Ali hanya bisa memejamkan matanya saat sesuatu yang basah menjilati jilbabnya di area ceruk leher, nafas Ali tercekat Adrenalin nya memacu dengan cepat, jantung nya berdetak dengan kencang.
Brughh
Awhhhh
Helmi mendorong tubuh Ali hingga terjungkal kebawah, lalu dia berjongkok dan menarik kerah baju Ali dengan kasar, ditatapnya wajah Ali dari berbagai sisi lalu tertawa terbahak-bahak.
"Kamu bahkan tidak ada apa apanya dibanding Angel" hina Helmi di sela sela tawanya saat melihat bintik bintik jerawat serta bekas jerawat yang menghitam, itu semua membuatnya jijik karena baginya wanita yang bisa tinggal di tempat yang sama dengannya adalah wanita glowing dengan body yang aduhai sedangkan Ali, tubuhnya saja sedikit berisi apalagi tinggi badannya bisa di bilang pendek.
"Aku yakin kamu tau Angel yang aku maksud" ucap Helmi saat melihat tatapan Nasya yang seperti terkejut.
Angelina Voldemort wanita matang berusia 30 tahun yang kini berstatus sebagai kekasih Helmi, dia berasal dari keluarga konglomerat di kota D dimana Ali berasal, dia adalah teman Ali di pesantrennya, keluarganya terpaksa memasukkan Angel ke pesantren karena pergaulannya yang menyeramkan tidak hanya itu, jika pergaulan bisa di maklum karena mereka tinggal di kawasan kota yang warganya sudah terbiasa menikmati *** before marriage. Angel sama sekali tidak menghormati orang tuanya, bahkan dia berani bertengkar dengan Nyonya Arini Voldemort yang merupakan ibu kandungnya sendiri hingga puncaknya Angel berani menampar sang ibu dengan teflon hingga Tuang Anggara Voldemort naik pitam dan memasukkannya ke pesantren berharap putrinya bisa sedikit lembut kepada orang tuanya.
"Aku tau," jawab Ali lalu berangsur berdiri, dia berjalan menuju kamar mandi sambil membawa baju gantinya.
"Jika kamu tau, kamu pasti tau kalo Angel adalah kekasihku" ujar Helmi geram dengan Ali yang terlihat masa bodoh.
"Aku juga tau itu" lagi lagi Ali menjawab santai.
Srek
Helmi menarik baju belakang Ali hingga Ali sedikit terlempar ke arah ranjang saat Helmi tidak hanya menariknya melainkan melemparnya pula.
"Lalu kenapa kamu mau menikah denganku hah?!" tanya Helmi dengan mata melotot menyiratkan kemarahan.
"Aku hanya ingin memenuhi wasiat Ayah saja" jawab Ali lirih ia sebisa mungkin menahan rasa ingin menangisnya saat mengatakan kata 'Ayah' yang sudah kembali kepangkuan ilahi empat puluh hari lalu.
"hahahaha" Helmi tertawa sumbang menertawakan jawaban Ali yang menurutnya hanya sebuah Alasan, "Alasan! aku tau kamu hanya ingin mengambil harta keluarga ku bukan? iya kan?" tanya Helmi dengan nada tinggi.
"Sama sekali aku tidak tergiur dengan harta yang anda miliki, meski jawaban saya menurut anda Alasan tapi memang itu kenyataan nya, lalu mengapa anda mau menikah dengan saya?" tanya Ali tanpa rasa takut sedikitpun, "Padahal anda laki laki, pernikahan bisa saja tidak terjadi jika anda tidak melakukan ijab qobul, lalu mengapa anda mau melakukan ijab qobul hingga menjadikan saya istri anda?" lanjut Ali santai.
Helmi hanya tertegun mendengar jawaban Ali, memang benar pernikahan ini tidak akan terjadi jika dirinya tidak berjabat tangan dan melakukan ijab Qobul bersama wali hakim Ali, tapi setelah berdiam beberapa detik dia sadar ia menikahi Ali hanya karena Oma Diana, Omanya yang telah mengurusnya sejak kecil, Helmi hanya memiliki Oma di setiap waktunya, karena ayahnya yang sibuk bekerja dan ibunya yang tidak memiliki waktu untuk mengurus atau sekedar mengajaknya bermain.
"Aku menikahi mu hanya karena permintaan Oma" jawab Helmi tegas.
