Lahirnya Sang Dewa Kematian Hitam(Remake)

Lahirnya Sang Dewa Kematian Hitam(Remake)

Ch. 1 Kembali Ke Dunia Asal Setelah kematian

Di dunia yang modern ini, demi memperluas kekuasaan mereka masing-masing dan demi kepentingan mereka pribadi. Sebuah Negara tidak segan-segan untuk menyatakan perang dengan negara lainnya, demi merebutnya dan memperluas wilayahnya.

Di sebuah gedung tiga lantai di tengah hutan belantara. Itu adalah markas militer sebuah negara maju yang menyimpan banyak sekali senjata, dan prajurit-prajurit yang siap untuk berperang.

Semuanya telah di siapkan dengan sempurna, mulai dari persediaan makanan, obat-obatan, persenjataan, kendaraan-kendaraan perang, dan semacamnya. Semua itu adalah persiapan mereka untuk memulai perang, dan penyergapan pada pihak musuh. Tetapi...

Ada suatu insiden yang tidak terduga oleh mereka terjadi. Pada paska semua petinggi militer sedang melakukan rapat darurat, terjadi pembantaian massal disana.

Semua prajurit yang ada, mereka yang siap untuk terjun ke medan perang telah gugur. Jasad mereka berserakan di mana-mana, bahkan di luar kamp, terdapat banyak mayat prajurit yang mati mengenaskan.

Tanah bersimbah darah. Membentuk sebuah genangan darah, dan itu mengalir ke arah sungai yang ada di sekitar.

Sungai yang bersih dan jernih, kian berubah menjadi merah. Membawa darah yang jatuh ke sana pergi entah kemana, sesuai dengan arahan arus yang sungai itu tujuh.

Keadaan didalam markas juga tidak kalah mengerikan nya. Mayat-mayat prajurit juga berserakan. Beberapa api berkobar di beberapa ruangan tertentu, seperti sebuah ruangan yang habis di ledakan.

Di lantai teratas, tepatnya lantai empat. Terdapat seorang pemuda yang sedang duduk di sebuah kursi yang nyaman. Tampak dia sangat tenang, dan nyaman duduk disana, meski adanya banyak mayat bekas pembantaian di sekitarnya.

Pemuda itu memandang keluar jendela kaca yang transparan. Di luar terlihat gunung-gunung hijau yang indah, dan sangat memanjakan mata.

Sambil bersandar di kursinya, pemuda berambut putih itu berbicara sendirian.

"Sudah dua tahun berlalu, dan ini... Masih belum selesai."

Perang yang telah menyala selama dua tahun telah merenggut banyak nyaman manusia, dan terdapat banyak wilayah yang telah hancur, bahkan tidak layak untuk di tempati lagi oleh manusia karena radiasi nuklir akibat bom nuklir yang di tembakkan.

Radiasi nya sangat berbahaya bagi makhluk hidup. Untuk mereka radiasi tersebut adalah racun yang mematikan.

Pemuda itu mengangkat tangan. Mengusap wajahnya dengan tangan yang terlihat pucat, dan di penuhi oleh noda darah.

Mengusap pipinya yang memar, karena sehabis pertemuan yang begitu menegangkan di markas ini.

Saat mengusap wajahnya, dirinya menyadari sesuatu, dan mungkin ini juga akan di sadarin oleh orang lain ketika dalam kondisi lemahnya.

"Ah... Aku bahkan sudah tidak dapat merasakan rasa sakit lagi. Ya, itu wajar sih. Aku juga sudah kehilangan banyak darah..."

Melihat perutnya. Terdapat beberapa bekas luka tembak yang masih segar disana. Bahkan darah masih mengalir keluar dengan aliran yang lembat.

Sebenarnya, pendarahan tersebut masih dapat di tanganinya dengan mandiri. Tetapi, dia tidak melakukannya. Bukan kerena dia tidak ingin berusaha untuk menghentikan pendarahan nya itu, tetapi...

Karena dia saat ini sudah dalam kondisi terburuknya. Kakinya sudah sangat lemah, dan itu sudah tidak mampu untuk menopang nya untuk berjalan. Bahkan, berdiri pun dia sudah tidak sanggup lagi.

Kehidupan ini telah dia pasrah kan setelah perang ini di mulai dua tahun yang lalu. Moment kematian yang selama ini dia pikirkan setiap harinya, kini benaran terjadi.

Tetapi, ini bukan kematian yang memalukan baginya. Dia cukup bangga, karena dia berhasil menjalankan misinya sebagai seorang prajurit.

Meski terlihat kejam karena membantai ribuan orang di markas musuh sendirian, tapi, ia tidak memiliki pilihan lain selain melakukannya. Ini adalah perintah dari atasannya untuk melenyapkan mereka semua.

"Aku tidak menyalahkan keinginan egois mereka, karena sejatinya aku juga egois. Aku hanya bisa mengatakan, ini adalah kerakusan yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup."

"Aku tidak menyesalinya, aku bangga pada diriku sendiri. Entah ini sebuah kebaikan atau kejahatan, aku juga tidak memperdulikan nya tapi... Ada suatu hal yang ingin aku tahu selama ini, selama aku menjalani hidup ini..."

Dia memikirkannya didalam hatinya. Sebuah kehidupan yang telah di jalani selama 18 tahun ini, dan sesuatu yang selalu membuatnya penasaran dan ingin dia ungkapkan tetapi, dia tidak dapat mengungkapkannya.

"Sejak kecil aku di asuh oleh orang tua angkat ku, meski mereka sudah lama tiada, tetapi aku tetap bahagia... Hanya saja, aku ingin mengetahui nya, apakah kedua orang tua kandungku masih ada? Jika memang iya, aku pasti akan mencarinya dimanapun itu... Meski itu sulit, bahkan jika itu kematian sekali pun... Aku akan melampauinya..."

Kata-kata terakhir yang bisa dia ucapkan setelah semua perjuangan ini. Keinginan nya untuk bertemu kedua orang tua kandungnya sangatlah besar, melebihi sebuah perasaan yang tersimpan dalam hatinya.

Meski kini jantungnya sudah tidak berdetak lagi, paru-parunya sudah tidak menyuplai udara untuk jantung, dan hatinya yang telah berhenti memberikan harapan. Tetapi, ada sesuatu didalam dirinya yang tidak mati, itu masih terus terbangun, bahkan ketika dia telah menghembuskan nafas terakhirnya.

Kesadarannya telah menghilang, seluruh tubuhnya telah mati. Dan matanya, kini di penuhi oleh kegelapan yang membutakan.

Kegelapan itu tidak berasal dari luar, tetapi dari dalam dirinya.

Jiwanya yang terang, memancarkan cahaya kehidupan yang menyilaukan dari dalam dirinya. Telah menarik minat kegelapan itu untuk mendekati dirinya.

Tidak ada perasaan yang dia rasakan ketika kegelapan menyelimuti nya. Bahkan ketika kegelapan itu mengikis jiwanya, dia tidak merasakan apa pun. Bahkan rasa sakit sekali pun tidak dapat dia rasakan.

Kegelapan yang begitu pekat ini, bahkan cahaya sedikit pun tidak dapat menembusnya. Ini sudah seperti jurang tampa akhir yang tidak pernah tersentuh oleh cahaya apa pun.

Ketika cahaya itu datang untuk menyinari nya, maka kegelapan itu akan tiba untuk melahap nya.

Tanpa sadar dalam kediaman itu. Tubuhnya telah di bentuk ulang oleh kegelapan yang ada di sekitar nya. Membuat pondasinya menjadi lebih kuat, dan lebih kokoh dari tubuhnya yang sebelumnya.

Kulit, otot, dan tulang terbentuk dari kegelapan yang menggila.

Sinar cahaya yang begitu terang jatuh dari langit menyentuh tubuhnya. Saat bersentuhan, tampak cahaya yang menyilaukan terserap kedalam tubuh.

Cahaya tersebut adalah sebuah cahaya kehidupan, dia membentuk ulang semua organ dalamnya. Itu terbentuk dengan sangat sempurna, dan bahkan jauh lebih baik dan jauh lebih kuat dari pada yang dia miliki dulu.

Sesuatu yang lain muncul di antara kegelapan. Aura merah yang terlihat mengerikan dan ganas, telah merasuki tubuhnya dengan begitu gila. Itu sangat cepat, selayaknya di tarik oleh sebuah mesin.

Aura merah itu adalah aura kejahatan dan aura pembunuh. Itu sangat murni, dan begitu beringas. Ini adalah aura senja yang dimilikinya selama ini, yang tidak dia sadari dan tidak dia ketahui.

Aura itu mengisi seluruh tubuhnya dengan darah. Meski berwarna merah, tetapi itu sangat jerni. Bahkan cahaya yang ada di dalam tubuhnya dapat menembus darah itu.

Sistem di seluruh tubuhnya mulai terbangun, dan itu telah siap untuk di gunakan.

Meski begitu, itu belum sepenuhnya selesai. Bagian terakhirnya datang dan mengemparkan ketiganya. Kegelapan, Kehidupan, dan Pembunuhan bergetar dan meringkuk ketakutan saat itu muncul.

Kematian yang sangat mengerikan mulai membentuk ulang seluruh jiwanya, menjadi jiwanya yang sebenarnya. Membangkitkan jiwa yang telah tertidur selama ini.

Tidak ada yang menghalangi, seolah-olah kematian itu adalah bagian dari jiwanya sendiri.

Jiwanya terbangun dengan sempurna, dan telah menyatu sepenuhnya dengan tubuh. Saat bersatu, terdapat sebuah simbol hitam yang muncul persis terlihat seperti naga hitam di dahinya. Sesaat itu muncul, dan sesaat itu langsung menghilang.

Saat semunya selesai kini dia dapat merasakan perasaan nyaman dari tubuh barunya, namun dia masih tidak di izinkan untuk membuka mata.

Tidak ada alasan pasti mengapa dia tidak di izinkan untuk membuka matanya. Tetapi, yang jelas, dia mendapatkan intuisi untuk tidak membuka matanya sebelum waktunya tiba.

Pada akhirnya, meski kau memaksa untuk membuka matamu, tidak ada yang dapat kau lihat dengan kedua mata itu. Yang ada hanya ada kegelapan yang dalam, dan kau ada di antaranya.

Walau mata terasa telah terbuka, tapi sejatinya itu tidaklah terbuka. Kebenarannya, matamu tetap tertutup sampai akhir.

Beberapa saat dia menunggu, berharap ada yang bisa dia lakukan. Saat terasa dirinya jatuh, dan jatuh semakin cepat.

Hal yang tidak dia rasakan sebelumnya sekarang mulai terasa di punggung nya. Punggung terasa seperti bersentuhan dengan tanah.

'Eh? Apakah ini sungguhan? Entah kenapa aku berasa ada di tanah?'

Pemuda itu bertanya-tanya kepada dirinya sendiri dalam kebingungan. Yang dia ingat sebelum kematian nya adalah dia sedang duduk di sebuah kursi yang empuk. Tetapi kenapa, sekarang dia berada di tanah? Itu membuat beberapa pertanyaan yang tidak masuk akal muncul dalam kepalanya?

'Ada sesuatu yang aneh... Kenapa... Kenapa aku tidak bisa mengingat apa pun? Ini, ini seperti ingatanku yang sebelumnya telah di hapus dari kepalaku?'

Selayaknya sebuah film. Dapat di potong dan di hapus. Itu terdengar sulit, dan bahkan mustahil untuk di lakukan. Alaminya, kau bisa hilang ingatan ketika terkena sebuah benturan keras tepat di bagian kepala. Tetapi, ini tidak terjadi pada dirinya.

Alasan kenapa ingatan tentang kehidupan di dunia nya yang sebelumnya dapat menghilang. Itu di sebabkan oleh sebuah kemampuan yang sangat kuat, sekaligus misterius yang tidak di ketahui bagaimana kemampuan tersebut bekerja.

Bagaimana mekanisme pekerjaannya yang dapat membuat seseorang lupa akan ingatannya tentang kehidupan dirinya sendiri.

"Baik nak, kau boleh membuka matamu sekarang."

Suara itu terdengar di telinganya. Suara seorang pria yang terdengar tenang, dan nada suaranya tidak terdengar seperti suara seorang pria tua.

Saat itu, suara tersebut meminta dirinya untuk membuka matanya. Sempat bingung kenapa? Padahal sebelumnya, dia tidak dapat membuka matanya.

Mengingat nya, dia pun menjelaskan kepada seorang pria berambut hitam yang wajahnya tertutupi oleh gelapnya malam.

"Eee, meski kau memintaku untuk membuka mata, tetapi aku tidak bisa membukanya. Sungguh, aku benar-benar tidak bisa membukanya."

Jelaskan pemuda kepada pria itu.

Tampak setelah mendengar balasan dari pemuda itu. Dia tertawa kecil. Dia seperti menahan tawanya, seperti nya dia masih teriang-iang dengan intuisi yang di dapatkannya tadi.

"Kau benar, tetapi juga tidak. Sekarang, kau sudah dapat membuka matamu seperti semestinya."

"Benarkah?"

"Iya, tidak ada untungnya aku berbohong pada dirimu. Sekarang buka lah matamu, dan berdirilah. Apakah kau tidak lelah berbaring di sana?"

Ha? Berbaring?... Ya, aku dapat merasakannya saat ini aku sedang berbaring. Tetapi, kenapa bisa? Meski samar, tapi aku ingat sebelumnya aku duduk di sebuah kursi.

Mencoba mempercayai apa yang di katakan oleh pria itu. Dia membuka matanya perlahan-lahan, dan betapa terkejutnya dirinya sekarang, saat ini dia berada di sebuah hutan.

'Ini... Ini tidak terlalu mengejutkan diriku tetapi, yang membuatku terkejut adalah... Aku sebenarnya ada dimana? Kenapa aku tidak mengenal hutan ini, dan terasa hutan ini sangat asing bagiku.'

Dirinya tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi. Seharusnya, dia bangun di sebuah hutan dimana hutan tersebut adalah wilayah kekuasaan musuhnya. Tetapi, sekarang dia terbangun didalam hutan, dan lagi dia tidak mengenal hutan ini.

Dalam hal itu, hal yang paling membuatnya heran adalah, kenapa dia bisa telanjang? Dan hanya mengenakan sebuah kain hitam untuk menutupi bagian tubuh bawahnya.

Melihat sekitar nya dengan bingung, sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia benar-benar kebingungan sebenarnya dia ada dimana?

Menatap ke arah seorang pria yang terlihat masih mudah, dan usianya sekitar seumuran dengan dirinya. Hanya saja, dia sedikit lebih tinggi, dan terlihat begitu menyeramkan dengan sebuah sabit hitam yang ada di punggung.

"Bagaimana? Apa pendapatmu mengenai hutan ini?"

Pria itu bertanya kepada dirinya.

"Hmmm, cukup bagus, dan juga indah. Apa lagi bintang-bintang yang menghiasi langit malam di hutan ini menambahkan keindahannya. Tapi, walau ini terlihat indah dan tenang, bukan berarti hutan ini aman. Aku mendengar begitu banyak suara yang haus darah dari dalam hutan."

"Jawaban yang bagus, sepertinya kau sudah tersadar sepenuhnya. Syukurlah pemindahan nya berhasil."

"Ha? Pemindahan? Pemindahan apa?"

"Kau tidak perlu tahu itu, walau aku jelaskan, kau pasti tidak mengerti. Singkatnya, kau telah kembali ke dunia dimana seharusnya kau berada, dan dunia dimana seharusnya kau tinggal. Dunia ini, adalah dunia dimana kau di lahirkan." Pria berambut hitam itu mengucapkan nya sambil menunjuknya.

"Aku tidak dapat berlama-lama disini, mereka akan menyadari kehadiran ku... Nak, aku akan bertanya kepadamu, apa kau tahu dunia ini? Dan apa kau ingat siapa namamu?" Pria itu sempat memandang langit. Walau dia berbicara dengan hati-hati, sejatinya dia tidak memperdulikan siapa pun yang sedang mengawasinya.

Hanya saja, dia khawatir dengan anak satu ini yang masih sangat lemah. Takutnya, anak ini tidak dapat bertahan hidup di bawah kekangan kekuatan besar yang saling berbenturan.

Dia memikirkannya sambil memegang dagunya. Dari pertanyaan yang di ajukan, tidak ada yang membuatnya bingung, malahan dia dapat menjawabnya dengan lancar.

"Namaku Xi, Xi Arcadia... Dan, dunia ini di sebut Myth."

Saat dia menjawab itu. Xi heran, kenapa dia bisa mengetahui nama dunia ini. Jelas-jelas ini dunia yang berbeda, tetapi dia tahu dunia ini adalah dunia dimana kekuatan akan menentukan segalanya.

Tidak ada kebaikan yang akan kau dapatkan tanpa kekuatan di dunia ini.

Semua yang muncul di dalam kepalanya membuatnya bingung sekaligus pusing, tetapi dia tidak ingin ambil pusing dengan memikirkan semua itu. Hanya saja, saat dia melihat sebuah gambaran. Walau sekilas itu membuatnya sedih.

Gambaran seseorang wanita yang terjebak didalam sebuah kristal padat yang tidak di ketahui dimana lokasinya berada.

"Jawabannya sesuai dengan yang aku inginkan. Sekarang, semuanya sudah siap, aku yakin kau sudah mengerti bagaimana caranya bertahan hidup di dunia ini?" Melemparkan sejumlah pakaian kepada Xi dengan santai tanpa bergerak sedikit pun dari tempatnya.

Xi mengangguk. Dia mengerti.

Pria berambut hitam itu masih tidak di ketahui nya. Bahkan ketika dia merasa kemampuan melihatnya telah bertambah sedemikian rupa, dia masih tidak dapat menembus bayangan gelap yang menutupi wajah pria tersebut. Seolah-olah ada sebuah perisai gelap yang menghalangi nya.

