Tiga (Surat Perjanjian Pranikah)

"Woah..." lirih Sheila saat melihat kamar di depannya dengan pandangan heran. Dia sudah tak terkejut dengan bagaimana luasnya kamar, dia sudah dibuat terbiasa dengan ruangan-ruangan besar di rumah utama.

Tapi apa hal dengan tempat tidur yang panjangnya luar biasa ini. Perkiraan Sheila mungkin panjangnya ada lebih dari 5 meter.

Apa suaminya ini memiliki kebiasaan buruk saat tidur atau bagaimana? Sheila tak begitu mengamati cara tidur Bima saat di rumah utama. Dia jadi sedikit penasaran dibuatnya.

Sekarang ini Sheila tengah berada di penthouse milik Bima. Tempat tinggal mereka untuk sekarang dan kedepannya.

Ruangan dengan 2 lantai yang terisi perabot mahal di setiap sudut ruangannya ini sangat pantas dibilang mewah. Bahkan Sheila sempat melihat ada grand piano di ruang utama lantai bawah.

Sheila sudah dibuat menganga saat pertama kali masuk ke dalamnya. Dia mengira sudah tidak ada lagi yang membuatnya terkejut hingga menemukan kasur besar di depannya ini.

"Kurasa ini akan membuatmu merasa lebih nyaman saat tidur," jelas Bima saat melihat Sheila bingung dengan tempat tidur dikamar mereka.

"Kamu tidak bisa terus-menerus tidur di sofa seperti di rumah utama dan kita juga tidak mungkin tidur dengan kamar terpisah untuk berjaga-jaga jika keluarga kita berkunjung. Apalagi tidur di tempat tidur yang berbeda dalam satu kamar, jelas tidak mungkin. Karena setiap hari akan ada pekerja dari rumah utama yang membersihkan tempat ini," jelas Bima yang membuat Sheila mengangguk mengerti.

Jadi memang sepertinya ini adalah pilihan yang tepat. Tapi ranjang ini benar-benar sangat luar biasa besar. Sepertinya dia bahkan dapat mendirikan tenda pramuka di atasnya.

Benar kata Bima, Sheila takkan bermasalah dengan tidur bersama di ranjang sebesar ini. Ini cukup besar serta memiliki banyak ruang yang tak akan membuatnya canggung.

"Kamu bisa menempatkan pakaianmu di sini." Sheila mengikuti arah dari suara Bima yang ternyata ada ruangan lain di kamar ini.

Sheila menatap terkejut dengan ruangan yang mungkin sama luasnya dengan kamar tidur di rumahnya. Di dalamnya ruangan yang ditunjukkan Bima sudah terdapat puluhan pintu berwarna putih yang menempel pada dinding.

"Yang di sebelahnya adalah milikku. Kamu bisa mengisi dan mendekor sendiri lemari bajumu."

Sheila melirik pada Bima. Gila! Bagaimana bisa ini disebut lemari. Dan bagaimana bisa dia mengisi semua pintu-pintu itu. Lagipula dia hanya punya satu badan.

"Kamu bisa mulai menata barang milikmu. Aku akan berada di bawah jika kamu membutuhkan sesuatu."

"Iya. Terimakasih," balas Sheila tersenyum kecil pada Bima sebelum pria itu pergi meninggalkannya dari kamar.

#

Setelah menata baju yang tak seberapa miliknya ke dalam lemari. Sheila dibuat terkejut dengan keberadaan Bima di dapur. Pria itu bisa memasak?

"Kamu bisa memasak?" tanya Sheila canggung.

Bima tersenyum ramah sambil meletakkan daging yang sudah matang ke atas piring.

"Hanya sedikit. Ayo duduk, kita makan." Sheila menurut dan menempati kursi lain di seberang meja.

Sheila selesai memotong bagian kecil daging dan akan memasukkan ke dalam mulutnya tapi dia urungkan saat melihat Bima memotong keseluruhan dagingnya dulu.

Dia meletakkan dengan hati-hati potongan pertamanya dan mengikuti cara Bima dengan memotong keseluruhan dagingnya.

Sheila tak begitu tahu dengan manner makan keluarga Rahadi. Dia hanya akan belajar dengan cara melihat kebiasaan makan mereka.

Sheila masih sibuk dengan setengah daging lainnya dan tiba-tiba saja piringnya ditukar dengan piring milik Bima yang semuanya dagingnya sudah terpotong.

"Terimakasih," ucap Sheila yang baru paham ternyata Bima memotongkan daging itu untuknya.

"Ehmmm.. ini enak banget," ucap Sheila gembira saat sepotong daging masuk ke dalam mulutnya.

Sheila menatap Bima tak percaya. Bagaimana bisa pria ini memiliki kesempurnaan yang luar biasa. Apakah sekarang Sheila sedang bermimpi atau bagaimana?

Atau jangan-jangan sekarang Sheila terjebak dalam dunia novel atau drama Korea yang sering dia tonton?

Pria di depannya benar-benar terlalu fiksi untuk diterima oleh kenyataan hidupnya yang terlalu biasa. Lagipula bagaimana bisa para wanita di luaran sana menyia-nyiakan Bima selama ini? Termasuk kakak perempuannya sendiri. Bagaimana bisa pria ini baru menikah diumur 34 tahun?

Bima tersenyum geli melihat reaksi Sheila yang kegirangan merasakan masakannya. Padahal Bima mengira Sheila hanya gadis pemalu dan selalu diam memendam masalahnya sendiri, tapi ternyata dia salah. Gadis ini bahkan sangat ekspresif.

Sungguh lucu. Ini pertama kalinya bagaimana Bima melihat orang lain bereaksi berlebih terhadap masakannya. Karena seumur hidup dia belum pernah mamasak untuk orang lain. Selama ini Bima hanya memasak untuk dirinya sendiri.

#

SURAT PERJANJIAN PRANIKAH

Kedua belah pihak tidak boleh berselingkuh dengan alasan dan dalam kondisi apapun.

Tidak ada ciuman atau tindakan seksual lainnya jika salah satu dari kedua belah pihak yang bersangkutan ada yang keberatan.

Saling mengabari jika akan pergi ke suatu tempat (exp : berangkat sekolah/kantor dll)

Pihak istri harus bersedia menemani setiap acara relasi bisnis yang ada di kantor.

Setelah memiliki anak pihak istri harus bersedia berhenti dari pekerjaan/kegiatan lain yang dapat mengurangi waktu tumbuh kembang anak.

Sheila menerima kertas itu. Awalnya dia pikir kertas ini berisikan syarat-syarat kontrak pernikahan atau sejenisnya.

Yang mungkin saja Bima akan melanjutkan skenario pernikahan selama beberapa tahun dan memutuskan untuk menceraikan Sheila.

Sepertinya pikiran Sheila terlalu luas berimajinasi. Sebenarnya dari awal Sheila selalu berusaha untuk mencari kekurangan Bima. Karena menurutnya tidak ada manusia yang sempurna. Sheila berpikir mungkin saja Bima memiliki keanehan atau kelainan apa saja yang bisa merubah penilaian sempurna Sheila padanya.

"Ini adalah perjanjian pranikah kita. Seharusnya ini ditandatangani sebelum kita menikah. Tapi mengingat situasinya mendadak, sepertinya ini bisa jadi pengecualian. Silahkan baca dan jika ada yang membuatmu keberatan aku akan meminta Jessica untuk merubahnya."

"Jessica?"

"Sekretarisku," jelas Bima yang langsung membuat Sheila mengangguk mengerti.

"Apa kakakku juga melakukan hal ini?" tanya Sheila penasaran.

"Tentu saja, tapi karena aku menikah dengan orang yang berbeda. Maka surat itu harus direvisi dan dibuat ulang." Sheila mengangguk lagi.

Sheila membaca setiap kata yang sebenarnya tak ada hal yang memberatkan baginya, kecuali nomer 5.

"Aku bahkan belum lulus kuliah," jelas Sheila.

"Untuk anak kita bisa menunggu sampai kamu siap?"

Sheila kembali mengangguk mengerti. Benar juga, lagipula mereka sudah resmi menikah, tentu saja mereka akan memiliki buah hati. Tapi ada sesuatu hal yang membuat Sheila mengganjal.

"Apa kamu bermaksud melanjutkan pernikahan ini selamanya?"

