...SELAMAT MEMBACA!...
...*...
...*...
...*...
Pagi Hari di Paviliun Bulan
Luciana sudah bersiap menyambut kehadiran sang raja yang sayangnya merupakan ayah dari sosok Luciana. Mungkin berita bahwa putri Luciana bangkit dari kematian sudah beredar di seluruh istana.
Luciana tersenyum tipis membayangkan nya.
Bagaimanapun Lexia dulu hanya warga sipil dan belum tau bagaimana kehidupan di dalam kerajaan. Namun Lexia tidak bodoh, dibalik kesejahteraan rakyat dan kebahagiaan yang sering mereka umbar, di dalamnya terdapat konflik yang luar biasa mengerikan. Bahkan dalam perebutan kekuasaan pertumpahan darah atau sabotase pasti sering terjadi.
Luciana terdiam di depan cermin, pandangannya jatuh pada wajahnya yang kini sudah terlihat lebih sehat dari sebelumnya,wajah Luciana lebih fress setelah melakukan beberapa perawatan wajah.
“Melihat kalung ini,seakan membuatku teringat seseorang namun hanya samar. Siapa gadis yang muncul dipikiranku? “
Luciana memegang kalung yang tersemat di lehernya, jika dilihat gantungan yang terdapat di kalung itu terlihat sedikit pecah, atau memang ada pasangannya?
Sayup - sayup terdengar derap langkah kaki mendekati kamar peraduan sang putri . Luciana menoleh kearah pintu dan menunggu siapa yang akan menyambut dirinya .
Lima orang berpakaian mewah melangkah masuk bersama seorang pria tua di belakangnya .Luciana melihat mereka secara bergantian, sebelah alisnya terangkat saat mengetahui pria didepannya.
" Yang mulia,semoga Tuhan selalu memberkatimu. “ hormat Luciana.
Luciana hanya berucap spontan, entah penyambutan yang benar atau tidak namun ia melakukannya sesuai buku yang pernah ia baca.
“Bagaimana kabarmu. “ tanya sangat Raja Gilbert, terlihat to the point.
“Sesuai yang Anda lihat yang mulia. “ ucap Luciana tersenyum manis, namun dibaliknya terdapat sebuah arti.
“Ada gerangan apa yang mulia berkunjung ke tempat saya yang kumuh ini?? “ tanya Luciana lagi-lagi dengan senyuman.
Raja Gilbert dan yang lainnya sedikit terkejut dengan tingkah putri terbuang itu yang nampak berani berbicara dengan raja, karena biasanya putri itu akan menunduk takut.
“Menjengukmu.”
“Terimakasih atas kunjungannya yang mulia, hamba kira anda sudah tidak peduli dengan saya, anda tidak perlu merepotkan diri , yang mulia " sindir Luciana secara halus.
Kening Raja berkerut mendengar sindiran halus dari putri Luciana.Saat mendengar kabar yang disampaikan pelayan pribadinya,dengan ragu ia datang untuk memastikan , tak ia sangka ucapan pelayan itu benar adanya .
Benaknya mengatakan ada sesuatu yang berbeda pada putri Luciana, bagaimana bisa putri yang selama ini tidak pernah keluar dari paviliunnya dan dianggap lemah bisa mengatakan sindiran halus seperti itu.
Setelah beberapa bulan, ini kali pertama ia menjumpai putri Luciana namun siapa sangka sikapnya sudah berubah drastis.
Dengan isyarat tangan , raja Gilbert memerintahkan dokter untuk memeriksa keadaan Luciana .
“Berhenti ! “ seru Luciana saat melihat dokter itu berjalan menghampirinya .
Di dunia ini , ia hanya percaya pada dirinya sendiri . Apalagi , dunianya sekarang sangat berbeda . Ia tidak bisa begitu mudah percaya pada orang – orang yang bahkan tak ia kenal . Meskipun orang itu dokter sekalipun . Hidup Lexia yang sejak dulu penuh dengan ancaman dan teror membuatnya sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu.
Dokter itu menoleh kearah Raja Gilbert, dengan gerakan tangan Raja menyuruhnya keluar . Setelah memberi hormat ia langsung undur diri , meninggalkan ayah dan anak itu dalam keheningan .
