Di bimbing oleh Laron yang telah menjadi pasukannya. Tidak perlu waktu lama untuk dirinya keluar dari dalam hutan. Dalam perjalanannya, tidak ada satu pun monster yang datang menghalangi.
Xi sempat bingung kenapa? Seharusnya didalam hutan liar ini terdapat banyak makhluk buas yang menyeramkan.
Ini bukan sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Mereka, para monster tidak menunjukkan diri mereka karena terpapar oleh rasa takut.
Kejadian di malam itu, telah menimbulkan rasa takut di hati mereka. Bahkan untuk seukuran monster seperti Demon Snake yang menjadi apeks predator tidak berani untuk menunjukkan dirinya.
Mungkin dia sadar akan kekuatannya tidak akan cukup untuk mengalahkan Xi.
Suasana berbeda ketika dia melihat jauh dari luar hutan. Daratan padang rumput hijau yang indah memanjakan matanya.
Sesuatu yang dia sadari, hutan ini berada di atas sebuah tebing yang cukup tinggi. Jalan masuknya berada tidak jauh dari tempatnya berada sekarang. Tepat beberapa meter di sebelah kirinya terdapat sebuah jalan yang menukik kebawah.
Melihat kembali ke arah depan, dari kejauhan itu dia melihat kota yang dia lihat sebelumnya. Memang jauh, tetapi tidak terlalu jauh. Mungkin dalam beberapa jam dia bisa sampai ke kota itu jika berjalan kaki.
Jika dengan menunggangi kuda, mungkin kurang dari dua jam dia dapat sampai kesana. Tetapi, karena tidak memiliki kuda, Xi terpaksa berjalan kesana.
"Ya, mari lakukan."
Tanpa ragu. Dia melompat turun ke bawah. Sesampainya di bawah, dia mendarat dengan tenang tanpa beban.
Dia sengaja melakukannya. Karena ingin mengetes seberapa kuat tubuhnya sekarang. Normalnya, dalam ketinggian itu seseorang mungkin akan terjatuh. Dan bagian terburuknya adalah patah kaki.
Setelah mengetahui seberapa besar kekuatan fisiknya. Xi kembali pada tujuan nya yaitu pergi ke kota manusia.
Melewati dataran hijau yang luas, Xi tanpa henti melangkahkan kakinya dan terus maju.
Padang rumput yang luas, serta di temani oleh angin sepoi-sepoi di pagi hari sangatlah nyaman. Dapat merasakan sensasi ini adalah yang terbaik yang bisa kau dapatkan.
Di dunia yang modern sulit untuk merasakan sensasinya. Ini nyata, dunia ini tidak sama seperti dunianya sebelumnya yang begitu tercemar. Tidak hanya sampah ada di mana-mana, bahkan hingga bertumpuk-tumpuk seperti sebuah gunung.
Bau busuk dari sampah-sampah itu dapat tercium dari kejauhan. Tidak ada yang dapat bernafas dengan lega jika seperti itu. Yang ada hanya akan membuat seseorang muntah.
Sangat berbeda dengan dunianya sekarang. Meski tidak memiliki ingatan apapun tentang dunianya yang sekarang, dan dunianya yang dulu, tapi dia dapat mengetahui bahwa dunia ini jauh lebih baik.
Telah lama dia berjalan mengikuti jalan yang telah ada disana. Itu seperti tercipta secara alami. Karena bentuk jalannya tidak teratur.
Mungkin ada banyak orang yang datang dan pergi ke hutan Asgar, entah itu berjalan kaki, mengendarai kuda, atau mengendarai kereta kuda. Sehingga jalan ini terbentuk secara sendirinya perlahan-lahan.
Tampak dataran pandang rumput ini telah di pisahkan menjadi dua bagian karena jalan yang ada.
"Heemm?"
Xi menyipitkan matanya, dari tempatnya sekarang. Dia melihat jarak yang jauh disana seperti terdapat beberapa orang yang berjalan di jalan yang sama. Namun, dengan arah dan tujuan yang berbeda.
Tujuan Xi adalah pergi ke kota manusia, selesai dirinya keluar dari hutan Asgar. Dan orang-orang itu pergi keluar dari kota manusia, dan seperti menuju ke hutan Asgar.
"Apa mereka manusia?" Untuk memastikan apakah firasat nya benar, Xi menambah sedikit kecepatan berjalannya. Tampak sekilas dia sedang berlari dengan langkah kecil seperti seseorang yang sedang berolahraga.
Jarak telah memungkinkan dirinya untuk melihat lebih jelas. Dan saat menyaksikannya dengan seksama, dia dapat memastikan orang-orang itu adalah manusia.
"Aku benar, mereka adalah manusia. Tapi, dari perlengkapan yang aku lihat, seperti mereka ingin ke hutan itu? Apa yang akan mereka lakukan disana? Aku rasa tidak ada sesuatu yang menarik disana, kecuali jumlah monster yang sangat banyak saat malam hari."
Xi kebingungan.
Inilah yang meski dia harus ketahui, dan harus ia pahami. Mereka adalah petualang, wajar saja jika mereka akan pergi ke hutan untuk melakukan sesuatu.
[Jawab. Mereka adalah para petualang. Biasanya mereka akan pergi ke suatu tempat untuk menyelesaikan sesuatu seperti Quest yang mereka pilih di Guild Petualang.]
[Ada juga beberapa petualang yang berpergian kesana, dan kemari untuk mengelilingi dunia ini. Mareka akan selalu berpindah-pindah tempat, sesuai dengan arah dan tujuan mereka berpertualang.]
Dan ke empat orang yang Xi lihat saat ini adalah mereka para petualang muda yang setidaknya seumuran dengan dirinya. Peringkat mereka tidak tinggi, karena mereka masihlah petualang peringkat dasar. Jadi, misi yang mereka Terima, atau mereka ambil seharusnya tidak akan sulit ataupun membahayakan.
Mereka, petualang yang berasal dari lulusan akademi biasanya adalah petualang yang menetap di suatu tempat. Tempat tersebut seperti sebuah negara, atau kota. Kota manusia yang ingin Xi kunjungi juga salah satunya.
"A, ternyata seperti itu. Jadi mereka petualang ya? Hmmm... Jika di lihat dari arahnya, sepertinya mereka berasal dari kota itu."
Xi hendak datang menghampiri mereka. Bukan untuk ikut bersama mereka, tetapi menanyakan beberapa infomrmasi yang di butuhkan. Misalnya bagaimana caranya dia agar dapat masuk kedalam kota manusia itu.
'Aku akan bertanya kepada mereka, seharusnya itu tidak masalahkan?'
Dalam hal ini, dia sudah siap sepenuhnya. Jika terjadi pertarungan, dia telah siap untuk mengalahkan mereka.
Semua peralatan yang di gunakan oleh ke empat orang itu, Xi sama sekali tidak merasa terancam. Naluri nya secara alami telah menerima semua ini.
Itulah kenapa dia bisa tetap tenang, dan konsisten.
Disisi lain, setelah beberapa saat.
Kelompok petualang yang terdiri dari empat orang itu melihat seseorang di depan jalan.
"Lihat, ada seseorang di depan sana. Tampaknya dia baru keluar dari hutan Asgar."
"Ehmmm, sepertinya begitu. Apakah dia petualang?"
"Aku tidak tahu, aku juga perlu pernah melihatnya di kota. Apa mungkin dia dari luar kota?"
Percakapan kedua orang antara ketua Party, dan seseorang wanita cantik yang terlihat dewasa. Mereka beransumsi jika pria yang mereka lihat itu berasal dari luar kota, dan tampaknya orang itu sedang berjalan, dan akan menghampiri mereka.
Setibanya. Xi bertanya kepada ke empat orang itu dengan ramah.
"Permisi, bisakah saya meminta waktu anda sebentar?"
Ketua party mewakili yang lainnya membalas. "Ya, Tentu. Ada yang bisa kami bantu?"
Xi merasa nyaman. Dan tidak merasakan aura permusuhan dari mereka. Jadi dia bisa mengobrol dengan tenang, tetapi dia tidak menurunkan kewaspadaan nya.
"Aku tidak tahu, rekan ini siapa, tapi aku ingin minta maaf karena waktu anda. Saya berasal dari desa, dan ingin pergi ke kota. Tapi, saya tidak tahu bagaimana caranya masuk, apakah ada persyaratan khusus?"
"Aku sudah menduganya. Anda pasti orang luar. Tidak ada persyaratan khusus. Karena anda orang luar, memasuki kota hanya perlu membayar 1 koin perak sebagai izin masuk."
Bukan sesuatu yang sulit. Tetapi, dia sama sekali tidak memiliki uang. Tapi, itu bukanlah masalah, karena dia masih punya beberapa Gold sistem yang dapat di tukarkan menjadi mata uang dunia ini.
'Untung saja aku menyisakan nya sedikit Gold sistem. Jika tidak, aku khawatir harus mencari monster dulu.'
Dia bersyukur karena Gold sistemnya masih ada beberapa. Walau tidak banyak, seharusnya itu sudah lebih dari cukup untuk tanggungan hidup selama beberapa hari didalam kota.
"Bagaimana dengan kartu Identitas?" Itu tiba-tiba keluar dari mulutnya. Xi juga bingung bagaimana dia bisa berbicara seperti itu.
