Pagi hari tiba, Rendi terbangun oleh sebuah panggilan masuk, dengan terpaksa Rendi menganggakatnya.
"Ya, ada apa? Bisakah kau tidak menghubungi ku di jam pagi seperti ini?! " Omelnya.
Rendi begitu geram dengan orang yang menelpon di jam pagi, sebab jam tidurnya sangat terganggu.
"Maaf, Pak. Saya hanya ingin memberitahu mu ada pertemuan penting, dan mendadak hari ini! " Sahutnya di seberang telepon.
"Batalkan saja. Aku sedang ada acara! " Ujarnya.
"Tapi, Pak. Anda sudah membatalkannya beberapa kali, maka dari itu Anda tidak bisa menolaknya lagi. " Tuturnya mengingatkan Rendi.
Akhirnya Rendi mengalah, ia pun menghela nafasnya. " Baiklah. Tunggu aku di kantor dalam 2 jam! " Titahnya.
Rendi pun mematikan teleponnya, ia pun bangun dan bergegas mandi.
Ia melihat Khumaira yang masih terbuai dengan mimpi indahnya.
Rendi telah bersiap, dan berganti pakaian. Tak berapa lama kemudian Khumaira bangun, dan mendapati Rendi yang sudah rapi.
Rendi melirik ke arah Khumaira. " Bangun, dan cepat mandi. Kita harus pulang sekarang! " Titahnya.
Khumaira mengangguk, dan turun dari ranjang kemudian segera masuk ke dalam kamar mandi.
Kini mereka berdua telah siap dengan pakaian yang rapi. Mereka turun menuju lobi hotel.
Rendi mengajak Khumaira masuk ke dalam mobilnya, dan melajukannya menuju rumah Rendi.
Khumaira di buat kagum dengan rumah milik Suaminya yang megah, dan mewah di tambah nuansa alam yang nampak segar menyejukkan mata.
"Masuklah! " Titah Rendi.
Khumaira pun masuk, dan Rendi mengajak Khumaira menuju kamarnya sembari membawa barang bawaan Khumaira.
"Ini kamar kita. Kau boleh tidur, dan melakukan apapun yang kau inginkan. Maaf, aku harus pergi! " Ucap Rendi.
Khumaira mengangguk, dan masuk ke dalam kamar milik Rendi. Kamar dengan nuasa Putih biru itu nampak membuatnya betah berada di sana.
Rendi bergegas pergi ke kantornya, ia pun meninggalkan Khumaira sendiri di rumah yang besar ini. Biasanya akan ada seorang pembantu yang datang hanya untuk membersihkan rumah ini.
Khumaira duduk di tepi ranjang, ia pun melihat banyak Foto Renda, dan Rendi kala mereka bersama. Mereka benar-benar begitu mirip satu sama lain namun sikapnya Sangat berbeda.
"Mas Renda! " Gumamnya seraya mengusap foto tersebut.
Khumaira kembali meletakan foto tersebut, ia pun memilih untuk tidur kembali.
Beberapa menit kemudian Rendi telah sampai di kantornya, ia puan mesuk ke dalam. Terlihat beberapa karyawan berdiri dan manyapa Rendi namun sikap dingin, dan kaku Rendi telah di ketahui oleh seluruh karyawannya.
"Bos kaku sudah datang, tuh! " Ucap salah seorang karyawan sesaat melihat kedatangan Rendi.
Namun bagaimanapun mereka tetap butuh pekerjaan, dan masih ingin bekerja di sini maka dengan terpaksa mereka tersenyum, dan menyapa Rendi walaupun Respon Rendi hanya sebuah anggukan.
Rendi segera masuk ke dalam ruangannya, ia pun mengerjaan apa yang seharusnya menjadi tugasnya.
Tiba-tiba seseorang datang, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Rendi menatapnya dengan tatapan tajam, sementara wanita itu berjalan menghampiri Rendi.
"Hallo, sayang! Aku sangat merindukanmu. " Ucapnya dengan manja.
Rendi membuang mukanya, sesaat wanita itu mengatakan hal demikian. Ia pun sempat meludah ke arah wanita itu. "Ckk, ck. Busuk! Untuk apa kau datang menemui ku, hahh? " Ujarnya tak suka.
Jujur saja Rendi begitu terganggu dengan kehadiran wanita itu, siapa lagi kalau bukan seseorang dari masa lalunya yang amat Rendi benci hingga kini namun kini ia kembali dengan membawa kenangan kelam yang menyedihkan bagi Rendi.
Masih teringat jelas bagaimana wanita di hadapannya meninggalkan Rendi demi seorang Pria hidung belang, bukan tanpa alasan kala itu Rendi bukankah Pria kaya raya, dulu ia hanya seorang Pria sederhana dengan segala kekurangannya.
Wanita itu bernama Nuri Maulida, seorang wanita yang dulu amat Rendi cintai namun sebuah penolakan, dan penghinaan membuat Rendi yang kini membenci Nuri.
"Nuri. Aku mohon jangan tinggalkan aku! " Pintanya kala itu.
Namun apa yang Nuri perbuat pada Rendi, ia malah menjatuhkan harga diri Rendi di hadapan Pria berhidung belang tersebut.
"Sorry, Ren. Kau tak punya apa-apa. Mana mungkin kau bisa memenuhi kebutuhan ku. Kau itu miskin, Ren. Miskin! " Sahutnya, kata-kata itu yang selalu Rendi ingat hingga kini.
Nuri mulai mendekati Rendi, ia memutari Rendi dengan gayanya yang gemulai hingga laki-laki yang melihatnya akan tergoda, namun tidak dengan Rendi. Kebenciannya terhadap Nuri mengalahkan perasaan cinta yang dulu ia miliki.
"Rendi. Aku minta maaf atas segala kesalahan ku di masa lalu! " Ucapnya menyesal.
Kini, Nuri mulai memegang bahu Rendi dan Nuri mulai berani duduk di pangkuan Rendi. Tentu saja hal itu memancing kemarahan Rendi.
Rendi mencekal pergelangan tangan Nuri, saat tangannya mulai berani meraba-raba dadanya. "Singkirkan tanganmu dariku! Aku tak sudi di sentuh wanita murahan seperti mu. " Ujarnya.
"Hufs, sorry! Kau maukan memaafkanku, dan kita bisa mengulang cinta yang dulu bersemi? " Ucap Nuri.
Bukan jawaban yang Nuri dapatkan melainkan dorongan daro Rendi, Nuri tersungkur ke lantai saat Rendi mendorongnya dengan sangat keras.
"Pergilah dari hadapan ku! " Ucapnya marah.
"Tapi, Ren... "
Tanpa menunggu jawaban dari Nuri, Rendi mencekal pergelangan tangan Nuri dan menyeretnya keluar dari ruangannya.
"Pergilah, wanita murahan!! " Ucapnya tajam.
Nuri tersungkur, dan Rendi memilih tak peduli ia pun menutup pintunya dan tak lupa menghubungi security untuk mengusir Nuri dari kantornya.
Sesaat kemudian terdengar suara Nuri yang meminta di lepaskan, Pasti saat ini Nuri tengah di seret keluar dari kantornya oleh Security.
Rendi duduk di kursinya, ia menyugar rambutnya. " Oh, tuhan. Mengapa wanita gila itu datang lagi! " Ucapnya.
Sesaat kemudian terdengar sebuah ketukan di pintu.
"Masuk! " Sahut Rendi.
Muncul-lah seorang Pria berperawakan tinggi, putih dan berbadan kekar. Ia adalah Brian seorang sekretaris sekaligus kepercayaan Rendi di kantor ini.
Brian melirik ke arah Nuri yang tengah di seret oleh Security, kemudian ia menatap ke arah Rendi seolah mencari kebenaran.
"Pak, ini berkas yang akan kita jadikan bahan Meeting hari ini! " Ucapnya seraya menyodorkan sebuah berkas.
Rendi menerima berkas tersebut, Brian memilih duduk di depan Rendi. " Pak, siapa wanita itu? " Tanyanya setengah berbisik.
Rendi beralih memandang Brian. " Wanita gila! " Sahutnya.
Brian tak percaya dengan pertanyaan Rendi. Mana ada wanita gila yang amat sexy, dan cantik? Mungkin Rendi sedang bercanda.
"Ada keperluan lain? " Tanya Rendi, kala melihat Brian yang masij duduk di hadapannya.
Brian terlihat salah tingkah, ia pun tersenyum dan menggeleng. " Tidak ada, Pak. Jika begitu saya keluar! " Pamitnya.
Rendi mengangguk, dan membiarkan Brian keluar. Saat ini Rendi sedang ingin sendiri, dan tak ingin di ganggu oleh siapa pun termasuk oleh Brian.
Setelah meeting, dan pekerjaan kantor selesai. Rendi memutuskan untuk segera pulang, ia mengendarai mobilnya sendiri. Rendi lebih nyaman berkendara sendiri tanpa seorang Sopir.
Hingga akhirnya mobil yang di kendarai oleh Rendi telah sampai di pekarangan rumahnya, ia pun turun.
Rendi di sambut oleh Khumaira yang telah berada di ambang pintu. " Kau sudah pulang? Bagaimana pekerjaan hari ini? " Tanyanya.
Rendi mengendorkan dasinya, ia pun menjatuhkan bokongnya di sofa ruang tamu, hari ini ia sangat lelah dengan pekerjaan yang menguras otaknya.
"Baik! " Sahutnya dingin, dan tanpa menoleh.
Khumaira membuatnya Rendi secangkir kopi, dan menyodorkannya pada Rendi.
Rendi hanya menatap Khumaira, tanpa menerima cangkir berisi kopi tersebut.
Tanpa kata Rendi bangkit, dan meninggalkan Khumaira yang masih berdiri mematung di tempatnya semula.
Rendi berjalan menaiki tangga, ia tak memperdulikan perasaan Khumaira. Selain lelah, mood Rendi pun hancur sebab pertemuannya dengan Nuri.
Khumaira memandang kepergian Rendi, ia hanya bisa menunduk dan meneteskan air matanya.
Rendi seolah-olah tak memperdulikan perasaan Khumaira, ia bagaikan seorang manusia yang egois yang hanya mementingkan dirinya sendiri.
Selesai mandi, Rendi duduk di tepi ranjang. Ia membuka gawainya dan berselancar di dunia maya.
Tiba-tiba Khumaira datang, ia pun mendekati Rendi yang tengah Asyik berbalas Chat dengan seseorang.
"Mas. Apa kau mau makan? Aku sudah siapkan makan malam untukmu! " Ucap Khumaira lembut.
Rendi menatap Khumaira sekilas, kemudian kembali menatap layar ponselnya. " Kau makanlah dulu! " Titahnya.
Khumaira mengangguk, dan berjalan keluar dari kamar.
Khumaira menghela nafasnya. " Begitu dinginnya sikapmu! " Gumamnya seraya berjalan menuruni tangga.
Sungguh, Khumaira rindu dengan sosok Renda yang membuatnya nyaman namun kini Renda hanyalah sebuah kenangan, dan menjadi masa lalunya.
Khumaira duduk di ruang makan besar, dan luas namun nampak Sepi sebab hanya ada Rendi, dan Khumaira yang berada di rumah ini. Khumaira tak tahu apakah Rendi masih punya Ibu, Ayah atau sanak saudara yang lainnya?
Di tengah dentingan alat makan yanh saat ini Khumaira gunakan, tiba-tiba Rendi datang, dan duduk di hadapan Khumaira.
Dengan cepat, Khumaira berdiri dan mengambilkan piring dan tak lupa mengisinya dengan nasi.
"Kau mau Ayam, atau sayur ini? " Tanya Khumaira.
Rendi bangkit, dan mengambil alih piringnya. " Tidak perlu! Aku bisa mengambil sendiri. " Ucapnya dingin.
Khumaira mengangguk, dan kembali duduk. Rasanya makanan ini terasa hambar, bukan karna masakannya tak enak atau Khumaira lupa memberikan bumbu melainkan karna sikap Rendi.
Selesai makan Rendi beranjak dari kursinya, dan ia memiliki sebuah pertemuan dengan sahabatnya.
"Mau kemana lagi? " Tanya Khumaira saat melihat Rendi melangkah pergi.
Rendi menghentikan langkahnya, dan berbalik arah. " Apa aki harus memberitahumu tentang aktivitas ku, tentang aku pergi kemana dan bersama siapa? " Bentak Rendi.
"Ingat, baik-baik Khumaira! Jika bukan karna Renda yang memintaku untuk menikahi mu aku pun tak mau menikahimu! " Lanjutnya lagi.
Sungguh, ucapan Rendi bagaikan sebuah belati yang menusuk hatinya yang paling tajam. Sungguh tajam perkataannya Rendi padanya.
Khumaira hanya bisa tertunduk pilu mendengar perkataan yang keluar dari mulut Rendi, ia pun berusaha menahan air matanya agar tidak jatub di hadapan Rendi.
Rendi pun pergi tanpa memperdulikan Khumaira, Rendi segera masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya menuju sebuah clab malam.
Sesampainya di sana, Rendi memesan beberapa minuman untuk dirinya. Ia begitu frustasi dengan semua ini.
"Mengapa kau mempermainkan hidupku, Tuhan? Mengapa? " Rancaunya.
Rendi telah menghabiskan banyak sekali minuman beralkohol sehingga ia mulai meracau tak karuan. Beruntung, kala itu Brain kebetulan tengah berada di clab yang sama dengan Rendi sehingga ia segera membawa Rendi pulang.
Brain membunyikan bel rumah Rendi, dan muncullah Khumaira dari dalam.
"Ada apa ini? Kenapa Mas Rendi menjadi seperti ini? " Tanyanya pada Brain.
"Pak, Rendi. Dia habis minum banyak! " Sahutnya.
Khumaira begitu syok mendengar penuturan dari Brain. Ia pun mengambil alih Rendi dari Brain, ia pun memapah Rendi ke dalam kamarnya.
Khumaira merebahkan tubuh Rendi di atas kasur, ia pun membuka sepatu yang di kenakan oleh Rendi. Kemudian Khumaira mulai merebahkan dirinya di samping Rendi.
Khumaira terbangun kala tangan kekar melingkar indah di perutnya, ia merasakan sebuah kehangatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia pun mendengar sebuah bisikan cinta dari Rendi.
"Aku mencintai mu, sungguh mencintaimu! " Bisiknya mesra.
Namun saat Rendi hendak melakukan kewajibannya, tiba-tiba ia tersadar dan Rendi mendorong tubuh Khumaira yang sudah polos. Rendi membalikan tubuhnya.
"Pakai kembali pakaianmu!! " Titahnya tanpa menoleh.
Khumaira melakukan perintah Rendi, ia pun memunguti pakaiannya dan memakainya kembali.
Rendi beranjak dari ranjang, ia pun masuk ke dalam kamar mandi. Tak tahu apa yang sedang Rendi lakukan di sana?
'Sialan! Ada apa denganku? ' Batinnya kesal.
Setelah beberapa lama di dalam kamar mandi akhirnya Rendi keluar dan seperti biasa ia pun merebahkan dirinya di atas sofa. Rendi pun tertidur, dan menyelam dalam dunia mimpinya.
Pagi hari telah menyapa, cahaya mentari telah menyinari bumi Rendi terbangun dan bersiap-siap untuk pergi ke kantornya.
Khumaira telah berada di dapur dan menyiapkan sarapan untu Rendi.
"Ayo, Mas. Sarapan dulu! " Ajaknya.
Rendi berjalan ke ruang tamu, dan menikmati sarapan yang Khumaira Buat. Selesai sarapam langsung saja Rendi pergi ke kantor.
Setelah kepergian Rendi, Khumaira mulai melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mengepel, dan mencuci pakaian.
Saat Khumaira sedang sibuk mengepel tiba-tiba seseorang membunyikan bell, gegas Khumaira membukan pintu dan melihat siapa yang datang.
Khumaira memandang wanita yang berada di hadapannya, wanita cantik berpostur sexy dan bisa di bilang sempurna. " Iya, cari siapa? " Tanyanya.
Wanita itu pun tersenyum. " Saya cari Rendi. Apakah ia ada? " Ujarnya.
Khumaira mengernyitkan keningnya, untuk apa wanita ini mencari Suaminya? Jika ada urusan kantor, mengapa ia tak langsung saja datang ke kantornya?
"Untuk apa mencari Suamiku? " Tanya Khumaira penuh selidik.
Wanita yang mendengar pengakuan Khumaira pun membulat matanya, dan menutup mulutnya. " Apa. Suami? Jadi kau adalah Istrinya Rendi? " Ia malah balik bertanya.
Khumaira mengangguk. "Ya, memangnya kau siapa? " Tanya Khumaira penasaran.
Wanita itu pun menyodorkan tangannya sembari tersenyum. "Perkenalkan namaku Nuri. Aku adalah mantan kekasih Rendi! " Ucapnya bangga.
"Oh, hanya mantan. Jika niatnya hanya mengganggu silakan pergi dari sini! Maaf, rumah ini tidak menerima ulat bulu. " Sindirnya sembari menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Kau.. " Nuri hendak menjabak rambut Khumaira namun Khumaira telah lebih dulu menangkis serangannya.
"Kau mau apa? Ingat, yang namanya mantan sudah manjadi sampah. Makannya di buang, sementara Istri sah walaupun sudah di buang tetap akan menjadi istri, camkan! " Ucap Khumaira seraya melepaskan tangan Nuri.
Nuri terlihat marah dengan ucapan Khumaira. Ia pun beranjak pergi dan sempat mengancam Khumaira.
"Awas kau, ya! " Ucapnya seraya beranjak pergi.
Khumaira hanya tersenyum, dan mengibaskan tangannya. " Huuuh, satu masalah selesai! " Ucapnya penuh kemenangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
rintik hujan
semoga saja ya
2022-11-28
0
Authophille09
Semangat kak, mas Rendi nya pasti bakalan luluh nanti nya💪
2022-11-28
0