Suara kicauan burung di pagi hari membuat Jasmine membuka mata. Kepalanya terasa sakit saat ini, gadis itu mencoba mengingat kembali apa yang terjadi tadi malam. Sesaat ia mematung dan menyadari kalau dirinya tidak berpakaian saat ini dan hanya memakai selimut menutupi dirinya.
Dengan perasaan bercampur aduk Jasmine duduk dengan rasa sakit dibagian ******nya. Secepatnya dia memperhatikan tempat tidurnya dan melihat terdapat bercak darah di sepreinya.
Gadis itu menyadari kalau dirinya tidak bermimpi dan semalam dia baru saja melakukan hal terlarang dengan salah satu saudara tirinya.
Secepatnya dia beranjak bangun dan masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Berdiri di depan cermin sambil mengingat kembali kejadian tadi malam.
Saat Jasmine menangis setelah melihat senyum dingin dari pria yang sudah merenggut hal yang berharga darinya, pria itu langsung menghentikan perbuatannya dan meninggalkannya begitu saja, sedangkan gadis polos itu menangis hingga tertidur.
Jasmine terus memikirkan siapa pria yang melakukan hal itu padanya. Walaupun dia mengaku Mario dan warna dari bola matanya adalah hitam tetapi tatapan dingin yang diperlihatkan pria itu membuatnya ragu. Marlo yang selama ini bersikap dingin padanya dengan selalu menghindari pertemuan dengan Jasmine, karena sepertinya pria itu tidak menyukai keluarga barunya itu. Walau sekalipun Jasmine tidak pernah bertatapan atau pun berbicara pada pria itu namun ia tahu kalau Marlo yang bisa menatap dingin seperti itu.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Siapa yang sudah melakukan hal itu padaku semalam?" tanya Jasmine pada dirinya sendiri.
Rumah yang ditinggali Jasmine beserta saudara tirinya ukurannya lumayan besar. Ayah tiri Jasmine yang seorang pilot dan selalu terbang ke luar negeri bisa dibilang memiliki banyak uang, sedangkan ibunya sendiri adalah manager project dari perusahaan konstruksi yang membuatnya sering bepergian keluar kota. Mereka berdua adalah mantan kekasih di sekolah dulu dan dipertemukan kembali di acara reuni sekolah mereka, satu tahun yang lalu. Saat ini kedua orang tua Jasmine dan kedua si kembar sedang tidak ada di rumah karena pekerjaan mereka masing-masing.
Setelah bersiap-siap untuk kuliah, Jasmine keluar dari kamarnya. Ketika hendak menuruni tangga, ia melihat salah satu saudara tirinya menaiki tangga dan membuat Jasmine menjadi bingung hingga menahan langkahnya. Pria itu menatap pada Jasmine membuat Jasmine bisa melihat warna bola matanya yang berwarna hitam. Namun hal itu membuat Jasmine semakin bingung karena ia adalah Mario, pria yang sudah melakukan hal terlarang dengannya. Gadis itu menjadi agak canggung.
"Kau baik-baik saja?" tanya Mario ketika sampai di atas di dekat Jasmine yang mematung. "Kau ada kuliah pagi? Sebaiknya kau berangkat dengan Marlo, sepertinya ia juga akan ke kampus." setelah berkata demikian Mario berjalan kembali.
"Mario..." panggil Jasmine hendak bertanya langsung mengenai keraguannya.
"Ada apa?" tanya Mario menoleh.
"Semalam..."
"Oh iya, bagaimana flu mu?" potong Mario. "Apa sudah membaik?"
"Ya, aku rasa sudah." jawab Jasmine.
"Syukurlah." senyum Mario dan langsung kembali berjalan.
Pertanyaan Mario membuat Jasmine menjadi yakin kalau memang pria yang merenggut hal yang berharga untuknya itu adalah Mario. Entah kenapa gadis polos itu sedikit merasakan kelegaan.
Ketika Jasmine menuju meja makan untuk sarapan, ia melihat Marlo sedang berada di sana. Marlo hanya melihat kehadirannya sebentar setelah itu memakan sarapannya.
Meja makan tersebut memiliki sepuluh kursi. Marlo duduk di kursi di sisi satu di paling ujung sedangkan Jasmine duduk di sisi lainnya dan di paling ujung juga, membuat mereka berdua duduk berjauhan.
Mbak Yuli asisten rumah tangga di rumah itu membawakan sepiring nasi goreng pada Jasmine beserta segelas susu untuk sarapan gadis itu.
Marlo beranjak dari duduknya setelah menghabiskan semua menu sarapannya, lalu berjalan hendak meninggalkan meja makan. Jasmine hanya melirik padanya saja memperhatikan pria itu, namun tiba-tiba Marlo bersin beberapa kali membuat Jasmine menoleh padanya karena terkejut.
"Mas, sudah minum obatnya belum?" tanya mbak Yuli pada Marlo namun tak dijawab pria itu yang langsung lalu begitu saja. "Mas yang satu itu kenapa tidak pernah mendengarkan siapapun?" keluh mbak Yuli hendak mengambil piring bekas makan Marlo.
"Memang dia kenapa Mbak?" tanya Jasmine.
"Sejak bangun tidur mas Marlo terus bersin-bersin." jawab Mbak Yuli. "Sepertinya memang lagi musim flu ya, mbak Mine sudah sembuhkan flunya?"
"Sepertinya sudah mbak." jawab Jasmine.
"Syukurlah, saya pikir mas Marlo flu karena tertular mbak Mine." ujar Mbak Yuli sambil berjalan ke dapur.
Jasmine terkejut mendengar perkataan mbak Yuli. Entah kenapa sekarang gadis itu kembali merasa ragu lagi mengenai pria yang masuk ke dalam kamarnya semalam.
Ketika jam kuliah berlangsung, Jasmine masih memikirkan semuanya. Ia merasa harus menanyakannya saja biar dirinya mendapatkan jawaban pasti.
Dengan segera gadis itu mengeluarkan handphone-nya karena berencana menanyakannya pada Mario melalui Whatsapp. Jasmine hanya memiliki nomer handphone Mario dan tidak memiliki nomer handphone Marlo karena mereka berdua sama sekali tidak pernah berbicara.
Mario, apa kau semalam yang membawakan aku jahe?
Setelah mempertimbangkan pertanyaan apa yang akan dia tanyakan akhirnya hanya kalimat pertanyaan itu yang aman untuk ditanyakan.
Tidak berapa lama balasan chat dari Mario masuk.
Ya aku yang memberikanmu jahe, aku juga yang melakukan hal tersebut padamu. Ini akan tetap menjadi rahasia kita. Kita bisa melanjutkan jika kau mau.
Balasan dari Mario membuat Jasmine tersenyum tanpa sadar. Gadis cantik yang polos itu benar-benar sudah tergila-gila pada saudara tirinya tersebut hingga tidak memikirkan apa yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan.
Handphone-nya bergetar lagi dan masuk sebuah chat dari Mario lagi.
Apa kau masih ingin melanjutkan? Kalau tidak keberatan kita bisa melakukannya lagi. Bagaimana?
Jasmine kembali tersenyum membacanya namun kali ini gadis itu mulai berpikir kalau apa yang dilakukannya adalah sesuatu hal yang berbahaya. Mario terang-terangan ingin melakukannya lagi dengan dirinya.
Sekali lagi Mario mengirim chat.
Aku minta maaf kalau ternyata sebenarnya kau keberatan. Aku juga minta maaf karena perbuatanku semalam. Aku akan mengaku pada ayahku dan ibumu.
Jasmine memikirkan apa yang akan terjadi jika ayah tiri dan ibunya tahu akan perbuatan mereka berdua. Itu sesuatu hal yang harus dirahasiakan pada mereka. Dan rasa suka Jasmine pada Mario membuat gadis itu merasa senang hingga tidak mungkin ia mampu menolak penawaran pria yang disukanya.
Kau benar menyukaiku kan?
Sekali lagi chat dari Mario masuk. Jasmine harus segera membalasnya, namun ia masih menimbang-nimbang apa yang akan dia balas.
Temui aku di laboratorium gedung B saat jam makan siang.
Chat terakhir Mario membuat bingung Jasmine. Mario meminta jawaban langsung darinya. Gadis itu tidak mungkin menghindar lagi.
Ketika jam makan siang tiba, Jasmine melangkahkan kakinya menuju gedung B untuk ke laboratorium mengikuti keinginan Mario.
Tanpa ragu lagi, Jasmine membuka pintu ruangan tersebut dan langsung masuk ke dalam ketika seseorang langsung menarik tangannya. Mario menarik Jasmine masuk dan mengunci pintu ruangan tersebut, dan tanpa aba-aba apapun, pria itu langsung mencium bibir Jasmine.
Harum bunga melati dari pria itu langsung memenuhi penciuman Jasmine yang tidak bisa berbuat apapun ketika Mario ******* bibir tipisnya. Jasmine membiarkan saudara tirinya tersebut menciumnya dan bahkan dia merasa senang akan hal itu.
"Sekarang kau bisa menjawab, apa kau ingin melanjutkannya atau menghentikannya?"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
ulala ❤️❤️
JD bingung itu mario apa marlo 🤔
2023-12-07
1
Dena
Waduch akan terjadi lagi😳😳
2023-11-25
1
Posko Aman
Baru paragraf 2 sudah ada yg di bintangi..
2023-01-05
1