Suota kembali menjawabnya lagi dengan ramah. Itu bukanlah pertanyaan yang sulit, dan sangat umum.
"Anda dapat pergi ke balai kota untuk membuat kartu Identitas, atau ada dapat mendaftarkan diri anda sebagai petualang di serikat pertualang. Dan harganya, mungkin akan lebih mahal. Apa anda akan menetap di kota?"
"Ya, dan tidak. Mungkin hanya beberapa minggu saja, atau kurang."
"Begitunya. Ya, aku rasa sudah semuanya kan? Kalau begitu, kami pergi dulu." Suota berpamitan, dan mengajak rekan-rekannya pergi menuju hutan Asgar.
Xi menjawabnya dengan anggukan pelan. Membuktikan kalau tidak ada pertanyaan lagi yang ingin dia tanyakan.
Setelah kelompok petualang itu pergi, Xi juga pergi menuju ke kota.
Satu jam berlalu dengan cepat. Xi telah sampai di depan gerbang kota. Terlihat sebuah tembok yang berdiri dengan kokoh, dan tampak itu sangat kuat dan sulit untuk di hancurkan.
Di gerbang kota, terdapat dua orang berarmor lengkap dan memegang sebuah tombak di tangannya. Mereka adalah prajurit yang berjaga di pintu gerbang, untuk mengawasi setiap orang yang keluar masuk kota.
Jika ada sesuatu yang mencurigakan, mereka dapat menghentikannya, dan mengambil beberapa tindak pencegahan. Misal-misalnya itu adalah barang-barang berbahaya, atau orang-orang berbahaya.
Tidak banyak yang terjadi di gerbang kota. Setelah Xi membayar biaya masuknya, kedua penjaga itu mengarahkan Xi untuk membuat sebuah kartu Identitas.
Meski mendapatkan kartu Identitas, itu belum cukup. Kartu Identitas biasa bagi orang luar hanya berlaku untuk 7 hari/satu minggu.
Jika tidak berhati-hati, para penjaga dapat menangkap dirinya setelah 7 hari/satu minggu. Perlu menyerahkan dokumen perpanjangan untuk dapat tetap tinggal di kota. Jika belum menyerahkan dokumen perpanjangan, akan di kenai biaya 1 koin perak. Kalau tidak mampu membayar dendannya, akan berakhir sebagai seorang budak.
Sambil berjalan-jalan di kota yang menurutnya masih biasa-biasa saja, dan normal seperti kota-kota pada umumnya. Xi sedikit bergumam.
'Menjadi budak setelah visa satu minggumu berakhir. Benar-benar buruk. Kalau begitu aku akan mendaftarkan diri sebagai petualang, itu akan jauh lebih mudah. Dan dokumen yang harus di selesaikan tidaklah sulit.'
Sesuai dengan arahan yang di berikan oleh penjaga gerbang, Xi pergi menuju serikat petualang untuk mendaftarkan dirinya sebagai petualang, dan mendapatkan kartu Identitas nya untuk menghindari hukum visa yang dapat membuatnya jatuh menjadi seorang budak.
Bahkan jika dirinya tidak mengetahui apa pun, dia paham menjadi seorang budak itu tidaklah menyenangkan. Kau hanya akan di suruh-suruh dan harus mematuhi perintah tuannya, jika melanggar jelas hukumannya akan sangat menyakitkan.
Kala itu kau akan memikirkan, mati jauh lebih baik dari pada tertahan menjadi seorang budak dan terus di siksa.
Tidak jauh dari gerbang kota, terdapat sebuah gedung tinggi yang dapat di lihat dari kejauhan. Itu adalah serikat petualang yang di bicarakan oleh para penjaga.
"Sesuai yang di infokan, itu gedungnya."
Xi pergi menuju gedung serikat petualang.
Saat sampai di depan gedung, dia melihat ada banyak orang yang keluar dan masuk gedung serikat petualang. Mereka mengenakan armor kulit di tubuh mereka, dan senjata seperti pedang, tombak, panah, dll.
Mereka adalah orang-orang yang mencalonkan atau mendaftarkan diri sebagai seorang petualang. Meski ada orang-orang yang datang berkelompok, dan hendak membuat party.
Xi masuk kedalam gedung serikat. Tampak suasana cukup berbeda dengan yang pernah dia rasakan sebelumnya.
Di dunia nya sebelumnya sebagai seorang prajurit memiliki kehidupan yang keras. Sangat menyakitkan, dan terasa seperti di dalam neraka.
Setiap harinya kau hanya dapat menghabiskan waktumu dengan berlatih dan berlatih. Tidak ada kegiatan lain yang dapat di lakukan. Di paksa untuk menjadi seseorang yang ahli, khususnya dalam hal pembunuhan.
Semuanya di latih hanya untuk menjadi senjata pembunuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments