Permusuhan Saudara Kembar

Mario beranjak bangun untuk memakai pakaiannya. Setelah itu mengambil handphone Jasmine yang berada di meja belajar gadis itu.

Jasmine hanya terduduk dengan selimut menutupi tubuhnya yang belum berpakaian sambil melihat Mario dengan penuh air mata. Ia tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Dirinya hanya bisa menangis sekarang.

"Aku menghapus chat tadi siang, tapi terserah padamu jika ingin mengatakan mengenai apa yang aku lakukan padamu kepada kedua orang tua kita." ujar Mario dengan sangat dingin setelah meletakan kembali handphone Jasmine.

Jasmine menangis terisak mendengar ucapan dingin Mario padanya. Gadis itu merasa sudah diperdaya oleh pria yang dicintainya itu. Setelah melakukan hal terlarang dan membiarkan pria itu mengambil mahkotanya, dengan mudahnya ia berkata seperti itu padanya.

"Kau terlalu polos untuk gadis seusiamu. Aku hanya ingin bersenang-senang padamu, tapi aku tidak ingin berlangsung lama."

Setelah berkata demikian Mario keluar kamar. Tatapannya sangat dingin ketika meninggalkan kamar gadis yang sedang menangis karena perbuatannya yang sangat keterlaluan.

Ketika berbalik hendak pergi ke kamarnya, dia melihat kembarannya berdiri tidak jauh melihat dirinya yang baru saja keluar dari ruangan pribadi saudari tiri mereka.

Mario menyentuh bola mata kanannya dengan jarinya mengambil sesuatu dari matanya tersebut dan tersenyum dingin pada kembarannya yang menatapnya. Bola mata cokelat terlihat di mata kanannya. Dia bukanlah Mario melainkan Marlo.

Dengan santai Marlo berjalan melewati kembarannya dan memasuki kamarnya, Mario yang sebenarnya, menyusulnya masuk ke kamar Marlo.

"Apa yang kau lakukan padanya?" tanya Mario dengan marah, berdiri di dekat pintu yang tertutup.

"Padahal aku berharap kau tidak tahu." senyum Marlo dingin. "Ah, tapi sepertinya akan menjadi seru kalau begini."

"Kau berbuat sesuatu padanya dengan seolah-olah kau adalah aku, benar begitu?" geram Mario. "Kau sangat keterlaluan Marlo!! Gadis itu tidak seharusnya menjadi korbanmu seperti gadis lainnya!!"

"Diamlah!! Selama ini kau yang melakukan apapun sesukamu setelah aku pindah ke rumah ini!!" seru Marlo. "Kau selalu menjadi anak baik, apa akan tetap menjadi anak kesayangan ayahmu setelah gadis itu mengatakan perbuatanmu pada mereka?"

"Kau yang melakukannya, bukan aku!!"

"Yang dia tahu adalah kau, bukan aku." ucap Mario sangat dingin. "Kita lihat apa kau bisa mengatasinya dan menyalahkan aku lagi?"

"Sialan kau!!" Mario mencengkram kasar kerah baju Marlo. "Apa yang aku perbuat padamu hingga kau menjebakku seperti ini?"

"Banyak! Kau melakukan banyak hal padaku." jawab Marlo menatap dingin Mario yang mencengkramnya. "Bahkan aku tidak ingat lagi semuanya karena terlalu banyak yang kau lakukan padaku."

Mario melepaskan Marlo dengan kasar setelah itu keluar dari kamar kembarannya.

Di dalam kamar, Jasmine masih dalam posisi yang sama. Masih menangis tersedu-sedu dan terisak. Seharusnya dirinya tidak terlena dengan ucapan Mario padanya hingga mau memberikan segalanya pada pria itu.

Kalau sudah seprti ini ia tidak tahu harus berbuat apa. Gadis itu sangat mencintai pria itu setelah menyelamatkannya dulu tetapi sekarang ia jadi membencinya. Ia harus memberitahu perbuatannya pada ibunya, walau apapun yang terjadi.

Tiba-tiba pintu kamar Jasmine terbuka lagi, muncul Mario dari balik pintu. Jasmine menghentikan tangisnya dan menatap kedatangan pria itu. Jasmine sedikit bingung karena saat ini Mario memakai pakaian yang berbeda, namun dirinya berpikir kalau Marlo sudah mengganti pakaiannya.

Mario melihat Jasmine yang hanya tertutup selimut dan belum berpakaian. Pria itu menjadi sangat yakin kalau kembarannya melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan pada saudari tiri mereka. Ia segera berjalan mendekati tempat tidur di mana Jasmine duduk.

Gadis itu berharap kalau Mario datang untuk menarik ucapannya tadi, atau ia hanya bergurau saja. Jasmine tidak ingin menerima perkataan Mario tadi yang mengatakan kalau sebenarnya pria itu tidak menyukainya.

