Bab 4 - Salju Pertama Saat Senja

...༻◈༺...

"Kau satu SMA dengan Axton?" Julie memastikan.

Shane menggeleng. "Bukan. Tapi denganmu," sahutnya dengan nada canggung.

"Wah, sepertinya dia benar-benar penguntit, Julie. Kau harus berhati-hati dengannya," komentar June sambil melipat tangan ke depan dada.

"Benarkah?" Julie merasa heran. Sebab dia sama sekali tidak mengingat ada nama Shane sebagai teman SMA-nya.

"Kau tidak perlu mencoba mengingatnya. Karena saat SMA, aku hanya kutu buku aneh." Shane angkat suara. Dia tidak mau membuat Julie repot-repot mengingatnya.

"Tidak! Jangan berkata begitu. Akhir-akhir ini aku memang sering melupakan banyak hal," ujar Julie yang merasa bersalah.

"Tidak apa-apa." Shane membungkuk satu kali ke arah Julie.

"Kenapa tidak bilang dari awal kalau kau juga bersekolah di California High School?"

"Karena aku yakin kau tidak akan mengenalku."

June memutar bola mata jengah. Menurutnya obrolan Julie dan Shane sangat membosankan.

"Kapan pembicaraan ini akan berlangsung. Huaaah..." sindir June yang di akhiri dengan uapan panjang.

Julie melirik ke arah June selintas. Dia menghembuskan nafas dari mulut. Dirinya segera mengambil ponsel dari tas.

"Kau bisa pulang, Shane. Biar aku yang menghubungi Axton sendiri," kata Julie yang langsung direspon Shane dengan anggukan. Lelaki itu lantas beranjak.

"Sepertinya aku juga harus pergi," ucap June. Dia tiba-tiba mendekatkan mulut ke telinga Julie dan berbisik, "Sampai jumpa besok..."

Mata Julie membola. Bulu kuduknya seketika berdiri. Jantung Julie juga berdetak tak terkendali. Untung saja June langsung menghilang dan tidak berhasil memergoki raut wajah yang ditunjukkan Julie.

Kini Julie mengelus dada. Ia lega karena perasaan gugupnya tidak tertangkap basah.

Julie mencoba menghubungi Axton. Kakak lelakinya itu langsung bergegas menjemput. Kemudian membawa Julie pulang ke apartemen.

"Apa yang terjadi sampai kakimu bisa begini?" tanya Axton sembari meletakkan segelas air putih ke nakas samping ranjang Julie.

"Ini hanya kecelakaan kecil. Lagi pula pasti akan sembuh besok," jawab Julie. Tak ingin membuat Axton cemas.

"Kalau tidak sembuh, jangan pergi bekerja! Awas saja kalau kau memaksakan diri!" tukas Axton sembari mengacungkan jari telunjuk ke depan wajah Julie.

"Iya, kau tenang saja. Berjanjilah tidak akan mengatakan kejadian ini kepada ibu dan ayah. Kau tahu sendiri bagaimana jadinya kalau mereka tahu."

"Baiklah. Percayalah kepadaku. Ya sudah, sebaiknya kau istirahat dan tidur." Axton menyelimuti Julie dengan rapi. Dia pergi tanpa mematikan lampu. Sebagai kakak, Axton tahu adiknya terbiasa tidur dalam keadaan lampu yang menyala.

Julie berusaha tidur. Dia menggunakan penutup mata agar bisa lebih cepat tidur. Tetapi anehnya pikiran tentang June terus menghantui. Sehingga Julie jadi tidak bisa tidur.

Jujur saja, kekhawatiran June tadi sore membuat Julie tersentuh. Dia merasa lelaki itu semakin mempesona. Belum lagi aksi cemburunya ketika Shane mencoba menolong Julie.

"Haish! Ada apa denganku?!" Julie memarahi dirinya sendiri. Dia reflek merubah posisi menjadi duduk. Kemudian membuka penutup mata.

