...Happy Reading...
Terlalu sombong untuk berpikir kamu tidak membutuhkan teman, namun terlalu naif untuk berpikir semua orang adalah temanmu.
Karena malas berdebat Hanny memilih meneruskan memunguti bungkusan kerupuk yang masih tercecer disekitar mobilnya.
Walau dia tidak berniat untuk memakannya, namun setidaknya dia bisa memberikan kerupuk itu kepada orang yang membutuhkan, karena masih terbungkus dalam kondisi baik dan masih layak untuk dikonsumsi.
"Heh gadis belagu, emang berapa harga kerupukmu itu? aku bayar sepuluh atau seratus kali lipat dari harga aslinya deh?" Ucap Jeremy sambil memamerkan dompet mahal miliknya.
Ciih... asal kamu tahu, bahkan aku sudah tidak gadis lagi, aku tidak berminat dengan uangmu yang tidak seberapa itu, dari gayamu saja sudah kelihatan, kamu masih makan uang hasil dari kerja keras orang tuamu, sory nggak level!
Hanny bahkan tidak mau menengok ke arahnya, dia malas meladeninya karena menurutnya hanya akan buang-buang waktu dan tenaganya saja.
"Hai adek manis, maaf atas kelakuan putra saya ya, dia mungkin tidak sengaja tadi, dan sepertinya keningmu sedikit sobek nak, biarkan anak saya mengantar kamu ke rumah sakit ya, biar diobati?"
Disaat amarah Hanny semakin memuncak, tiba-tiba terdengar suara serak-serak basah yang baru saja keluar dari pintu belakang mobil yang dikendarai Jeremy.
Hmmm... ini nih, baru barang bagus, kira-kira kapan aku bisa menik mati tubuh kekarnya itu ya, auh?
Senyum dari wajah Hanny pun langsung terbit dengan indahnya saat melihat pria setengah baya yang masih terlihat keren baginya, apalagi saat mendengar sebutan adek manis, terasa seperti angin sepoi-sepoi yang berhembus disekitar tubuhnya, disaat teriknya sinar matahari menyengat tubuhnya.
"Aku tidak apa-apa om, luka ini tidak seberapa, nanti aku bisa pergi ke rumah sakit sendiri."
Terlalu murah jika dia langsung menyetujui permintaannya, padahal saat pertama kali dia melihat dan mendengar suara lembutnya dia sudah mulai tertarik dengan pria berkumis tipis itu.
Hanny paling tidak bisa menyia-yiakan orang berhati dan bersuara lembut seperti itu, apalagi terlihat dewasa karena dia memang lebih berminat kepada pria-pria yang sudah berumur daripada cowok yang hanya mengandalkan wajah tampannya saja.
"Dad, jangan lengah mungkin itu hanya akal bulusnya saja." Ucap Jeremy yang masih belum bisa percaya.
"Woah?"
Ingin sekali rasanya aku bejek-bejek itu terong miliknya, lalu akan aku potong-potong dan aku berikan kepada anj*ng peliharaan di komplekku!
Hanny semakin takjub dibuatnya, bahkan dia mengusap darah yang mengalir dipipinya dengan kasar karena terlalu kesal mendengar suara putranya.
"Jeremy... kamu nggak lihat keningnya berdarah itu? sepertinya lukanya cukup dalam itu nak, cepat kamu bawa dia kerumah sakit saja ya?" Pria yang ternyata adalah ayah Jeremy itu mengusap punggung anaknya yang memang keras kepala juga.
"Tidak masalah Om, aku bisa pergi ke rumah sakit sendiri kok." Jawab Hanny semakin yang seolah tidak sudi melihat tampang Jeremy berlama-lama disana.
"Tuh kan, dia bisa sendiri katanya dad?" Jeremy bahkan meliriknya dengan tatapan merendahkan.
Hah.. sepertinya dia perlu merasakan goyangan mautku, biar dia bisa tunduk dibawah kakiku, padahal sebenarnya aku lebih tertarik dengan ayahnya, namun saat melihat kesombongan di dirinya, aku jadi ingin mencobanya! aku akan menyelidiki dulu latar belakang pria ini secepatnya.
Prinsip seorang Hanny, dia hanya akan melakukan kegilaannya dengan seseorang yang berkelas, namun memiliki masalah dalam hidupnya ataupun dalam hubungan keluarganya, dia selalu menyelidiki siapa orang yang akan tidur dengannya saat semua latar belakangnya sudah dia ketahui, bahkan dia punya anak buah khusus yang bisa dengan mudahnya dia hubungi untuk menyelidiki tentang latar belakang seseorang.
"Kalau begitu, ini kartu nama saya, kamu bisa menghubungi saya atau anak saya jika butuh sesuatu." Ucap Pria itu sambil menyerahkan sebuah kartu nama kepada Hanny.
Ini yang aku butuhkan, nanti malam kamu akan tahu siapa aku yang sebenarnya, haha..!
Hanny menaikkan satu sudut bi birnya saat melihat sebuah kartu nama bertuliskan dua nama bertintakan kuning emas disana.
"Kalau begitu saya permisi ya adek manis, maaf soalnya saya masih ada keperluan yang harus saya selesaikan sekarang juga jadi----"
Belum sempat pria setengah baya itu menyelesaikan perkataannya, tubuh Hanny malah langsung ambruk didepan mereka.
Aduh... punggungku terhantuk trotoar, sakit sekali ini, arghh... tapi aku harus berakting, supaya aku bisa menakhlukkan cowok sombong itu.
Hanny memejamkan kedua matanya, pura-pura terkulai lemah tak berdaya diatas trotoar jalan.
"Jeremy.. angkat gadis itu, bawa masuk kedalam mobil, sebelum orang-orang melihat kita." Teriak Ayah Jeremy yang langsung panik.
"Aiishh... kenapa mesti pingsan segala sih?" Jeremy langsung mengangkat tubuh Hanny dan memasukkannya ke kursi belakang mobilnya.
"Jer.. kamu bawa dia kerumah sakit ya, ayah harus meeting penting setelah ini, kamu urus dia baik-baik, jangan sampai merusak nama baik keluarga kita okey?" Ayah Jeremy langsung mengambil tas kerjanya dan memberhentikan taksi yang lewat.
Yess... Memang ini yang aku mau!
Hanny langsung tersenyum diam-diam saat mendengarnya.
"Astaga... mimpi apa aku harus berurusan dengan gadis seperti ini?" Jeremy hanya bisa berdecak berulang kali sambil menjalankan mobilnya, untuk pergi kerumah sakit terdekat dari sana.
"Uhuk... uhuk..."
Saat mobil berjalan beberapa meter saja, Hanny langsung pura-pura batuk dan terbangun.
"Heh, kamu sudah sadar?" Jeremy melihat Hanny dari kaca spion tengahnya.
"Kamu mau bawa aku kemana?" Tanya Hanny dengan suara yang dia buat selirih mungkin.
"Kerumah sakitlah, masak ke pasar!" Jawabnya dengan nada yang terdengar sengak dan merusak telinga.
Siaaall... akan aku buat nanti malam kamu tidak mau pulang dari apartementku!
Hanny bahkan langsung menggeratkan semua giginya saat mendengar jawaban dari cowok yang bernama lengkap Jeremy Kendrick Rahardjo itu.
"Aku ingin pulang ke apartement saja!" Jawab Hanny sambil mengetik sebuah pesan kepada anak buahnya untuk menyelidiki siapa Jeremy dan untuk mengambil mobil mewahnya yang masih mejeng dipinggir trotoar jalan raya tadi.
"Tapi bagaimana dengan lukamu, nanti kamu pingsan lagi, sudah lah... nggak usah banyak gaya, aku tanggung jawab deh, aku bayarin semua biaya rumah sakitnya, jangan khawatir. Jangan kayak orang susah deh!" Ucap Jeremy yang jadi kasihan juga melihat darah yang terus saja mengalir sedari tadi.
Sial... Aku akan pastikan, kamu merengek minta nambah nanti malam!
Hanny semakin kesal saja dengan segala ucapan yang keluar dari mulut cowok itu.
"Aku benci rumah sakit, aku punya kotak P3K dirumah, jadi antarkan saja aku pulang, kalau tidak biarkan aku turun saja disini, aku tidak butuh tumpanganmu!" Teriak Hanny sambil menghela nafasnya dengan kasar, baru kali ini dia bertemu dengan pria yang tidak langsung tertarik dengan paras cantik dan bodynya yang memang yahud itu.
"Ckk... dasar gadis aneh, sudah sombong, belagu, sok jual mahal, keras kepala lagi, aku rasa tidak akan ada pria yang berminat denganmu, dimana alamat rumahmu?" Ucap Jeremy yang langsung menuruti saja permintaan Hanny yang keras kepala itu menurutnya.
Kena kau! siap-siap saja kamu merin tih nanti malam, akan aku buat kamu kecanduan dengan segala tentangku, lalu aku campakkan kamu ke jurang!
Hanny sudah menyiapkan seribu satu cara untuk bisa membuat pria itu jatuh dan tunduk dihadapannya, selama ini pria yang sudah pernah berhubungan dengannya selalu saja mengemis-ngemis dan meminta untuk yang kedua kalinya, bahkan bersedia menikahinya apapun syarat dan ketentuannya, namun Hanny enggan melakukannya, karena sudah tidak berminat merasakan hal yang sama untuk kedua kalinya, karena menurutnya barang yang sudah pernah dia pakai akan dia buang begitu saja setelahnya.
Bahkan tidak pernah terbesit sekalipun didalam pikirannya, tentang suatu pernikahan indah dan romantis yang selalu di idam-idamkan oleh semua gadis didunia ini, karena dia tidak pernah bisa percaya dengan mulut dan kelakuan seorang lelaki setelah kejadian yang menimpa dirinya disaat dulu dia masih beranjak dewasa.
Cara meredakan kesombongan dalam diri kita adalah dengan mengingat asal dan akhir dari kita.
Karena terkadang Tuhan tidak akan mengubah suatu keadaan yang terjadi di sekitarmu, karena dia ingin mengubah apa yang ada di dalam hatimu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
ngakak paraahhh
2024-02-22
0
Triwulan Dari
eker²an ujung²e nempel
2022-12-24
2
Nury Wiardja
yang tobat tu Hanny ya, berhenti jadi kupu kupu malam karena Jeremy mungkin,,
2022-12-05
0