Sang Ratu memberikan perintah kepada seluruh bawahannya untuk menyerang, dan menghabisi musuh mereka. "Bunuh dia, dan jadikan makan malam kita" Itulah yang harusnya dia katakan setelah melihat beberapa anak buahnya di bunuh.
Tetapi, suara itu tidak dapat terdengar, karena sejatinya dia tidak dapat berbicara. Namun cukup pintar untuk berpikir, dan memberikan perintah kepada semua bawahannya.
"Ya, sudah ku duga mereka akan langsung menyerang. Ini sesuai dengan yang aku pikirkan."
Bahkan setelah di keroyok oleh ratusan laron yang besarnya sekitar 30 centimeter. Xi sama sekali tidak menunjukkan rasa takutnya, dan malah melawan balik mereka dengan ganas.
Tampa ampun dan tampa perasaan dia menebaskan pedangnya dengan sekuat tenaga. Membunuh semua laron yang menyerangnya, meski mendapat beberapa luka di tubuhnya, itu sama sekali bukan masalah atau hambatan. Melainkan itu menjadikannya sebuah kekuatan dan motivasi untuknya untuk tetap bertarung.
Di tempat lain. Tepatnya sebuah kota kecil yang tidak jauh dari hutan Asgar. Itu adalah Kota manusia yang Xi lihat dari atas pohon.
Kota tersebut di kelilingi oleh sebuah tembok tinggi yang kokoh. Setiap sisinya terdapat sebuah pos penjaga yang mengawasi setiap area, mulai dari barat, utara, selatan, dan timur.
Bahkan pada malam hari, pos tersebut tidak pernah kosong. Selalu ada pengganti yang menggantikan petugas lainnya yang berjaga setiap lima jamnya.
Tentu saja, Orang-orang yang berjaga di setiap posnya, adalah orang-orang yang terlatih. Mereka memiliki kekuatan fisik yang bagus, serta stamina yang tinggi. Mereka telah melewatkan pelatihan keras dan melelahkan setiap harinya.
Hasil latihan tersebut dapat kalian lihat. Mereka adalah prajurit yang tidak kenal takut, dan tidak kenal lelah. Selalu menjalankan tugas mereka dengan penuh tanggung jawab.
Selain memiliki kekuatan fisik yang mempu ni, mereka juga memiliki penglihatan yang tajam. Sangat tajam, layaknya seekor burung elang.
Ya, inilah alasannya. Mereka bukan seorang warrior, melainkan seorang Archer.
Dari pada seorang warrior, Archer memiliki penglihatan yang jauh lebih baik. Ini bukan tanpa alasan, seseorang yang memegang panah haruslah orang yang memiliki penglihatan yang baik, dan tidak kabur.
Akan sangat bodoh menempatkan seseorang dengan mata minus sebagai seorang Archer. Mungkin bisa, tetapi peluang kecelakaan yang akan di Terima jauh meningkat.
Inilah kenapa orang-orang ini di latih, dan di bentuk sedemikian rupa untuk memenuhi tanggungjawab tugas ini.
Di balik tembok, berdiri banyak bangunan-bangunan yang menjadi tempat tinggal bagi para warga. Setiap bangunan, tersusun dengan rapi, sehingga enak untuk di pandang.
Tidak dapat ku katakan sepenuhnya kalau kota ini bersih. Tetapi, dapat aku katakan ini cukup bersih. Area kumuh benar-benar terpisah dari mereka.
Para bangsawan telah menetapkan area kumuh untuk orang-orang yang tidak memiliki kemampuan, bakat, atau pun mereka yang tidak memiliki pekerjaan (pengangguran).
Dan, daerah kumuh adalah tempat yang paling sering terjadinya kejahatan disana. Bukan hanya soal pencarian, perkelahian, atau pun pembunuh. Tetapi penculikan anak-anak, pemerkosaan, dan hal-hal jelek lainnya yang sulit untuk di sebutkan.
