"Adis.....Mia" pekik Haikal
Haikal adalah suami Sinta sepupu Adis,dulu Adis dan Sinta sang sepupu sama-sama merantau dari kampung,tapi Sinta tak menyukai Adis karena dia menikah dengan Heru padahal Sinta yang menyukai Heru duluan saat itu,tak berselang lama Sinta di pinang oleh Haikal lelaki yang hanya bekerja sebagai karyawan biasa di sebuah perusahaan.
"Assalamualaikum ma" ucap Haikal
"Masuk Dis,Mi" ajak Haikal
"Bu, ini rumah siapa?" Tanya Mia yang sudah terlihat sangat capek.
"Ini rumah Tante Sinta, Sayang?" jawab Adis sambil tersenyum.
Memang sejak mereka menikah hanya sesekali mereka bertemu itu pun karena tidak di sengaja, seperti di pasar atau mini market.
"Waalaikumsalam!" seru seseorang dari dalam rumah.
"Kok pulang nya cepat pa?" tanya Sinta yang mengalami punggung tangan Haikal lalu menatap ke kursi tapi dengan ekspresi terkejut.
"Adis.....!!"
"Iya ma,tadi papa ketemu Adis di jalan sama anak nya Mia,kata nya lagi mau cari kontrakan"
"Kontrakan???" ucap Sinta terkejut
"Iya....Adis lagi dapat musibah ma jadi papa inisiatif bawa mereka kesini dulu untuk menginap kasihan anak nya sudah kelelahan" jelas Haikal lagi.
"Musibah apa? suami kamu mana?" Sinta menyelidiki lebih lanjut dengan kedua tangannya dilipat di dada.
Adis pun kemudian menceritakan semua yang terjadi antara dia dan Heru. Berharap sekali jika sepupunya itu akan simpati dan mau memberikan tumpangan untuk sementara waktu. Saat itu Haikal, suami Sinta yang ikut mendengarkan semuanya dengan sedikit cemas.
"Jadi, bolehkah untuk sementara saya dan Mia tinggal disini dulu Sin, sampai kami dapat kontrakan murah?" tanya Adis dengan takut-takut, karena sebenarnya dia sudah tahu bagaimana sifat Sinta,dulu saja saat masih satu kost Sinta sering berbuat semaunya pada Adis apalagi ini rumah nya.
"Eh ... enak aja! Kamu kira rumah aku ini penampungan ya? Nggak deh nggak! Sudah pergi saja kamu dari sini! aku nggak bisa kasih kamu tumpang" ucap Sinta sambil mengibaskan tangannya.
"Tolong lah Sin, kasihan anak ku, Hanya untuk sementara saja. Saya sudah tak punya uang lagi ini. Jika tidak di sini lalu saya harus kemana lagi?" pinta Adis memohon
"Emang aku pikirin?! Yang jelas aku nggak akan nerima kamu di rumah ini. Sekarang juga pergi dari sini!" Sinta masih terus mengusir.
"Ma ... jangan begitu dong. Biar bagaimana pun Adis ini saudara sepupu kamu loh. Hari juga sudah mulai beranjak malam, kasihan kan itu anak nyai juga. Biarkan mereka tinggal disini untuk sementara waktu ma," ucap Haikal, suami Sinta dengan lembut.
Haikal yang sejak tadi hanya terdiam pun akhirnya ikut bicara juga. Lelaki berwajah teduh itu pun tak tega melihat Adis dan juga Putrinya.
"Kamu nggak usah ikut campur deh, Pa! Aku nggak mau ya ada duri dalam rumah tangga kita, apalagi dia sepupu ku" tegas Sinta
"Ma....ucapan mu ngaco,aku hanya berusaha membantu Adis ma,sesama manusia kita wajib saling membantu" ingat Haikal
"Alah...omong kosong, suaminya saja mau mengusir nya itu tandanya apa pa,dia hanya menjadi seorang benalu!!" ketus Sinta lagi,Haikal hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar ucapan sang istri
"Pulang saja ke kampung Dis,biar orang kampung tau dengan kehidupan mu saat ini,biar para ibu-ibu kampung tau, wanita yang mereka eluh-eluhkan ini sekarang sudah di campakkan oleh suaminya" ucap Sinta lagi
"Astaghfirullah ma,,jaga ucapan mu"
"Pa...jika kamu mau dia tinggal di sini,aku yang keluar" tegas Sinta lagi membuat Haikal terdiam,Haikal tau kalau Sinta memang keras kepala.
"Kalau begitu saya pamit saja mas Haikal,jangan sampai rumah tangga kalian hancur karena saya " ucap Adis ingin berdiri
"Ma....apa kamu tidak punya hati nurani ma,ini sudah malam kemana mereka akan menginap, setidaknya sampai besok pagi ma" mohon Haikal
"Terserah kamu pa, yang jelas besok saat aku bangun aku tidak mau melihat wajah mereka" ucap Sinta menghentakkan kakinya lalu pergi.
Haikal menghela nafas berat dia malu pada Adis dengan kelakuan istri nya ini.
"Adis bawa anak mu ke kamar tamu,malam ini saya akan usaha kan cari pekerjaan untuk kamu,dan besok saya yang akan mengantarkan kamu Dis" ucap Haikal dan diangguki Adis pelan.
Hati nya saat ini ingin menjerit karena di campakkan oleh suami dan tidak di terima oleh sepupu nya sendiri padahal ayah Sinta dan ibu Adis kakak beradik tapi memang di kampung mereka tidak terlalu akur.
"Terima mas" ujar Adis menahan air mata nya dengan menggendong Mia putrinya yang sudah terlelap tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Nunik Berlianti
bener2 mengundang emosi 😡😡tapi bikin penasaran juga
2023-07-29
0
Yunerty Blessa
Teganya hati suami mu Adis dan mertua mu
2023-06-17
1
Winsulistyowati
Sabar Adis..Moga Ada jlan kluar..
2023-05-07
0