Sembilan tahun berlalu,
Seorang gadis nampak begitu cantik malam ini, dengan balutan gaun pesta berwarna rose pink yang terlihat begitu mewah, dengan taburan berlian di atasnya.
Sebuah tiara bertengger anggun di atas kepala sang gadis berambut hitam legam, dengan panjang menjuntai hingga pinggang, yang di hiasi mutiara asli kalimantan dan berlian afrika.
Benar-benar penampilan seorang putri bak di negeri dongeng. Bagaimana tidak, gadis tersebut adalah putri tunggal dari pebisnis sukses, yang mampu merajai seluruh bidang di Negara bagian Pearl ini. Dialah Evangeline Hemachandra, putri dari Hemachandra Adiguna.
Malam ini, sang putri akan genap berusia sembilan belas tahun, dan secara resmi akan menjadi pewaris seluruh kerajaan bisnis sang ayah, yang telah meluas hingga ke beberapa negara bagian di sekitarnya, dan bahkan sedang berencana merambah pasar dunia.
Dia kini sedang mulai belajar mengurus perusahaan, sambil melanjutkan kuliahnya di jurusan manajemen bisnis, pada salam satu universitas elit di ibu kota negara bagian tersebut.
Saat ini, Evangeline atau yang akrab dipanggil Eva, sedang berada di salah satu kamar hotel bintang lima, yang telah disewa sebagai ruang rias khusus untuk pestanya malam hari ini.
Pesta ulang tahun tersebut akan berlangsung di salah satu hall utama hotel, dengan mengundang banyak tamu penting serta deretan artis yang akan mengisi acara pada malam hari ini.
Evangeline diberi tahu bahwa malam ini, selain ulang tahunnya, sang ayah pun akan mengumumkan ke publik bahwa dia secara resmi akan menjadi penerus Hera grup selanjutnya.
Gadis itu begitu senang dan sangat menantikan, saat dirinya menjadi pusat perhatian seluruh dunia.
Saat Evangeline tengah memandangi betapa cantik dan mempesona dirinya dari pantulan cermin, seseorang terdengar mengetuk pintu ruangan tersebut, dan membuat kesenangannya terganggu.
“Siapa?” tanya Evangeline.
“Maaf, Nona. Saya diperintahkan oleh Tuan untuk membawa Nona ke tempat acara,” sahut suara dari luar.
“Apa kau Ardiaz?” tanya Evangeline.
“Betul, Nona,” sahut orang bernama Ardiaz itu dari luar.
Mendengar jawabannya, entah kenapa raut wajah Evangeline menjadi kesal, hingga bibirnya mengerucut dengan pipi yang menggembung bak ikan buntal.
Dia kemudian berjalan ke arah pintu dan melihat seorang pemuda yang usainya tak beda jauh darinya, sedang berdiri di sana, dengan mengenakan setelan jas hitam serta alat komunikasi yang tertempel di telinga.
“Bukankah sudah ku hilang, jangan panggil aku Nona. Panggil aku kakak ipar! Kenapa kau susah sekali sih nurutnya,” keluh Evangeline.
Ardiaz tidak menghiraukannya sama sekali. Dia bahkan tak menatap wajah Evangeline.
“Silakan Anda jalan di depan. Semua orang sudah menunggu,” seru Ardiaz datar.
Mendengar penolakan dari pemuda tersebut, membuat Evangeline kesal dan mau tak mau dia pun menuruti perintah dari kepala pengawal pribadi sang ayah, dengan sambil menghentakkan kakinya ke lantai beberapa kali.
Ardiaz Danurendra, seorang pemuda berusia dua puluh dua tahun, merupakan kepala pengawal keluarga Hemachandra yang diasuh sejak kecil oleh sang tuan.
Dia memiliki seorang kakak laki-laki bernama Aaron Danurendra, yang saat ini menjadi asisten pribadi dari Hemachandra Adiguna.
Evangeline sejak lama telah menaruh hati pada Aaron yang selalu bersikap lembut padanya, dan memberi perhatian selayaknya seorang kakak. Tatapannya pun begitu teduh dan menenangkan hatinya.
Berbeda dengan Ardiaz. Pemuda itu sangat pendiam dan juga dingin. Tatapan matanya selalu tajam dan terlihat garang.