Di antara bangunan-bangunan yang tersusun rapi, terdapat sebuah bangunan dia tingkatkan berdiri disana. Ukurannya cukup besar, selayaknya rumah mewah.
Gedung itu adalah Gedung Serikat Petualang. Yang menjadi pusat dari setiap Guild Petualang yang ada di kota.
Guild Sky adalah salah satu dari Guild yang terdaftar secara resmi di Serikat Petualang. Guild ini memiliki cukup banyak anggota petualang terlatih, dan banyak petualang pendaftaran atau pemula.
Didalam Ruangan Guild Sky. Terdapat party petualang yang terdiri dari empat orang. Tampak mereka sedang berdiri di hadapan sebuah papan yang terlihat seperti papan tulis. Hanya saja, terdapat banyak kertas yang tertempel disana.
Dari peralatan petualang yang mereka kenakan, itu terlihat biasa. Mereka bukanlah petualang tingkat tinggi, melainkan hanya petualang pemula yang baru dua minggu lalu lulus dari akademi petualang.
Mereka terdaftar dalam Guild Sky ini, sebagai party petualang peringkat terendah. Yaitu peringkat Perunggu.
Dan hari ini, ini bukanlah pertama kalinya mereka datang. Sudah sering kali mereka datang dan mengambil beberapa misi untuk meningkatkan peringkat mereka. Dan kali ini, mereka ingin mengambil sebuah misi lagi.
Seorang pria mengambil sebuah kertas yang ada disana. Dan menunjukkan kepada rekan-rekannya. Tampak dia menyarankan untuk mengambil misi tersebut, karena di antara misi lainnya hanya misi inilah yang setingkat dengan mereka.
"Bagaimana kalau ini? Misinya adalah kita hanya perlu membawa 5 pasang telinga Goblin. Bagaimana menurut kalian?"
"Aku tidak keberatan, hanya saja jika kita ingin mencari Goblin, itu hanya ada di hutan Asgar. Memerlukan waktu cukup lama untuk sampai kesana jika kita berjalan kaki."
"Aku mengerti, karena kalian sudah setuju, maka kita akan berangkat besok pagi."
Kedua rekannya yang berupa wanita-wanita muda itu mengangguk setuju. Tetapi, ada satu orang yang tampak tidak senang dengan misi yang di pilih oleh ketuanya.
Dia terlihat tidak suka menjalankan misi tingkat dasar.
Sambil cemberut tidak senang, dia pun mengeluarkan suaranya dan berkata.
"Oi, Suota, bukankah itu terlalu mudah? Kenapa kau malam mengambil Quest tingkat dasar? Seharusnya kau mengambil Quest tingkat pemula."
Baginya, Misi tingkat dasar itu terlalu mudah, itulah kenapa ia menyarankan ketuanya yang bernama "Suota" untuk mengambil Misi tingkat Pemula.
Mendengar itu, Suota tampak ragu untuk memenuhinya. Dengan kemampuan mereka saat ini, dia yakin Party ini belumlah layak untuk mengambil Misi tingkat Pemula.
Di dunia ini, khususnya dalam Adventure. Quest di bagi menjadi beberapa tingkatkan. Dan tingkatkan terendah adalah Quest Tingkat Dasar, Tingkat Pemula, Tingkat menengah, Tingkat Tinggi, dan Tingkat Lanjut.
Quest-Quest ini pada dasarnya adalah sebuah permintaan dari seseorang, atau dari beberapa orang yang di ajukan kepada Guild Petualang dengan beberapa imbalan sebagai hadiahnya.
Jika seseorang berhasil menyelesaikan Misinya, maka mereka layak untuk mendapatkan hadiah yang di janjikan. Guild Petualang, tidak akan mengambil sepeser pun uang yang telah di janjikan sebagai hadiah para petualang.
Maski mengambil Quest yang berada satu level di atas mereka itu di izinkan, tetapi tetaplah sangat berbahaya.
Bukan hanya mereka, tapi sudah banyak petualang yang telah melakukannya. Dan, Rata-rata dari mereka tidak ada yang pernah kembali lagi. Bahkan jika mereka kembali, kondisi nya sudah sangat menyedihkan.
