Flash back on,
Kilas balik beberapa bulan lalu.
"Kakak, lihat ini Mama nampar aku! Padahal aku cuma pulang kemalaman kemarin," adu Velys pada Hana.
Entah kenapa, Hana yang biasanya cuek pun mendadak kasian. Terlebih bekas merah di pipi Velys nampak sekali.
Saat pikirannya ragu, Mira datang menghampirinya.
"Dasar anak manja, kamu mau ngadu sama kakak kamu? Di rumah ini, ada aturan! Kalau kamu nggak mau nurut sama Papa dan Mama bisa keluar sekarang juga," ucap Mira.
"Kak, lihat. Mama udah nggak sayang aku," ujar Velys menangis lalu menghentakkan kakinya meninggalkan Hana dan Mira.
"Ma, kenapa harus ditampar! Kasian Velys, bisa kan dinasehati baik-baik." Hana menghela napas menatap Mira.
"Kamu saja yang nasehati dia, Mama udah capek!" Mira berlalu membalikkan badan.
Melihat Hana menaiki tangga menyusul Velys, Mira memiringkan senyumnya.
Ia langsung menghubungi seseorang saat itu juga untuk mengatur rencana.
"Beres, putriku pasti akan membawanya padamu!" ucap Mira dengan seringai licik. Ia dan Velys berencana menjual Hana pada pak tua kaya raya.
"Sakit banget?" tanya Hana mengompres pipi Velys dengan air dingin.
"Makasih ya kak, udah baik sama aku! Padahal kita cuma saudara tiri," ucap Velys menundukkan kepala.
"Velys, kamu dan Mama kan udah jadi keluarga aku sekarang!" Hana menatap Velys, gadis berusia tiga tahun lebih muda itu mengangguk-ngangguk.
Hana dua puluh lima tahun sementara saat ini Velys berusia dua puluh dua.
"Makasih ya kak," ucap Velys seraya memeluk Hana. Bibirnya menyeringai tipis.
"Kak temenin aku minum, yuk? Udah lama aku nggak minum. Kita have fun, kalau ada kakak mungkin Mama ngizinin." Velys memelas.
Hana hanya bisa mengangguk, terlebih saat tatapan mata Velys memohon padanya.
"Tapi jangan sampai pulang malam, ya? Nanti Mama marah dan ngadu ke papa."
"Iya kak, nanti kalau ditanya bilang aja kita ke party ulang tahun temen."
Hana mengangguk setuju, ia lantas pamit ke kamarnya untuk istirahat sebentar selagi tak ada kerjaan endors juga pemotretan.
"Makan tuh party, lihat aja nanti. Kakakku tersayang, kamu akan tamat setelah ini dan aku? Aku tentu dengan senang hati menggantikanmu." Velys tersenyum licik, ia segera mengabari Mira lewat pesan jikalau Hana sudah masuk ke dalam perangkap.
Malam itu, Velys bersama Hana mengunjungi sebuah club ternama di Jakarta. Hiruk pikuknya orang membuat Velys melebarkan senyum karena bisa menjebak kakak tirinya saat itu juga.
Berbekal obat perangsang, Velys berhasil membuat sisi liar Hana keluar.
"Euhh, kepalaku pusing, ayo pulang!" ajak Hana.
"Aduh kak, kita kan baru sampai. Mabuk juga belum," ujar Velys. Ia malah menarik Hana ke lantai dance floor untuk berjoget.
"Vel, kamu dimana?" Mata hanya sudah berkunang, jalannya sempoyongan. Mungkin sebentar lagi, ia tak akan sanggup menompang tubuhnya sendiri.
Velys mengisyaratkan seseorang membawa Hana bertemu dengan teman Mamanya, dengan senyum mengembang ia menatap tubuh sang kakak yang sudah hampir tak sadarkan diri.
Sayangnya, orang suruhan Velys membawa Hana memasuki kamar yang salah dan malah pergi begitu saja.
"Emm..." Kenaan yang mabuk berat mengira wanita yang di hadapannya adalah wanita ja lang yang ia sewa.
Sayang sekali, kondisi yang mabuk berat membuat Kenaan tak ingat wajah wanita yang telah ia nodai. Pagi saat terbangun, semua sudah berubah dan ia tak mendapat petunjuk apapun tentang wanita yang tidur dengannya tadi malam.
Flash back off.
Hana menatap gerbang menjulang tinggi rumahnya itu dengan perasaan entah. Alasan kenapa ia harus menggoda Arka bahkan menjalin hubungan dengan laki-laki itu adalah karena Velys.
Velys dan Mira sudah menghancurkan masa depannya maka Hana harus membalas dengan melukai perasaan dan mematahkan hati Velys yang jelas-jelas sangat mencintai Arka.
Menghela napas panjang, Hana akhirnya memilih masuk dan menyapa para satpam disana.
"Neng, akhirnya neng pulang!" Ujang berbinar melihat putri majikannya datang.
"Iya, Mang! Mau melihat Ayah," ujar Hana.
Ujang menatap ke belakang Hana, "Neng teh jalan kaki?"
"Naik taksi, Mang. Mobil udah aku jual," ujar Hana kemudian pamit masuk ke dalam. Hana langsung masuk dan berjalan menapaki tangga tanpa menyapa Mira yang bersedekap dada melihat tingkahnya.
"Anak tidak tahu diri, sudah tahu Papanya sakit malah nggak pernah pulang!" Mira berkacak pinggang menatap Hana.
Hana tak perduli, ia terus menaiki tangga menuju kamar Papanya.
Mira yang kesal pun mengikuti.
"Sayang, lihat bagaimana putrimu memperlakukanku? Padahal aku sudah menganggapnya anak, tapi bertegur saja tak mau, apa Hana pikir aku patung?" ujar Mira penuh drama.
"Oh, aku nggak lihat Tante!"
Deg.
"Hana dia juga mamamu," ucap Arman meski dengan nada lirih karena terbaring sakit.
"Dia sama sekali tidak pantas, aku kesini cuma mastiin Papa baik-baik saja! Walau sebenarnya aku malas bertemu mereka," sindir Hana.
"Hana jaga bicaramu!" nada Arman sedikit lebih tinggi kemudian memegangi dadanya yang berdenyut nyeri karena hampir aja emosinya lepas.
"Menurut Papa bagaimana aku harus bersikap pada orang yang telah menghancurkan hidupku?"
"Hana, kamu ngomong apa! Mama minta maaf kalau omongan Mama waktu itu keterlaluan. Tapi Hana, Mama cuma ingin kamu segera menikah. Apa salahnya Mama ngenalin kamu ke teman-teman sosialita Mama? Siapa tahu kamu mendapatkan jodoh," alibi Mira.
Hana muak, ia memilih pergi dari kamar Papanya. Saat hendak menuju kamar, Hana berpapasan dengan Velys.
"Sampai kapan kakak mau melepaskan Arka!" cerca Velys.
"Sampai aku puas, selain mahir di ranjang, Arka juga tampan dan kaya raya jadi siapa wanita bodoh yang mau melepaskannya! Ceh, jangan mimpi."
"Ja lang egois!" maki Velys kesal, ia benar-benar sakit hati karena Arka lebih memilih Hana dibanding dirinya.
"Adikku tersayang, kamu lupa kalau kamu ini yang membuat kakakmu menjadi ja lang? Kalau saja waktu itu bandot tua yang tidur denganku, mungkin aku tak akan segan membu nuh kalian." Hana mendekat ke arah Velys, memegangi bahu mungil gadis itu dan berbisik di telinganya, "kamu dan Mamamu mungkin akan mati."
Deg.
"Jadi siapa sebenarnya laki-laki itu kak?" tanya Velys mencoba menerka.
Hana yang sudah lelah pun hanya bisa membalas gadis itu agar semakin terluka, kelemahan Velys ada pada Arka jadi Hana akan memanfaatkan hal itu untuk membalas adik tirinya.
"Bagaimana kalau Arka? Menurutmu? Apakah seorang laki-laki bisa menerima wanita sepertiku kalau dia juga tak melakukannya," sindir Hana.
"Jadi...?"
Hana tersenyum, "aku akan menikah dengan Arka, siapkan saja dirimu!"
Melewati Velys begitu saja, Hana masuk ke dalam kamar lalu mengunci pintunya.
"Hiks..." Hana menangis, menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal, ternyata sesakit ini pura-pura kuat di hadapan semua orang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SYUKURLH SURUHN VELYS SLH MASUKKN HANA KE KMARNYA KENAAN,, BKN KAMAR BANDOT TUA,, DN WANITA BAYARAN KENAAN JUGA SLH MSUK KMAR JUGA KYKNYA,, PANTAS TK INGAT WAJAH HANA,, KRN LGI MABUK, DN HANA JG LGI PENGARUH OBAT PRANGSAN,, DN STELAH DIPERAWANIN KENAAN,, HANA JG DIBWA AIDEN TNGN KANAN MMA MERY... JDI HANA JG GK TAU LKI2 YG PERAWANINNYA, SMUA NYA TRBONGKAR KRN MMA MERY, TPI TK DICERITAKN KE KENAAN
2023-02-23
0
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳ᷠ❂ͧ͜͡✯ͣ۞ͪ௸
pembaca ulang model akooh bisa apa.. cuma bisa meresapi perasaan tokoh aja.. toh aku mau ikutan nampar pake sendal biru aja kagak bisa...
2023-01-09
0
ㅤㅤ𝐀⃝🥀 ʙᷢᴀⷶɴɢͪ͢ ᴍͤᴀᷞʀ
Oalh jd hana pacaran sm arka karena pngn bkin velys skit hti ya😳
2023-01-09
0