NovelToon NovelToon

Supreme God Emperor

Episode 01. Kematian & Bereinkarnasi

Di bawah guyuran hujan, di sebuah lapangan terlihat beberapa remaja melakukan pertarungan tanpa peduli tubuhnya basah kuyup oleh air hujan.

“Liu Chen, sudah lah akui saja kekalahan mu” Teriak seorang remaja yang menjadi lawan remaja bernama Liu Chen tersebut.

“Ha-ha-ha... Dan Gong seharusnya yang mengatakan itu aku, lihat lah semua teman-teman mu sudah tumbang oleh bawahan ku” Liu Chen tertawa penuh ejekan menatap lawannya atau sebut saja mantan sahabat nya.

“Pengkhianat seperti mu harus diberi pelajaran” Wajah Liu Chen berubah dingin mengingat pengkhianatan yang dilakukan mantan sahabat nya tersebut.

Dan Gong tertawa sinis, “coba saja kalau kau bisa, karena hari ini hari kematian untuk mu”

“Cih...” Liu Chen berdecih sinis. Kemudian menyerang Dan Gong dengan brutal, Dan Gong tidak mau kalah. Para bawahan dan teman Liu Chen sudah pada tepar di atas lapangan tersebut dengan wajah dan tubuh luka-luka. Semua itu karena lawan mereka yang mengikuti Dan Gong membawa senjata tajam, mereka sangat curang. Tetapi mereka masih bisa selamat dan mengalahkan mereka. Sekarang hanya menunggu bos mereka. Membantu pun sudah tidak sanggup lagi.

Beberapa menit berlalu,  kedua nya masih berkelahi belum ada yang mau mengalah. Apalagi Liu Chen yang sudah di kuasai amarah. dia ingin memberi Dan Gong pelajaran atas apa yang telah di lakukan nya.

“Sialan! Kenapa susah sekali mengalahkan bajingan ini!” Dan Gong menggeram marah.

“Tidak ada pilihan lagi aku harus segera menghabisi nya dengan cepat” lalu mengeluarkan sebuah pisau tajam dari balik saku celana nya tanpa sepengetahuan Liu Chen.

“Liu Chen mati kau sialan!” Dan Gong berlari kearah Liu Chen yang tampak juga melakukan hal sama.

Salah satu bawahan Liu Chen melihat apa yang dipegang Dan Gong, dia berteriak dengan mata melotot, “Awas bos, dia memakai senjata!” Namun terlambat. Senjata itu telah bersarang di tubuh Liu Chen tepatnya di bagian perut nya, yang lain tampak terkejut.

“B-bos” Dengan cepat mereka berlari kesana tanpa peduli rasa sakit di bagian tubuh mereka.

Ditempat Liu Chen, dia tak percaya apa yang dilakukan Dan Gong ternyata anak itu memang ingin membunuh nya.

“D-dan Gong, K-kau—“

Dan Gong malah tertawa, “Kenapa? Kau pikir aku tidak berani melakukan nya! Ayo lah kawan kau harus berterima kasih karena berakhir di tangan Dan Gong ini”

Bugh

Bugh

Dan Gong terkejut saat mendapatkan bogeman dari salah satu bawahan Liu Chen. Karena terlalu lelah dia tidak melawan, apalagi rencana membunuh Liu Chen sudah terlaksana kan, dia sangat bahagia sekali. Menyesal, tentu saja tidak.

Sedangkan Liu Chen sudah tumbang di atas pangkuan temannya. “b-bos...kau harus bertahan” Tidak ada yang tidak sedih dan hancur melihat keadaan orang yang sudah dianggap saudara sendiri. Memang mereka memanggil bos sebagai tanda menghormati pemimpin Geng Naga yang ditakuti orang-orang di kota tersebut, namun selain itu mereka juga sudah seperti keluarga.

Liu Chen menggeleng lemah dengan sedikit tersenyum dia berkata, “F-feng Shui, seperti nya ini sudah akhir bagiku, uhuk...u-untuk itu k-kau uhuk...h-harus menggantikan ku m-memimpin G-geng N—“ sebelum kata-kata berakhir, Liu Chen sudah mengembuskan nafas terakhir nya.

Remaja yang dipanggil Feng Shui tidak bisa berkata-kata lagi hanya suara isakan pilu keluar dari bibir nya begitu pun yang lain.

“TIDAAAAAK!!”

Diiringi suara petir menggelegar di langit, hujan makin deras seakan tau kesedihan mereka.

“Zhan, bawa bajingan itu. Dia harus mendapatkan balasan setimpal” Titah Feng shui dengan suara serak dan dingin pada Han Zhan yang baru selesai memukuli Dan Gong hingga tak sadar kan diri.

...

...

...

Di dunia lain. Dalam sebuah hutan tepatnya didalam sebuah goa terlihat seorang bocah berusia sekitar dua belas tahun tergeletak disana dengan tubuh luka-luka dan wajah sangat pucat persis seperti orang mati.

Tak berselang lama tiba-tiba saja terdengar suara petir emas menyambar ke arah goa tersebut. Namun, tidak membuat goa tersebut runtuh, beberapa hewan buas yang berada di sekitar itu ketakutan dan berlari menjauh.

Bertepatan saat itu anak laki-laki tersebut tersadar beriringan dengan suara ringisan keluar dari bibirnya, “Ssht...sakit sekali!” gumamnya sambil melirik kearah sekitarnya. Seketika dia kebingungan.

“Dimana ini? bukankah seharusnya aku berada di rumah sakit atau aku sekarang berada di alam baka tapi kenapa rasa nya sedikit aneh”

“Tidak mungkin ini mimpi” Lalu mencoba menampar pipinya sendiri.

Plak

“Aish... rasanya sakit” ringisnya.

“Berarti aku tidak mimpi! Ha-ha-ha...aku masih hidup” Lalu ia menyeringai. “Dan Gong, tunggu pembalasan ku” Kilatan merah terlihat di matanya mengingat nama itu. Yap, dia adalah Liu Chen yang awalnya berpikir telah mati.

Saat keasyikan tertawa, tiba-tiba saja ia terdiam saat menyadari sesuatu. “Tunggu! Sepertinya ada yang salah” Dengan perasaan gugup ia memperhatikan tangan, kaki dan pakaian nya serta meraba wajahnya sendiri dan terakhir rambutnya.

“K-kenapa tangan ku menjadi kecil begini, kaki ku dan ini pakaian apa yang ku kenakan! dan ini rambut ku kenapa jadi panjang begini, mana putih lagi” Liu Chen semakin pucat saat melihat rambutnya berubah warna.

“AAARRGHH...TIDAAAAAK!” karena terlalu terkejut Liu Chen langsung pingsan. Di luar beberapa hewan buas yang baru saja akan menghampiri goa tersebut dibuat terkejut mendengar suara teriakan Liu Chen dan entah kenapa membuat mereka merinding. Insting mereka berkata di dalam nya ada bahaya karena itu mereka tidak jadi melanjutkan langkah masuk kesana. Lebih baik mencari aman itu pikir mereka.

Di dalam sebuah kegelapan terlihat sepasang mata besar terbuka menatap tajam kearah tertentu.

“Sudah waktu nya”

...

Liu Chen yang sudah pingsan dalam waktu sejam kembali terbangun sambil mengumpat pelan. Sebenarnya tadi dia tidak sekedar pingsan karena kaget tapi karena kepalanya tiba-tiba saja terasa sakit diiringi sebuah ingatan memasuki pikirannya. Jika tidak untuk apa dia sampai berteriak sekeras tadi.

“Sialan! apa benar aku bereinkarnasi” Dari semua ingatan dilihat nya seharusnya benar, apalagi saat melihat area di sekitarnya.

“Tapi kenapa hidup tubuh ini sangat menyedihkan, masih mendingan hidupku di bumi walaupun berakhir mati dikhianati teman sendiri”  rasanya ingin menangis saja.

Dari ingatan tubuh ditempat nya, dia bernama Mo Liu Chen yang sebelumnya hidup dengan seorang kakek di sebuah desa terpencil. Namun, saat dia berusia sepuluh tahun sang kakek menghembuskan nafas terakhirnya. Dan lebih naas nya lagi setelah kematian sang kakek dia malah di bawa paksa oleh seorang perampok usai menyerang dan membantai habis orang-orang di desa tersebut sebagian untuk di jual ke pasar budak. Bukannya hanya dirinya beberapa anak-anak seumuran dan beberapa pemuda serta anak perempuan juga di bawa.

Mo Liu Chen yang masih kecil tidak dapat berbuat apapun, tapi beberapa hari setelah itu dia bisa lolos melarikan diri dari perampok tersebut bersama anak-anak lainnya sebelum di jual, dan semenjak itu dia menjadi seorang pengemis dan mencuri hanya untuk bertahan hidup.

Liu Chen mendesah berat mengingat semua nya, “Hahh... kenapa nasib pemuda tampan seperti ku berakhir begini” Apalagi mengingat penyebab kematian bocah ini di kejar oleh beberapa pengawal bangsawan karena ketahuan mencuri, lalu lari ke hutan buas untuk menyelamatkan diri untung saja tidak di kejar binatang buas tapi tetap saja dia mati saat memasuki sebuah goa karena kelelahan.

“Sungguh kejamnya” lirihnya sambil geleng-geleng kepala.

“Dunia Kultivator, Hmm menarik” Gumamnya.

Yap, dunia yang ditempati nya sekarang disebut dengan Dunia Kultivator, dimana hanya yang kuat yang berkuasa dan yang lemah diinjak-injak seperti tidak ada harganya.

“Hufff...tapi kenapa bocah ini tidak mencoba berkultivasi! Apa dia bodoh” Liu Chen mengutuk pemilik tubuh sebelumnya.

“Apa kakek tua itu tidak mengajari cucunya berkultivasi sebelum mati. Ck, dasar tua bangka bau tanah!” Orang mati masih saja di umpati. Walaupun ia tidak mendapatkan ingatan cara berkultivasi tapi ia sedikit tau karena waktu dibumi ia termasuk penggemar novel fantasi biarpun tidak terlalu sering namun ia sedikit lega pernah membacanya.

“Hahh...untung jiwa pintar, cerdas dan memiliki IQ diatas rata-rata seperti ku menempati tubuh bocah ini jika tidak pasti akan semakin payah”

“tapi ngomong-ngomong nama tubuh ini boleh juga masih tercantum nama ku walaupun ada sedikit tambahan didepan nya, tapi tidak masalah” Liu Chen atau sekarang disebut Mo Liu Chen terus mengangguk mantap. Bahkan rasa sakit ditubuhnya tidak terlalu terasa lagi baginya.

“Hahh...baiklah. tidak ada gunanya juga memikirkan hal kedepannya, yang terpenting sekarang membersihkan diri” Sambil mengendus tubuhnya sendiri dengan mimik jijik.

“Bau sekali, rasanya ingin muntah saja”  Dengan susah payah dia berdiri karena saat badannya digerakkan seluruh tubuhnya terasa sakit kembali.

“Sungguh menjengkelkan” Setelah berhasil berdiri, dia memikirkan sesuatu. “Hem... bukannya terlalu berbahaya jika aku keluar” ucapnya saat mengingat dia berada dalam hutan buas, dimana dihuni oleh binatang buas itu sendiri. Sangat berbahaya, apalagi mengingat kondisi nya yang memprihatinkan.

“Sial! bagaimana ini!”

“Tapi jika tidak keluar aku bisa menjadi mayat hidup disini” Mo Liu Chen terus berpikir keras. Sudah cukup lama akhirnya ia memberanikan diri untuk keluar.

Sesampai diluar dia melirik kearah sekitar memastikan apa ada bahaya atau tidak. “Aman” dengan langkah cepat dia mencari sungai sembari terus berdoa dalam hatinya lebih cepat menemukan sungai. Dia bahkan tidak mempedulikan keanehan dalam hutan tersebut karena tidak menemukan bintang buas satu pun.

Setelah cukup jauh, akhirnya dia menemukan sebuah sungai dan tanpa aba-aba lagi dia mencebur diri kedalam.

Byuur

“Hahh segarnya” Mo Liu Chen terus bermain air sambil tertawa sendiri tanpa menyadari dirinya sedang diawasi sosok makhluk besar. Setelah puas menikmati air dingin dia naik keatas dengan pakaian basah tapi tidak kotor seperti sebelumnya.

“Tidak ada pakaian ganti” lirihnya rasanya sangat tidak nyaman memakai pakaian basah. Tapi untuk sekarang biar saja lah.

Mo Liu Chen menghela nafas panjangnya lalu kembali melanjutkan langkahnya, dia berencana keluar dari hutan ini. Tetapi tiba-tiba saja dia menghentikan langkahnya.

“Tunggu dulu!” sembari melihat area di sekitarnya dengan raut bingung. “Kemana perginya penghuni hutan ini, kenapa aku tidak pernah melihat satu pun sejak tadi! Tidak mungkin mereka takut dengan ku” Saat dalam kebingungannya tiba-tiba saja terdengar sebuah suara.

“bocah Kemari lah”

Episode 02. Long Bai, Naga Ilahi

Mo Liuchen semakin bingung sembari melihat ke kiri dan kanan mencari asal suara tersebut.

“Kemarilah, Ikuti rusa itu” sekali lagi suara itu terdengar seolah memang memanggil nya.

“Siapa?”

“Kemarilah, ikuti rusa itu sebagai petunjuk jalan mu”  Mo Liuchen menggaruk tengkuknya seperti orang bodoh sembari mencari rusa yang dimaksud suara tersebut dan akhirnya dia melihat seekor rusa di depannya saat berbalik.

“Apa aku ikuti saja ya? tapi gimana kalo itu hanya tipuan muslihat untuk memancing ku sebagai santapan binatang buas” Mo Liuchen bergidik ngeri, dia tidak sudi mati mengenaskan lagi.

“jangan takut, Ikuti saja rusa itu” ucap suara itu lagi seolah tau apa yang dipikirkan Mo Liuchen.

Mo Liuchen ingin menolak tapi entah kenapa insting nya mengatakan untuk kesana.

“Baiklah, tapi awas saja kau mencoba memakan ku akan ku kutuk jadi batu”

Jdeeeerrr

Ia terlonjak saat mendengar suara petir, apa-apaan ini, apa kutukan nya berlaku tapi kenapa semudah itu.

“Astaga! Langit benar-benar mendengarkan kekesalan ku” bahkan makhluk yang bersuara tadi ikut terkejut. Mo Liuchen tertawa aneh setelah memikirkan sesuatu, lalu buru-buru mengikuti arah lari rusa tadi.

...

Mo Liuchen terlihat ngos-ngosan, bagaimana pun dia sekarang manusia biasa bukan kultivator jadi wajar saja mengejar rusa dari setengah jam membuatnya sesak nafas dan lelah. Untung tidak mati karena sesak nafas.

“Sialan kau rusa! awas saja jika kita ketemu lagi akan ku patahkan kaki kecil mu itu” teriaknya.

lalu mengalihkan pandangannya kearah sebuah goa besar bahkan dua kali lipat lebih besar dari goa sebelumnya , mungkin tempat dimaksud suara tadi.

“Masuklah” Mendengar suara itu membuat Mo Liuchen semakin yakin dan perlahan masuk kedalam. Baru beberapa langkah ia dibuat takjub melihat isi didalam nya awalnya ia pikir sangat gelap ternyata tidak. Di dinding goa terdapat banyak kristal biru jernih menerangi goa tersebut. Mo Liuchen terus melangkah semakin dalam dengan mata penuh bintang.

“Jika dijual pasti aku akan sangat kaya” batinnya. Karena terlalu melamun ia tidak menyadari telah sampai di depan sosok makhluk besar.

Duk

“Aduh, kepala ku!” rintihnya saat kepalanya menyentuh sesuatu yang keras bahkan kepalanya terasa nyut-nyutan.

“Siapa sih menaruh dinding disini!”

“Dasar bocah! Kenapa kau melamun, apa kau tidak lihat tubuh besar ku ini Hah!”

“Eh...” Mo Liu Chen yang terkejut seketika mundur beberapa langkah ke belakang dengan tatapan melihat lurus ke depan.

“Astaga Naga!” Pekik nya dengan mata melotot dan mulut menganga melihat makhluk besar di hadapannya.

“Kenapa? Kau pasti terkejut  kan melihat tubuh indah ku ini” Mo Liuchen yang awalnya merasakan ketakutan seketika menjadi kesal saat mendengar ucapan itu.

“Kau! dasar cacing besar siapa yang mengakui tubuh jelekmu itu indah Hahh! yang ada aku ingin muntah melihat nya. Menjijikkan”

Tidak tau saja siapa seorang Liu Chen, selain pemimpin geng Naga dan berandalan, suka membuat onar ia memiliki julukan si mulut tajam dan pedas. Sekali mengejek akan terasa makan cabe seratus kilo.

Kedua lubang besar itu mengeluarkan asap mendengar ejekan itu bahkan tanpa sadar dia mengeluarkan tekanan yang membuat Mo Liuchen tersungkur.

“Manusia sialan! berani sekali kau mengejek tubuh raja ini!”

“Uhuk...” Mo Liuchen seketika muntah darah, wajahnya sangat pucat. Beberapa kali ia mengutuk cacing besar tersebut. Apa dia tidak tau dirinya hanya manusia biasa, jika begini terus ia bisa mati untuk kedua kalinya.

Makhluk itu yang tak lain seekor Naga biru sedikit keemasan tersadar saat melihat manusia di bawahnya sekarat.

“Apa yang sudah ku lakukan” tiba-tiba saja dia berubah menjadi manusia setelah menarik auranya kembali untuk menghilangkan tekanan besar tersebut. Mengangkat tubuh kecil itu dan membaringkan ke atas batu besar.

...

“Uugh...”

“Akhirnya kau sadar juga bocah” Mo Liuchen yang sudah membuka matanya mengalihkan pandangan nya kearah sumber suara tersebut. Kening berkerut melihat seorang pria mendekat kearah nya.

“kenapa dia tampan sekali” Mo Liuchen mengutuk dalam hati melihat ketampanan pria itu, dengan rambut biru panjang, mata biru, kulit putih bersih, hitung mancung dilengkapi jubah selaras dengan rambutnya. Sungguh membuat para lelaki iri melihat nya.

“Siapa kau!” tanya Mo Liuchen dengan suara ketus, terlihat sekali dari wajah nya menahan kekesalan. Tidak suka saja ia melihat pria di depannya ini, entah lah.

“Apa kau melupakan raja yang kau ejek sebelumnya!” pria itu melototkan matanya dengan gaya berkecak pinggang menunjukkan wajah Mo Liuchen.

Terlihat Mo Liuchen terkejut mendengarnya tapi hanya sebentar sebelum kembali memasang wajah kesalnya. “Tidak perlu menunjuk wajahku juga cacing besar! Kau membuat wajah ku buruk”

Sudut bibir si pria berambut biru berkedut, “Dasar bocah kurang ajar berhenti memanggil ku cacing besar!”

“Jangan berteriak di depan ku bajingan! apa kau ingin ku kutuk lagi jadi batu Hahh!”

Jdeeeerrr

Pria itu seketika memucat mendengar petir tersebut. Dia menatap Mo Liuchen ngeri. Dia sangat bingung kenapa bisa petir itu seperti menuruti perintah bocah ini dan itu seperti diarahkan hanya untuk nya. Setaunya petir akan terjadi saat seseorang melakukan sumpah besar dan kesengsaraan bukan hal kecil seperti ini.

“Apa ini ada hubungannya dengan orang itu! Ck, menyebalkan”

“Seperti nya aku harus berhati-hati dengan bocah ini” batinnya dengan tubuh sedikit merinding.

Mo Liu Chen tentu sadar menyadari ketakutan pria jadi-jadian di depannya. Hal itu juga membuat nya tersenyum kemenangan.

“Sudah, sekarang lebih baik kau jelaskan maksud mu memanggilku! Tidak mungkin kau memanggilku hanya untuk menjadi santapan mu karena lapar” ucapnya dengan suara serius.

Membuat si pria berambut biru tersadar, “Ehem...baiklah” deheman nya untuk menghilangkan rasa takutnya.

“Sebelum itu lebih baik kau ikut dengan ku”

Walaupun merasa sedikit curiga tapi ia tetap mengikuti pria tersebut. Ternyata pria jadi-jadian itu membawanya ke sebuah pintu. Mo Liuchen sedikit heran melihat pintu tersebut.

“Sejak kapan ada pintu disini” tanya Mo Liuchen kebingungan karena sebelumnya ia tidak melihatnya.

“Kau saja yang bodoh, siapa suruh melamun”

“Heii...berani sekali kau mengatakan ku bodoh cacing sialan”

“berhenti memanggil ku cacing, apa mata mu buta? makhluk tampan dan perkasa sepertiku, aku Naga Ilahi jangan kau sama kan dengan makhluk kecil itu”  Mo Liuchen berdecih mendengarnya. Ya ia akui memang tampan tapi tetap saja bentuk aslinya seperti cacing dalam versi besar. Tadi apa dia bilang Naga Ilahi? Cih, narsis sekali.

“Sudah lah berdebat dengan mu bisa membuat ku gila”

“Apa peduli ku” cetus Mo Liuchen.

“Aaarggh...kenapa harus bocah menyebalkan ini!” teriak nya dalam hati. Jika bukan karena perintah seseorang ia tidak akan pernah sudi memanggil bocah ini apalagi memakan nya bisa tercemar perut indahnya.

...

Mulut Mo Liuchen terbuka lebar melihat pemandangan menakjubkan didepannya. Bahkan tenggorokan nya terasa kering tidak sanggup untuk mengeluarkan kata-kata. Berlebihan sekali.

Bagaimana tidak di hadapan nya terlihat taman indah dan beberapa pohon aneh tapi tetap saja terlihat menakjubkan. Di tengah nya terdapat dua kolam, satu berisi air putih seperti susu dan satunya lagi berwarna merah keemasan, serta terdapat beberapa teratai emas mengapung disana. Di atas juga terlihat berbagai burung terbang diiringi suara kicauannya yang terdengar merdu. Sebenarnya bukan itu membuat nya indah tapi warna bulu burung nya itu.

“apa ini surga!” ucapnya dengan mata berbintang.

“Berhenti bersikap seperti orang bodoh! Kau terlihat seperti wanita jatuh cinta” Tatapan Mo Liuchen berubah gelap. Apa hubungannya dengan wanita jatuh cinta.

“Jatuh cinta pantat mu Hah! Jangan sama kan pria tampan seperti ku dengan makhluk merepotkan itu! dan tadi apa kau bilang, berani sekali kau menyebut ku bodoh!” Ayo lah ia paling benci di sebut bodoh, apalagi disamakan dengan wanita. Sudah sering kali ia sakit hati dengan namanya wanita.

Pria itu memandang kosong Mo Liuchen, kenapa harus semarah itu. Kenapa bocah ingusan ini berlagak seperti orang dewasa. Baru kali ini ia bertemu anak kecil begini mana dari alam fana lagi.

“Dasar bocah. Sudahlah kau jangan banyak bicara lagi. Sekarang ikut aku” ucapnya dengan nada sabar. Lalu membawa Mo Liuchen kearah kolam tersebut. Yang di bawa terus menggerutu kesal.

Sampai di tepi kolam air berwarna merah keemasan tersebut Mo Liuchen mengajukan pertanyaan dengan nada tak bersahabat, “Untuk apa kau membawa ku kesini! Apa kau ingin aku meminum air aneh ini”

“kau itu memang bodoh atau apa Hah!”

Terlihat urat-urat hitam di wajah Mo Liuchen, sudah berapa kali dibilang ia tidak suka di sebut bodoh. Namun untuk kali ini ia mencoba untuk menahan nya.

“Cacing besar lebih baik kau jelaskan padaku” ucapnya dengan nada sabar.

“Berhenti memanggil ku cacing bajingan, nama ku Long Bai, apa kau tuli!”

Mo Liuchen yang awalnya sudah berubah sabar dibuat emosi kembali, “Itu salahmu sialan! Kenapa kau tidak mengatakan nama mu dari awal”

!!

Long Bai seketika terbatuk saat menyadari kebodohannya sendiri. Tapi tetap saja setiap berkata bocah ini terus membuat nya kesal, kata-kata nya selalu kasar. Padahal seingat nya dulu dia tidak pernah memiliki sikap begini tapi entah kenapa sejak pertama kali bertemu bocah ia mudah kesal sendiri.

“Hufff...” Long Bai menghela nafas dengan pelan lalu menjelaskan maksudnya dengan padat dan jelas.

“jadi maksud mu aku harus berendam disini”

“Benar. Bukannya kau ingin menjadi Kultivator, satu lagi yang perlu kau ketahui yang kau lihat ini bukan air tapi kolam darah, sangat berguna untuk mu dan bisa menghilangkan segel di tubuh mu itu”

“Segel, maksud mu segel apa? Sejak kapan tubuh ku tersegel! Lalu siapa yang melakukan hal tercela itu?!” Mo Liuchen mengerutkan keningnya.

Sementara Long Bai malah dibuat kesal mendengar pertanyaan beruntun itu, “bisa tidak bertanya satu-satu, kau seperti wanita beranak dua saja mengajukan pertanyaan sebanyak itu!” Long Bao mendegus.

“Heii...Naga bodoh, tidak perlu sama kan aku dengan para wanita. Tinggal jawab saja apa susahnya”

Long Bai menghela nafas lelah dengan sabar ia mulai menjelaskan.

“Saat kau tak sadarkan diri aku tanpa sengaja menemukan hal janggal padamu dan setelah aku periksa lagi ternyata benar ada sebuah segel dalam tubuh mu dan dari aku prediksi bukan hanya satu tapi terdapat beberapa segel, satu hal lagi yang perlu kau ingat itu bukan sembarang segel. Segel itu sangat susah di lepaskan dan dari apa yang ku ingat segel itu hanya bisa lepas dengan kau melakukan pelatihan fisik, memperkuat tubuh dan tulang mu. Dan mungkin lama-kelamaan segel itu bisa lepas tapi mungkin tidak semuanya namun setidaknya akan terlepas satu atau lebih--”

“---Mungkin karena itu kau tidak pernah bisa menjadi Kultivator. Jika saja bukan aku yang menemukan kan mu sampai keriput pun kau tidak akan pernah bisa berkultivasi” ya walaupun yang ku katakan bukan sepenuhnya benar, lanjutnya dalam hati.

“Tapi sebelum itu alangkah baiknya kau latihan fisik dulu lalu baru berendam disini”

“Apa kau mengerti sekarang bocah bodoh!” Mo Liu Chen yang terdiam seketika menatap tajam Long Bao.

“Naga sialan! Jaga mulut bau mu. Sekali lagi kau mengatakan hal itu aku tidak akan segan-segan lagi mengutukmu jadi batu”

Jdeeeerr

Deg

Long Bai merasa tubuhnya menjadi kaku mendengar suara itu. Sungguh ia tidak bermaksud membuat bocah sialan ini sampai semarah ini.

“B-baiklah, aku tidak akan mengulangi kesalahan lagi. Jadi jangan kau mengutuk ku lagi” Dia merasa hidupnya akan menjadi menderita untuk kedepannya.

“Bagus kau sadar. Jangan pernah membuat ku marah lagi, paham” Tekan Mo Liu Chen dengan sorotan tajam dan dinginnya.

Long Bai mengangguk patuh tapi tidak dengan hatinya yang terus mengucapkan kata-kata keramat.

“Dasar bocah bau” kutuk Long Bao dalam hati.

“Lalu bagaimana dengan segel ku ini, apa bisa lepas semua nya jika aku terus berlatih”

Long Bai mengangguk, “Kau benar. Semakin kuat kau segel itu akan terlepas sendirinya, namun untuk sekarang kau memang harus berlatih sesuai ucapan ku agar salah satu segel itu bisa terlepas, jika tidak kau akan susah menjadi Kultivator”

“Lalu apa kau tau segel apa ini? Kenapa bisa ada sebanyak itu segel di tubuh ku?!” Pertanyaan itu membuat Long Bai juga kebingungan.

“Tentang itu aku juga tidak mengetahui kebenaran nya. Dan nama segel itu jika tidak salah ingat namanya segel Absolute yang hanya bisa dilakukan oleh makhluk tertinggi”

Mo Liuchen tercengang mendengar nya, dari namanya saja terdengar menakutkan.

“Mungkin hal ini bisa jadi ada hubungan nya dengan orang tuamu”

Ah benar orang tuanya.

Tapi dari ingatan tubuh ini ia tidak pernah mengetahui tentang orang tuanya. Kakek tua itu juga tidak pernah menceritakan tentang orang tuanya.

Mengingat itu, ia menjadi sedih. Namun, untuk kedepannya ia harus mencari tau tentang mereka. Bagaimana pun mulai sekarang orang tua dan keluarga tubuh ini juga orang tuanya, juga keluarga nya.

“Ayah, ibu, dimana kalian? Apakah kalian masih hidup, dan jika benar kenapa kalian tidak pernah menemukan putra kalian” Melihat kesedihan Mo Liuchen, Long Bai menepuk pelan pundak nya.

“Tidak perlu dipikirkan, sekarang kau harus bisa membuka segel tersebut agar bisa berlatih dan menjadi kuat”

Mo Liuchen tersadar dan menganggukkan mantap mendengar ucapan itu. Dia harus segera menjadi kuat agar bisa mencari orang tuanya.

Episode 03. Petir Neraka

Sekarang mereka telah berada di sebuah bukit curam yang terletak di bagian timur dimensi tersebut. Disana latihan pertama Mo Liuchen akan dimulai.

“Baik lah sekarang lakukan latihan mu, keliling bukit ini sebanyak seratus kali selama dua hari” bola mata Mo Liuchen melotot hampir saja keluar dari tempatnya mendengar ucapan Long Bai.

“Kau gila! Itu sama saja kau ingin membunuh ku. Aku hanya manusia biasa dan kau meminta ku berlari sebanyak itu!” Pekik Mo Liuchen marah menunjuk wajah Long Bao dengan jari mungilnya.

“Heii...kau jangan marah. Ini memang pelatihan cocok untuk mu. Bukankah kau ingin menjadi kuat, kau harus bisa menjalankan latihan ini” Long Bai hanya memasang wajah acuh. Bagi nya sebagai makhluk kuat biasa saja, dia juga tidak memarahi Mo Liuchen karena tau pengetahuan bocah itu masih dangkal. Walaupun kata-kata nya tidak sopan. Mungkin seiring waktu dia akan berubah sendiri.

“Jangan membuat wajah gelap begitu, aku tidak akan membiarkan mu mati” karena aku juga tidak ingin mati sia-sia oleh orang itu, lanjut nya dalam hati.

Mo Liuchen berdecih, namun akhirnya ia tetap melakukan nya. Karena ia juga ingin secepatnya menjadi kultivator kuat dan menghajar orang-orang yang telah membuat Mo Liuchen mati.

Selama beberapa hari Mo Liuchen terus melakukan latihan keras dari lari dengan tangan kosong sampai membawa beban berat. Benar-benar menyiksa. Long Bai seperti nya sengaja membalas dendam. Namun, ia tidak pernah mengeluh lagi.

Sebulan kemudian.

“Sudah cukup, sekarang kau boleh istirahat aku sudah membuat makanan. Besok baru lanjutkam berendam dalam kolam darah”

Mo Liuchen mengangguk, dengan nafas ngos-ngosan ia berjalan kearah Long Bai yang sedang duduk di dalam rumah kecil. Rumah itu Long Bai lah yang membuat nya, mengingat latihan Mo Liuchen akan berlangsung lama.

“Guru, lebih baik kau meminta ku memasak nya. Masakan mu tidak seenak masakan ku” Protes Mo Liuchen yang sudah menyantap makanan tersebut dengan terpaksa. Yah, sejak sebulan ini ia mulai merubah panggilan nya. Biar terdengar sedikit sopan. Bagaimana pun Long Bai telah melatih nya, walaupun terkadang sering kali membuat nya kesal.

“Ha-ha-ha kau benar-benar menganggap ku sebagai gurumu, bagus-bagus sadar diri juga kau bocah” Tentu saja dia bangga, dia pikir bocah ini akan selalu memanggil nya dengan tak sopan.

“Ck, jangan bangga dulu naga tua, aku melakukan itu hanya menghargai mu karena telah melatih ku”

Sudut bibir Long Bai berkedut mendengarnya, “dasar kau bocah kurang ajar”

“Bahkan kau sangat berani mengejek masakan ku”

Memutar bola matanya, “Kan memang kenyataannya guru” tadi saja memanggil Naga tua sekarang balik guru lagi. Bocah ini memang susah ditebak.

“haiss...kau ini, sudahlah habis kan makanan mu lalu istirahat” Long Bai berkata lelah, berdebat dengan bocah ini tidak akan ada ujungnya.

...

Keesokan harinya.

Long Bai menatap Mo Liuchen yang sekarang telah berendam dalam kolam darah tersebut. Berselang kemudian keningnya berkerut. “ini sudah hampir dua batang dupa tapi kenapa aku tidak melihat tanda kesakitan!

"Seharusnya bocah ini menjerit kesakitan” Long Bao terus memperhatikan tepat ke wajah Mo Liuchen. Tahan juga nih bocah.

“Hm”

“Ke—“ belum selesai berucap ia dikagetkan oleh suara jeritan Mo Liuchen.

AAARRGHHH...

“Hah...bikin kaget saja, dasar bocah kurang ajar”

“lebih baik aku jalan-jalan ke dunia luar. Menunggu bocah ini membosankan juga” dia melirik singkat kearah Mo Liuchen.

“Berjuang lah bocah bodoh, lawan rasa sakit itu. Jangan sampai kehilangan kesadaran jika tidak kau bisa mati dan tidak akan bisa bereinkarnasi lagi”  Ucapnya sebelum menghilang. Mo Liuchen tentu saja masih mendengar apa dikatakan Long Bai, namun ia lakukan hanya bisa menggertak gigi nya menahan rasa sakit. Rasanya sangat menyakitkan sekali dari tulang-tulang nya diremukkan berulang-ulang bahkan tubuh nya terasa akan hancur. Yang dilakukan nya hanya berteriak dan menjaga kesadaran nya, dia tidak ingin mati untuk kedua kalinya.

...

Tak terasa dua tahun telah berlalu...

Terlihat seorang remaja tampan berambut putih perak panjang, alis tajam, hidung mancung, bibir tipis dengan rahang tegas sedang bermeditasi diatas sebuah batu giok yang terletak di tengah kolam dengan kulit putih bersih seperti bayi baru lahir tanpa cacat sedikitpun.

Berselang kemudian terdengar beberapa kali rendaman membuat air disana ikut bergelombang deras.

Boommmm...Boommmm...

Boommmm...Boommmm...

Boommmm...Boommmm...

“Hufff” matanya terbuka dengan bola mata berwarna kuning keemasan membuat ketampanannya semakin meningkat sembari menghembuskan nafas pelan.

“Ranah jalan Surgawi  bintang satu”  Bibir tipis menggoda itu membentuk senyuman.

“Bagus, kau memang melebihi seorang jenius” Ujar seorang pria berambut biru terbang kearah pemuda tersebut, yang tak lain Mo Liuchen dan pria tersebut Long Bai.

“Guru, kau jangan memuji terlalu cepat” Ucap Mo Liuchen pura-pura merendah padahal dalam hati tersenyum bangga.

“Gelar itu memang cocok untuk mu, di umurmu masih 14 tahun telah menembus ranah jalan Surgawi. Tunggu sebentar lagi kau akan mendapatkan kesengsaraan, bagaimana pun kau telah mencapai ranah jalan Surgawi saat ini” Mo Liuchen mengangguk hampir saja ia melupakan nya. Walaupun ini dimensi berbeda dari dunia luar tapi masih bisa menembus petir kesengsaraan surgawi.

Setiap Kultivator yang telah memasuki ranah Jalan Surgawi memang akan mengundang petir kesengsaraan surgawi. Kultivator biasa akan mendapatkan empat kali petir kesengsaraan surgawi sementara jenius ada yang lima kali. Melihat kejeniusan muridnya tersebut, Long Bai yakin anak itu akan mendapatkan kesengsaraan lebih dari lima. Menghadapi petir kesengsaraan surgawi bukan hal mudah taruhan nya nyawa jika tidak memiliki kekuatan yang cukup itu bisa membuat seseorang berakhir menjadi debu.

Mo Liuchen telah duduk bersila kembali dengan tatapan menatap tajam ke arah langit, tak terhitung lima detik lagi ia akan di baptis petir kesengsaraan surgawi.

Jdeeeer

Petir pertama akhirnya turun pada Mo Liuchen. Sementara Long Bai telah menjauh, namun pandangan tak pernah teralih kan terhadap Mo Liuchen.

Tak terasa Mo Liuchen telah menerima baptis petir kesengsaraan surgawi untuk ke enam kalinya. Namun itu telah membuat Mo Liuchen mulai kelelahan. Kekuatan nya juga dibuat meningkatkan berkali lipat.

Tak berselang lama langit tiba-tiba menjadi gelap kembali, melebihi sebelumnya dengan gemuruh yang menakutkan, beberapa cahaya kilat menggumpal di ketinggian awan, bertanda petir kesengsaraan surgawi ketujuh Mo Liuchen akan menghantam daratan lagi.

Melihat hal tersebut Long Bai entah kenapa merasa khawatir.

“Kenapa aku merasakan firasat buruk!” gumamnya masih menatap tajam kearah gumpalan tersebut. Tadi saja Mo Liuchen mendapatkan petir tak biasa dari petir Emas, petir hitam dan petir bencana. Kesengsaraan Mo Liuchen juga menyebabkan binatang buas di hutan buas ikut merasakan nya. Karena Mo Liuchen berada di dimensi lain jadi hanya penghuni Hutan buas yang ikut merasakan.

Langit semakin menakutkan, gemuruh petir semakin terdengar nyaring, namun Mo Liuchen berusaha untuk tenang sembari menutup matanya melakukan kultivasi biasa. Sebenarnya ia sedang berusaha menyerap petir tadi. Dia sedang mencoba memperkuat elemen petir nya yang telah dikuasinya. Untuk sekarang ia hanya memiliki elemen petir dan Api, sebenarnya ia memiliki beberapa elemen bawaan namun hanya elemen api dan petir yang bisa ia gunakan sekarang.

Petir merah gelap bersiap menghantam Mo Liuchen, kali ini adalah kesengsaraan surgawi petir berwarna merah gelap dan itu terlihat sangat menakutkan. Melihat hal tersebut tentu saja membuat Long Bai tercengang, ternyata diluar dugaannya.

Kesengsaraan Mo Liuchen tidak biasa, tidak seperti kebanyakan orang yang hanya mendapatkan petir biasa atau paling menakutkan adalah petir merah dan Ungu.

Namun, Mo Liuchen berbeda. Sejak awal saja ia selalu menerima petir yang tak pernah terjadi di dunia fana ini. Dan sekarang!

“Astaga, apa ini masih disebut jenius diatas jenius” gumam Long Bai dengan mulut ternganga. Dari warna nya saja Long Bai bisa menebak itu ialah petir Neraka. Long Bai tak percaya murid nya ini akan menarik petir menakutkan itu. Setaunya petir Neraka hanya terjadi saat seseorang telah berada di tingkat To God keatas tidak pernah terjadi dialam fana ini, namun petir neraka ini jauh lebih kuat dari petir neraka terima orang-orang ditingkat To God. Namun murid nya ini berhasil menarik petir neraka disaat masih di tahap fana. seberapa kuat muridnya ini di masa depan.

“Aku tidak pernah menyesal memiliki murid langka seperti mu Chen’er. Jika kau berhasil melewati petir ini, kekuatan fisik dan tubuh mu akan semakin kuat dan kemungkinan bisa melonggarkan segel lainnya!”

Semua binatang di dimensi tersebut dibuat ketakutan mereka buru-buru menjauh dan bersembunyi melindungi diri dari bencana tersebut.

Saat itu juga, sebuah kilatan merah gelap menghantam dimensi tersebut. Seluruh dimensi tersebut dipenuhi dengan cahaya merah gelap yang mengeluarkan aura yang panas yang sangat mengerikan.

Mo Liuchen tetap mempertahankan posisinya sembari menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya. Hal tersebut juga membuat elemen api nya semakin kuat. semuanya petir tersebut terserap ke dalam tubuhnya.

“Sialan! Tubuh ku terasa ingin meledak” Mo Liuchen menggerakkan giginya. Namun, terus berkultivasi memulihkan fondasi nya. Sementara langit sudah kembali seperti semula, bertanda baptis petir kesengsaraan surgawi Mo Liuchen telah selesai, membuat semuanya kembali tenang.

Long Bai telah juga berada di dekat muridnya tersebut. Dia masih terus memandang takjub kearah remaja tersebut. Dia masih tak menyangka muridnya ini akan menerima tujuh kali kesengsaraan surgawi.

“Kekuatan nya juga meningkat banyak” gumam saat memeriksa ranah kultivasi milik Mo Liuchen. Long Bai mengangguk puas. Namun terdapat satu hal yang membuat nya bingung. Perubahan muridnya itu cukup mengejutkan dan aura nya yang terasa begitu Agung dan suci.

Perlahan Mo Liuchen membuka matanya, terlihat netra emas itu semakin cemerlang. Membuat nya semakin menambah ketampanannya.

“Guru, sekarang kekuatan ku telah meningkat ke ranah jalan kesengsaraan bintang satu, ini sungguh gila!” Mo Liuchen tertawa puas. Namun, seketika ia menghentikan tawa saat melihat tatapan kosong gurunya.

Jangan bilang guru menyebalkan ini akan se mengejutkan kan begitu melihat pencapaian nya.

“G-guru ada apa dengan mu? Kenapa kau menatap ku seakan melihat hantu begitu” Mo Liuchen juga segera berdiri dan buru-buru memakai pakaian nya yang telah hancur oleh petir tadi.

Long Bai akhirnya tersadar dari keterkejutan nya, “Chen’er apa kau tidak menyadari perubahan padamu!” Mendengar ucapan itu, Mo Liuchen tidak mengerti.

“Maksudmu kekuatan ku, jika itu tentu saja aku sadar. Bukan hanya tubuh dan fisik ku yang semakin kuat tapi kultivasi ku juga telah meningkat, bahkan kedua elemen ku telah meningkat guru, namun ada satu lagi guru aku merasakan ada elemen baru telah bangkit” Ucap nya dengan nada antusias dan agak bingung. Sembari memperlihatkan kedua elemen nya. Elemen Api nya telah berevolusi menjadi api emas dan elemen Petir nya berevolusi menjadi petir emas. Melihat itu Long Bai mengangguk takjub. Api emas adalah api terkuat di urutan ketiga sementara petir emas berada di urutan terkuat kedua. Dan terakhir memperlihatkan sebuah elemen baru yang baru dikuasainya. Melihat hal tersebut Long Bai cukup namun puas.

"Kau menguasai elemen Cahaya!"

“namun, maksud ku bukan hal itu tapi penampilan mu. Rambut mu yang biasa putih perak berubah menjadi kuning emas dan di dahimu juga terdapat sebuah tanda emas berbentuk sepasang sayap”

Hah!

Mo Liuchen mengernyit, “maksudmu guru” karena penasaran ia kembali menatap mata gurunya dan ternyata memang benar. Ia baru menyadari nya. Memegang rambutnya, lalu mengarahkan telapak tangannya kearah dahinya.

“Guru, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa penampilan ku jadi berubah dan tanda di dahi ini apa itu guru?!”  Long Bai tampak berpikir, dia mencoba mengingat sesuatu. Melihat tandanya mengingat nya pada Ras tertentu.

Cukup lama berpikir, akhirnya dia mengingatnya. Menatap muridnya itu dengan serius.

“Guru ingat sekarang, tanda di dahi mu itu sama persis milik salah satu ras kuat. Itu cukup menyakitkan dari tampilan mu sekarang dan aura mu yang berbeda dari biasanya dan saat kau mengeluarkan elemen cahaya mu itu guru merasakan ada yang berbeda dari elemen cahaya biasanya!”

“Seperti kau memang bukan keturunan asli makhluk fana” lanjut Long Bai penuh keyakinan.

Mo Liuchen tercengang mendengar penjelasan guru nya. “G-guru, maksudmu ras kuat seperti apa?” tentu saja ia sangat ingin tau ras apa yang dimaksud gurunya ini.

Long Bai menggeleng, “Itu Ras Malaikat suci. Dari guru lihat dari penampilan dan aura mu sangat mirip dengan Ras malaikat suci dan tidak salah lagi elemen mu mirip dengan milik ras tersebut. Dari guru tau secara turun-temurun ras mereka memang lebih menguasai elemen cahaya”

“Apa memang ada hubungannya dengan segel itu? Ternyata murid ku ini juga keturunan ras itu, mengingat namanya aku cukup yakin, Mo Liuchen. Seperti nya aku memang harus mengucapkan terimakasih kepada tuan karena telah mempercayaiku mengurus anak ini” batin Long Bai.

“Jadi guru, jangan bilang perubahan ku ini ada hubungan nya dengan ras tersebut yang berarti aku—“

“Benar, mungkin saja. Sekarang coba hilang kan tanda itu”

Mo Liuchen mengangguk, walaupun agak ragu ia tetap mencobanya. Dan ternyata berhasil, tanda itu telah hilang dan rambut nya kembali seperti semula bahkan aura suci itu juga telah ikut menghilang.

“Baiklah. Untuk sekarang lebih kau istirahat dulu, guru memiliki hal penting yang harus diselesaikan” Walaupun masih penasaran dengan Ras yang dimaksud guru ia tetap menuruti nya.

“Sebenarnya hal penting apa yang ingin dilakukan guru” selama ini ia memang sering melihat guru menghilang begitu saja. Dan alasan tetap sama. Saat ia bertanya jawaban pasti begini 'ke masa depan kau akan tau' terdengar menyebalkan, tapi mau bagaimana lagi ia hanya bisa menurut saja.

Sementara, Long Bai menghilang entah kemana.

Mo Liuchen pergi membersihkan diri nya, lalu lanjut memasuki rumah buatan guru nya tersebut.

Disana Mo Liuchen memilih bermeditasi sembari menunggu gurunya. Saat telah memasuki meditasi tiba-tiba saja ia merasakan sesuatu dan itu terjadi dalam laut kesadarannya.

“A-apa ini?” ia dibuat tercengang melihat perubahan laut kesadarannya.

“Apa mungkin ada hubungan nya dengan perubahan ku sebelum nya?!” Laut kesadarannya semakin luas disana juga terdapat sesuatu yang membuat Mo Liuchen semakin terkejut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!