"Bisakah saya mengatakan jika jawaban anda adalah sebuah alasan seperti yang anda katakan pada jawaban saya?" tanya Ali dengan tatapan sendu dan bibir yang masih mencetak senyum manis bukan senyum kemenangan di bibirnya.
"Hahh! dasar rakyat jelata, Oma ku menyuruh aku menikahi mu hanya karena rasa bersalahnya pada orang tuamu, padahal jelas jelas orang tuamu sendiri yang salah ceroboh!" jawab Helmi menghina orang tua Ali, Ali hanya tersenyum lalu berlalu dari kamar menuju kamar mandi di dapurnya karena rumah ini hanya memiliki satu kamar mandi yang letaknya di dapur.
Sepeninggal nya Ali, ada rasa bersalah yang hinggap di hati Helmi namun cepat cepat Helmi menghalau rasa bersalahnya karena baginya itu adalah faktanya.
Fakta tentang Kematian kedua orang tua Ali, dulu Ayah Ali Mang Ujang adalah seorang supir yang sudah bekerja sekitar lima belas tahun di rumahnya, sedangkan ibunya Bu Ijah adalah kepala pelayan yang bekerja di rumahnya setelah lima belas tahun. Saat itu Oma Diana menyuruh Bu Ijah membelikan Waffle favoritnya di sebuah restoran, Oma Diana juga menyuruh agar Bu Ijah membeli Waffle di antar oleh Mang Ujang suaminya, di luar sedang hujan tapi Oma Diana bersikeras ingin memakan Waffle favoritnya hingga Bu Ijah sungkan untuk menolak permintaan majikannya yang sudah baik kepadanya selama ini.
Baru saja setengah perjalanan mobil Mang Ujang terkena tubrukan mobil tangki bensin yang mengalami rem blong hingga menyebabkan 10 orang tewas dan 9 1 orang lainnya selamat, Bu Ijah dan Mang Ujang termasuk 2 dari 10 orang yang tewas akibat tragedi kecelakaan tersebut. Hingga akhirnya Mang Ujang meminta agar Oma Diana menjaga Ali di tengah nafas terakhirnya.
"Arghhhhhh" Helmi Frustasi karena ucapannya pada Ali, ia sedikit memikirkan bagaimana perasaan Ali, apalagi ini baru empat puluh hari Ali di tinggalkan oleh kedua orang tuanya, pasti sulit bagi Ali untuk mengiklankan dan melupakan orang tuanya.
cklek
"Mas, kalo mau mandi aku udah siapin sikat gigi yang baru di sana" ucap Ali setelah menyelesaikan mandinya.
Rasa bersalah Helmi tiba tiba menghilang saat melihat Ali yang datang dengan wajah yang fresh tanpa ada sedikitpun rasa tersakiti akibat ucapan Helmi, ini membuat Helmi yakin jika perkataannya pada Ali benar, Ali hanya ingin menguasai hartanya.
"Aku tidak ingin mandi di sana, kamar mandinya sangat kotor dan kecil" hina Helmi tanpa menatap Ali ia tetap Fokus pada gadget di tangannya.
"Aku sudah membersihkan nya, jika kamu ingin kamar mandi yang besar, silahkan pulang ke rumah, dan numpanglah mandi di sana setelahnya kembali lagi ke sini" jawab Ali lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang hanya cukup berdua miliknya.
"Akhhh, lelahnya hari ini" ucap Ali memejamkan matanya sambil memeluk guling miliknya.
Helmi hanya terbengong bengong melihat reaksi Ali yang seakan tidak peduli dengan kehadirannya, jika biasanya wanita akan langsung caper atau salting saat berdekatan dengannya, tapi Ali adalah spesies yang menurutnya tidak Normal lihatlah sejak tadi Ali seperti tidak tertarik dengannya sama sekali.
"Aku tidak ingin mandi" ucap Helmi merangkak naik ke atas ranjang dan tidur menyamping dengan menyanggah kepalanya dengan sebelah tangan sedangkan tangan satunya lagi membalik tubuh kecil Ali agar menatapnya. Setelah Ali membalik dan menatap Helmi, Helmi hanya tersenyum mesum dengan memainkan bibirnya.
"Mas mau mandi dulu apa aku dulu hm?" tanya Ali menaikkan kedua alisnya, ia sungguh tau apa yang ada di otak Ali saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments