Mampir ke rumah calon mertua

Hari sudah sore dan aku barusaja terbangun dari tidurku. Ku lihat jam tangan yang melingkar indah di pergelangan tanganku. Saat ini jarum jam menunjukan tepat pukul lima sore.

"Astaga, aku tertidur cukup lama, ach sial, aku baru sadar ini bukan kamarku. Di mana dia? kenapa Rama tidak membangunkanku."

Aku segera mencuci muka dan membenahi penampilanku. Rumah ini begitu asing bagiku karena ini yang pertama aku datang ke mari. Ku lihat rumah ini nampak sepi. Entah di mana Rama saat ini berada.

Ku langkahkan kakiku menelusuri anak tangga hingga terdengar suara berisik sepertinya dari arah dapur. Dan benar ternyata setelah ku pastikan ternyata mama Rani sedang menyiapkan bahan masakan di dapur.

"Ma, sedang apa? apa mama hendak memasak?Kezi bantuin ya ma?"

"Kezi, kau sudah bangun nak?"

"Sini ma bisar kezi yang masak, mama lihatin kezi saja sambil duduk. Mama sukanya masakan apa? apa selera mama dan Rama sama?

"Memangnya kamu tahu makanan kesuka'an Rama?bukankah kamu bilang tidak terlalu akrab dulu zi ?"

"Aduh aku lupa."

"Maksud kezi, kezi pernah dengar dari kak vania jika Rama suka ayam bakar, ikan bakar pakai sambal trasi kalau tidak salah ya ma?"

"Benar sayang, Rama sangat suka makanan itu.Bagaimana jika kamu buatkan untuk dia? pasti dia akan sangat senang."

"Kalau begitu kezi mulai masak ya ma? mama duduk saja di sini."

"Ya sayang, mama akan menjadi penonton untukmu.

Mama Rani sangat fokus memperhatikanku saat memasak. Sesekali ku lirik dengan senyuman tulusku. Aku sangat senang, ini kali pertama aku memasak berasa seperti di perhatikan mama kandungku. Ya itu karena aku tidak pernah merasakan masak bareng mamaku. Jangankan masak bareng, mamaku meninggal waktu melahirkanku.

Setelah semua telah habis ku masak, langsung saja aku sajikan semua hidangan istimewa untuk calon suami dan calon mertuaku. Itupun dengan bantuan mama rani yang sepertinya tidak sabaran untuk mencicipi masakanku.

"Paaaaa, Ramaaaa, waktunya makaaaaan."

Mama Rani memanggil Papa Arsen dan Rama untuk bergabung makan dengan kami. Ku lihat mata Rama berbinar setelah melihat makanan kesuka'anya. Setidaknya walau Rama tidak menyukaiku tetapi ia menyukai masakanku. Hal sekecil ini sudah cukup membuatku bahagia.

"Ma, tumben banget masakan mama rasanya enak?"

Itu suara Rama yang mengira makanan yang ia makan adalah masakan mama Rani. Dengan Lahapnya ia memakan masakanku. Rasanya aku tidak tega memakan bagianku. Ingin ku berikan saja bagianku untuk Rama karena ia sangat menyukai masakanku.

"Bukan mama yang masak Ram, tetapi Kezialah yang memasak semua ini. Bukankah dia adalah calon istri yang pintar? sudah cantik, baik, pintar memasak. Sungguh menantu idaman mama banget Ram."

Setelah mengetahui makanan yang ia makan adalah masakanku. Rama langsung meletakan kembali ayam panggang yang sedari tadi ia makan. Kecewa itu pasti kurasakan saat melihat sikapnya. Sebegitu bencikah dia kepadaku hingga sikapnya sangat berlebihan kepadaku.

"Loh, udah kenyang Ram? kok gak di habiskan makananmu?"

Mama Rani bertanya kepada Rama, sedangkan Rama menjawab dengan singkat sambil berjalan menjauh.

"Sudah kenyang ma."

Begitulah yang ia katakan, sebelum ia menghilang entah kemana.

"Habiskan makananmu zi, tidak usah memikirkan Rama."

Ucapan papa Arshen seolah tahu apa yang sedang ku fikirkan. Aku menganggukan kepala dan melanjutkan makanku kembali. Sebenarnya aku sudah tidak berselera. Namun aku harus menghargai dan bersikap sopan pada calon mertuaku.

"Zi ,mama sangat bersyukur ternyata yang akan jadi mantu mama adalah kamu. Bukanya mama mmbandingkan kamu dengan kakakmu. Tetapi kalian banyak perbedaan dan kamu paling pintar darinya.'

"Ach mama jangan begitu, mungkin kaka vania unggul di bidang lainya."

Tentu saja aku tidak mau di banding-bandingkan dengan kakaku. Meskipun aku dan kak vani tidak terlalu baik. Namun aku selalu menyayangi kak vani karena dia adalah saudara perempuanku.

Setelah selesai makan, aku membantu mama membereskan meja makan. Ku cuci semua peralatan dapur yang telah kotor di gunakan.

Saya tidak bisa menolak kesendirian ketika saya ingin bertemu kamu segera.)

Ku dengar suara Papa arshen dan mama Rani menegur Rama. Ku pepetkan telingaku di balik pintu untuk mencari dengar obrolan mereka.

"Pokoknya mama hanya akan setuju kamu menikah dengan kezia. Jangan lagi mencari keberadaan vania yang telah menyia nyiakanmu. Jika kau tidak mau menikah dengan kezia.

"Ya mamamu benar, Jangan harap Daddy akan menyerahkan semua hah waris padamu jika kau tidak menikah dengan kezia."

"Kenapa kalian berdua kompak menekanku Ma, Pa?"

"Ini semua demi kebaikanmu buka matamu, untuk apa kamu masih mencintau vania yang jelas-jelas pergi darimu? sedangkan di depan mata ada kezia yang terlihat sangat mencintaimu."

"Ehmmmmm, Ma, Pa, Ram, ini kezi buatkan teh untuk kalian. Ma, pa, kezia pamit pulang karena hari sudah malam."

"Biar di antar Rama, Zi."

Meskipun mendapat tatapan kemarahan dari Rama. Aku tidak bisa menolak permintaan mama Rani. Dengan terlihat sangat terpaksa Rama mau mengantarku.

"Turunkan aku di sini, aku akan naik taxi."

Itu yang ku katakan ketika kami berdua sudah masuk ke dalam mobil dan agak jauh dari rumah Rama.

"Rama, aku ngomong sama kamu, kamu dengar gak sih?"

Rama langsung menepikan mobilnya dan menatapku dengan sangat tajam. Dia memegang gaguku bukan untuk menciumku tetapi menatapku dengan penuh penekanan. Kutepis tanganya dan tak akan ku izinkan dia menyakitiku. Cukup hatiku yang ia sakiti, jangan fisiku.

"Kau memang pintar cari muka pada Mamaku dan Papaku."

"Apa maksudmu cari muka? aku tidak merasa seperti yang kau tuduhkan."

"Cccccckkkk, wanita sepertimu sangatlah licik."

Ke benahi kerah kemeja Rama dan ku rapikan. Aku tersenyum menatapnya meski tatapan tak bersahabatlah yang ia berikan kepadaku.

"Terserah kau mau berfikir apa tentangku sayang."

Aku langsung keluar dari mobil Rama dan menghentikan taxi. Itu karena aku sudah tidak kuat lagi bersandiwara menjadi wanita kuat di hadapanya. Air mataku jatuh tak tertahankan sambil tanganku meremas bajuku seolah meremas hatiku.

Sakit banget rasanya mencintai seseorang yang tidak mencintaiku.

"Mbak mau di antar ke alamat mana?"

"Ke jalan melati ya pak."

Meskipun mendapat lirikan dari sopir taxi karena melihatku menangis. Namun tangisanku tidak mampu ku hentikan. Mungkin karena dari tadi siang aku menahanya.

Ku hapus air mataku dengan paksa karena aku tak ingin kak adrian dan papaku melihatnya. Setelahnya ku tutupi wajah sembabku dengan riasan wajah yang membuat wajahku segar kembali.

Jangan tanya bagaimana Rama, karena lelaki itu saat ini sedang mengikutiku. Aku tahu karena dia berada tepat di belakang taxi yang ku tumpangi.

Aku langsung keluar dari taxi setelah memberikan uang lebih kepada sopir taxi. Ku bawa kakiku melangkah masuk kedalam rumah tanpa menoleh ke belakang.

"Zi, mobil kakak mana?"

"Mobilku...

Ucapanku terpotong ketika Rama tiba-tiba ikut masuk. Tentu saja aku harus bersandiwara kembali di depan kakaku.

"Aku yang mengantarnya."

"Cih, dia mengaku mengantarku."

"Ow pantesan, terus mobil kakak lo taruh di mana, zi?"

"Masih terparkir rapi di butik kak, hehehe."

"Dasar, awas kalau mobil mahal kakak hilang."

"Hahahaha, maaf kakaku sayang."

Ku peluk kak adrian untuk meredam kekesalanya. Mataku lurus menatap Rama yang melihat kami berpelukan.

"Pulanglah Ram, aku lelah dan ingin tidur."

Ku tinggalkan begitu saja dua lelaki itu di ruang tamu. Jiwa dan ragaku sangat lelah hari ini. Mungkin dengan berendam di dalam bathtub tubuhku akan merasa enakan.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Masih di mode ngeselin, ya ? 😔

Terpopuler

Comments

Susana

Susana

Semoga Rama bucin.

2023-06-24

0

Laila antoniii

Laila antoniii

jangan ada anu nya di masakan nya Kezi yang buat Rama keplek2

2023-02-22

1

mom_abyshaq

mom_abyshaq

kuatkan lah hatimu zi

2023-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Pulang ke indonesia
2 Menyetujui pernikahan
3 fitting gaun pengantin
4 Mampir ke rumah calon mertua
5 Bertemu Teman Lama
6 Reoni SMA
7 Kecewa
8 Kecelaka'an menjelang pernikahan
9 Berperan menjadi istri yang baik
10 Pindah ke apartemen
11 Menangis di dalam air
12 Kejadian pahit
13 Rasa Bersalah Rama
14 Perubahan Rama
15 First kiss
16 Kehadiran Vania
17 Ke Club Malam
18 Bertemu Vania
19 Mendapatkan kebahagian kecil
20 Kegundahan Hati Rama
21 Malam Pertama Yang Menyakitkan
22 Menghindar
23 Kezia Kembali
24 Kejutan di kantor
25 Menginginkanya
26 Kecewa kembali
27 Rencana licik Vania
28 Ulah mertua
29 Menantang Vania
30 Kedatangan Vania
31 Kezia Sakit
32 Kedatangan Vania
33 Keputusan terakhir
34 Hati Yang Telah Berpindah
35 Sidang Pertama
36 Kezia Hamil
37 Masuk rumah sakit
38 Meninggalkanya
39 Penyesalan Rama
40 Lima Tahun Kemudian
41 Pertemuan yang ke dua
42 Fakta tentang Ethan
43 Panggil Om, Papa
44 Papa dan Putranya
45 Kabar Baik
46 Bertemu Adrian
47 Sang Mantan
48 Perasa'an Rama Asher
49 Datang Ke Rumah Rama
50 Pembahasan Dengan Mantan
51 Dilema
52 Pergi bersama mantan
53 Bertemu Mantan Mertua
54 Penyatuan
55 Fakta Tentang Rama dan Vania
56 Kemunculan Erik
57 Karena Sebuah Janji
58 Rencana Rama
59 Ethan Jatuh Sakit
60 Kritis
61 Kesadaran Ethan
62 Erik Mabuk
63 Kecurigaan Rama
64 Ketakutan Erik
65 Mencari Tahu Hilangnya Dewi
66 Menegur Rama
67 Harapan Rani, ibunya Rama
68 Di sidang Rani
69 Bertemu Vania
70 Janji Vania
71 Saling mencari Dewi
72 Tentang Dewi
73 Kezia Hamil
74 Kedatangan Rama dan Erik
75 Berebut Kezia Lagi
76 Menginap Di Lain Tempat
77 Menguntit
78 Kalah Cepat
79 Penjaga'an penuh
80 Berdebat
81 Penyusup Kamar Kezia
82 Erik Ke Kantor Rama
83 Rahasia yang terbongkar
84 Kekecewaan Kezia
85 Kebohongan Erik
86 Beracting
87 Dewi Pingsan
88 Membaik
89 Jebakan pertama
90 Adrian memergoki Vania
91 Kedatangan Dewi
92 Ujian Dari Mantan Mertua
93 Membawa pergi Dewi
94 Usaha Ethan
95 Menemukan Dewi
96 Gugur Sebelum Terlahir
97 Kedatangan Erik
98 Pemakaman Bayi Dewi
99 Di Goda Wanita Lain
100 Fakta Tentang Dewi dan Erik
101 Erik dan Rencana Barunya
102 Sebuah Kesepakatan
103 Sukses Menjebak