"Tentu saja. Aku benci perceraian. Apa kamu keberatan dengan pernikahan ini? Apa kamu memiliki orang lain yang mungkin ingin kamu nikahi?"

Sheila menatap Bima bingung. Kalau dibilang keberatan jelas dia keberatan. Mengingat bahwa pernikahan mereka didasari oleh ketidak sengajaan.

Bahkan Sheila mungkin berpikir Bima yang terpaksa menikah dengannya karena perjodohan dan akan memilih selingkuh dengan wanita yang dicintainya.

Tapi disisi lain Sheila juga merasa tak keberatan karena dirinya pun tak memiliki kekasih dan pernikahan ini Sheila lakukan atas dasar membantu keluarganya.

Sheila memiliki banyak alasan untuk lebih mempertahankan pernikahan mereka. Lagipula siapa wanita yang mau menjanda diusia muda.

"Baik. Bagaimana kalau kita tambahkan poin lain dinomer 6. Jelas untuk sekarang kita belum saling mencintai, jadi jika nanti kita tak bisa saling mencintai dan ternyata memiliki orang lain, maka pihak lain harus rela untuk melepaskan hubungan ini tanpa syarat apapun. Bagaimana?"

"Boleh, aku tak keberatan sama sekali," balas Sheila yakin. Tak ada poin yang memberatkannya sama sekali.

"Baik. Jadi untuk poin jelasnya jika salah satu dari kita mencintai orang lain, maka kita selesaikan dulu hubungan ini. Sehingga tak harus ada kata selingkuh dalam pernikahan. Mengerti?"

Sheila mengangguk mengerti. "Bagaimana kalau kita menambahkan satu poin lagi, yaitu pergi jalan-jalan saat pekan terakhir jika Mas Bima tidak keberatan," tambah Sheila yang merasa ini penting untuk mereka menjadi lebih dekat.

Bima mengangguk mengerti dan menuliskan poin tambahan pada kertas. Bima tak keberatan jika hanya meluangkan sehari-dua hari dalam sebulan untuk menyenangkan istrinya.

Pengertian Bima juga membuat Sheila merasa senang. Sheila lega mereka dapat berkomunikasi dengan mudah.

Sheila sempat takut karena jarak umur yang terlampau jauh jadi membuat mereka sulit untuk memahami satu sama lain. Tapi semua itu terbantahkan. Sepertinya Bima juga cenderung lebih memahami pola pikir Sheila dan memilih untuk tidak keberatan jika menurutnya permintaan Sheila tak berlebihan.

Mungkin hal ini juga akan memudahkan Sheila untuk mengungkapkan pendapatnya. Sebenarnya ada satu hal yang ingin ditanyakan oleh Sheila pada Bima, yaitu perihal orang tuanya.

Sheila belum pernah mengobrol dengan Bima lebih dalam. Sheila sangat ingin tahu apa yang terjadi pada kedua orang tua Bima.

Saat pernikahan kemarin Sheila hanya bertemu dengan Oma, Tante-paman, serta para sepupunya.

Tak ada yang bercerita kepadanya perihal dimana orang tua Bima berada. Apakah mungkin mereka bercerai akibat perselingkuhan?

Tapi jikapun mereka benar bercerai, bukankah seharusnya mereka tetap datang di pernikahan anaknya.

