Pada siang hari Khumaira telah selesai dengan pekerjaan rumahnya, kebetulan hari ini ART yang biasa datang sedang libur, sebab Anaknya sakit maka dari itu Khumaira yang sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah, ia lakukan sendiri di rumah ini.
"Lelah juga, ya! " Ucapnya seraya menjatuhkan bokongnya di sebuah kursi.
Khumaira memilih berselancar di dunia maya, namun sebuah Artikel sangat menggangu matanya.
'Kabar mengejutkan! Seorang pengusaha kaya raya bernama Rendi Wiguna di kabarkan tengah bertemu dengan seorang wanita cantik. Wah, siapakah wanita itu? Apakah mereka pernah dekat sebelumnya? ' isi dari Artikel tersebut membuat mata Khumaira terbelalak.
Khumaira menutup mulutnya, ia pun menggeleng kala melihat foto wanita tersebut. " Tidak. Tidak mungkin Rendi dengan wanita ini? " Ucapnya tak percaya.
Wanita dalam foto tersebut adalah Nuri, seorang wartawan tak sengaja mengabadikan sebuah foto saat Nuri datang ke kantor Rendi, Wartawan tersebut mengeditnya dengan berbagai cara agar beritanya menjadi Booming di jagat maya.
Ada rasa Cemburu yang menyelinap dalam relung hatinya, namun ia sadar bahwa dirinya tidak berhak mencampuri urusan Pribadi Rendi sebab Rendi sendiri yang melarangnya untuk mengusir kehidupannya.
Khumaira mencoba menetralkan hatinya, ia pun memilih menutup ponselnya dan menuju dapur untuk membuat sesuatu.
"Apa aku membuat Kue saja, ya? " Gumamnya.
Merasa memiliki ide akhirnya Khumaira akan membuat Kue yang biasa ia buat saat sedang di desa dulu, pasti Rendi akan menyukainya sama halnya dengan Renda.
Khumaira mulai menyiapkan bahan-bahan, ia pun segera mencampurkan ke dalam sebuah wadah, kemudian ia membuat adonan Kue dan mencetaknya sedemikian rupa.
30 menit berlalu, harum Kue sudah mulai tercium oleh indra penciuman Khumaira pertanda bahwa Kuenya sudah mulai matang sempurna.
"Hmmm, harum sekali! " Ucapnya senang.
Dengan telaten Khumaira mengeluarkan Kue-kue dalam Oven, kemudian menyusunnya ke dalam sebuah wadah.
Khumaira tak lupa mencipipi Kue yang baru saja ia buat. " Hmm, rasanya enak. Pasti Rendi akan suka! " Ucapnya senang, Khumaira tak hentinya tersenyum kala membayangkan betapa Rendi akan menyukai Kue buatannya.
Saat sedang sibuk menyusun Kue-kue nya Khumaira mendengar derap langkah kaki seseorang, pasti itu adalah Rendi. Khumaira pun menghampiri Rendi yang berjalan menuju tangga.
"Mas, Rendi! " Panggilnya.
Rendi menghentikan langkahnya, dan berbalik arah. " Ada apa? " Sahutnya malas.
"Kau sudah pulang? Aku sudah membuatkan Kue untukmu! " Ucapnya seraya mengangkat piring yang berada di tangannya ke depan.
Rendi melihatnya, wangi Kue pun mulai bisa di cium oleh Rendi namun Rendi terburu-buru. " Nanti. Aku harus ke kamar, dan mencari dokumen yang ketinggalan! " Ujarnya seraya berjalan menaiki tangga.
Khumaira menghela nafasnya, ia pun duduk sembari melatakan Kuenya di atas meja.
Tak lama kemudian, Rendi turun dari tangga nampaknya ia begitu terburu-buru sekali namun Khumaira tetap menyodorkan Kue buatannya ke arah Rendi.
"Makanlah! " Pintanya.
"Nanti. " Sahutnya.
Khumaira terus memaksa Rendi agar mencipipi Kuenya, hingga akhirnya Rendi meraih piring Kue tersebut dari Khumaira namun hal yang tak terduga terjadi, bukannya Rendi memakan Kue tersebut ia malah membanting piring Tersebut hingga isinya mencari hancur berantakan.
"Sudah aku katakan, jangan pernah memaksa ku. Aku tidak suka itu! Berapa kali aku harus mengatakannya padamu, Khumaira?! " Bentaknya dengan nada tinggi.
Rendi di buat murka oleh paksaan Khumaira, ia tak suka jika terus menerus di Paksa.
Khumaira begitu kaget dengan perlakuan Rendi padanya, ia hanya ingin Rendi mencoba kue buatannya namun apa yang ka lakukan? Rendi malah menghancurkan Kuenya bersama hati yang ikut hancur.
Tanpa meminta maaf Rendi segera berlalu meninggalkan Khumaira yang tertunduk sedih.
"Kau begitu tega! " Gumamnya mengiringi kepergian Rendi.
Rendi segera menaiki mobilnya, dan melajukannya menuju kantor miliknya.
Khumaira mengusap lelehan bening dari sudut matanya, ia masih menatap kepergian Rendi.
Setelah cuma lama membeku akhirnya Khumaira memilih pergi ke kamar untuk sekedar beristirahat.
Sore hari pun tiba, Khumaira terbangun dari tidurnya lantas beranjak dari ranjang dan segera turun ke dapur untuk memasak makan malam.
Khumaira memasak bahan yang ada di kulkas, hanya ada Ayam dan sayuran di dalam kulkas hingga Khumaira memutuskan memasak Ayam goreng lengkuas, dan tumis-tumisan.
"Akhirnya selesai juga, waktunya mandi! " Ucapnya.
Khumaira bergegas melangkah menuju kamar mandi, rasanya tubuh Khumaira begitu lengket dengan keringat.
"Ah, aku lupa membawa Baju. Bagaimana ini? " Ucapnya yang masih berbalut handuk.
Khumaira menghela nafasnya, ia pun keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk. Ia mengira bahwa Rendi belum pulang namun saat bersamaan saat Khumaira hendak mengambil pakaian di lemari, tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan wajah Rendi yang baru pulang bekerja. Sontak saja Khumaira menutupi tubuhnya, dan Rendi langsung berbalik arah.
"Cepat pakai pakaianmu! " Titahnya seraya berlalu pergi.
Khumaira bergegas mengambil pakaiannya, dan langsung berlari ke kamar mandi untuk memakainya.
"Untung saja dia tidak lihat! " Gumamnya.
Rendi berjalan ke ruang kerjanya, ia tak mungkin masuk kembali ke kamarnya setelah melihat pemandangan yang membangunkan kelakiannya.
" Sial. " Batinnya.
Rendi menyugar rambutnya, ia pun duduk di kursi kerjanya seraya berusaha menetralkan perasaan aneh dalam dirinya. Mengapa ia harus melihat Khumaira dalam balutan handuk? Ah, sungguh rasa ini menyiksanya?
Terdengar suara ketukan di pintu, dan sepertinya itu adalah Khumaira yang mengajaknya makan malam.
"Mas. Ayo kita makan! Makanan sudah siap! " Ujar Khumaira.
Rendi menghela nafasnya, dan melangkah membuka Pintu namun ia juga takut jika memandang Khumaira, takut ada debaran aneh yang muncul setelah melihat pemandangan tadi.
Rendi menatap Khumaira dari ujung kaki hingga kepala, tatapan yang sulit di artikan hingga detik kemudian ia pun tersadar. " Ah, apa-apaan aku ini? " Batinnya sesaat menyadari.
Rendi menatap Khumaira dingin. " Ya, ada apa? " Tanyanya acuh.
Khumaira menatap Rendi. " Ayo makan! " Ajaknya.
"Makanlah dulu. Aku ingin mandi! " Ucapnya seraya keluar, dan masuk ke dalam kamar.
Lagi-lagi Khumaira hanya bisa menghela nafasnya kala menghadapi sikap Rendi yang terkadang berubah-ubah.
Saat Khumaira hendak pergi, ia mendengar suara ponsel yang berdering. khumaira mencari-cari asal suara tersebut, dan nampaknya suara itu berasal dari ponsel Rendi yang ketinggalan.
"Angkat tidak, ya. Kalo tidak, takutnya penting. Tapi, kalo di angkat aku takut Rendi akan marah! " Ucapnya bimbang antara mengangkat atau tidak.
Hingga panggilan berakhir, dan saat Khumaira hendak pergi ponsel Rendi kembali berdering akhirnya Khumaira melihatnya sekilas, dan nomor tersebut sepertinya tidak ada dalam kontak Rendi.
"Hallo! " Sahut Khumaira sesaat menerima telepon.
Namun tiba-tiba panggilan berakhir, saat seseorang mematikannya.
Khumaira mengernyitkan keningnya heran. " Lho, kenapa di matikan? Aneh! " Gumamnya, dan meletakan ponselnya kembali.
Tak lama kemudian, Rendi kembali ke ruang kerjanya. Ia pun mengambil ponselnya yang ketinggalan.
Khumaira mengatakan bahwa tadi ada yang menelepon dirinya, hal itu membuat Rendi naik pitam. " O, jadi jika ada yang menelpon apakah kau harus menjawabnya? Lancang sekali kamu, Khumaira! " Ujar Rendi marah.
Khumaira meminta maaf pada Rendi namun Rendi tak menggubrisnya, ia pun pergi meninggalkan Khumaira yang masih termangu di tempatnya.
Setelah selesai mandi, dan Rendi duduk di sebuah sofa tiba-tiba Khumaira menghampirinya dan mengajaknya makan makan.
"Ayo, Kita makan! " Ajaknya.
Namun respon Rendi seperti biasanya, ia acuh dan terkesan tak peduli. " Makanlah. Aku sudah makan! " Sahutnya ketus.
Khumaira pergi meninggalkan Rendi sendiri di kamarnya, apakah keputusan Khumaira menikah dengan Rendi adalah benar? Tapi, semakin kesini Khumaira malah membatin. Hatinya, jiwanya terasa tersiksa, dan ini baru beberapa hari. Bagaimana jika berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun? Apakah Khumaira akan bisa bertahan lebih lama lagi?
Saat Rendi sedang bersantai tiba-tiba ponselnya berdering, ia pun meraih benda pipihnya.
"Hallo! Siapa ini? " Tanyanya tanpa basa basi.
"Hallo, Rendi. Kau pasti mengenali suara ku? " Sahut seseorang di seberang sana.
Rendi tersentak, kala mendengar suara itu. Bagaimana tidak, ia tidak mengenali suara itu. Ya, dia adalah Nuri.
Mendengar suaranya pun membuat amarah Rendi naik pitam. " Untuk apa kau menghubungiku lagi? " Ujarnya dingin.
"Aku ingin memberitahumu sesuatu! " Ucapnya serius.
Rendi berdiri, dan mengepalkan tangannya. " Dengarkan aku baik-baik jangan pernah menghubungiku! Aku tak ingin mendengar apapun darimu, paham! " Sahutnya dengan intonasi tinggi, dan penuh penekanan. Setelah mengatakan hal iti Rendi pun mematikan teleponnya.
Belum sempat Rendi meletakan ponselnya, sebuah notifikasi pesan masuk ke ponselnya dengan malas Rendi membukanya, dan pesan tersebut ternyata dari Nuri.
[Temui aku besok jam 9 ada hal serius yang harus aku katakan padamu, Rendi! ] Pesannya.
Rendi tak berniat membalasnya, ia pun mengabaikan pesan dari Nuri.
"Untuk apa aku menemui wanita itu? Aku tahu pasti dia akan menjebak ku seperti dulu! " Ucapnya.
Rendi pun melemparkan ponselnya asal, lalu Rendi pun tertidur di atas sofa, dan menyelam dalam buaian mimpi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
rintik hujan
hrus move on donk biar gk terjebak masa lalu 😁
2022-11-30
0
Authophille09
Adohh Resmi move on dong😤 jangan sia-siakan Khumairah mu.
2022-11-30
0
A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿
hadir disini juga kak, membawa like dan love 👍💙
2022-11-16
1