Saat Tuan Hemachandra hendak melatih pasukan pribadi, Ardiaz remaja maju dan meminta ikut dalam kelompok tersebut.
Berkat kerja keras dan tekadnya yang tinggi, Ardiaz mampu mengemban amanat menjadi seorang kepala pengawal di keluarga tersebut.
Sementara Aaron, pemuda itu memilih melanjutkan pendidikan dan membantu sang tuan dalam menangani setiap masalah di perusahaan.
Keduanya merupakan anak angkat dari Hemachandra, yang diambil dari sebuah panti asuhan yang ada di kota tersebut.
Bukan karena suatu kebetulan, melainkan kedua anak malang itu tidak lain adalah putra dari mendiang sahabatnya, Danurendra, yang meninggal dalam pembantaian kejam dari rival bisnisnya.
Beruntung saat kejadian, kedua anak tersebut sedang berada di luar rumah karena mengikuti tamasnya. Namun, akibat hal itu, kedua anak tersebut menjadi yatim piatu dalam sekejap. Kejadian kelam itu pula lah yang membentuk Ardiaz menjadi bersikap seperti sekarang ini.
Dan hingga saat ini, mereka menjadi orang-orang Tuan Hemachandra, serta memiliki pekerjaannya masing-masing.
Evangeline terlihat berjalan menyusuri lorong-lorong hotel, menuju ke sebuah aula besar yang telah disiapkan sebagai tempat acara pesta ulang tahunnya.
Saat memasuki aula tersebut, tampak suasana merah muda memenuhi tempat itu. Ribuan bunga mawar dirangkai sedemikian rupa menghias setiap sudut ruangan.
Semua mata tertuju pada bintang pesta malam ini, yang merupakan seorang putri dongeng yang menjelma ke dunia nyata.
Banyak yang iri dengan keberuntungan yang didapatkan Evangeline sejak lahir. Meski begitu, tak ada yang sempurna di dunia ini.
Semua gelimangan harta yang dia dapatkan dari sang ayah, tak sebanding dengan hilangnya sosok seorang ibu di usianya yang masih sangat muda.
Istri Hemachandra meninggal satu bulan setelah melahirkan Evangeline, dikarena komplikasi pasca melahirkan.
Hal itulah yang membuat Evangeline dibesarkan oleh seorang ibu asuh, yang bahkan sampai sekarang masih terus berhubungan baik dengannya, meski sudah tak lagi bekerja di kediaman Hemachandra.
Pada malam ini pun, sang ibu asuh, Morita Hadiwinata, ikut datang ke acara besar tersebut, untuk menyaksikan transformasi sang anak asuh menjadi seorang perempuan dewasa, yang siap mengemban amanat memegang tampuk kepemimpinan Hera group selanjutnya.
Acara berlangsung begitu meriah. Evangeline benar-benar menjadi pusat perhatian seluruh tamu undangan yang hadir.
Acara dimulai dengan sepatah kata dari Tuan Hemachandra, yang berterimakasih atas kehadiran seluruh undangan karena telah berkenan hadir pada malam hari ini.
Setelah itu, dilanjut dengan acara pemotongan kue ulang tahun lima susun yang menjulang begitu tinggi.
Bersama dengan sang ayah, Evangeline memegangi pisau kue panjang dan memotong kue ulang tahunnya. Potongan pertama dia berikan kepada sang ayah.
“Aku suapi ya, Yah,” seru Evangeline.
“Hahahaha... Baiklah. Terserah kau saja,” sahut Tuan Hemachandra.
Pria paruh baya itu pun kemudian membuka mulutnya lebar-lebar dan memakan suapan pertama dari sang putri.
Potongan kedua, diberikan kepada Aaron. Pria yang dia sukai sejak bertahun-tahun lalu, sebagai sosok pemuda yang begitu penyayang hingga membuatnya menaruh hati pada sang asisten pribadi ayahnya.
Potongan ke tiga, diberikan kepada sang ibu asuh, Morita, yang juga berdiri di dekatnya. Keduanya saling berpelukan, dan Evangeline kembali memotong satu kue lagi.
“Ehm...,” gadis itu nampak melihat ke kiri dan kanan. Dia tak melihat keberadaan orang yang dicarinya.
Hingga saat dia menoleh ke bawah panggung, dia mendapati seseorang berjas hitam sedang berdiri dengan tegap di sana.
.
.
.
.
to be continuous...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments