Satu (Hari H Pernikahan)

Sheila tak berani mengangkat kepalanya sedikitpun saat dipelaminan. Berharap tak ada orang yang akan melihat kemalangannya.

Bahkan sudut matanya mulai meneteskan air mata yang sudah susah payah ditahannya.

Sebuah sapu tangan diulurkan di depan Sheila. Dia mengintip sedikit lelaki yang ada di sebelahnya.

"Gunakan ini." Suara beratnya membuat Sheila tertegun sejenak.

Sheila juga cukup terkejut bahwa ternyata Bima diam-diam memperhatikannya.

Lelaki itu seperti tampak tak perduli. Dia terlihat hanya terus tersenyum pada tamu undangan, tapi ternyata Sheila salah.

Ternyata peribahasa jangan menilai orang dari sampulnya selalu benar.

Sheila mengambil sapu tangan itu untuk menyeka sudut matanya perlahan. "Terimakasih."

Nyatanya hal kecil itu berhasil membuat Sheila berhenti menangis walaupun dia masih ingin meratapi jalan hidupnya.

Walaupun Sheila tampak tenang. Nyatanya dia ingin berteriak dan menangis pada dunia karena selama 20 tahun ini hidup tak pernah berpihak padanya.

Kenapa sekarang dia harus duduk dipelaminan dengan orang yang tidak dia kenal. Lebih parahnya, sampai kemarin lelaki ini masih berstatus sebagai tunangan kakak perempuannya, Keyra.

Tapi hari ini, atau lebih tepatnya pagi ini. Tiba-tiba saja dia dimohon secara paksa oleh papanya untuk menggantikan posisi kakaknya sebagai calon pengantin.

Sheila tak bisa menolak saat kedua orang tuanya bahkan bersujud sambil menangis di depannya agar keluarganya tak harus menanggung malu karena membatalkan pernikahan.

Entah apa yang dipikirkan Keyra sampai dia bisa kabur di hari H pernikahan yang hampir saja membuat keluarga besar mereka dipermalukan. Mungkin karena semua ini berkat kedua orangtuanya yang terlalu memanjakan Keyra.

Sheila sudah terbiasa dengan ulah kakaknya yang selalu seenaknya, tapi bukankah hal ini sudah keterlaluan? Walaupun kakaknya selalu mendapat kasih sayang lebih, nyatanya Keyra tak pernah sekalipun bersifat dewasa.

Dan disinilah akibat dari ulah tak bertanggung jawab Keyra. Bukankah ini sudah kelewatan. Kenapa harus Sheila yang menanggung perbuatan egois kakaknya? Kenapa selalu dia?

Saat kedua orangtuanya ingin Keyra melanjutkan sekolahnya di bisnis agar kelak menjadi penerus perusahaan keluarganya, tapi dia malah berbohong dan ingin menjadi dokter spesialis kecantikan.

Apa yang bisa dilakukan kedua orangtuanya, tentu saja menerima dan beralih mendesak Sheila untuk mengambil bisnis. Padahal Sheila juga memiliki mimpinya sendiri. Sheila juga ingin meraih mimpinya menjadi arsitek.

Dari kecil selalu seperti itu dan Sheila yang harus menjadi orang yang menerima apapun pemberian yang tak diinginkan kakaknya. Sheila bahkan tak tahu sebenarnya siapa yang benar-benar menjadi kakak di sini. Kenapa dia yang selalu saja mengalah.

Meskipun begitu semuanya tak membuat Keyra kehilangan hak menjadi anak tersayang. Karena nyatanya dia memiliki kecantikan dan kecerdasan yang luar biasa.

Bahkan jika dia berbuat seenaknya, orang-orang tetap akan memujinya. Belum dia juga pandai bergaul dan mudah untuk dicintai orang lain.

Walaupun Keyra selalu membantah kedua orangtuanya, nyatanya dia selalu berhasil meraih apa yang dia inginkan dengan kedua tangannya sendiri.

Berbanding terbalik dengan Sheila. Walaupun dia sudah berusaha sedemikian rupa, nyatanya nilainya hanya akan berada di rata-rata. Dia tak pernah sekalipun menyandang gelar top student di kelas. Padahal Sheila sudah belajar siang dan malam. Bahkan dia tak pernah berani bermimpi untuk bisa mengejar keberhasilan Keyra.

Dalam ujian saja, sempat beberapa kali Sheila dibantu papanya agar bisa lulus.

Tidak hanya otak, bahkan Sheila juga tak memiliki sedikit kecantikan yang dimiliki kakaknya.

Padahal keduanya dilahirkan dari rahim yang sama. Bagaimana bisa Sheila tak bisa sedikit memiliki kecantikan tak terbantahkan seperti Keyra.

Bukannya Sheila jelek. Hanya dia juga ingin memiliki sedikit kecantikan yang dimiliki kakaknya. Sehingga orang-orang akan percaya bahwa dia adalah adik kandungnya.

Tak hanya sekali, dua kali hubungan persaudaraan mereka dipertanyakan hanya karena mereka tak memiliki kemiripan sama sekali.

Walaupun Sheila merasa dunia tak pernah memihak padanya. Tapi dia masih diberikan kenikmatan yang mungkin membuat iri beberapa orang.

Walaupun dia tak unggul dalam hal apapun. Setidaknya dia bisa menikmati kehidupan yang lebih dari cukup dan memiliki keluarga yang harmonis.

Karena apa yang dia jalani setiap harinya ini. Yang menurutnya adalah hal yang biasa, mungkin teman-temannya berharap dapat menjadi dirinya di kehidupan lain.

Mengingat semuanya membuat Sheila meneteskan air matanya kembali.

Benar. Lagi-lagi Sheila harus memikirkan rasa getir saat memikirkan pernikahan ini. Bahkan teman-temannya tak ada yang tahu bahwa dia sudah menikah.

Dia tersontak kaget dan badannya sedikit meremang saat merasakan hembusan nafas dan suara berat di telinganya.

"Tenang, semua akan baik-baik saja." Ucap Bima.

Lagi-lagi perilaku Bima berhasil membuat Sheila berhenti menitikkan air mata.

Sheila kembali melirik Bima dari sudut matanya. Padahal laki-laki itu tak pernah menatapnya, tapi bagaimana bisa dia melihat Sheila menitikkan air mata.

Padahal selama ini Sheila tak pernah sekalipun kepergok saat menangis. Karena nyatanya dia menangis tanpa suara dan tak pernah sekalipun air mata membuat wajahnya sembab.

Mungkin juga kerena dia terlalu sering menangis, jadi dia sangat terlatih untuk terlihat kuat.

Sheila menyeka ujung matanya lagi. Mungkin jika orang-orang melihatnya menyeka air mata. Mereka hanya akan mengira dirinya sedang menyeka keringat.

"Selamat ya," ucap salah seorang wanita sambil mencium pipi kanan dan kiri Sheila.

Sheila kembali tersadar dari lamunannya dan tersenyum komersil seperti topeng yang biasa dia pakai.

"Terimakasih," balas Sheila disela mereka menempelkan pipi.

Sheila tak kenal siapa wanita ini. Yang pasti dia berasal keluarga Rahadi karena memang pernikahan ini hanya dihadiri oleh keluarga besar dari masing-masing mempelai.

"Sepertinya kamu lelah, kita bisa kebelakang untuk istirahat jika kamu mau," ucap Bima berbisik di telinga Sheila.

Sheila masih belum terbiasa dengan kegiatan saling berbisik ini. Dia selalu saja dibuat terkejut dengan suara rendah Bima.

Sheila mengangguk kecil. Bima membantu Sheila saat berjalan karena gaun yang dipakainya cukup merepotkan.

"Hati-hati." Refleks Bima langsung menangkap pinggang Sheila saat hampir jatuh karena gaunnya sempat terinjak.

Sheila tak pandai memakai heels tinggi. Belum lagi gaun yang seharusnya dibuat khusus untuk Keyra yang terbilang lebih kecil dari ukuran tubuhnya, sangat tidak nyaman untuk dipakai Sheila.

"Kamu tidak apa-apa?"

"Iya."

Akhirnya Sheila menatap wajah Bima dengan jelas karena mereka saling berhadapan dengan wajah yang cukup dekat.

Astaga! Mata pria ini terlalu mengintimidasinya. Membuat Sheila segera memalingkan wajah.

"Kita jalan pelan-pelan saja atau mungkin kamu lebih memilih melepas heels-nya?"

Sheila menggeleng pelan, "kita jalan pelan-pelan saja."

Bima mengangguk lalu menyerahkan lengannya lagi sebagai pegangan Sheila saat berjalan.

#

Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Satu (Hari H Pernikahan)
3 Dua (Kediaman Utama)
4 Tiga (Surat Perjanjian Pranikah)
5 Empat (Lo Beneran Udah Nikah?)
6 Lima (First Kiss)
7 Enam (Pio Juga Ingin Punya Suami)
8 Tujuh (Kabar Dari Keyra)
9 Delapan (Pesta Pernikahan)
10 Sembilan (Dewa dan Listy)
11 Sepuluh (Bulan Madu)
12 Sebelas (Bulan Madu 2)
13 Dua Belas (Rahadi Castle)
14 Tiga Belas (Hal yang Bukan Biasa)
15 Empat Belas (Kabur Dari Rumah)
16 Lima Belas (Mendaki)
17 Enam Belas (Berkemah)
18 Tujuh Belas (Demam)
19 Delapan Belas (Alasan Pembatalan Pernikahan)
20 Sembilan Belas (Menginap)
21 Dua Puluh (Cemburunya Seorang Istri)
22 Dua Puluh Satu (Penjelasan)
23 Dua Puluh Dua (Kelas Sore)
24 Dua Puluh Tiga (Mengambil Kembali)
25 Dua Puluh Empat (Kabur Lagi)
26 Dua Puluh Lima (Memperjelas Ingatanmu)
27 Dua Puluh Enam (Dijebak)
28 Dua Puluh Tujuh (Memulai Lembaran Baru)
29 Dua Puluh Delapan (5 Tahun Kemudian)
30 Dua Puluh Sembilan (Dia Tidak Datang)
31 Tiga Puluh (Pergi Ke Dokter)
32 Tiga Puluh Satu (Dia Akan Pergi)
33 Tiga Puluh Dua (Pindah)
34 Tiga Puluh Tiga (Thalia dan Artha)
35 Tiga Puluh Empat (Pesta Ulang Tahun)
36 Tiga Puluh Lima (Pertemuan)
37 Tiga Puluh Enam (Siapa Ayahnya?)
38 Tiga Puluh Tujuh (Kamu Istriku)
39 Tiga Puluh Delapan (Dalang Penculikan)
40 Tiga Puluh Sembilan (Dalang Penculikan 2)
41 Empat Puluh (Dalang Penculikan 3)
42 Empat Puluh Satu (Tikus Pencuri)
43 Empat Puluh Dua (Kebusukan Lain)
44 Empat Puluh Tiga (Pergi Berkunjung)
45 Empat Puluh Empat (Tersangka Utama)
46 Empat Puluh Lima (Akhir Dari Semuanya)
47 Epilog
48 Bonus 1
49 Bonus 2
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Satu (Hari H Pernikahan)
3
Dua (Kediaman Utama)
4
Tiga (Surat Perjanjian Pranikah)
5
Empat (Lo Beneran Udah Nikah?)
6
Lima (First Kiss)
7
Enam (Pio Juga Ingin Punya Suami)
8
Tujuh (Kabar Dari Keyra)
9
Delapan (Pesta Pernikahan)
10
Sembilan (Dewa dan Listy)
11
Sepuluh (Bulan Madu)
12
Sebelas (Bulan Madu 2)
13
Dua Belas (Rahadi Castle)
14
Tiga Belas (Hal yang Bukan Biasa)
15
Empat Belas (Kabur Dari Rumah)
16
Lima Belas (Mendaki)
17
Enam Belas (Berkemah)
18
Tujuh Belas (Demam)
19
Delapan Belas (Alasan Pembatalan Pernikahan)
20
Sembilan Belas (Menginap)
21
Dua Puluh (Cemburunya Seorang Istri)
22
Dua Puluh Satu (Penjelasan)
23
Dua Puluh Dua (Kelas Sore)
24
Dua Puluh Tiga (Mengambil Kembali)
25
Dua Puluh Empat (Kabur Lagi)
26
Dua Puluh Lima (Memperjelas Ingatanmu)
27
Dua Puluh Enam (Dijebak)
28
Dua Puluh Tujuh (Memulai Lembaran Baru)
29
Dua Puluh Delapan (5 Tahun Kemudian)
30
Dua Puluh Sembilan (Dia Tidak Datang)
31
Tiga Puluh (Pergi Ke Dokter)
32
Tiga Puluh Satu (Dia Akan Pergi)
33
Tiga Puluh Dua (Pindah)
34
Tiga Puluh Tiga (Thalia dan Artha)
35
Tiga Puluh Empat (Pesta Ulang Tahun)
36
Tiga Puluh Lima (Pertemuan)
37
Tiga Puluh Enam (Siapa Ayahnya?)
38
Tiga Puluh Tujuh (Kamu Istriku)
39
Tiga Puluh Delapan (Dalang Penculikan)
40
Tiga Puluh Sembilan (Dalang Penculikan 2)
41
Empat Puluh (Dalang Penculikan 3)
42
Empat Puluh Satu (Tikus Pencuri)
43
Empat Puluh Dua (Kebusukan Lain)
44
Empat Puluh Tiga (Pergi Berkunjung)
45
Empat Puluh Empat (Tersangka Utama)
46
Empat Puluh Lima (Akhir Dari Semuanya)
47
Epilog
48
Bonus 1
49
Bonus 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!