakaknya yang lebih mementingkan Reva daripada dirinya.
Ting
“Maafin Kakak. Nanti malam sebagai gantinya kita nonton saja bagaimana?”
Saat Naya hendak menyantap makan siangnya, tiba-tiba ia mendapat pesan dari Zaky. Naya hanya membacanya saja tanpa berniat untuk membalas. Lagipula Naya juga baru ingat kalau besok pagi harus datang ke rumah dosennya untuk memperbaiki tugasnya. Jadi otomatis nanti malam ia harus lembur.
Usai makan siang seorang diri, Naya langsung menuju ruangan Papanya. Rasanya hari ini sangat lelah. Namun ingat dengan tugas Papanya, Naya harus mengembalikan semangatnya.
Cklek
Naya membuka pintu ruang kerja Papanya setelah mengetuknya terlebih dulu. Di sana Papanya tampaknya sedang sibuk dengan asistennya. Jadi Naya memilih menunggu dulu di sofa.
“Nay!” Panggil Xavier.
“Iya, Pa?” Naya terlonjak kaget karena hampir saja ia ketiduran.
“Kamu ikutlah ke ruangan Alvaro. Nanti dia akan memberitahu kamu tugas apa yang harus kamu kerjakan.” Ucap Xavier.
Alvaro hanya mengangguk hormat sambil tersenyum pada Naya. Setelah itu mempersilakan Naya agar ikut ke ruangannya.
Naya akhirnya keluar dari ruang kerja Papanya dan berganti masuk ke ruangan Alvaro. Naya menganggap Alvaro juga seperti kakaknya. Karena pria itu memang teman Zaky. Alvaro juga memperlakukan Naya seperti adiknya sendiri jika di luar jam kantor.
“Tugas apa Kak yang harus Naya kerjakan?” Tanya Naya saat sudah berada di ruangan Alvaro.
“Ini, Nona pelajari dulu dokumennya setelah itu baru dibuat laporan seperti yang sudah pernah Nona kerjakan saat magang dulu.” Jawab Alvaro sambil menunjuk layar laptop di atas mejanya.
“Jadi Naya mengerjakannya di sini? Lalu Kakak bagaimana?”
“Saya akan duduk di sini, karena saya hanya meneliti beberapa berkas yang sudah dicopy di lembaran ini.” jawabnya sambil memegang beberapa lembar kertas dalam map.
“Ya sudah kalau gitu.” Naya pun mulai melakukan tugasanya.
Mereka berdua duduk berhadapan dan hanya terhalang meja. Sesekali Naya bertanya dan meminta bantuan pada Alvaro kalau ia tidak mengerti. Alvaro pun dnegan sabar mengajari Naya. Karena sebelumnya ia sudah mendapat amanat dari atasannya yang tak lain adalah Xavier, agar mengajari Naya.
Kali ini tugas yang Naya kerjakan dari Papanya lumayan rumit dan menyita banyak waktu. Agar tidak terlalu jenuh, ia membuat suasana lebih santai sambil mengajak ngobrol Alvaro. Pria itu hanya menimpali seperlunya saja. dan sudah memaklumi kalau Naya memang sedang tahap belajar.
Saat ini Alvaro sedang berdiri di samping Naya. Laki-laki itu juga ikut pusing karena ada ketidakcocokan dokumen. Tangan Alvaro juga ikut sibuk mencari file asli dan meminta Naya untuk meneliti ulang. Dan kedekatan mereka seperti itu dapat dilihat dengan jelas oleh Zaky yang tiba-tiba saja masuk ke ruangan Alvaro.
Entah kenapa Zaky tidak suka melihat kedekatan adiknya dengan temannya sendiri. Apalagi Naya sesekali mengulas senyum pada Alvaro yang entah apa penyebabnya.
“Ehm…”
“Maaf, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?” Alvaro terkejut dan berdiri menjauh dari Naya saat melihat kedatangan Zaky.
Meskipun mereka berteman, Alvaro tetap bersikap professional pada Zaky yang notebena adalah atasannya.
Sementara Naya yang melihat kedatangan kakaknya, dia hanya melirik sekilas tanpa mau menyapa. Dan kembali sibuk melanjutkan pekerjaannya.
“Aku hanya memberikan salinan dokumen ini. kata Papa harus diberikan ke kamu.” Jawab Zaky dengan suara datar namun tatapan mata tertuju pada Naya.
Alvaro menerima dokuemn dari Zaky lalu memberikannya pada Naya. Karena merasa diacuhkan, akhirnya Zaky memilih keluar dari ruangan Alvaro begitu saja tanpa mengucapkan sesuatu.
*
Jam pulang kantor tiba. Naya keluar dari ruangan Alvaro bersamaan dengan Zaky yang juga baru saja keluar dari ruangannya. Terlihat Naya terlibat pembicaraan dengan Alvaro sambil berjalan menuju lift. Sedangkan Zaky mengikuti mereka berdua dari belakang.
“Nay, ayo pulang!” ucap Zaky menggandeng tangan Naya begitu saja saat mereka bertiga baru saja keluar dai lift.
Alvaro yang masih diam merasa aneh dengan sikap Zaky yang menurutnya tidak wajar terhadap adiknya sendiri.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Putri Minwa
😖😖😖
2023-03-03
0
Emak Femes
ciyeee kak zaky
sepertinya anda tuing tuing dgn adik anda sendiri
he he he
2022-11-10
0
Sri Fauziahanwar
nah kan gmn perasaan naya zaky ngelihat dirimu dngn si vera cemburu pasti sma skrng kebalikanny dirimu wkwkwkwk...
2022-11-03
1