"Kenapa kamu?" tanya Bu Ningsih saat Adis sampai di rumah.
Adis tanpa melihat ke mertua nya terus berjalan.
"Menantu kurang ajar" ketus bu Ningsih
Tak lama kemudian Heru menyusul masuk kedalam rumah.
"Salam ru...jangan langsung nyelonong aja,sejak menikah dengan perempuan itu kamu makin kurang ajar ya,nggak ada lagi tata Krama nya" ujar Bu Ningsih tapi tak di hiraukan oleh Heru dia masuk kedalam kamar menyusul Adis.
"Aku tidak ingin mas di madu" pekik Adis dari dalam kamar.
"Aku berbuat begini juga untuk kamu dan Mia Dis, kamu pikir hidup kita cukup!"
"Mas,aku tidak pernah menuntut banyak dari kamu yang jelas aku tidak ingin kamu madu"
"Kamu tidak menuntut tapi aku butuh kemewahan Dis,aku butuh baju bagus,kamu pikir mobil yang kita pakai itu hasil dari kerja ku,kamu salah itu bu Dina yang belikan"
Pertengkaran hebat pun terjadi antara Adis dan Heru.
"Jika kamu tidak ingin di madu dengan berat hati aku menceraikan mu Dis" ucap Heru lagi membuat tubuh Adis terasa lunglai.
Dia tak sanggup menahan berat badan nya lagi hingga menjatuhkan tubuhnya ke lantai.
"Mas...ini balasan kamu mas,ini hasil pengorbanan ku selama ini,aku mencoba menerima semua perlakuan keluarga mu Mas, tapi ini balasan nya" pekik Adis sambil menangis
Derai air mata menuruni wajah Adis
"Bajingan kamu, Mas! Demi wanita lain kamu membuang ku, istri yang sudah melahirkan anak dan darah daging mu!" Adis berusaha menghentikan langkah kaki suaminya yang hendak pergi dengan mencengkeram kaki pria tersebut.
"Jangan banyak bicara kamu! kamu yang menginginkan ini semua bukan,mulai saat ini kita bukan suami-istri lagi, silahkan pergi dari rumah ini" Heru menepis tangan Adis dan segera keluar
Pinta kamar terbuka bocah kecil berlari ke arah ibu nya yang sedang menangis
"Bunda!!" panggil nya membuat Adis memeluk tubuh anak perempuan nya itu.
"Jangan menangis bunda" ucap nya mengusap air mata sang bunda.
Adis segera mengemasi pakaian nya dan pakaian Mia anak perempuan nya itu.
"Kita mau pindah bunda?" tanya bocah kecil itu dan di angguki Adis pelan
"Kemana? rumah eyang uti?" tanya nya lagi
"Kita pergi dulu ya sayang,Mia mau ikut bunda kan?"
"Mau" jawab Bocah itu cepat
Adis menjinjing tas nya keluar kamar..
Bu Ningsih sudah mendengar pertengkaran yang terjadi antara anak dan menantunya ini.
"Hey....jangan bawa apa pun dari rumah ini!"
Adis terdiam seketika mendengar suara sang mertua,Bu Ningsih segera menarik tas Milik Adis dan menjatuhkan nya.
"Itu bajuku, Bu."
“Tapi, ini dibeli menggunakan uang Heru,anak ku!! Aku tidak rida, kamu membawa barang yang dibeli oleh uang putraku!” sergahnya seraya merebut boneka lusuh yang tengah dipeluk oleh Mia.
"Nenek.... kembalikan boneka nya" rengek bocah itu
"Tidak!!! pinta ibu mu yang membelikan nya" jawab wanita tua itu,betapa sakitnya hati Adis mendengar ucapan sang Mertua.
Dia sama sekali tidak tersentuh dengan rengekan cucunya yang meronta ingin mengambil barang miliknya. Hatinya mati karena rasa benci. Amarah sudah menutupi rasa kasih yang harusnya dia berikan kepada anak perempuan itu.
"Nenek, Nenek," rengek Mia berusaha menjangkau boneka yang kini sudah berada di tangan bu Ningsih. Namun, ia abai. Bu Ningsih malah menyembunyikan benda itu di balik tubuhnya.
Adis langsung menggendong Mia dan menenangkan dia meskipun tidak bisa.
"Sayang nanti kita beli lagi ya" bisik Adis berusaha menenangkan putrinya itu meskipun berbohong karena ntah kapan dia bisa membelikan nya lagi, mungkin tunggu dia bekerja.
"IBu, Ibu boleh melarang ku untuk tidak membawa apa pun, tapi tolong jangan ambil boneka Mia, juga. Kasihan, Bu. Nanti dia tidak bisa tidur,” ucap Adis mengiba.
"Tinggal beli saja yang baru, apa susahnya, sih? Oh, iya, kan, kamu tidak punya uang, ya?" sebelah tangannya menutup mulut, mentertawakan Adis yang tengah menggendong putri nya. “Makanya, jadi wanita jangan belagu! Tinggal turuti maunya suami, kok ini malah memilih pergi. Ya sudah, nikmati kemiskinanmu itu!” lanjutnya seraya pergi meninggalkan Adis.
Tangis Mia semakin kencang tatkala ia melihat neneknya membawa barang kesayangannya pergi. Adis berusaha menciumi kepalanya mencoba untuk menenangkan. Namun, ia terus meronta meminta Adis untuk menurunkan tubuh mungilnya.
"Sabar, ya, Nak. Nanti Bunda belikan yang baru, ya?” ujar Adis menepuk-nepuk punggung anak Mia pelan.
"Nenek jahat....." isak bocah itu.
Dengan langkah gontai Adis keluar dari rumah sang suami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Nartadi Yana
ada ya keluarga kaya gitu semoga hartanya habis buat berobat
2023-07-30
0
Nunik Berlianti
nenek kok kayak gitu ama cucunya....😡😡😡
2023-07-29
0
Hasrie Bakrie
Jadi DarTing ne ngebacanya,tpi seru banget ceritanya
2023-01-08
1