Suota membalasnya dengan berkata: "Mengambil misi satu peringkat di atas kita memang di izinkan, tetapi itu sangat berbahaya. Lagi pula, kita belum lama ini lulus dari akademi. Dan kemampuan kita tidaklah seberapa jika kita... "
Belum sempat dirinya selesai berbicara, dan mengingatkan temannya yang satu ini.
Dia menyela nya dengan raut wajah yang tampak tidak senang, dan cenderung kesal mendengar penjelasan dari Suota.
"Ya, ya, ya, aku tahu, aku ingat semuanya. Tapi apa salahnya jika kita mengambil misi tingkat pemula? Toh misi tingkat pemula tidak jauh berbeda dengan misi tingkat dasar! Apakah keberanian mu sudah menghilang? Aku tidak menyangka kau akan menjadi sepenakut ini."
Sabagai seorang rekan, tidak seharusnya saling merendahkan satu sama lain. Apa lagi, jika seseorang sedang mencoba mengingatkan, itu sangat lah tidak sopan.
Meski mereka telah mendapatkan pembelajaran lebih di akademi, dari para mantan-mantan petualang yang telah pensiun.
Yang harus di ingat adalah, sebuah cerita atau pembelajaran tidak akan sama jika kau ingin merefentasikannya dalam kenyataan. Sesuatu yang terdengat mudah, tetapi nyatanya itu sangatlah sulit dan berbahaya.
Bahkan para petualang senior yang masih aktif sampai saat ini, mereka tidak berani untuk mengambil tindakan lebih dengan misi yang tidak dapat mereka selesaikan. Kebanyakan dari mereka, selalu berhati-hati, dan mencari sebuah misi yang menurutnya memiliki peluang kematian kecil.
Demi menyakinkan ketuanya, yaitu Suota. Dia dengan percaya diri mengatakan mampu, dan pasti bisa.
"Ayolah, kita sudah lama menjadi petualang. Misi dasar dan pemula tidak jauh berbeda, aku yakin dengan kemampuan yang aku miliki, kita semua dapat menyelesaikan nya. Jangan menjadi pengecut seperti itu, kita harus menjadi kuat dengan cepat. Tidak perlu terus berada di zona nyaman setiap harinya."
Terdengar sedikit menyakinkan, tetapi masih meragukan.
Karena Suota tidak ingin berdebat, dia pun meng iyakan keinginan Touya.
"Baiklah, kau bisa memilihnya sekarang..."
Tersenyum senang, dengan percaya diri melangkah maju dan mengambil salah satu Quest nya.
Sebelum meraihnya, Suota mengingatkannya lagi.
"Aku tidak terlalu berharap, tetapi aku berharap anda mengerti. Apa yang anda lakukan saat ini anda harus siap untuk bertanggung jawab."
"Ya, ya, dasar cerewet."
Kesal dengan Suota karena terus mengoceh seperti orang tua. Tampak dia tidak suka dengan ocehan-ocehan Suota yang sok bertanggung jawab.
Sebuah kertas di ambilnya dari papan Quest, dan menunjukkannya kepada yang lainnya.
"Kita akan menaklukkan ini."
Dengan bangga menunjukkannya. Dia masih yakin dan percaya diri dengan kekuatan yang di miliki nya, Quest kali ini akan berjalan lancar sesuai dengan yang di inginkan.
Kedua orang lainnya, tepatnya kedua wanita itu tampak muram. Wajah mereka menghitam dan berkeringat. Menelan liur mereka dengan berat, tampak mereka ragu dengan keputusan itu.
Suota menatap tajam Touya. Dia memiliki perasaan yang sama dengan kedua wanita itu. Yaitu keraguan. Hanya saja, dia lebih berpikiran tenang. Namun, sorotnya tajam menatap Touya yang bangga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Restuesa Aji
laron yg sebesar 30 centimeter.., apakah itu monster atau bukan
2023-01-16
1