Episode 03. Petir Neraka

Sekarang mereka telah berada di sebuah bukit curam yang terletak di bagian timur dimensi tersebut. Disana latihan pertama Mo Liuchen akan dimulai.

“Baik lah sekarang lakukan latihan mu, keliling bukit ini sebanyak seratus kali selama dua hari” bola mata Mo Liuchen melotot hampir saja keluar dari tempatnya mendengar ucapan Long Bai.

“Kau gila! Itu sama saja kau ingin membunuh ku. Aku hanya manusia biasa dan kau meminta ku berlari sebanyak itu!” Pekik Mo Liuchen marah menunjuk wajah Long Bao dengan jari mungilnya.

“Heii...kau jangan marah. Ini memang pelatihan cocok untuk mu. Bukankah kau ingin menjadi kuat, kau harus bisa menjalankan latihan ini” Long Bai hanya memasang wajah acuh. Bagi nya sebagai makhluk kuat biasa saja, dia juga tidak memarahi Mo Liuchen karena tau pengetahuan bocah itu masih dangkal. Walaupun kata-kata nya tidak sopan. Mungkin seiring waktu dia akan berubah sendiri.

“Jangan membuat wajah gelap begitu, aku tidak akan membiarkan mu mati” karena aku juga tidak ingin mati sia-sia oleh orang itu, lanjut nya dalam hati.

Mo Liuchen berdecih, namun akhirnya ia tetap melakukan nya. Karena ia juga ingin secepatnya menjadi kultivator kuat dan menghajar orang-orang yang telah membuat Mo Liuchen mati.

Selama beberapa hari Mo Liuchen terus melakukan latihan keras dari lari dengan tangan kosong sampai membawa beban berat. Benar-benar menyiksa. Long Bai seperti nya sengaja membalas dendam. Namun, ia tidak pernah mengeluh lagi.

Sebulan kemudian.

“Sudah cukup, sekarang kau boleh istirahat aku sudah membuat makanan. Besok baru lanjutkam berendam dalam kolam darah”

Mo Liuchen mengangguk, dengan nafas ngos-ngosan ia berjalan kearah Long Bai yang sedang duduk di dalam rumah kecil. Rumah itu Long Bai lah yang membuat nya, mengingat latihan Mo Liuchen akan berlangsung lama.

“Guru, lebih baik kau meminta ku memasak nya. Masakan mu tidak seenak masakan ku” Protes Mo Liuchen yang sudah menyantap makanan tersebut dengan terpaksa. Yah, sejak sebulan ini ia mulai merubah panggilan nya. Biar terdengar sedikit sopan. Bagaimana pun Long Bai telah melatih nya, walaupun terkadang sering kali membuat nya kesal.

“Ha-ha-ha kau benar-benar menganggap ku sebagai gurumu, bagus-bagus sadar diri juga kau bocah” Tentu saja dia bangga, dia pikir bocah ini akan selalu memanggil nya dengan tak sopan.

“Ck, jangan bangga dulu naga tua, aku melakukan itu hanya menghargai mu karena telah melatih ku”

Sudut bibir Long Bai berkedut mendengarnya, “dasar kau bocah kurang ajar”

“Bahkan kau sangat berani mengejek masakan ku”

Memutar bola matanya, “Kan memang kenyataannya guru” tadi saja memanggil Naga tua sekarang balik guru lagi. Bocah ini memang susah ditebak.

“haiss...kau ini, sudahlah habis kan makanan mu lalu istirahat” Long Bai berkata lelah, berdebat dengan bocah ini tidak akan ada ujungnya.

...

Keesokan harinya.

Long Bai menatap Mo Liuchen yang sekarang telah berendam dalam kolam darah tersebut. Berselang kemudian keningnya berkerut. “ini sudah hampir dua batang dupa tapi kenapa aku tidak melihat tanda kesakitan!

"Seharusnya bocah ini menjerit kesakitan” Long Bao terus memperhatikan tepat ke wajah Mo Liuchen. Tahan juga nih bocah.

“Hm”

“Ke—“ belum selesai berucap ia dikagetkan oleh suara jeritan Mo Liuchen.

AAARRGHHH...

“Hah...bikin kaget saja, dasar bocah kurang ajar”

“lebih baik aku jalan-jalan ke dunia luar. Menunggu bocah ini membosankan juga” dia melirik singkat kearah Mo Liuchen.

“Berjuang lah bocah bodoh, lawan rasa sakit itu. Jangan sampai kehilangan kesadaran jika tidak kau bisa mati dan tidak akan bisa bereinkarnasi lagi”  Ucapnya sebelum menghilang. Mo Liuchen tentu saja masih mendengar apa dikatakan Long Bai, namun ia lakukan hanya bisa menggertak gigi nya menahan rasa sakit. Rasanya sangat menyakitkan sekali dari tulang-tulang nya diremukkan berulang-ulang bahkan tubuh nya terasa akan hancur. Yang dilakukan nya hanya berteriak dan menjaga kesadaran nya, dia tidak ingin mati untuk kedua kalinya.

...

Tak terasa dua tahun telah berlalu...

Terlihat seorang remaja tampan berambut putih perak panjang, alis tajam, hidung mancung, bibir tipis dengan rahang tegas sedang bermeditasi diatas sebuah batu giok yang terletak di tengah kolam dengan kulit putih bersih seperti bayi baru lahir tanpa cacat sedikitpun.

Berselang kemudian terdengar beberapa kali rendaman membuat air disana ikut bergelombang deras.

Boommmm...Boommmm...

Boommmm...Boommmm...

Boommmm...Boommmm...

“Hufff” matanya terbuka dengan bola mata berwarna kuning keemasan membuat ketampanannya semakin meningkat sembari menghembuskan nafas pelan.

“Ranah jalan Surgawi  bintang satu”  Bibir tipis menggoda itu membentuk senyuman.

“Bagus, kau memang melebihi seorang jenius” Ujar seorang pria berambut biru terbang kearah pemuda tersebut, yang tak lain Mo Liuchen dan pria tersebut Long Bai.

“Guru, kau jangan memuji terlalu cepat” Ucap Mo Liuchen pura-pura merendah padahal dalam hati tersenyum bangga.

“Gelar itu memang cocok untuk mu, di umurmu masih 14 tahun telah menembus ranah jalan Surgawi. Tunggu sebentar lagi kau akan mendapatkan kesengsaraan, bagaimana pun kau telah mencapai ranah jalan Surgawi saat ini” Mo Liuchen mengangguk hampir saja ia melupakan nya. Walaupun ini dimensi berbeda dari dunia luar tapi masih bisa menembus petir kesengsaraan surgawi.

Setiap Kultivator yang telah memasuki ranah Jalan Surgawi memang akan mengundang petir kesengsaraan surgawi. Kultivator biasa akan mendapatkan empat kali petir kesengsaraan surgawi sementara jenius ada yang lima kali. Melihat kejeniusan muridnya tersebut, Long Bai yakin anak itu akan mendapatkan kesengsaraan lebih dari lima. Menghadapi petir kesengsaraan surgawi bukan hal mudah taruhan nya nyawa jika tidak memiliki kekuatan yang cukup itu bisa membuat seseorang berakhir menjadi debu.

Mo Liuchen telah duduk bersila kembali dengan tatapan menatap tajam ke arah langit, tak terhitung lima detik lagi ia akan di baptis petir kesengsaraan surgawi.

Jdeeeer

Petir pertama akhirnya turun pada Mo Liuchen. Sementara Long Bai telah menjauh, namun pandangan tak pernah teralih kan terhadap Mo Liuchen.

Tak terasa Mo Liuchen telah menerima baptis petir kesengsaraan surgawi untuk ke enam kalinya. Namun itu telah membuat Mo Liuchen mulai kelelahan. Kekuatan nya juga dibuat meningkatkan berkali lipat.

Tak berselang lama langit tiba-tiba menjadi gelap kembali, melebihi sebelumnya dengan gemuruh yang menakutkan, beberapa cahaya kilat menggumpal di ketinggian awan, bertanda petir kesengsaraan surgawi ketujuh Mo Liuchen akan menghantam daratan lagi.

Melihat hal tersebut Long Bai entah kenapa merasa khawatir.

“Kenapa aku merasakan firasat buruk!” gumamnya masih menatap tajam kearah gumpalan tersebut. Tadi saja Mo Liuchen mendapatkan petir tak biasa dari petir Emas, petir hitam dan petir bencana. Kesengsaraan Mo Liuchen juga menyebabkan binatang buas di hutan buas ikut merasakan nya. Karena Mo Liuchen berada di dimensi lain jadi hanya penghuni Hutan buas yang ikut merasakan.

Langit semakin menakutkan, gemuruh petir semakin terdengar nyaring, namun Mo Liuchen berusaha untuk tenang sembari menutup matanya melakukan kultivasi biasa. Sebenarnya ia sedang berusaha menyerap petir tadi. Dia sedang mencoba memperkuat elemen petir nya yang telah dikuasinya. Untuk sekarang ia hanya memiliki elemen petir dan Api, sebenarnya ia memiliki beberapa elemen bawaan namun hanya elemen api dan petir yang bisa ia gunakan sekarang.

Petir merah gelap bersiap menghantam Mo Liuchen, kali ini adalah kesengsaraan surgawi petir berwarna merah gelap dan itu terlihat sangat menakutkan. Melihat hal tersebut tentu saja membuat Long Bai tercengang, ternyata diluar dugaannya.

Kesengsaraan Mo Liuchen tidak biasa, tidak seperti kebanyakan orang yang hanya mendapatkan petir biasa atau paling menakutkan adalah petir merah dan Ungu.

Namun, Mo Liuchen berbeda. Sejak awal saja ia selalu menerima petir yang tak pernah terjadi di dunia fana ini. Dan sekarang!

“Astaga, apa ini masih disebut jenius diatas jenius” gumam Long Bai dengan mulut ternganga. Dari warna nya saja Long Bai bisa menebak itu ialah petir Neraka. Long Bai tak percaya murid nya ini akan menarik petir menakutkan itu. Setaunya petir Neraka hanya terjadi saat seseorang telah berada di tingkat To God keatas tidak pernah terjadi dialam fana ini, namun petir neraka ini jauh lebih kuat dari petir neraka terima orang-orang ditingkat To God. Namun murid nya ini berhasil menarik petir neraka disaat masih di tahap fana. seberapa kuat muridnya ini di masa depan.

“Aku tidak pernah menyesal memiliki murid langka seperti mu Chen’er. Jika kau berhasil melewati petir ini, kekuatan fisik dan tubuh mu akan semakin kuat dan kemungkinan bisa melonggarkan segel lainnya!”

Semua binatang di dimensi tersebut dibuat ketakutan mereka buru-buru menjauh dan bersembunyi melindungi diri dari bencana tersebut.

Saat itu juga, sebuah kilatan merah gelap menghantam dimensi tersebut. Seluruh dimensi tersebut dipenuhi dengan cahaya merah gelap yang mengeluarkan aura yang panas yang sangat mengerikan.

Mo Liuchen tetap mempertahankan posisinya sembari menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya. Hal tersebut juga membuat elemen api nya semakin kuat. semuanya petir tersebut terserap ke dalam tubuhnya.

“Sialan! Tubuh ku terasa ingin meledak” Mo Liuchen menggerakkan giginya. Namun, terus berkultivasi memulihkan fondasi nya. Sementara langit sudah kembali seperti semula, bertanda baptis petir kesengsaraan surgawi Mo Liuchen telah selesai, membuat semuanya kembali tenang.

Long Bai telah juga berada di dekat muridnya tersebut. Dia masih terus memandang takjub kearah remaja tersebut. Dia masih tak menyangka muridnya ini akan menerima tujuh kali kesengsaraan surgawi.

“Kekuatan nya juga meningkat banyak” gumam saat memeriksa ranah kultivasi milik Mo Liuchen. Long Bai mengangguk puas. Namun terdapat satu hal yang membuat nya bingung. Perubahan muridnya itu cukup mengejutkan dan aura nya yang terasa begitu Agung dan suci.

Perlahan Mo Liuchen membuka matanya, terlihat netra emas itu semakin cemerlang. Membuat nya semakin menambah ketampanannya.

“Guru, sekarang kekuatan ku telah meningkat ke ranah jalan kesengsaraan bintang satu, ini sungguh gila!” Mo Liuchen tertawa puas. Namun, seketika ia menghentikan tawa saat melihat tatapan kosong gurunya.

Jangan bilang guru menyebalkan ini akan se mengejutkan kan begitu melihat pencapaian nya.

“G-guru ada apa dengan mu? Kenapa kau menatap ku seakan melihat hantu begitu” Mo Liuchen juga segera berdiri dan buru-buru memakai pakaian nya yang telah hancur oleh petir tadi.

Long Bai akhirnya tersadar dari keterkejutan nya, “Chen’er apa kau tidak menyadari perubahan padamu!” Mendengar ucapan itu, Mo Liuchen tidak mengerti.

“Maksudmu kekuatan ku, jika itu tentu saja aku sadar. Bukan hanya tubuh dan fisik ku yang semakin kuat tapi kultivasi ku juga telah meningkat, bahkan kedua elemen ku telah meningkat guru, namun ada satu lagi guru aku merasakan ada elemen baru telah bangkit” Ucap nya dengan nada antusias dan agak bingung. Sembari memperlihatkan kedua elemen nya. Elemen Api nya telah berevolusi menjadi api emas dan elemen Petir nya berevolusi menjadi petir emas. Melihat itu Long Bai mengangguk takjub. Api emas adalah api terkuat di urutan ketiga sementara petir emas berada di urutan terkuat kedua. Dan terakhir memperlihatkan sebuah elemen baru yang baru dikuasainya. Melihat hal tersebut Long Bai cukup namun puas.

"Kau menguasai elemen Cahaya!"

“namun, maksud ku bukan hal itu tapi penampilan mu. Rambut mu yang biasa putih perak berubah menjadi kuning emas dan di dahimu juga terdapat sebuah tanda emas berbentuk sepasang sayap”

Hah!

Mo Liuchen mengernyit, “maksudmu guru” karena penasaran ia kembali menatap mata gurunya dan ternyata memang benar. Ia baru menyadari nya. Memegang rambutnya, lalu mengarahkan telapak tangannya kearah dahinya.

“Guru, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa penampilan ku jadi berubah dan tanda di dahi ini apa itu guru?!”  Long Bai tampak berpikir, dia mencoba mengingat sesuatu. Melihat tandanya mengingat nya pada Ras tertentu.

Cukup lama berpikir, akhirnya dia mengingatnya. Menatap muridnya itu dengan serius.

“Guru ingat sekarang, tanda di dahi mu itu sama persis milik salah satu ras kuat. Itu cukup menyakitkan dari tampilan mu sekarang dan aura mu yang berbeda dari biasanya dan saat kau mengeluarkan elemen cahaya mu itu guru merasakan ada yang berbeda dari elemen cahaya biasanya!”

“Seperti kau memang bukan keturunan asli makhluk fana” lanjut Long Bai penuh keyakinan.

Mo Liuchen tercengang mendengar penjelasan guru nya. “G-guru, maksudmu ras kuat seperti apa?” tentu saja ia sangat ingin tau ras apa yang dimaksud gurunya ini.

Long Bai menggeleng, “Itu Ras Malaikat suci. Dari guru lihat dari penampilan dan aura mu sangat mirip dengan Ras malaikat suci dan tidak salah lagi elemen mu mirip dengan milik ras tersebut. Dari guru tau secara turun-temurun ras mereka memang lebih menguasai elemen cahaya”

“Apa memang ada hubungannya dengan segel itu? Ternyata murid ku ini juga keturunan ras itu, mengingat namanya aku cukup yakin, Mo Liuchen. Seperti nya aku memang harus mengucapkan terimakasih kepada tuan karena telah mempercayaiku mengurus anak ini” batin Long Bai.

“Jadi guru, jangan bilang perubahan ku ini ada hubungan nya dengan ras tersebut yang berarti aku—“

“Benar, mungkin saja. Sekarang coba hilang kan tanda itu”

Mo Liuchen mengangguk, walaupun agak ragu ia tetap mencobanya. Dan ternyata berhasil, tanda itu telah hilang dan rambut nya kembali seperti semula bahkan aura suci itu juga telah ikut menghilang.

“Baiklah. Untuk sekarang lebih kau istirahat dulu, guru memiliki hal penting yang harus diselesaikan” Walaupun masih penasaran dengan Ras yang dimaksud guru ia tetap menuruti nya.

“Sebenarnya hal penting apa yang ingin dilakukan guru” selama ini ia memang sering melihat guru menghilang begitu saja. Dan alasan tetap sama. Saat ia bertanya jawaban pasti begini 'ke masa depan kau akan tau' terdengar menyebalkan, tapi mau bagaimana lagi ia hanya bisa menurut saja.

Sementara, Long Bai menghilang entah kemana.

Mo Liuchen pergi membersihkan diri nya, lalu lanjut memasuki rumah buatan guru nya tersebut.

Disana Mo Liuchen memilih bermeditasi sembari menunggu gurunya. Saat telah memasuki meditasi tiba-tiba saja ia merasakan sesuatu dan itu terjadi dalam laut kesadarannya.

“A-apa ini?” ia dibuat tercengang melihat perubahan laut kesadarannya.

“Apa mungkin ada hubungan nya dengan perubahan ku sebelum nya?!” Laut kesadarannya semakin luas disana juga terdapat sesuatu yang membuat Mo Liuchen semakin terkejut.

Terpopuler

Comments

Alan

Alan

Tingkatan ranah kultivasinya dong Thor....

2022-11-01

2

Alan

Alan

Semangat Thor 💪💪💪💪💪

2022-11-01

1

Alan

Alan

Mantabbbb Mo Liuchen 👍👍👍👍👍👍

2022-11-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!