Supreme God Emperor
Di bawah guyuran hujan, di sebuah lapangan terlihat beberapa remaja melakukan pertarungan tanpa peduli tubuhnya basah kuyup oleh air hujan.
“Liu Chen, sudah lah akui saja kekalahan mu” Teriak seorang remaja yang menjadi lawan remaja bernama Liu Chen tersebut.
“Ha-ha-ha... Dan Gong seharusnya yang mengatakan itu aku, lihat lah semua teman-teman mu sudah tumbang oleh bawahan ku” Liu Chen tertawa penuh ejekan menatap lawannya atau sebut saja mantan sahabat nya.
“Pengkhianat seperti mu harus diberi pelajaran” Wajah Liu Chen berubah dingin mengingat pengkhianatan yang dilakukan mantan sahabat nya tersebut.
Dan Gong tertawa sinis, “coba saja kalau kau bisa, karena hari ini hari kematian untuk mu”
“Cih...” Liu Chen berdecih sinis. Kemudian menyerang Dan Gong dengan brutal, Dan Gong tidak mau kalah. Para bawahan dan teman Liu Chen sudah pada tepar di atas lapangan tersebut dengan wajah dan tubuh luka-luka. Semua itu karena lawan mereka yang mengikuti Dan Gong membawa senjata tajam, mereka sangat curang. Tetapi mereka masih bisa selamat dan mengalahkan mereka. Sekarang hanya menunggu bos mereka. Membantu pun sudah tidak sanggup lagi.
Beberapa menit berlalu, kedua nya masih berkelahi belum ada yang mau mengalah. Apalagi Liu Chen yang sudah di kuasai amarah. dia ingin memberi Dan Gong pelajaran atas apa yang telah di lakukan nya.
“Sialan! Kenapa susah sekali mengalahkan bajingan ini!” Dan Gong menggeram marah.
“Tidak ada pilihan lagi aku harus segera menghabisi nya dengan cepat” lalu mengeluarkan sebuah pisau tajam dari balik saku celana nya tanpa sepengetahuan Liu Chen.
“Liu Chen mati kau sialan!” Dan Gong berlari kearah Liu Chen yang tampak juga melakukan hal sama.
Salah satu bawahan Liu Chen melihat apa yang dipegang Dan Gong, dia berteriak dengan mata melotot, “Awas bos, dia memakai senjata!” Namun terlambat. Senjata itu telah bersarang di tubuh Liu Chen tepatnya di bagian perut nya, yang lain tampak terkejut.
“B-bos” Dengan cepat mereka berlari kesana tanpa peduli rasa sakit di bagian tubuh mereka.
Ditempat Liu Chen, dia tak percaya apa yang dilakukan Dan Gong ternyata anak itu memang ingin membunuh nya.
“D-dan Gong, K-kau—“
Dan Gong malah tertawa, “Kenapa? Kau pikir aku tidak berani melakukan nya! Ayo lah kawan kau harus berterima kasih karena berakhir di tangan Dan Gong ini”
Bugh
Bugh
Dan Gong terkejut saat mendapatkan bogeman dari salah satu bawahan Liu Chen. Karena terlalu lelah dia tidak melawan, apalagi rencana membunuh Liu Chen sudah terlaksana kan, dia sangat bahagia sekali. Menyesal, tentu saja tidak.
Sedangkan Liu Chen sudah tumbang di atas pangkuan temannya. “b-bos...kau harus bertahan” Tidak ada yang tidak sedih dan hancur melihat keadaan orang yang sudah dianggap saudara sendiri. Memang mereka memanggil bos sebagai tanda menghormati pemimpin Geng Naga yang ditakuti orang-orang di kota tersebut, namun selain itu mereka juga sudah seperti keluarga.
Liu Chen menggeleng lemah dengan sedikit tersenyum dia berkata, “F-feng Shui, seperti nya ini sudah akhir bagiku, uhuk...u-untuk itu k-kau uhuk...h-harus menggantikan ku m-memimpin G-geng N—“ sebelum kata-kata berakhir, Liu Chen sudah mengembuskan nafas terakhir nya.
Remaja yang dipanggil Feng Shui tidak bisa berkata-kata lagi hanya suara isakan pilu keluar dari bibir nya begitu pun yang lain.
“TIDAAAAAK!!”
Diiringi suara petir menggelegar di langit, hujan makin deras seakan tau kesedihan mereka.
“Zhan, bawa bajingan itu. Dia harus mendapatkan balasan setimpal” Titah Feng shui dengan suara serak dan dingin pada Han Zhan yang baru selesai memukuli Dan Gong hingga tak sadar kan diri.
...
...
...
Di dunia lain. Dalam sebuah hutan tepatnya didalam sebuah goa terlihat seorang bocah berusia sekitar dua belas tahun tergeletak disana dengan tubuh luka-luka dan wajah sangat pucat persis seperti orang mati.
Tak berselang lama tiba-tiba saja terdengar suara petir emas menyambar ke arah goa tersebut. Namun, tidak membuat goa tersebut runtuh, beberapa hewan buas yang berada di sekitar itu ketakutan dan berlari menjauh.
Bertepatan saat itu anak laki-laki tersebut tersadar beriringan dengan suara ringisan keluar dari bibirnya, “Ssht...sakit sekali!” gumamnya sambil melirik kearah sekitarnya. Seketika dia kebingungan.
“Dimana ini? bukankah seharusnya aku berada di rumah sakit atau aku sekarang berada di alam baka tapi kenapa rasa nya sedikit aneh”
“Tidak mungkin ini mimpi” Lalu mencoba menampar pipinya sendiri.
Plak
“Aish... rasanya sakit” ringisnya.
“Berarti aku tidak mimpi! Ha-ha-ha...aku masih hidup” Lalu ia menyeringai. “Dan Gong, tunggu pembalasan ku” Kilatan merah terlihat di matanya mengingat nama itu. Yap, dia adalah Liu Chen yang awalnya berpikir telah mati.
Saat keasyikan tertawa, tiba-tiba saja ia terdiam saat menyadari sesuatu. “Tunggu! Sepertinya ada yang salah” Dengan perasaan gugup ia memperhatikan tangan, kaki dan pakaian nya serta meraba wajahnya sendiri dan terakhir rambutnya.
“K-kenapa tangan ku menjadi kecil begini, kaki ku dan ini pakaian apa yang ku kenakan! dan ini rambut ku kenapa jadi panjang begini, mana putih lagi” Liu Chen semakin pucat saat melihat rambutnya berubah warna.
“AAARRGHH...TIDAAAAAK!” karena terlalu terkejut Liu Chen langsung pingsan. Di luar beberapa hewan buas yang baru saja akan menghampiri goa tersebut dibuat terkejut mendengar suara teriakan Liu Chen dan entah kenapa membuat mereka merinding. Insting mereka berkata di dalam nya ada bahaya karena itu mereka tidak jadi melanjutkan langkah masuk kesana. Lebih baik mencari aman itu pikir mereka.
Di dalam sebuah kegelapan terlihat sepasang mata besar terbuka menatap tajam kearah tertentu.
“Sudah waktu nya”
...
Liu Chen yang sudah pingsan dalam waktu sejam kembali terbangun sambil mengumpat pelan. Sebenarnya tadi dia tidak sekedar pingsan karena kaget tapi karena kepalanya tiba-tiba saja terasa sakit diiringi sebuah ingatan memasuki pikirannya. Jika tidak untuk apa dia sampai berteriak sekeras tadi.
“Sialan! apa benar aku bereinkarnasi” Dari semua ingatan dilihat nya seharusnya benar, apalagi saat melihat area di sekitarnya.
“Tapi kenapa hidup tubuh ini sangat menyedihkan, masih mendingan hidupku di bumi walaupun berakhir mati dikhianati teman sendiri” rasanya ingin menangis saja.
Dari ingatan tubuh ditempat nya, dia bernama Mo Liu Chen yang sebelumnya hidup dengan seorang kakek di sebuah desa terpencil. Namun, saat dia berusia sepuluh tahun sang kakek menghembuskan nafas terakhirnya. Dan lebih naas nya lagi setelah kematian sang kakek dia malah di bawa paksa oleh seorang perampok usai menyerang dan membantai habis orang-orang di desa tersebut sebagian untuk di jual ke pasar budak. Bukannya hanya dirinya beberapa anak-anak seumuran dan beberapa pemuda serta anak perempuan juga di bawa.
Mo Liu Chen yang masih kecil tidak dapat berbuat apapun, tapi beberapa hari setelah itu dia bisa lolos melarikan diri dari perampok tersebut bersama anak-anak lainnya sebelum di jual, dan semenjak itu dia menjadi seorang pengemis dan mencuri hanya untuk bertahan hidup.
Liu Chen mendesah berat mengingat semua nya, “Hahh... kenapa nasib pemuda tampan seperti ku berakhir begini” Apalagi mengingat penyebab kematian bocah ini di kejar oleh beberapa pengawal bangsawan karena ketahuan mencuri, lalu lari ke hutan buas untuk menyelamatkan diri untung saja tidak di kejar binatang buas tapi tetap saja dia mati saat memasuki sebuah goa karena kelelahan.
“Sungguh kejamnya” lirihnya sambil geleng-geleng kepala.
“Dunia Kultivator, Hmm menarik” Gumamnya.
Yap, dunia yang ditempati nya sekarang disebut dengan Dunia Kultivator, dimana hanya yang kuat yang berkuasa dan yang lemah diinjak-injak seperti tidak ada harganya.
“Hufff...tapi kenapa bocah ini tidak mencoba berkultivasi! Apa dia bodoh” Liu Chen mengutuk pemilik tubuh sebelumnya.
“Apa kakek tua itu tidak mengajari cucunya berkultivasi sebelum mati. Ck, dasar tua bangka bau tanah!” Orang mati masih saja di umpati. Walaupun ia tidak mendapatkan ingatan cara berkultivasi tapi ia sedikit tau karena waktu dibumi ia termasuk penggemar novel fantasi biarpun tidak terlalu sering namun ia sedikit lega pernah membacanya.
“Hahh...untung jiwa pintar, cerdas dan memiliki IQ diatas rata-rata seperti ku menempati tubuh bocah ini jika tidak pasti akan semakin payah”
“tapi ngomong-ngomong nama tubuh ini boleh juga masih tercantum nama ku walaupun ada sedikit tambahan didepan nya, tapi tidak masalah” Liu Chen atau sekarang disebut Mo Liu Chen terus mengangguk mantap. Bahkan rasa sakit ditubuhnya tidak terlalu terasa lagi baginya.
“Hahh...baiklah. tidak ada gunanya juga memikirkan hal kedepannya, yang terpenting sekarang membersihkan diri” Sambil mengendus tubuhnya sendiri dengan mimik jijik.
“Bau sekali, rasanya ingin muntah saja” Dengan susah payah dia berdiri karena saat badannya digerakkan seluruh tubuhnya terasa sakit kembali.
“Sungguh menjengkelkan” Setelah berhasil berdiri, dia memikirkan sesuatu. “Hem... bukannya terlalu berbahaya jika aku keluar” ucapnya saat mengingat dia berada dalam hutan buas, dimana dihuni oleh binatang buas itu sendiri. Sangat berbahaya, apalagi mengingat kondisi nya yang memprihatinkan.
“Sial! bagaimana ini!”
“Tapi jika tidak keluar aku bisa menjadi mayat hidup disini” Mo Liu Chen terus berpikir keras. Sudah cukup lama akhirnya ia memberanikan diri untuk keluar.
Sesampai diluar dia melirik kearah sekitar memastikan apa ada bahaya atau tidak. “Aman” dengan langkah cepat dia mencari sungai sembari terus berdoa dalam hatinya lebih cepat menemukan sungai. Dia bahkan tidak mempedulikan keanehan dalam hutan tersebut karena tidak menemukan bintang buas satu pun.
Setelah cukup jauh, akhirnya dia menemukan sebuah sungai dan tanpa aba-aba lagi dia mencebur diri kedalam.
Byuur
“Hahh segarnya” Mo Liu Chen terus bermain air sambil tertawa sendiri tanpa menyadari dirinya sedang diawasi sosok makhluk besar. Setelah puas menikmati air dingin dia naik keatas dengan pakaian basah tapi tidak kotor seperti sebelumnya.
“Tidak ada pakaian ganti” lirihnya rasanya sangat tidak nyaman memakai pakaian basah. Tapi untuk sekarang biar saja lah.
Mo Liu Chen menghela nafas panjangnya lalu kembali melanjutkan langkahnya, dia berencana keluar dari hutan ini. Tetapi tiba-tiba saja dia menghentikan langkahnya.
“Tunggu dulu!” sembari melihat area di sekitarnya dengan raut bingung. “Kemana perginya penghuni hutan ini, kenapa aku tidak pernah melihat satu pun sejak tadi! Tidak mungkin mereka takut dengan ku” Saat dalam kebingungannya tiba-tiba saja terdengar sebuah suara.
“bocah Kemari lah”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Alan
Semangat Thor 💪💪💪💪💪
2022-10-31
2