#

Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Satu (Hari H Pernikahan)
3 Dua (Kediaman Utama)
4 Tiga (Surat Perjanjian Pranikah)
5 Empat (Lo Beneran Udah Nikah?)
6 Lima (First Kiss)
7 Enam (Pio Juga Ingin Punya Suami)
8 Tujuh (Kabar Dari Keyra)
9 Delapan (Pesta Pernikahan)
10 Sembilan (Dewa dan Listy)
11 Sepuluh (Bulan Madu)
12 Sebelas (Bulan Madu 2)
13 Dua Belas (Rahadi Castle)
14 Tiga Belas (Hal yang Bukan Biasa)
15 Empat Belas (Kabur Dari Rumah)
16 Lima Belas (Mendaki)
17 Enam Belas (Berkemah)
18 Tujuh Belas (Demam)
19 Delapan Belas (Alasan Pembatalan Pernikahan)
20 Sembilan Belas (Menginap)
21 Dua Puluh (Cemburunya Seorang Istri)
22 Dua Puluh Satu (Penjelasan)
23 Dua Puluh Dua (Kelas Sore)
24 Dua Puluh Tiga (Mengambil Kembali)
25 Dua Puluh Empat (Kabur Lagi)
26 Dua Puluh Lima (Memperjelas Ingatanmu)
27 Dua Puluh Enam (Dijebak)
28 Dua Puluh Tujuh (Memulai Lembaran Baru)
29 Dua Puluh Delapan (5 Tahun Kemudian)
30 Dua Puluh Sembilan (Dia Tidak Datang)
31 Tiga Puluh (Pergi Ke Dokter)
32 Tiga Puluh Satu (Dia Akan Pergi)
33 Tiga Puluh Dua (Pindah)
34 Tiga Puluh Tiga (Thalia dan Artha)
35 Tiga Puluh Empat (Pesta Ulang Tahun)
36 Tiga Puluh Lima (Pertemuan)
37 Tiga Puluh Enam (Siapa Ayahnya?)
38 Tiga Puluh Tujuh (Kamu Istriku)
39 Tiga Puluh Delapan (Dalang Penculikan)
40 Tiga Puluh Sembilan (Dalang Penculikan 2)
41 Empat Puluh (Dalang Penculikan 3)
42 Empat Puluh Satu (Tikus Pencuri)
43 Empat Puluh Dua (Kebusukan Lain)
44 Empat Puluh Tiga (Pergi Berkunjung)
45 Empat Puluh Empat (Tersangka Utama)
46 Empat Puluh Lima (Akhir Dari Semuanya)
47 Epilog
48 Bonus 1
49 Bonus 2
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Satu (Hari H Pernikahan)
3
Dua (Kediaman Utama)
4
Tiga (Surat Perjanjian Pranikah)
5
Empat (Lo Beneran Udah Nikah?)
6
Lima (First Kiss)
7
Enam (Pio Juga Ingin Punya Suami)
8
Tujuh (Kabar Dari Keyra)
9
Delapan (Pesta Pernikahan)
10
Sembilan (Dewa dan Listy)
11
Sepuluh (Bulan Madu)
12
Sebelas (Bulan Madu 2)
13
Dua Belas (Rahadi Castle)
14
Tiga Belas (Hal yang Bukan Biasa)
15
Empat Belas (Kabur Dari Rumah)
16
Lima Belas (Mendaki)
17
Enam Belas (Berkemah)
18
Tujuh Belas (Demam)
19
Delapan Belas (Alasan Pembatalan Pernikahan)
20
Sembilan Belas (Menginap)
21
Dua Puluh (Cemburunya Seorang Istri)
22
Dua Puluh Satu (Penjelasan)
23
Dua Puluh Dua (Kelas Sore)
24
Dua Puluh Tiga (Mengambil Kembali)
25
Dua Puluh Empat (Kabur Lagi)
26
Dua Puluh Lima (Memperjelas Ingatanmu)
27
Dua Puluh Enam (Dijebak)
28
Dua Puluh Tujuh (Memulai Lembaran Baru)
29
Dua Puluh Delapan (5 Tahun Kemudian)
30
Dua Puluh Sembilan (Dia Tidak Datang)
31
Tiga Puluh (Pergi Ke Dokter)
32
Tiga Puluh Satu (Dia Akan Pergi)
33
Tiga Puluh Dua (Pindah)
34
Tiga Puluh Tiga (Thalia dan Artha)
35
Tiga Puluh Empat (Pesta Ulang Tahun)
36
Tiga Puluh Lima (Pertemuan)
37
Tiga Puluh Enam (Siapa Ayahnya?)
38
Tiga Puluh Tujuh (Kamu Istriku)
39
Tiga Puluh Delapan (Dalang Penculikan)
40
Tiga Puluh Sembilan (Dalang Penculikan 2)
41
Empat Puluh (Dalang Penculikan 3)
42
Empat Puluh Satu (Tikus Pencuri)
43
Empat Puluh Dua (Kebusukan Lain)
44
Empat Puluh Tiga (Pergi Berkunjung)
45
Empat Puluh Empat (Tersangka Utama)
46
Empat Puluh Lima (Akhir Dari Semuanya)
47
Epilog
48
Bonus 1
49
Bonus 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!