Mata Julie terbelalak tatkala menyaksikan sosok hantu berbadan sangat tinggi. Hantu tersebut tepat berada di depan. Tinggi badannya bahkan sampai menyentuh plafon. Anehnya Julie juga dapat melihat ada asap berwarna jingga di sekitaran kamar.

Julie buru-buru menutup matanya. Dia kembali telentang ke ranjang. Julie sama sekali tidak berminat menyaksikan rupa hantu berbadan tinggi di depannya.

Saat waktu menunjukkan jam tiga dini hari, barulah Julie dapat tertidur. Akibat hal itu dia terlambat bangun pagi. Julie bangun ketika jarum jam mengarah ke angka delapan.

Meskipun begitu, Julie enggan melewatkan pekerjaan. Dia bergegas mandi dan mengenakan pakaian.

Ponsel mendadak berdering. Tepat saat Julie hampir beranjak dari apartemen. Dia sepenuhnya siap dengan pakaian kantor.

"Kenapa?" Julie menjawab panggilan telepon dari Axton.

"Aku sudah memberitahu karyawanmu untuk libur hari ini. Aku bilang kau sedang sakit," ujar Axton dari seberang telepon.

"Apa kau bilang?! Bisa-bisanya kau melakukan itu tanpa persetujuanku?!" geram Julie.

"Kau butuh istirahat. Seorang lelaki saja tidak boleh gila kerja. Apalagi wanita!" timpal Axton. Dia mengakhiri panggilan lebih dulu.

Julie menghela nafas berat. Dia terpaksa berganti pakaian. Sungguh, berdiam diri di rumah tanpa melakukan apapun bukanlah gaya Julie.

Lima menit terlewat. Julie sudah bosan menggonta-ganti saluran televisi. Pikiran tentang June kembali lagi.

'Andai June tidak hanya muncul saat senja...' batin June. Namun itu tidak berlangsung lama. Ia segera menggeleng tegas. Menarik kembali harapannya tersebut.

"Tidak! Apa yang aku pikirkan? Mungkin aku bisa gila kalau dia terus ada bersamaku," gumam Julie seraya memeluk erat bantal sofa. Dia menggelengkan kepala berulang kali.

Selama seharian, Julie hanya telentang di sofa. Dia memainkan remot televisi dan ponsel secara bergantian. Julie berusaha keras melupakan segala hal tentang June.

Karena bosan, Julie memutuskan untuk pergi belanja ke super market. Dia menghabiskan waktu berjam-jam akibat mengantri di depan meja kasir. Kebetulan pelanggan super market sedang membludak karena ada diskon besar-besaran.

Setelah lepas dari antrian panjang, Julie ke sebuah taman bermain anak-anak. Ia duduk di ayunan sambil menikmati sebuah apel.

Julie menatap awan yang tampak menghitam dan dihiasi warna kekuningan. Pertanda hari telah semakin sore.

"Senja sebentar lagi tiba. Kenapa aku bersikap seperti sedang menunggunya?" gumam Julie. Dia heran kepada dirinya sendiri.

Julie memukuli dadanya berulangkali. Dia hanya berusaha menghentikan debaran yang selalu terjadi saat memikirkan June.

"Aku sepertinya jatuh cinta dengan hantu." Julie akhirnya mengaku sendiri. Dia menutupi wajahnya dengan dua tangan. "Kenapa ini harus terjadi?" keluhnya dengan nada seperti akan menangis.

"Kenapa? Apa yang terjadi kepadamu, Julie?" Suara June tiba-tiba terdengar.

Deg!

Deg!

Deg!

Detak jantung Julie kembali tak terkontrol. Dia berusaha menenangkan diri sebisa mungkin.

"Apa ada seseorang yang berbuat jahat kepadamu?! Katakanlah! Biar aku yang memberinya pelajaran," ujar June.

Julie perlahan berhenti menutupi wajah. Dia mencoba bersikap normal. Kemudian menatap lurus ke depan.

"Sepertinya kau sedang tertimpa masalah serius," kata June sembari mendekatkan wajah. Memperhatikan ekspresi yang ditunjukkan Julie dengan seksama.