"Mine, maafkan aku..." ucap Mario duduk di sisi tempat tidur. "Tolong jangan beritahu orang tua kita dengan apa yang terjadi."

"Tapi kau bilang tadi kau berbohong saat mengatakan menyukaiku." jawab Jasmine polos. "Aku sudah sangat lama menyukaimu, aku sudah jatuh cinta padamu saat kau menyelamatkan aku setahun yang lalu dari para pria yang ingin memperkosaku. Aku belum pernah mengatakannya padamu, tapi sejak saat itu aku mencintaimu, aku sangat senang pada awalnya ketika kau mengatakan kalau kau juga menyukaiku. Setelah yang kita lakukan kau malah berkata dengan dingin kalau kau berbohong."

Mario terlihat terkejut mendengar perkataan Jasmine. Namun pria itu memeluk gadis itu untuk menenangkannya.

"Aku hanya bohong tadi. Sebenarnya aku mencintaimu juga, setelah kejadian itu aku tidak bisa melupakanmu. Aku senang saat melihatmu lagi setelah orang tua kita menikah." ujar Mario.

"Benarkah?" tatap Jasmine dengan lega. "Tapi kita bertemu lagi dua bulan setelah kejadian itu saat pertama kali masuk kampus. Tapi kau tidak terlihat mengingatku."

Mario tertegun mendengarnya. Ia memutar bola matanya sesaat lalu tersenyum.

"Mungkin karena saat itu aku tidak melihatmu." jawab Mario.

Jawaban Mario membuat Jasmine menjadi bingung. Ketika mereka berdua bertemu kembali di tempat kuliah mereka, Jasmine tidak sengaja menabraknya ketika dirinya sedang asyik mengobrol dengan Zenia dan berbalik dengan membawa segelas kopi yang tidak tahu kalau saat itu ada seseorang di belakangnya, alhasil kopi yang dibawanya tumpah ke orang tersebut yang adalah Mario.

Saat itu Mario hanya tersenyum dan tidak marah pada Jasmine yang tampak panik. Seharusnya kejadian seperti itu sangat sulit dilupakan, karena dia pasti merasa sangat sial di hari pertamanya masuk kuliah.

"Ada apa?" tanya Mario bingung. "Mine, dengarkan perkataanku. Aku sudah bilang kalau aku mencintaimu juga, tapi kedua orang tua kita menikah, kita tidak bisa berhubungan seperti ini."

"Aku tidak masalah jika kita menyembunyikannya seperti yang kau bilang kemarin."

Mario membuang napasnya mendengar jawaban gadis polos itu, dan menatapnya lekat. "Baiklah, tapi kau harus menyembunyikannya selamanya."

Jasmine tersenyum menjawabnya, gadis itu langsung menarik Mario, menciumnya. Mario terkejut namun dengan perlahan ia melepas ciuman gadis itu.

"Aku keluar dulu." ujar Mario dan dijawab anggukan kecil dan senyum senang dari gadis yang mencintainya itu.

Mario beranjak bangun dan berbalik dengan sebuah senyuman yang tidak pernah dia perlihatkan pada siapapun kecuali pada seseorang. Senyuman yang sama yang dimiliki Marlo, namun senyuman itu lebih seperti sebuah seringai.

Ketika di luar kamar Jasmine, Marlo berdiri di luar, menunggunya dengan tatapan dingin. Ia ingin tahu apa yang akan dilakukan Mario untuk mengatasi ulahnya.

"Kau tidak akan pernah bisa mengalahkan aku, Marlo." ucap Mario dingin. "Kau sudah membuat kesalahan lagi dalam masalah ini. Hanya aku yang akan diuntungkan atas perbuatanmu itu."

Marlo mencerna perkataan kembarannya itu, hingga dirinya menemukan sebuah jawaban. Jawaban yang seharusnya sudah ia tahu karena sifat tersembunyi kembarannya itu sudah sangat ia pahami.

"Aku akan mengembalikan Sarah padamu, dan aku akan bersenang-senang dengan gadis itu sekarang. Aku akan membalik keadaan kita seperti biasa yang aku lakukan padamu." Mario menatap tajam pada Marlo. "Kau akan menyesalinya."

Mario berjalan melewati Marlo yang hanya diam melihat padanya.

"Seperti yang kau bilang, aku akan berbuat sesukaku, lagi." seringai Mario sambil lalu.

Terpopuler

Comments

ulala ❤️❤️

ulala ❤️❤️

Sarah pacarnya Marlo kali ya yg d rebut sama mario

2023-12-07

0

Dena

Dena

Sarah. Siapa sarah?🤔

2023-11-26

0

🌕🌊🍁🪷

🌕🌊🍁🪷

makanya jangan bodoh

2023-01-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!