...SELAMAT MEMBACA...
...*...
...*...
...*...
KERAJAAN AQUALIORS
Di kesunyian malam seorang wanita tengah berjuang melawan maut, ditemani beberapa pelayan setianya dan salah seorang dokter.
“Hikss…putri harus bisa bertahan, jangan tinggalkan hamba..” tangis salah satu pelayan setia putri yang tengah terbaring lemah di atas ranjang.
Mereka yang memang sudah mengorbankan tenaganya untuk tetap setia kepada putri Luciana, putri yang terbuang .Para pelayan di pavillium Bulan adalah bekas pelayan sang ratu pertama yang kini tengah menjalankan hukuman yang bukan kesalahannya.
Karena itu mereka sekarang setia kepada salah satu putri sang ratu yang juga mendapatkan pengabaian oleh pihak istana,bahkan sang putri sakit pun tidak ada yang menjenguknya.
Para pelayan disana menangis saat melihat mata sang putri yang perlahan tertutup,tak lama setelahnya sang putri menghembuskan napas terakhirnya.
“Maafkan saya...Putri Luciana telah meninggal hari ini pukul 12.00.” ucap sang dokter yang kemudian pergi dari ruangan begitu saja.
Tangisan pelayan setia sang putri semakin kencang saat mendengar berita memilukan seperti ini. Pelayan bernama Elis mendekati ranjang putri Luciana dengan tatapan sendu kemudian mengusap pucuk kepalanya dengan lembut.
”Selamat jalan putri Luciana. Andasudah bebas dari penderitaan dan berbahagialah disana.” ucapnya penuh dengan pandangan kehilangan.
Walaupun sang putri sering diperlakukan kasar oleh pelayan disini, tapi bagi Elis Putri Luciana adalah gadis yang sangat baik dan tulus. Elis pelayan termuda disana sudah menganggap putri Lucian sebagai adiknya sendiri.
Pintu terbuka lebar masuklah sosok pria dengan pakaian mewahnya. Beliau adalah Raja Gilbert , raja yang memerintah kerajaan Aqualiors sekaligus ayah dari putri Luciana.
Pria itu berjalan mendekati ranjang tempat putri Lucia tertidur untuk selamanya.
Gilbert menatap datar tubuh putrinya yang diyakini telah tiada. Tak ada ekspresi sedih hanya terbesit sebuah perasaan yang sulit untuk dijelaskan.
“Urus pemakamannya besok.”
Hanya itu yang pria itu katakan dan berbalik badan berjalan keluar begitu saja.Sementara para pelayan yang melihatnya tersenyum miris.
Beruntung putri mereka tidak melihatnya jika iya pasti hati putri Luciana akan terluka melihat sikap dingin ayahnya itu.
...Di Malam Hari...
Seorang pelayan bernama Elis terduduk lemas di samping ranjang kayu sedehana itu. Di ranjang ini terbaring jenazah putri yang sering ia layani. Air matanya terus mengalir diringi isakan pilu yang menyayat hati .
Tak ada siapapun diruangan itu selain dirinya. Semua pelayan dari kediaman Bulan tengah menyiapkan upacara pembakaran jenazah putri Luciana untuk besok pagi. Dari keluarga kerajaan tak ada yang menjenguk putri Luciana untuk yang terakhir kalinya hanya Raja yang baru saja menjenguknya itupun sangat singkat.
Raja Gilbert, Ratu Adriana , Pangeran Albert , Pangeran Emillio , Pangeran Altar dan Putri Arabella untuk pagi ini belum juga menampakkan batang hidungnya.
Ratu Adriana sekarang menjadi ratu menggantikan ibu dari putri Luciana, beliau memiliki dua anak yaitu pangeran Altar dan Putri Arabella yang seumuran dengan Putri Luciana.
“Yang mulia …mengapa anda harus mendapatkan perlakuan seperti ini...” Ucap pelayan Elis mengusap tangan dingin putri Luciana.
“Jika anda pergi .. maka hamba juga akan ikut dengan anda putri. Maafkan hamba yang tidak bisa menjaga putri...” tangisnya pilu
Elis teringat pada pesan mendiang ibunya yang merupakan pelayan pribadi mantan ratu Adellia ,sebelum ibunya dijatuhi hukuman mati karena sebuah fitnah tak berdasar , padahal beliau hanya ingin membela kebenaran.
“Sebentar lagi putri bungsu dari ratu Adellia akan lahir. Tolong jadilah pelayan pribadinya dan jaga anak malang itu. Jangan biarkan para orang jahat menyakitinya,bjika perlu korbankan nyawamu untuknya.”
Begitulah pesan terakhir ibu Elis waktu dirinya berumur 10 tahun. Mengingatnya membuat Elis merasa bersalah pada ibunya karena lalai menjaga sang putri.
Malam kian larut disertai guntur yang tiba-tiba menyambar di angkasa seolah mengerti kesedihan Elis.
Merasa akan hujan pelayan Elis beranjak untuk menutup jendela kamar itu. Dilihatnya warna langit yang berwarna hitam gelap disertai sambaran petir berwarna putih.
“SSHHH…”
Kedua mata Luciana terbuka secara perlahan, rasa sakit di kepelanya membuatnya meringis kesakitan. Bertepatan dengan itu kilasan memori tiba-tiba menyeruak masuk kedalam ingatanya layaknya kaset film.
Pelayan Elis belum menyadari pergerakan itu , ia masih sibuk menutup dan membenarkan gorden jendela .
JRETT…DUAR!
Bersamaan dengan dentuman petir diangkasa pelayan Elis berbalik badan, seketika badannya terdiam kaku dengan pandangan melotot kaget saat melihat putri Luciana tengah terduduk di ranjang sambil memegang kepalanya.
“KYAAAAAAA.....HANTUUUU!!!!”
Luciana atau Lexia yang sekarang berada diraga itu juga tersentak kaget mendengar teriakan dari seseorang di ruangan itu.
Keduanya sama-sama dalam posisi terkejut.
Elis yang terkejut karena menyangka Luciana adalah hantu , sementara Lexia terkejut karena teriakan membahana wanita itu.
“Ya-yang mulia??” suara Elis bergetar karena takut. Ia masih saja shok berat melihat sang putri terduduk diatas ranjang.
Lexia yang baru saja mendapatkan potongan memori kini sudah mulai bisa mengontrol tubuhnya sendiri. Luciana yang langsung mengerti situasinya pun berusaha serileks mungkin.
“Ap--apa anda putri Luciana?” tanya pelyan Elis hati-hati.
“Kau pikir aku hantu?”
Pelayan Elis yang tadinya waspada kini mulai menitihkan air mata haru karena tuan putrinya hidup Kembali. Pelayan Elis berlari kearah ranjang Luciana dan bersujud penuh syukur.
Luciana yang melihatnya melotot kaget apa yang tengah pelayan itu lakukan?? Bersujud padanya? Dirinya bukan tuhan.
“Hentikan!"
"Jangan lakukan hal bodoh seperti itu dan cepat berdiri.”
“Ya-yang mulia hamba sangat senang anda hidup Kembali.” Ucap pelayan Elis penuh haru
“Berhenti menangis dan katakan dimana aku berada sekarang?” tanya Luciana
Pelayan yang ia ketahui sebagai pelayan pribadi Luciana mendongakkan kepalanya .
”Tentu saja anda berada di kamar anda sendiri putri.”
Luciana bangkit dari duduknya berjalan mendekati sebuah cermin di pojok ruangan. Lexia dapat melihat jelas pantulan wajah raga yang tengah ia tempati sekarang.
“Cantik dan manis ,tapi aku lebih suka wajahku yang tegas.”
“Gadis ini sebenarnya cantik namun kulit wajahnya sangat kasar dan berflek hitam, sangat disayangkan.” ucap Luciana yang terus mengomentari raga yang ditempatinya.
“Jika diperbaiki lagi kulitnya aku yakin semua pria akan mengajukan lamaran pernikahan padaku.”
Pelayan Elis mengeryit bingung melihat tingkah tuan putrinya yang sedang berbicara dengan cermin? Apakah bangun dari kematian bisa membuat seseorang bisa berbicara dengan benda mati???
Jika benar itu sungguh luar biasa!
“Kak Elis…Ambilkan aku madu dan lidah buaya sekarang.” pinta Luciana
“Ke-kenapa yang mulia memanggil pelayan rendahan seperti saya seperti itu. Jika ada yang mendengarnya putri akan dihukum.” ucap Elis menunduk bergetar takut.
“Ada yang salah? Lagpula kau sudah menganggapku adikmu bukan?? Jadi tidak ada salahnya memanggilmu kakak.” ucap Luciana santai.
“Tap-"
“Cepat ambilkan madu dan lidah buaya dan jangan banyak bicara!! Ikuti saja perintahku!” tegas Luciana yang membuat pelayan Elis mengangguk .
“Baik yang mulia.Hamba juga harus melapor kepada yang mulia raja atas kondisi anda."
"Kembalilah berbaring yang mulia.” pinta pelayan Elis.
Dalam hati ia bertanya-tanya mengapa putri Luciana terlihat berbeda dari tatapan matanya.Namun Elis juga tak bisa menampik bahwa dirinya merasa bahagia saat putri Luciana memanggilnya kakak.
Luciana hanya diam dan menatap kepergian pelayan Elis.
Matanya berkeliling menatap interior ruangan yang terlihat sangat sederhana.Luciana merupakan putri seorang raja namun kenapa kamarnya tidak sesuai dengan posisinya? kamar ini justru terllihat seperti kamar seorang pelayan biasa.
“Putri Luciana De Aquariors ,seharusnya itu nama panjangmu.”
“Sayang sekali putri harus meninggal dan dicampakkan seperti ini.”
“Apa aku harus berpura-pura menjadi dirimu untuk mengembalikan nama baikmu putri yang terhormat?”
Luciana menatap pantulan dirinya di cermin,seolah meminta jawaban pada bayangan yang terpantul di depanya.
“Aku akan membantumu tapi dengan sifatku sebenarnya. Tak ada lagi Luciana yang ada hanya jiwa Lexia yang bebas.” Ucapnya tersenyum miring.
Pintu kamar terbuka. Pelayan muda itu berjalan mendekati Luciana yang masih berdiri di depan cermin.
“Ini barang yang tuan putri minta.”
Lucia mengambil barang yang dimintanya kemudian berjalan menuju meja rias.
“Apa yang akan anda lakukan dengan benda itu yang mulia?”
“Aku akan mengobati wajahku.”
“Oh begitu.”
Luciana sibuk mencampur kedua bahan itu dengan tenang sementara pelayan Elis hanya melihat dengan diam,walaupun ia juga penasaran. Luciana mengaplikasikan masker alami buatannya ke wajah ,ia berharap bisa memudarkan flek hitam yang berada di wajahnya.
“Ini sudah malam yang mulia,sebaiknya ada bergegas tidur.” pinta Elis
“Aku akan tidur setelah ini. Kau boleh pergi.”
“Hamba sudah menyampaikan kabar baik ini kepada yang mulia raja,dan beliau akan berkunjung besok pagi. Jangan tidur terlalu larut putri.” ucap Elis yang dibalas anggukan saja oleh Luciana.
Ia tidak bisa membuka mulutnya karena masker diwajahnya,melihat tanggapan singkat dari putri Luciana pelayan Elis pamit undur diri.
Sepeninggalan pelayan muda itu,Luciana berjalan untuk membuka gorden dan menatap langit malam. Diluar terlihat petang dan ada beberapa prajurit yang berlalu lalang di depan gerbang pavilium Bulan.
Merasa sudah kering Luciana menutup gorden namun gerakan tanganya terhenti ketika pandangan matanya bersitatap dengan sosok serba hitam yang bersembunyi di balik pepohonan. Hanya beberapa detik, kemudian Luciana menatapnya datar dan menutup rapat gorden kamarnya.
Ternyata refleks dan ilmu yang pernah ia pelajari bisa terbawa sampai sini. Ia akan mengeceknya besok pagi apakah ilmu beladirnya masih berfungsi atau tidak.
Luciana membasuh wajahnya dan berjalan menaiki ranjang untuk melanjutkan tidurnya.
...To be continued.......
...MOHON KESADARANNYA UNTUK MENINGGALKAN JEJAK KOMENTAR, LIKE, VOTE, BERI HADIAH DAN FOLLOW JUGA. ...
...THANK YOU ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Binti
menarik
2024-08-06
0
Îen
🥳🥳🥳🥳
2024-01-07
0
Îen
sukaaaa bgt sm ceritanya
2024-01-07
0