Gadis Polos

Jasmine yang terpojok di pintu terdiam melihat mata Mario yang menatapnya sangat dekat. Ia masih menimbang-nimbang jawaban yang akan dikatakannya.

Karena tidak sabar, Mario mencium gadis itu sekali lagi dengan belaian jarinya ke belakang telinga kiri Jasmine, membuat gadis itu semakin terlena dengan sensasi yang diberikan pria itu.

"Aku berharap kita melanjutkannya." bisik Mario ke telinga Jasmine membuatnya bisa mendengar napas Mario. Suara Mario terdengar sedikit parau saat ini, membuat Jasmine mendengar bisikannya seperti sebuah *******.

Mario menciumi leher Jasmine. Gadis polos itu merasakan perasaan luar biasa yang semalam ia rasakan. Namun Jasmine segera mendorong Mario saat tangan kiri pria itu menerobos masuk ke dalam kemeja belakang Jasmine.

"Hentikan, Mario!! Kita ada di tempat umum." seru Jasmine setelah menyadarkan dirinya kalau siapapun bisa melihat perbuatan mereka. "Di ruangan ini juga ada CCTV."

"Kita ada di sudut pandang yang tidak tertangkap CCTV." jawab Mario. "Apa itu berarti kalau bukan di sini tidak apa-apa? Apa artinya kita akan melanjutkan hubungan ini?"

Jasmine memutar matanya mencoba mencari jawaban yang terdengar tidak terlalu menunjukan keinginannya yang setuju dengan perkataan Mario.

"Jawab saja dengan jujur, kau tidak perlu malu." seru Mario. "Aku akan menemuimu lagi nanti malam."

Setelah mengecup bibir Jasmine, Mario segera keluar. Jasmine merasa sangat terkejut mendengar ucapan Mario yang akan menemuinya nanti malam. Apa itu berarti Mario akan menemuinya di kamarnya seperti tadi malam? Tanpa sadar ia tersenyum senang karena semua kata-kata dan sentuhan Mario pada gadis itu sudah membuatnya terhipnotis hingga terlena melupakan semuanya.

...***...

Jam lima sore Jasmine masuk ke rumahnya. Marlo yang sedang menonton televisi sempat menoleh dingin pada Jasmine ketika gadis itu hendak menaiki tangga untuk masuk ke kamarnya. Jasmine mencoba tersenyum pada pria itu sebagai bentuk rasa sopannya namun dengan dingin Marlo menarik tatapannya padanya.

Ketika berada di tangga dia kembali teringat dengan tatapan dingin Mario pada waktu malam tadi, tatapan itu sangat mirip dengan tatapan Marlo barusan. Namun Jasmine berpikir kalau mereka berdua memang sangat mirip sehingga bisa saja Mario bisa memiliki tatapan sedingin itu juga seperti Marlo.

Ketika makan malam tiba, Jasmine duduk di meja makan seorang diri. Selang berapa lama kemudian Marlo turun namun menghampiri mbak Yuli yang berada di dapur.

"Mbak, buatkan jahe dan bawa ke kamarku dengan makan malamnya ya." ujar Marlo dengan suara yang hampir tidak bisa didengar oleh Jasmine.

Tiba-tiba Mario pulang membawa sekantong belanjaan. Marlo menoleh pada kehadiran kembarannya tersebut dan Jasmine melihat kedatangan Mario dengan sedikit salah tingkah.

"Mbak Yuli, ini belanjaannya." ujar Mario meletakan plastik belanjaan yang dibawanya ke meja dapur.

"Mas Rio terimakasih ya, padahal saya sudah bilang biar saya saja yang pergi belanja. Mas Rio pasti capek setelah kuliah langsung pergi belanja." ucap Mbak Yuli. "Makan dulu mas."

"Tadi sudah makan di luar." senyum Mario. "Mine, kau pulang jam berapa tadi? Aku tidak melihatmu saat sore tadi, padahal aku ingin mengajakmu pulang bersama. Nomermu tidak aktif saat aku telepon."

"Handphone-ku baterainya habis tadi, aku lupa bawa charger-nya. Tadi aku sampai rumah jam lima sore." jawab Jasmine setelah itu meminum air putih di gelas sehabis menghabiskan makan malamnya.

Marlo yang masih berada di sana menyimak pembicaraan tersebut.

"Mas Elo minum obat ini dulu saja." ucap mbak Yuli sambil memberikan sebuah obat pada Marlo.

"Mbak Yuli, aku sudah selesai makannya." seru Jasmine. "Mario, aku ke kamar dulu ya."

Mario tersenyum menjawab perkataan Jasmine.

Di kamar, Jasmine duduk di meja belajar dan menghidupkan handphone-nya yang baru saja selesai di isi baterainya. Pesan pemberitahuan masuk kalau temannya Zenia meneleponnya tadi ketika handphone-nya sedang mati.

"Ada apa Zen?" tanya Jasmine ketika menelepon temannya. "Maaf ya handphone-ku baru saja selesai aku charge."

"Tadi aku melihat salah satu saudara tirimu bersama seorang wanita di kampus. Kau kenal dengan Sarah dari fakultas ilmu gizi?"

"Tidak." jawab Jasmine. "Jam berapa kau lihat?"

"Jam empat tadi." jawab Zenia. "Tapi aku tidak tahu kembaranmu yang mana yang aku lihat. Mereka berdua sangat mirip aku tidak bisa membedakannya. Mereka berdua terlihat sangat dekat, bahkan saudara tirimu itu merangkul gadis itu."

"Pasti Marlo." jawab Jasmine.

Selesai menelepon dengan temannya Jasmine mengerjakan tugas kuliahnya. Jasmine berkuliah di Fakultas Ekonomi, ia hanya menuruti ibunya untuk mengambil jurusan tersebut dan bukan atas dasar keinginannya sendiri.

Selang dua jam gadis itu mengerjakan tugasnya ia teringat perkataan Mario yang bilang kalau tadi Mario meneleponnya ketika handphone-nya mati. Jasmine mulai merasa aneh, kenapa ia tidak mendapatkan pesan pemberitahuan seperti yang ia dapatkan ketika Zenia menghubunginya saat handphone-nya mati tadi.

Ketika Jasmine mengambil handphone-nya hendak memeriksa, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Muncul Mario yang langsung masuk dengan mengunci pintu kamar Jasmine.

Jasmine terkejut dan beranjak bangun dari duduknya. Ia tidak menduga kalau Mario benar menemuinya di kamarnya lagi malam ini. Waktu sudah menunjukan hampir jam sepuluh malam.

Mario berjalan mendekat pada Jasmine, gadis itu menjadi salah tingkah. Ia takut kalau Marlo yang kamarnya juga di lantai dua dengan mereka mendengar mereka bersama di kamar.

"Seharusnya kau tidak masuk ke kamarku, Mario. Marlo akan mendengar kita." ucap Jasmine.

Mario menggeleng.

"Apa dia pergi?"

Mario hanya tersenyum menjawabnya. Setelah itu pria itu berjalan semakin mendekat pada Jasmine yang semakin salah tingkah dengan tidak berani memandangnya.

Dengan sangat lekat Mario menatap gadis yang sudah ada di rengkuhannya, membuat Jasmine mencium harum ciri khasnya, aroma melati. Pria itu membelai rambut Jasmine dengan sebuah senyuman dan tatapan manis tanpa mengatakan apapun.

Mario mencium Jasmine dengan sangat lembut berbeda dari ciuman sebelum-sebelumnya. Jasmine jadi merasa agak berbeda, ditambah Mario langsung melepas ciumannya dalam waktu yang sangat cepat.

Gadis itu menatap Mario yang hanya menatapnya lagi. Namun tanpa memikirkannya dulu, Jasmine langsung menarik baju Mario untuk mencium pria yang disukainya itu. Jasmine sudah benar-benar tergila-gila pada pria yang adalah saudara tirinya itu. Gadis polos itu sudah tidak bisa menahan dirinya untuk menolak perbuatan Mario lagi padanya.

Mereka berdua sudah berada di atas tempat tidur dengan sambil beradu mulut dalam arti yang sesungguhnya. Berguling saling berganti posisi ketika saling mencium.

"Kau ingin melanjutkannya?" bisik Mario dengan suara yang hampir tak terdengar saat pria itu berada di atas Jasmine yang sudah merasa bergairah.

Anggukan kecil Jasmine membuat Mario langsung melancarkan serangannya dengan membuka satu persatu kancing piyama Jasmine dengan bibir yang terus saling meraup, ******* satu sama lain.

Hingga akhirnya tak ada lagi sehelai benang pun yang mereka kenakan, hanya selimut putih yang menutupi mereka berdua saat ini.

"Kali ini aku akan membuatmu merasakan sensasi yang belum pernah kau rasakan sebelumnya." ucap Mario dengan bersamaan terdengar ******* Jasmine karena benda pusaka pria itu menembus masuk ke bagian sensitif gadis polos itu.

Jasmine tidak bisa menahan desahannya ketika Mario mulai menggerakan pinggulnya. Gadis itu merasakan hal yang berbeda dengan kemarin. Jika kemarin dirinya hanya merasakan sakit tetapi kali ini ia merasakan rasa sakit yang bercampur dengan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan selama hidup.

Hingga akhirnya mereka berdua bertempur dengan panas malam itu. Pertempuran berakhir ketika Mario menyemburkan sesuatu di dalam tubuh Jasmine.

Pria itu terjatuh lemas ke sisi Jasmine yang masih terbuai dengan sensasi yang diberikan Mario padanya.

Gadis itu memeluk Mario dengan penuh cinta. "Aku sangat mencintaimu, Mario."

Mario yang dipeluk Jasmine menatap gadis itu lagi-lagi dengan tatapan dingin.

"Aku rasa kita harus menghentikannya sekarang." ucap dingin Mario yang menatap Jasmine yang berada di sampingnya.

Jasmine terkejut melihat tatapan dan mendengar perkataan dingin Mario, membuat air matanya mengalir dengan sendirinya.

"Aku berbohong saat bilang aku menyukaimu."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

ulala ❤️❤️

ulala ❤️❤️

lah udh d kasih enak malah bilang kaya gtu😑

2023-12-07

0

Dena

Dena

Bangg nopelmu yg ini banyak uhukknya😳😳

Tak bisa berkata-kata 🤣🤣

2023-11-25

1

🥀⃞Scarletta✅

🥀⃞Scarletta✅

aku ga bisa nebang bintangnya

2023-02-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!