Perkenalkan namaku Khumaira Putri. Aku adalah seorang gadis yang berasal dari desa, yang tak sengaja bertemu dengan Pria kota bernama Renda Wiguna.
Sebuah awal pertemuan yang manis, dan sangat berkesan bagiku, kala itu kami tak sengaja berpapasan saat di sebuah jalan desa yang tentunya berlubang sana sini, alhasil aku pun tertabrak oleh mobil milik Renda.
Seorang pemuda nampak keluar dari sebuah mobil mewah, aku kira ia akan memarahiku namun nyatanya tidak.
"Kau tidak apa? Kau baik-baik saja? Apa ada yang luka? " Tanyanya bertubi-tubi tanpa jeda.
Sungguh, kala itu aku benar-benar terpana dengan aura ketampanan yang ia Pancarkan dari wajahnya. Ia bisa memikat siapa pun tanpa guna-guna. Wajah tampan, tubuh atletis dan hidung mancung semakin menambah ketampanannya hingga untuk beberapa saat aku pun tak berkedip kala memandang wajahnya.
Ia pun melambaikan tangannya di depanku, hingga aku pun tersadar dari lamunanku. " Iya, ada apa? Maaf tidak dengar! " Ucapku terlihat salah tingkah.
"Tadi saya tanya. Apa ada yang luka? " Ia pun mengulang pertanyaannya.
Aku pun menggeleng. "Tidak ada! " Sahutnya.
Ia pun mengamati ku dengan lamat. "Kaki mu terluka. Biar aku antarkan kau pulang. Dimana rumahmu? " Tanyanya padaku.
Beberapa kali aku menolak agar ia tak mengantar ku pulang, namun Ia tetap kukuh dengan pendiriannya.
Aku pun di antarkannya pulang sampai depan rumah.
Pertemuan pertama kamj sangatlah menyenangkan, dan begitu berkesan hingga hari ini aku masih mengingat hari itu.
Pertemuan-pertemuan selanjutnya membuat kami semakin dekat, bahkan perasaan cinta mulai tumbuh di hati kami berdua. Renda mengutarakan niatnya untuk meminangku tentu saja aku setuju dengan niat baiknya.
"Baiklah. Jika kau setuju, dalam satu minggu lagi aku akan membawa seseorang untuk meminangmu untukku! " Ucapnya.
Aku pun mengangguk, dan tersenyum padanya. Sungguh bahagianya hatiku kala itu.
Hingga 1 minggu berlalu, Renda benar-benar menepati janjinya ia datang bersama seorang Pria yang amat mirip dengannya dan aku pastikan bahwa mereka adalah suadara kembar.
"Baiklah. Bapak, Ibu. Saya Rendi selaku perwakilan dari Renda ingin menyampaikan maksud, dan kedatangan saya kemari. Jika berkenan saya ingin melamar Putri kalian untuk Saudara saya, Renda. Apakah kalian setuju? " Tanya Rendi yang merupakan Saudara Renda.
Ayah menatapku. " Semua keputusan ada apa Khumaira. Biar dia yang menjawabnya! Bagaimana, Khumaira apa kau menerima lamaran Renda? " Tanya Ayah.
Kini semua mata tertuju padaku, mereka menunggu jawaban yang akan keluar dari mulutku.
"Aku pun mengangguk, dan dengan sangat malu-malu. " Aku menerimanya! " Sahutku.
Mereka semua turut senang mendengar jawaban ku, terutama dengan Mas Renda ia amat begitu bahagia.
Hingga akhirnya kami menentukan tanggal pernikahan. Setalah 1 bulan maka acara pernikahan Antara aku, dan Renda akan di adakan.
Mas Renda, dan Rendi akhirnya pulang ke kota namun Mas Renda telah berjanji bahwa ia akan kembali pada saat penikahan nanti, dan aku manantikan hari itu.
"Aku berjanji akan kembali pada saat pernikahan kita, Khumaira. Aku harap kau menunggu ku! " Ucapnya.
Aku pun mengangguk, dan tersenyum. " Iya, aku pasti menunggu mu! " Sahut ku.
Selama Mas Renda berada di kota kami sering bertukar kabar, dan juga mengirim pesan singkat. Kata-kata romantis selalu keluar dari mulutnya, hal yang membuat ku semakin bahagia dan tak sabar ingin segera menjadi istrinya.
Hingga 1 bulan berlalu, akhirnya hari yang dk tunggu telah datang. Hari dimana aku dan Mas Renda akan menjadi sepasang pengantin yang amat bahagia, namun sayang semua itu hanyalah angan-angan belaka. Bagaimana tidak, Mas Renda di kabarkan meninggalkan dunia saat sedang dalam perjalanan menuju rumahku. Hati siapa yang tak hancur kala mendapati kabar buruk ini?
"Tidak. Tidak mungkin Mas Renda telah pergi. Bukankah, dia pernah berjanji akan kembali padaku? Tapi apa ini. " Teriakku histeris.
Aku selalu mengingat ucapannya, ia akan kembali padaku tapi apa yang terjadi ia malah pergi meninggalkan diri ini?
Betapa hancurnya hati ini, pernikahan yang selalu aku impikan hancur begitu saja. Kebahagian pun hilang begitu saja, aku merasa dunia ku seakan tak berarti.
Oh, Tuhan. Mengapa kau menghukumku seperti ini? Mengapa dunia seakan tak adil padaku? Mengapa?
Namun tiba-tiba Ayah menyarankan ku untuk menikah dengan Saudara kembar dari Renda, yaitu Rendi.
Tentu saja aku berusaha menolaknya, namun Ayah terus memaksaku sebab ia akan malu oleh keluarga, dan para tetangga jika pernikahan ini tidak jadi di langsungkan hingga akhirnya aku pun menyetujuinya.
"Baiklah, Yah. Aku bersedia menikah dengan Rendi! " Sahutku seraya menunduk.
Selama acara berlangsung, aku harus berusaha tetap tersenyum dan terlihat baik-baik saja di depan para tamu walau hatiku begitu nyeri.
"Tuhan, kuatkan aku! " Batinku.
Kesan pertama yang aku lihat dari Rendi, ia merupakan Pria kaku, dan dingin. Ia sama sekali tak melirik ke arahku selama acara ini berlangsung. Apakah keputusan ku untuk menikah dengannya adalah benar? Akankah hidup ku baik-baik saja? Entahlah?
Setelah pernikahan terjadi, kami menginap di sebuah hotel yang bagiku cukup mewah, maklum aku hanyalah gadis desa yang pertama kali pergi ke kota.
Kami tidak melakukan apapun pada malam pertama kami layaknya pasangan pengantin baru, selain canggung aku pun belum siap dengan semua ini, dan Rendi pun mengerti itu.
Aku mengerti bahwa pernikahan ini bukan di dasari atas Cinta namun sebuah keterpaksaan dari masing-masing pihak, tapi aku berjanji akan menjadi Istri yang berbakti pada Rendi walau ia bukan Pria yang aku cintai.
"Mulai detik ini, hari ini. Aku Khumaira Putri berjanji akan berbakti pada Suamiku, dan akan bersamanya di sisa hidup ku! " Sumpah ku dalam hati.
Namun sebaik apapun aku, dan bagaimana pun aku berusaha memperlakukan Rendi dengan baik, tetap saja aku bukanlah wanita yang ada dalam hatinya, ia hanya menganggap pernikahan ini hanya tertulis di atas kertas.
Dengan terang-terangan ia mengatakan bahwa ia menikahi ku sebab Renda yang memintanya, bukan atas keinginnya sendiri.
"Dengarkan aku baik-baik, Khumaira. Aku menikahi mu bukan karna Cinta tapi karna Renda yang memintanya, dan aku wajib menuruti wasiatnya. Kau cukup menjadi wanita baik, dan jangan sok mengurusi hidupku, paham?! " Ucapnya dengan nada ketus, dan dingin.
Jujur ucapannya bagaikan sebuah sembilu yang menusuk hati ini. Aku tak menyangka jika ia menikahi ku sebab wasiat dari Renda.
Aku hanya bisa menunduk, tanpa menjawab ucapannya, sungguh hatiku begitu sakit mendapati hal semacam ini. Mengapa ia begitu tega mengatakan hal ini? Tapi, aku percaya suatu saat nanti Tuhan akan menghadirkan sebuah cinta di antara kami berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
mis FDR
aku sudh mmpir,dukung aku terus ya pasti aku mmpir balik,
2022-11-16
0