Sementara 3 orang yang berdiri di belakang Raja hanya diam melihat dan mendengar. Mungkin belum saatnya mereka beraksi.
“ Aku tidak meminta diperiksa, mengapa Anda melakukannya semudah itu? “ tanya Luciana setenang mungkin .
“ Jaga sikapmu , putri Luciana ! “ ujar raja penuh penekanan .
“ Kau memintaku untuk menjaga sikap? Atas dasar apa yang mulia? “ pancing Luciana.
Rahang Raja Gilbert mengeras menahan emosi , ia menatap tajam Luciana yang tersenyum tenang namun menatapnya seolah menantang .
“Perbaiki sikapmu ! “ ujar Raja Gilbert.
Setelahnya , Raja Gilbert beranjak meninggalkan kamar peraduan Luciana begitu saja.
Saat melihat wajah sang raja Luciana bahkan enggan untuk memberi salam penutup, hatinya seperti tersayat belati tajam pas mengenai syaraf intinya. Luciana berpikir mungkin itu respon alamiah dari pemilik tubuh ini.
“Anaknya baru saja bangkit dari kematian dia bahkan tidak memberikan sepatah kata pun ? Ayah macam apa dia!? “ hardik nya kesal.
Baru saja hendak merebahkan tubuhnya diantar ranjang, seseorang datang memasuki kamarnya. Pelayan Elis datang bersama seorang wanita dan dua pelayan muda. Wanita itu berusia sekitar tiga puluh limaan, wajahnya masih cantik walau ada kerutan – kerutan halus . Wanita itu adalah Ratu Adriana yang merupakan ratu di Kerajaan Aqualiors sekarang.
Kedua tangannya yang terkepal , tersembunyi rapi didalam baju megah dan mewahnya.
“ Tuan putri ? Kau benar – benar hidup kembali ? ibu senang mendengarnya." suara Ratu terdengar lembut , tangan kirinya membelai wajah pucat Luciana .
Luciana diam membeku. Lagi – lagi , tubuh itu bereaksi begitu saja .Luciana merasa tubuhnya bergetar ketakutan saat ia menatap manik hitam sang ratu.Ini semacam trauma.
Apa yang wanita itu lakukan pada Luciana hingga mengalami trauma bahkan hanya dengan menatap matanya saja?
Setelah mengendalikan diri , Luciana menepis sedikit kasar tangan sang ratu.
"Saya baik-baik saja ratu, terimakasih atas perhatiannya, namun saya tidak membutuhkannya. " ucap Luciana tersenyum manis seolah tidak berniaga untuk menyindir.
Dapat dilihat ratu Adriana dan dua pelayannya tersentak kaget mendengar balasan dari Luciana.
"Kenapa kau berbicara seperti itu putri?? " ucap ratu Adriana
"Ah maafkan saya yang mulia, saya tidak berniat berkata seperti itu. Saya hanya bercanda jangan dianggap serius yang mulia. " balas Luciana tersenyum manis.
Ratu Adriana terlihat menahan amarah namun berusaha tersenyum menghadapi tingkah Luciana yang sedikit berbeda dari biasanya.
"Baiklah.. istirahat yang cukup putri, ibu akan menjengukmu lagi nanti. "
“Ibu?? Sejak kapan saya mempunyai ibu baru??"
"Jaga bicaramu putri terbuang!! Kau tidak tau sedang berhadapan dengan siapa hah! " tegur pelayan pribadi ratu.
"Sudah tidak apa, dia baru saja bangkit dari kematian mungkin saja masih butuh penyesuaian. " ujar sang ratu.
"Untuk apa anda berpura – pura seperti ini ? Menjijikkan ! “ ujar Luciana.
PLAK*
Tamparan keras mendarat di pipi kanan Luciana , hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah . Ia meraba pipinya yang kebas , sangat yakin jika tamparan itu membuat sudut bibirnya sedikit robek.
Seringai tipis terpatri di saat ia mengelap ujung bibirnya yang berdarah.
"Ma-maafkan tuan putri yang mulia. " pelayan Elis langsung bersujud dan memohon kepada ratu Adriana.
"Berdiri kak Elis!!untuk apa kau melakukan itu!! " perintah Luciana
"Kau lihat dia saja berani bersujud untuk membelamu, tapi kau tak mau meminta maaf atas kelancanganmu Luciana.. " ucap ratu Adriana remeh.
"Berdiri!! Atau aku akan memecatmu!! " seru Luciana menghiraukan ucapan wanita itu, ia tak suka ada yang bersujud kepada manusia.
Elis berdiri dengan kaku, Luciana menarik tangan Elis untuk berdiri dibelakangnya.
"Hikss hikss... sakit! Ampun yang mulia aku meminta maaf atas kelancanganku? Hahahhaha.. Kau pikir aku akan melakukan hal menjijikkan seperti itu?? " sinis Luciana menantang sosok ratu didepannya.
Pelayan pribadi ratu hendak melayangkan pukulan namun segera dicegah oleh ratu Adriana.
"Jangan kotori tanganmu hanya untuk ****** seperti dia. " ucap ratu
"******?? " ulang Luciana
"Ya! Kau sama saja dengan ibumu, Sama-sama ******!! "
BUGH*
Tinjuan Luciana menghujam wajah mulus ratu Adriana. Hingga membuatnya terdorong kebelakang . Ratu yang terkejut dengan apa yang baru saja terjadi padanya terdiam bak orang linglung .
Pelayan tua pribadi ratu Adriana dan seorang pelayan muda yang melihat menjerit histeris . Dua pelayan itu tergopoh - gopoh membantu ratu berdiri dengan benar. Luciana menatap tajam ketiganya.
"Anda boleh menjelekkan nama saya, tapi tidak dengan ibu saya!! Kau tau ratu Adriana yang terhormat, kau berada diposisi seperti ini karena apa?? mengambil kekuasaan orang lain?? Kau sungguh menjijikkan! " sinis Luciana
"Beraninya kau!! "
"Saya berani, mengapa harus takut dengan anda??? " sahut Luciana
"Sudah tuan putri, biar saya obatin luka anda. " cegah sang pelayan Elis.
"Dasar ******!! Aku tak akan melupakan ini, lihatlah pembalasanku nanti!! "
Ratu Adriana melenggang pergi diikuti dua pelayan setianya.Sebuah ancaman?? Lexia sudah terbiasa hidup dengan ancaman, bahkan itu adalah temannya sehari-hari.
Luciana menutup kembali pintu kamar dan duduk di tepi ranjang, pelayan Elis datang sambil membawa baskom berisi handuk dan air.
"Biarkan saya mengobati luka anda nona.. " pintar pelayan Elis
"Terimakasih kak Elis. "
"I-iya sama-sama nona. " gagap Elis, dirinya masih belum terbiasa mendengar panggilan seperti itu dari nona mudanya.
Dengan penuh hati-hati, pelayan Elis membersihkan darah yang masih tersisa dan mengolesinya dengan salep entah salep apa Lexia tak tau. Namun saat menyentuh kulitnya yang terluka terasa dingin dan menyegarkan.
"Selesai."
"Terimakasih."
"Ah i-iya nona, itu tugas saya. " Lagi-lagi dirinya hilang kendali karena ucapan terimakasih dari nona mudanya itu.
Jarang sekali atau bahkan tidak ada seorang bangsa yang mengucapkan terimakasih, maaf kepada pelayan mereka sendiri. Namun berbeda dengan tuan putri Luciana yang terlihat sangat baik dan ramah.
Tok*
Tok*
Pelayan Elis berjalan membuka pintu ruangan dan terkejut melihat siapa yang berkunjung.
"Selamat datang yang mulia ppangeran-"
To be continued.....
HAYOO YANG BELUM NINGGALIN JEJAK:v
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Binti
senyummu manis kali mpus 😄
2024-08-06
0
Mrinpur
pangeran yg mana tuch,,,🤔🤔🤔
2022-11-01
0
Miyura Rajati
lanjut...sepertinya menarik neh...
2022-11-01
1