Gugup, itulah yang dirasakan Julie sekarang. Dan dia tidak ingin June mengetahuinya.

Julie sontak berdiri. Hal serupa lantas juga dilakukan June.

Bertepatan dengan itu, Julie merasakan sesuatu yang dingin menghantam kulitnya. Dia segera mendongak ke atas dan melihat partikel-partikel kecil es berjatuhan dari langit.

"Sedang turun salju," imbuh June sambil membuka lebar telapak tangan. Salju yang turun tentu tidak bisa berhenti di tangannya. Tetapi justru menembus tangan June.

"Aku senang bisa melihat salju pertama bersamamu, Julie..." ungkap June seraya menatap lekat Julie.

"Ini sangat indah," ujar Julie. Memuji fenomena turun salju yang terjadi.

"Ya, salju pertama memang selalu indah. Tapi bagiku, kau yang paling indah," ucap June.

Julie yang mendengar, menenggak salivanya sendiri. Dia melangkah laju menuju jalanan trotoar. Julie tak ingin terlalu banyak mendengar kalimat perhatian dan pujian dari June. Sebab hal tersebut membuatnya tambah terbawa suasana.

Terpopuler

Comments

Rara

Rara

aish jantung gue. Kok gue yg berdebar2

2023-12-04

0

Rara

Rara

jelaousy cieeeeh 🤭

2023-12-04

0

Anonymous

Anonymous

romance ghost

2023-01-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Hantu Tampan Bernama June
2 Bab 2 - Sektretaris Culun
3 Bab 3 - Kecurigaan June
4 Bab 4 - Salju Pertama Saat Senja
5 Bab 5 - Ketahuan
6 Bab 6 - Diketahui Hantu Lain
7 Bab 7 - Membuka Diri
8 Bab 8 - June & Shane [Bonus Visual]
9 Bab 9 - Cinta Pertama
10 Bab 10 - Mencoba Menjauh
11 Bab 11 - Karena Kemarahan June
12 Bab 12 - Menunggu Senja
13 Bab 13 - Pulang Bersama
14 Bab 14 - Berteman
15 Bab 15 - Identitas Tersembunyi Shane
16 Bab 16 - Pembajakan Di Pesawat [1]
17 Bab 17 - Pembajakan Di Pesawat [2]
18 Bab 18 - Mengungkapkan Perasaan
19 Bab 19 - Berpacaran Dengan Hantu
20 Bab 20 - Body For June
21 Bab 21 - Ingatan Aneh
22 Bab 22 - Mencari Tahu
23 Bab 23 - Masa Lalu Julie dan June
24 Bab 24 - Kondisi Julie
25 Bab 25 - Fakta Tentang Julie Terkuak
26 Bab 26 - Mengurus Masalah Molly
27 Bab 27 - Ingatan Tentang Shane
28 Bab 28 - Melupakan Bukan Sesuatu Hal Mudah
29 Bab 29 - Menemui Elliot
30 Bab 30 - Tangisan Julie
31 Bab 31 - Teka-Teki Insiden Kecelakaan
32 Bab 32 - Memulai Rencana
33 Bab 33 - Merayu & Cemburu
34 Bab 34 - Rencana Merasuki Shane
35 Bab 35 - Keterlibatan Keluarga Davison
36 Bab 36 - Ingatan Ciuman Pertama
37 Bab 37 - Rencana Awal
38 Bab 38 - Hadiah Untuk Julie
39 Bab 39 - Desakan June
40 Bab 40 - Kotak Perhiasan
41 Bab 41 - Lamaran Yang Langsung Diterima
42 Bab 42 - Memberitahu Keluarga
43 Bab 43 - Dancing In The Kitchen
44 Bab 44 - Bertemu Kedua Orang Tua Shane
45 Bab 45 - Menikah
46 Bab 46 - Ciuman Di Altar
47 Bab 47 - Perfect Husband
48 Bab 48 - Kecemburuan June
49 Bab 49 - Ingatan Tak Selalu Tentang Kebahagiaan
50 Bab 50 - Rencana June
51 Bab 51 - Mengaku Kepada Shane
52 Bab 52 - Keputusan Shane
53 Bab 53 - Rencana Menemukan Bukti
54 Bab 54 - Ramuan Madam Sharon
55 Bab 55 - Bisa Menyentuhmu
56 Bab 56 - Degup Jantung
57 Bab 57 - Tidak Tega
58 Bab 58 - Lelucon Shane
59 Bab 59 - Jangan Pergi
60 Bab 60 - Bersalah, Cemburu, & Marah
61 Bab 61 - Penolakan Shane
62 Bab 62 - Metafora Kematian
63 Bab 63 - Ending
64 NOVEL BARU!
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1 - Hantu Tampan Bernama June
2
Bab 2 - Sektretaris Culun
3
Bab 3 - Kecurigaan June
4
Bab 4 - Salju Pertama Saat Senja
5
Bab 5 - Ketahuan
6
Bab 6 - Diketahui Hantu Lain
7
Bab 7 - Membuka Diri
8
Bab 8 - June & Shane [Bonus Visual]
9
Bab 9 - Cinta Pertama
10
Bab 10 - Mencoba Menjauh
11
Bab 11 - Karena Kemarahan June
12
Bab 12 - Menunggu Senja
13
Bab 13 - Pulang Bersama
14
Bab 14 - Berteman
15
Bab 15 - Identitas Tersembunyi Shane
16
Bab 16 - Pembajakan Di Pesawat [1]
17
Bab 17 - Pembajakan Di Pesawat [2]
18
Bab 18 - Mengungkapkan Perasaan
19
Bab 19 - Berpacaran Dengan Hantu
20
Bab 20 - Body For June
21
Bab 21 - Ingatan Aneh
22
Bab 22 - Mencari Tahu
23
Bab 23 - Masa Lalu Julie dan June
24
Bab 24 - Kondisi Julie
25
Bab 25 - Fakta Tentang Julie Terkuak
26
Bab 26 - Mengurus Masalah Molly
27
Bab 27 - Ingatan Tentang Shane
28
Bab 28 - Melupakan Bukan Sesuatu Hal Mudah
29
Bab 29 - Menemui Elliot
30
Bab 30 - Tangisan Julie
31
Bab 31 - Teka-Teki Insiden Kecelakaan
32
Bab 32 - Memulai Rencana
33
Bab 33 - Merayu & Cemburu
34
Bab 34 - Rencana Merasuki Shane
35
Bab 35 - Keterlibatan Keluarga Davison
36
Bab 36 - Ingatan Ciuman Pertama
37
Bab 37 - Rencana Awal
38
Bab 38 - Hadiah Untuk Julie
39
Bab 39 - Desakan June
40
Bab 40 - Kotak Perhiasan
41
Bab 41 - Lamaran Yang Langsung Diterima
42
Bab 42 - Memberitahu Keluarga
43
Bab 43 - Dancing In The Kitchen
44
Bab 44 - Bertemu Kedua Orang Tua Shane
45
Bab 45 - Menikah
46
Bab 46 - Ciuman Di Altar
47
Bab 47 - Perfect Husband
48
Bab 48 - Kecemburuan June
49
Bab 49 - Ingatan Tak Selalu Tentang Kebahagiaan
50
Bab 50 - Rencana June
51
Bab 51 - Mengaku Kepada Shane
52
Bab 52 - Keputusan Shane
53
Bab 53 - Rencana Menemukan Bukti
54
Bab 54 - Ramuan Madam Sharon
55
Bab 55 - Bisa Menyentuhmu
56
Bab 56 - Degup Jantung
57
Bab 57 - Tidak Tega
58
Bab 58 - Lelucon Shane
59
Bab 59 - Jangan Pergi
60
Bab 60 - Bersalah, Cemburu, & Marah
61
Bab 61 - Penolakan Shane
62
Bab 62 - Metafora Kematian
63
Bab 63 - Ending
64
NOVEL BARU!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!