104 Tidak Tergoda
105 Kezia Tahu
106 Terserang Panik
107 Bertemu Angela
108 Mengusirnya
109 Menteror Rama
110 Tersebar
111 Bersembunyi
112 Hati Seorang Ayah
113 Menghubunginya
114 Angela menemui Kezia
115 Mendapatkan Mangsa
116 Kemalangan Dewi
117 Percobaan Bunuh Diri
118 Penyamaran
119 Kesepakatan
120 Conferensi pers
121 Mencoba menerima
122 Niatan Perjodohan
123 Happy Ending
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Pulang ke indonesia
2
Menyetujui pernikahan
3
fitting gaun pengantin
4
Mampir ke rumah calon mertua
5
Bertemu Teman Lama
6
Reoni SMA
7
Kecewa
8
Kecelaka'an menjelang pernikahan
9
Berperan menjadi istri yang baik
10
Pindah ke apartemen
11
Menangis di dalam air
12
Kejadian pahit
13
Rasa Bersalah Rama
14
Perubahan Rama
15
First kiss
16
Kehadiran Vania
17
Ke Club Malam
18
Bertemu Vania
19
Mendapatkan kebahagian kecil
20
Kegundahan Hati Rama
21
Malam Pertama Yang Menyakitkan
22
Menghindar
23
Kezia Kembali
24
Kejutan di kantor
25
Menginginkanya
26
Kecewa kembali
27
Rencana licik Vania
28
Ulah mertua
29
Menantang Vania
30
Kedatangan Vania
31
Kezia Sakit
32
Kedatangan Vania
33
Keputusan terakhir
34
Hati Yang Telah Berpindah
35
Sidang Pertama
36
Kezia Hamil
37
Masuk rumah sakit
38
Meninggalkanya
39
Penyesalan Rama
40
Lima Tahun Kemudian
41
Pertemuan yang ke dua
42
Fakta tentang Ethan
43
Panggil Om, Papa
44
Papa dan Putranya
45
Kabar Baik
46
Bertemu Adrian
47
Sang Mantan
48
Perasa'an Rama Asher
49
Datang Ke Rumah Rama
50
Pembahasan Dengan Mantan
51
Dilema
52
Pergi bersama mantan
53
Bertemu Mantan Mertua
54
Penyatuan
55
Fakta Tentang Rama dan Vania
56
Kemunculan Erik
57
Karena Sebuah Janji
58
Rencana Rama
59
Ethan Jatuh Sakit
60
Kritis
61
Kesadaran Ethan
62
Erik Mabuk
63
Kecurigaan Rama
64
Ketakutan Erik
65
Mencari Tahu Hilangnya Dewi
66
Menegur Rama
67
Harapan Rani, ibunya Rama
68
Di sidang Rani
69
Bertemu Vania
70
Janji Vania
71
Saling mencari Dewi
72
Tentang Dewi
73
Kezia Hamil
74
Kedatangan Rama dan Erik
75
Berebut Kezia Lagi
76
Menginap Di Lain Tempat
77
Menguntit
78
Kalah Cepat
79
Penjaga'an penuh
80
Berdebat
81
Penyusup Kamar Kezia
82
Erik Ke Kantor Rama
83
Rahasia yang terbongkar
84
Kekecewaan Kezia
85
Kebohongan Erik
86
Beracting
87
Dewi Pingsan
88
Membaik
89
Jebakan pertama
90
Adrian memergoki Vania
91
Kedatangan Dewi
92
Ujian Dari Mantan Mertua
93
Membawa pergi Dewi
94
Usaha Ethan
95
Menemukan Dewi
96
Gugur Sebelum Terlahir
97
Kedatangan Erik
98
Pemakaman Bayi Dewi
99
Di Goda Wanita Lain
100
Fakta Tentang Dewi dan Erik
101
Erik dan Rencana Barunya
102
Sebuah Kesepakatan
103
Sukses Menjebak
104
Tidak Tergoda
105
Kezia Tahu
106
Terserang Panik
107
Bertemu Angela
108
Mengusirnya
109
Menteror Rama
110
Tersebar
111
Bersembunyi
112
Hati Seorang Ayah
113
Menghubunginya
114
Angela menemui Kezia
115
Mendapatkan Mangsa
116
Kemalangan Dewi
117
Percobaan Bunuh Diri
118
Penyamaran
119
Kesepakatan
120
Conferensi pers
121
Mencoba menerima
122
Niatan Perjodohan
123
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!