Pria itu mengangguk pelan. Tampak semua berjalan sesuai dengan yang di inginkan. Karena semuanya telah berjalan dengan lancar, sebelum pergi dia menambahkan.

"Kau telah melihatnya kan? Kau harus menyelamatkannya, dia adalah ibu kandungmu yang telah lama menderita karena orang-orang itu."

Xi terkejut dengan pernyataan pria berambut hitam tersebut. Saat mengatakan sosok wanita yang dia lihat dalam ingatannya adalah ibu kandungnya sendiri.

Meski tidak tahu siapa yang di maksud dengan "Orang-orang itu" Tetapi, saat memikirkannya membuatnya merasa tidak nyaman. Ini bukan karena dia merasa takut, malahan ini sebaliknya. Dia merasa marah saat memikirkannya.

"Tidak perlu mengetahui siapa mereka sekarang, yang perlu kau lakukan sekarang hanyalah bertambah kuat, dan kenalilah dunia ini seperti semestinya. Aku yakin, suatu hari nanti kau akan bertemu langsung dengan orang-orang itu. Dan, untuk membantumu menjadi lebih kuat, aku memberimu beberapa hadia kecil."

Dia menjentikkan jarinya. Sebuah layar hologram muncul di hadapan Xi. Sempat terkejut dengan apa yang di lihatnya, tetapi dia tampak mengerti dengan layar hologram tersebut.

Sebuah pedang di lemparkan, dan itu menancap di tanah. Tidak ada yang istimewa dari pedang itu, saat menelaah nya, Xi mengerti. Pria berambut hitam itu ingin dia berkembang menjadi lebih kuat dengan kemampuannya sendiri.

Sistem yang di berikan kepada dirinya hanyalah support untuknya. Dimana untuk menjadi kuat, dia perlu membuktikannya dengan kemampuannya sendiri.

Xi bangun dari tanah, mengambil baju yang di berikan oleh pria misterius itu. Memakainya tanpa ragu, dan itu sangat pas untuk tubuhnya.

Otot-otot lengannya yang sempurna tersembunyi di balik bajunya dengan rapi. Serta, otot perutnya yang terlihat seperti roti sobek telah tersembunyi. Otot punggungnya yang terlatih telah tertutupi, tidak ada yang dapat melihatnya lagi. Semua itu, telah tersembunyi di balik bajunya.

"Aku tahu, dan aku mengerti. Aku akan bertambah kuat dan menyelamatkan ibuku. Apa pun akan aku lakukan, meski itu harus membunuh sekalipun. Tidak ada yang bisa menghentikanku untuk menjadi lebih kuat, dan menyelamatkan ibuku."

Menarik pedangnya dari tanah. Saat itu terangkat ke di atas telapak tangannya. Pria misterius itu telah menghilang dari tempatnya.

Bersamaan dengan itu, para monster yang sebelumnya bersembunyi karena takut pada sosok misterius tersebut kini berani untuk menunjukkan taringnya di hadapan Xi.

[Kelompok Goblin telah mengepung anda]

[Quest Diberikan kepada Anda kalahkan semua Goblin ] Hadia : Semua Stat +1

"Ini menarik, sekarang aku jauh lebih bersemangat dari sebelumnya. Dan tubuh ini, terasa jauh lebih baik."

Mengacungkan pedang nya pada kelompok Goblin yang keluar dari persembunyian mereka. Dengan sebuah senyuman yang telintas di wajahnya terlihat persis seperti senyuman seorang pembunuh yang haus darah.

"Majulah, dan jadilah batu loncatan ku!"

(Untuk Para Pembaca : Saya Mohon Maaf yang sebesar-besarnya karena telah mengecewakan kalian. Alasan mengapa selama ini saya tidak Upload, itu dikarenakan terjadinya sebuah musibah yang tidak terduga.

Pada Novel Lahirnya Sang Dewa Kematian Hitam yang seharusnya sudah saya selesai harus tertunda dikarenakan HP lama saya rusak parah, serta semua data saya yang saya miliki juga menghilang.

Sehingga mengharuskan saya untuk berkerja kecil-kecilan untuk membeli HP baru.

Pada Kesempatan Kali ini saya akan berusaha sebaik mungkin untuk sambil melanjutkan pendidikan saya, dan bekerja.

Semuanya, Saya Mohon Maaf😔 dan selamat menikmati😇.

Terpopuler

Comments

DEWA SEMESTA

DEWA SEMESTA

up

2022-11-01

2

Eddy.H

Eddy.H

semoga smpe tamat n rutin upnya....jgn berhenti ditengah2...semangat....

2022-10-31

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!